"Bu,--" "Jangan kamu pikir karena istrimu yang membiayai acara pengajian Ibu besok, kamu jadi seenaknya berulah! Tidak, Hasan! Aku ini Ibumu! Aku yang melahirkanmu! Tidak pantas kau membentakku hanya karena wanita ini!" cecar Bu Wati, tatapannya sinis memandang Hasan, dan juga Rosa yang berdiri di hadapannya. "Astagfirullah, Bu,--" Lagi ... Hasan mau menjelaskan, tetapi dengan cepat Bu Wati menyangkalnya. "Halah! Sudah, tidak usah mengomel! Sana cuci piring ajak istrimu! Ibu capek seharian masak nggak ada yang bantu!" 'Salah Ibu sendiri, udah tau cuma pengajian biasa, gaya banget pake nyuguhin banyak makanan, kayak mau lamaran aja, eh giliran acara lamaranku kemarin, makanannya bisa di hitung!' Rosa menggerutu dalam hati. Ia pun melenggang pergi begitu saja tanpa memperdulikan omelan sang mertua. Rosa melewati Farid, dan juga wanita bertubuh gempal yang tengah duduk di sofa usang itu, tetapi sebelum langkahnya berhasil melewati mereka, calon istri iparnya itu berdiri, dan meneg
Last Updated : 2025-01-10 Read more