Share

Bab 201

Author: Abimana
"Tapi aku tidak bisa mengalahkan mereka sendirian. Aku tidak sekuat Kak Disa."

Dinda tampak lesu.

"Aku tidak memintamu untuk melawan mereka secara langsung, kamu bisa ...."

Arjuna membuat gerakan lingkaran di atas kepalanya. "Pikirkan cara lain."

Dinda sedikit tertegun, tiba-tiba senyum muncul di wajahnya.

"Aku sudah kepikiran caranya." Lalu Dinda mengangkat gaunnya sambil berlari.

"Jangan keterlaluan ya." Arjuna memperingatkan sosok kecil yang berlari cepat itu.

"Aku tahu."

Tidak lama kemudian, Arjuna mendengar jeritan-jeritan.

Tidak lama kemudian lagi, Dinda berlari kembali dengan mengangkat gaunnya sambil tersenyum.

"Cara apa yang kamu gunakan untuk membuat mereka menjerit kesakitan?" tanya Arjuna pada Dinda dengan penasaran.

Wajah kecil Dinda penuh dengan kegembiraan. "Aku bersembunyi di tempat yang tidak bisa mereka lihat, kemudian melempari mereka dengan batu."

"Apakah mereka terluka?"

"Tenang saja, Tuan."

Dinda memiringkan kepalanya, kemudian berkata dengan sedikit bangga. "Dind
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 202

    "Hm! Marvin menulis dengan baik." Meskipun Cakra mengangguk, dia kurang puas.Berdasarkan level Marvin, dia seharusnya bisa menulis lebih baik.Para pelajar juga menyadari ketidakpuasan Cakra. Meskipun mereka tidak menunjukkannya, mereka diam-diam merasa senang.Marvin yang telah lulus ujian dan menjadi siswa unggul saja hanya selevel itu. Kalau begitu, mereka tidak punya tekanan."Selanjutnya.""Aku!"Damar dari Desa Naga adalah orang kedua yang berjalan mendekati sang guru."Bait pertama: Bahagia tinggal di tanah yang penuh harta selama seribu tahun. Bait kedua: Semoga keluarga diberkati dan semuanya akan sejahtera. Bait horizontal: Sambut Festival Musim Semi dengan sukacita.""Bagus, bagus!"Cakra mengangguk dengan puas. "Damar mengalami kemajuan besar tahun ini. Syairnya lebih baik daripada tahun lalu.""Terima kasih, Pak Guru!"Damar dipenuhi rasa gembira saat dia berjalan kembali ke tempat duduknya.Tahun ini dia menulis lebih baik dari Marvin.Dia seharusnya memiliki peluang bag

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 203

    "Tulisannya ... haha! Aku awalnya tak ingin tertawa, tapi aku benar-benar tak bisa menahannya.""Aku juga tidak bisa menahannya. Dia sudah berlatih selama sepuluh hari, tapi tulisannya masih hampir sama dengan keponakanku yang berusia lima tahun.""Jangan tertawa dulu, mari kita lihat apa yang dia tulis."Kali ini, Arjuna diperlakukan sama seperti Shaka. Dia tidak perlu membaca syairnya sendiri, murid-murid yang membacakannya."Bait pertama: Kenang masa lalu, penyewa rumah, pria lajang, penuh penderitaan. Bait kedua: Melihat masa kini, rumah besar, istri cantik, penuh kebahagiaan. Bait horizontal: Transmigrasi zaman ini tak sia-sia!""Apa-apaan ini?""Bait kedua masih bisa dimengerti, tapi apa yang ditulis pada bait horizontal? Transmigrasi zaman? Sungguh tidak sambung dan tidak jelas. Bait pertama lebih aneh lagi. Penyewa rumah, pria lajang. Apa-apaan?""Sepertinya dia mengatai dirinya belum kawin?"Semua orang memandang Arjuna.Arjuna mengusap kepalanya lalu tersenyum polos. "Dua bul

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 204

    Jangan-jangan calon orang mulia dari Keluarga Kusumo yang dimaksud oleh begawan Kuil Yamuna ... adalah Arjuna?!Jika memang demikian ....Cakra mengangguk tanpa suara.Apa yang dikatakan begawan Kuil Yamuna kemungkinan benar.Cakra telah menjadi guru selama bertahun-tahun dan telah bertemu banyak orang.Meskipun Shaka sangat cerdas dan berprestasi secara akademis, Cakra tidak setuju bahwa dia adalah orang mulia.Bagaimanapun, Shaka kekurangan kualitas tertentu....Tidak ada acara hiburan di desa pegunungan kecil, jadi gosip menjadi satu-satunya hiburan di desa.Syair Arjuna dengan cepat menyebar dari sekolah. Dalam waktu satu jam, semua orang di desa sudah mengetahuinya.Selain keluarga kepala desa, Magano dan orang-orang yang menangkap ikan untuk Arjuna, sisanya menertawakan Arjuna.Disa dan Dinda, yang menunggu Arjuna di luar sekolah, tentu saja menjadi bahan ejekan juga.Mereka menjadi sasaran olok-olokan dan tertawaan para istri pelajar."Tuan!"Begitu Arjuna keluar dari sekolah,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 205

    "Kalau begitu Kak Daisha, kamu benar-benar tidak marah karena Tuan menulis sembarangan?""Kenapa harus marah? Tuan menulis ini pasti ada maksudnya sendiri.""Kamu benar-benar tidak marah? Pak Guru meminta syair itu ditempel di depan rumah kita.""Kalau Tuan tidak mau menempelnya, aku baru marah." Suara maupun tubuh Daisha tampak rileks.Bisa dilihat bahwa syair yang ditulis Arjuna membuatnya sangat senang.Meskipun Daisha tidak mengerti apa yang dimaksud dengan "penyewa rumah" dan "pria lajang". Dia mengerti bagian "istri cantik" dan "penuh kegembiraan".Arjuna mengungkapkan bahwa dia sangat bahagia memiliki mereka. Itu adalah pernyataan cinta Arjuna kepada mereka.Arjuna bersikeras menempelkan syair ini di depan rumah untuk menunjukkan cintanya untuk mereka kepada semua orang.Tuan mereka mengungkapkan cintanya untuk mereka secara terbuka.Kenapa Daisha harus marah? Dia senang sekali.Arjuna, yang duduk di dalam kamar, mendengar percakapan antara Daisha dan Dinda. Hatinya akhirnya ten

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 206

    Sekolah Pelita menerbitkan kisi-kisi setiap tahun. Soal dalam kisi-kisi sering kali memprediksi soal ujian tahun berikutnya. Meskipun tidak persis, jenis soalnya sangat mirip.Dapat dikatakan bahwa siswa yang mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita seperti mendapat bantuan tambahan.Para pelajar dari sepenjuru Kerajaan Bratajaya berlomba-lomba mendapatkan kisi-kisi dari Sekolah Pelita. Akan tetapi, sekolah tersebut biasanya hanya memberikannya kepada pelajar di sekolah sendiri.Sekolah itu hanya menerima dua puluh siswa setiap tahun. Selain itu, mereka hanya menerima orang yang berjodoh.Sekalipun orang itu berkuasa, jika kepala sekolahnya merasa bahwa dia tidak berjodoh, maka dia akan ditolak."Benar, tapi kakakmu bilang itu bukan yang asli, hanya salinan.""Salinan juga tidak apa-apa. Ayah, cepat minta Kakak untuk mengantarnya kemari. Tidak!" Shaka segera menggelengkan kepala."Ayah, besok suruh seseorang untuk menyampaikannya kepada Kakak. Katakan bahwa aku menginginkannya besok.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 207

    Setiap Festival Musim Semi, sebagian keluarga gembira, sementara sebagian lainnya murung.Karena tidak semua orang akan memperoleh hasil yang baik setelah bekerja keras selama setahun.Begitulah adanya. Saat orang masih kecil, mereka sangat menantikan Festival Musim Semi. Namun makin dewasa, mereka makin tak menyukai festival ini.Karena Festival Musim Semi itu memusingkan.Di awal musim, mereka menetapkan resolusi untuk menabung sejumlah uang, serta menyelesaikan hal-hal penting dalam tahap kehidupan tertentu.Hanya saja mayoritas orang melebih-lebihkan kemampuan mereka dan meremehkan kejamnya waktu.Waktu tidak akan berhenti untukmu hanya karena kamu miskin.Tidak peduli seberapa pagi kamu bangun dan seberapa larut kamu tidur, seberapa keras kamu bekerja setiap hari, hidupmu tetap tidak membaik dan kamu masih terus berjuang.Setelah setahun bekerja keras, kamu menoleh ke belakang, lalu menemukan bahwa kamu masih belum punya apa-apa.Namun, pemandangan di Desa Embun tahun ini sangat b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 208

    Hari kedua sekolah diliburkan.Setelah berlatih kaligrafi selama setengah hari, Arjuna merasa punggung dan pinggangnya sedikit pegal. Dia meletakkan kuas di tangannya, kemudian berjalan ke halaman untuk meregangkan otot-ototnya.Tidak lama setelah tiba di halaman, Arjuna mendengar suara berisik dari sebelah.Pasti ada orang yang mengirim sesuatu untuk keluarga Shaka lagi.Berita bahwa syair Shaka sangat dipuji oleh Cakra, bersama dengan berita syair Arjuna, menyebar ke beberapa desa terdekat.Sementara semua orang mengolok-olok Arjuna, mereka juga memuji Shaka dan makin yakin bahwa Shaka akan diterima di sekolah menengah atas kelas.Orang-orang datang memberikan hadiah kepada Shaka sangat banyak seperti sebelumnya."Tante pulang! Tante pulang!"Suara putra sulung Shaka, Zafa, terdengar dan berhasil menghentikan Arjuna untuk masuk ke rumah.Tante?Tante Zafa berarti tante Arjuna juga.Bayangan seorang wanita bertubuh tinggi, berpakaian rapi dan anggun, serta bertatapan ramah muncul di b

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 209

    Ketika Arjuna sadar kembali, dia mendapati wajahnya basah.Dia menangis.Arjuna yang dulu mulai merusak dirinya sendiri setelah Bulan menikah.Sebelum jatuh ke jurang, Arjuna yang dulu selalu menghindari Bulan setiap kali Bulan pulang ke rumah orang tuanya.Dia tahu bahwa perilakunya tidak baik dan takut Bulan akan kecewa padanya.Karena Arjuna selalu menghindari Bulan sebelumnya.Ketika Bulan pulang kali ini, Oki hanya memanggil Keluarga Arkana, tidak memanggil Arjuna untuk kumpul bersama.Anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh bermalam di rumah orang tuanya.Setelah makan di rumah Shaka, Bulan akan kembali ke rumah suaminya.Kali ini, Bulan bertindak sedikit tidak biasa. Dia membawa sebuah kantong besar menuju rumah Arjuna tanpa menghiraukan larangan Oki dan Shaka.Bulan berdiri di depan rumah Arjuna, melihat rumah yang baru saja direnovasi. Dia begitu gembira hingga menangis sambil bergumam sendiri."Benar, mereka tidak membohongiku. Arjuna benar-benar sudah menjadi baik. Dia

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 484

    Setelah bertengkar selama dua hari, Arga dan Danis tiba-tiba berdamai. Sebelum meninggalkan Kabupaten Damai, mereka masing-masing mencarikan lima tabib untuk Arjuna dan Alsava bersaudari.Awalnya Alsava bersaudari tidak tahu untuk apa tabib datang. Ketika mereka melihat sepuluh tabib mengelilingi Arjuna, mereka mengira Arjuna sakit parah.Daisha sempat meneteskan banyak air mata.Arjuna sangat marah hingga dia mengumpat, kemudian meminta Arga dan Danis untuk membawa pergi para tabib itu.Arga dan Danis mematuhi Arjuna untuk segala hal kecuali hal ini.Setelah sepuluh tabib mengatakan bahwa Arjuna dan Alsava bersaudari dalam keadaan sehat, dapat memiliki anak, kedua lelaki tua itu merasa lega.Mereka benar-benar lega, jika tidak ....Arjuna berdiri dengan linglung di depan gudang tempat keluarganya biasa menyimpan gandum selama tidak kurang dari lima menit.Kedua lelaki tua ini benar-benar tidak membiarkannya hidup tenang bahkan setelah mereka pergi."Arjuna, ternyata kamu di sini. Aku

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 483

    "Yang Mulia Mois, bolehkah aku tahu dekrit yang dikeluarkan Yang Mulia Kaisar?"Tamael juga bertanya pada Mois dengan rasa ingin tahu."Tidak masalah. Tidak masalah juga kalau kamu mengetahuinya. Lagi pula, pengumuman daerah akan segera diumumkan. Dekrit kekaisaran itu sungguh ...."Mois menyerahkan salinan tulisan tangan dekrit kekaisaran kepada Tamael."Tidak adil. Bagaimana boleh Yang Mulia mengeluarkan dekrit seperti ini? Tidak adil bagi banyak orang, terutama bagi Arjuna. Benar-benar tidak adil."Setelah membaca isi dekrit kekaisaran, Tamael tidak dapat menerimanya dan merasa marah.Isi dari dekrit yang tidak bisa diterima Tamael dan membuatnya marah kira-kira sebagai berikut.Pada semua ujian daerah dan nasional di Bratajaya, prioritas akan diberikan kepada siswa yang memiliki anak laki-laki. Pelajar yang belum melahirkan anak boleh mengikuti ujian daerah dan nasional, tetapi tidak boleh mengikuti ujian perguruan tinggi.Dengan kata lain, Arjuna yang saat ini tidak mempunyai anak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 482

    "Yang Mulia sekalian, mohon berhenti sebentar." Arjuna mendatangi Danis dan Arga dengan membawa dekrit kekaisaran."Ada apa? Apakah kamu tidak melihat bahwa kami sedang sibuk?"Danis yang pemarah mengira itu adalah salah satu dari bawahan mereka, jadi dia berteriak marah.Dia sungguh kesal. Karena gangguan yang tiba-tiba ini, Arga melemparkan segenggam lumpur ke wajahnya.Dia telah bertarung dengan Arga selama dua hari, ini adalah pertama kalinya dia berhasil diserang oleh Arga. Bagaimana mungkin dia tidak marah?"Arjuna, dia memarahi kamu, jadi jangan ikuti dia ke Pasukan Serigala."Orang pertama yang mengetahui bahwa itu adalah Arjuna adalah Arga. Dia sangat senang melihat Danis memarahi Arjuna."Baiklah, aku akan mendengarkan Perdana Menteri. Aku tidak akan pergi ke Pasukan Serigala," sahut Arjuna sembari tersenyum.Danis meminta maaf kepada Arjuna dengan panik. "Oh, Arjuna, aku salah, aku salah. Aku tidak bermaksud begitu, aku tidak tahu kalau kamu yang datang.""Omong kosong! Arju

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 481

    Kali ini Arga tidak berkunjung secara diam-diam, identitas Danis juga telah terungkap. Arjuna adalah seorang pelajar biasa, tetapi dia dilindungi oleh tiga lapis perlindungan.Mois, yang melihat pemandangan ini untuk pertama kalinya pun menarik napas dalam-dalam.Ngomong-ngomong, jika bukan karena Arjuna, Mois mungkin tidak akan pernah melihat pemandangan seperti itu sepanjang hidupnya.Arjuna benar-benar pembawa keberuntungan bagi dirinya dan Eshan.Mois merapikan seragamnya, kemudian bertanya kepada orang di sekitarnya. Setelah dia yakin penampilannya sudah rapi, dia baru berani melangkah ke dalam rumah Arjuna.Saat masuk ke halaman, Mois tidak melihat Arga dan Danis, tetapi hanya melihat Arjuna yang duduk di paviliun, minum teh sembari membaca buku.Mois berlari mendekat.Melihat Mois, Arjuna berdiri untuk memberi hormat."Jangan, jangan!" Mois segera menghentikannya.Dia menjadi kepala daerah berkat Arjuna. Jika bukan karena ada para pembantu dan penjaga, dia ingin memberi hormat p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 480

    "Kalian pegawai negeri memegang pulpen seharian, begitu kecil dan pendek. Huh, pantas saja bagian itu kalian juga begitu kecil dan ....""Danis, kamu ... apa gunanya itu? Bukankah kamu tetap tidak memiliki anak perempuan?""Arga, kamu sombong mentang-mentang punya anak laki-laki."Danis melempar sebuah batu ke arah Arga."Dasar pria tua biadab, Danis! Bisa-bisanya kamu melempar barang!"Arga juga melemparkan batu tinta ke Danis.Keduanya saling adu mulut hingga saling melempar barang.Semua orang di sekitar Danis dan Arga tercengang, tetapi tidak ada yang berani melangkah maju untuk menghentikan mereka.Arjuna merasa tidak berdaya saat melihat dua lelaki tua itu berkelahi, melempar barang seperti anak kecil.Jika Raka tidak berlutut tadi, dia tidak akan percaya bahwa kedua lelaki tua ini adalah dua orang berkuasa di pengadilan istana.Setelah melempar barang-barang yang ada pada tubuh mereka, mereka mulai melempar perabotan rumah."Pak Tua, kalau kalian berani melempar perabotan rumahk

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 479

    "Hormat kepada Perdana Menteri Kiri."Melihat lelaki tua itu, Raka segera berlutut.Pria tua itu mengabaikan Raka, berjalan cepat menuju Arjuna. Di tengah jalan, Danis berteriak padanya. "Arga, kenapa kamu ada di sini, tidak berada di pemerintah pengadilan?"Danis begitu marah. Jika pak tua ini tidak muncul, Arjuna pasti sudah menyetujuinya."Kalau aku tidak kemari, orangku sudah mau direbut pergi!"Saat berbicara, Arga sudah datang ke depan Arjuna. Dia menatap Arjuna dengan penuh semangat. "Arjuna, apakah kamu merindukanku? Aku sangat merindukanmu."Setelah kembali ke ibu kota dari Kabupaten Damai, Arga merasa bahwa hari berjalan dengan lambat. Dia menghitung hari, menantikan ujian perguruan tinggi.Hanya tersisa sekitar sebulan lebih, atau tiga puluh delapan hari, antara ujian nasional dan ujian perguruan tinggi. Akan tetapi, Arga merasa bahwa tiga puluh delapan hari ini sama panjangnya dengan tiga ratus delapan puluh hari.Karena khawatir terjadi sesuatu pada ujian perguruan tinggi,

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 478

    Makin Danis berbicara, makin menyedihkan suaranya, makin keras dia menangis.Arjuna merasa tidak enak ketika mendengarnya. "Jangan menangis, Pak Tua. Bagaimana mungkin kamu punya ahli waris? Ada begitu banyak jenderal berbakat di Pasukan Serigala.""Banyak? Banyak dari mana? Mereka memang jago bertarung dan membunuh musuh. Tapi kalau soal taktik, mereka semua bodoh."Meskipun kata-kata Danis dilebih-lebihkan, para jenderal yang ganas dalam pasukannya memang kalah Arjuna.Saat Arjuna bilang tidak mau ikut dengannya, Danis benar-benar menangis. Namun setelahnya, dia hanya untuk menipu Arjuna.Alasan dia bisa sampai ke posisi sekarang, selain karena dia petarung yang handal, dia juga cukup tidak tahu malu.Dia meminta Pedang Sakti Penstabil Negara dari mendiang kaisar sebelumnya dengan tidak tahu malu."Bagaimana dengan Raka?" Arjuna menunjuk Raka yang berdiri di samping Danis. "Menurutku dia bagus. Dia pintar dan loyal padamu, sangat cocok menjadi penerusmu."Danis menyeka air matanya, k

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 477

    Danis mengayunkan pedang di tangannya kemudian berkata, "Arjuna, apa pendapatmu tentang pedangku ini?"Tatapan Arjuna tertuju pada pedang Danis dengan tenang. "Bentuknya sangat indah, cahaya pedangnya jernih. Pedangnya tajam dan bagus. Kenapa? Marsekal mau membunuhku?""Aish!" Danis tampak tidak senang. "Arjuna, apa yang kamu bicarakan? Aku ingin memberimu pedang ini."Pada titik ini, Raka tidak dapat menahan diri lagi. Dia melangkah ke depan Arjuna kemudian berkata, "Marsekal, ini sama sekali tidak boleh.""Enyahlah!" Danis mendorong Raka menjauh. "Tidak boleh? Sejak kapan kamu yang mengajariku?"Sambil mendorong Raka, Danis memasukkan kembali pedang ke sarungnya, kemudian menyerahkannya kepada Arjuna.Arjuna melipat tangannya di depan dada, kemudian berkata dengan acuh tak acuh. "Aku tidak layak menerimanya, tidak mau.""Bam!" Raka terjatuh ke lantai."Dasar tak berguna!" Danis menendang Raka. "Keluar dari sini.""Marsekal, Anda benar-benar harus mempertimbangkannya." Raka masih belu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 476

    "Astaga." Danis begitu panik. "Arjuna, kenapa kamu tidak mau memadamkan api? Jangan menyerah, kita pasti bisa menyelamatkan beberapa buku."Arjuna menatap api yang berkobar di ruang kerja sejenak, lalu menoleh untuk menatap Danis sambil tersenyum tipis. "Bukankah Marsekal sangat jelas apakah kita bisa menyelamatkannya atau tidak?""Ba ... bagaimana mungkin aku tahu? Aku sedang tidur, kemudian menyadari bahwa ruang kerjamu kebakaran."Aneh sekali.Danis merasa bingung. Mengapa dia bisa merasa tidak tenang karena takut ketahuan?Sekalipun dia yang menyebabkan kebakaran, mengingat kepribadiannya seperti apa, bagaimana mungkin dia merasa takut? Sekarang begitu bertemu Arjuna ....Anak ini tidak hanya genius dalam menggunakan pasukan, tetapi auranya juga sangat mengintimidasi hingga menakutkan.Sebuah tatapan Arjuna dapat membuat orang lain merasa terbaca isi hatinya."Kalaupun aku membakar ruang belajar itu, lalu kenapa?"Karena tidak bisa menyembunyikannya, Danis pun mengakuinya."Kamu ya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status