Semua Bab Kusembunyikan Identitas dari Mertua: Bab 31 - Bab 40

57 Bab

Ada Mobil, tapi Belas Sapi

Pak Bowo yang sejak tadi diam di dalam kamar, kini keluar karena mendengar pertengkaran anak, dan menantunya tak kunjung usai. Tak ada yang ingin di bela, Pak Bowo hanya tidak enak bila suara mereka terdengar hingga ke rumah tetangga sebelah. Apa kata mereka nanti? tengah malam begini masih saja bertengkar. "Apa yang kalian peributkan! Kalau Rosa tidak mau meminjamkan motornya, sudah! Jangan di paksa. Pakai motor yang ada, usaha dulu, bagaimana caranya hingga motor itu hidup!" kata Pak Bowo sambil membetulkan sarung yang ia kenakan. "Kamu ini, Pak! Sudah tahu anak sekarat masih saja membela Rosa! Bagaimana kalau Farid mati?" sahut Bu Wati. "Mati ya sudah, Buk. Mau di apain? Berarti memang sudah ajalnya, mana bisa kita hentikan," jawab Pak Bowo, lalu melenggang keluar menuju motor yang sejak tadi di engkol Hasan tetapi tak kunjung hidup. Bu Wati tercengang mendengar penuturan suaminya. Lelaki yang sudah berpuluh tahun menjadi pendamping hidupnya itu tak ubah sedikit pun tata, dan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Kejadian Malam Purnama

"Hasan benar, Bu. Jika kamu terus protes, anak kebanggaanmu ini bisa-bisa jadi mati sungguhan," sahut Pak Bowo sambil berjalan mendekati anak, dan istrinya yang tengah berkumpul di dekat mobil pick up itu."Bapak ini! Lihat, bagaimana mungkin Farid tidur di tempat kotor begini!" "Ya nggak masalah, Buk. Mau pake apa lagi? Motor nggak ada yang mau nyala, alhamdulillah Mas Tohir pulang. Sudahlah, yang penting Farid bisa sampai rumah sakit!" Dengan wajah masam nan pasrah akhirnya Bu Wati merelakan putra kebanggaannya tidur di tempat bekas sapi. Betul kata suaminya, tidak ada pilihan lain. Dari pada menunggu motor yang entah kapan menyala, lebih baik pakai yang ada dulu. Meskipun ... itu bekas sapi, dan banyak kotoran sapi. "Siapa yang akan menemaninya di rumah sakit?" tanya Pak Tohir sebelum berangkat. "Ya kamu, Hir. Siapa lagi?" "Saya? Yang benar saja? Saya baru pulang, lagian saya cuma tetangga, yang wajib itu kalian! Dasar keluarga aneh!" gerutunya lalu masuk ke dalam mobil pick
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Farid dan Malam Purnama

🌻KEJADIAN MALAM PURNAMA🌻 Brakkkkkk! Suara pintu di dobrak cukup mengagetkan Pak Bowo, dan istri serta ketiga putranya yang tengah bersantai di ruang tamu sambil menyaksikan acara TV. Kedatangan tamu tak di undang itu sangat mengganggu ketenangan beliau. Pak Bowo, Bu Wati, Farid, Rohim, maupun Hasan, secara bersamaan mengalihkan pandangannya ke daun pintu yang sudah tak berbentuk akibat di buka paksa, dan menanti siapa yang datang dengan cara tak sopan malam-malam begini. "KELUAR KALIAN!" Pekik lelaki itu, nafasnya memburu seperti kerasukan set*n. "Ada apa ini, Pak?" tanya Bu Wati, wajahnya pias karna cemas. Belum sempat Pak Bowo beranjak dari tempat duduknya, si pembuat onar sudah masuk dengan membawa gol*k, dan mengacungkannya kedepan seolah ingin menebas orang. "Astagfirullah," cicit Bu Wati. "Pak Koja, ada apa ini?" tanya Pak Bowo pada lelaki yang mendobrak pintu rumahnya tadi. Koja, lelaki dengan wajah sangar, berbadan kekar, datang membawa gol*k. Siapa yang tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Ahh ... Mertuaku Baik Sekali

Setelah puas menikmati udara malam, Pak Bowo kembali mencoba menyalakan motor supra miliknya, ia berharap besi tua itu segera menyala agar dirinya bisa menyusul sang istri ke rumah sakit. Berulang kali mengengkol, dan akhirnya supra tua itu mau menyala. "Alhamdulillah," serunya kegirangan, merasa usahanya tak sia-sia. Bergegas Pak Bowo memasukan motor Hasan, dan juga motor Farid ke dalam rumah. Setelah itu ia menarik pedal gas, dan mulai menelusuri gelapnya malam. Jalanan Kota Palembang nampak sepi, wajar saja saat ini jam hampir menunjukkan pukul 12 malam. Dengan perasaannya yang tercampur aduk, Pak Bowo menuju rumah sakit. Sedikit berharap bila putra pertamanya itu masih bisa di selamatkan. Bila tidak, bagaimana nasib Chika nanti, tapi ..., "kemana perginya Tiara malam-malam begini membawa Chika?" gumam Pak Bowo. ***Kukuruyukkkk ... "Hoammm," Rosa menguap sambil meregangkan otot-otot tangannya. Tubuhnya terasa lelah, mungkin karena semalam dia tak bisa tidur sebab memikirkan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Karena Status Sosial Rosa

Siska tersenyum ... senyumnya begitu lebar, ia tak sadar bila banyak pasang mata yang sedang memperhatikan tingkah anehnya."Eh, Mbaknya siapa ya?" tanya salah satu Ibu-ibu itu. Sontak Siska pun langsung tersadar dari lamunannya, serta senyuman itu tak juga pudar dari wajahnya, "saya ... calon istri Mas Farid, Bu," jawabnya dengan tersipu malu. "Hah! APA!" ungkap mereka bersamaan. Kabar ini begitu mengejutkan, terlebih bagi Nanik yang baru saja sampai, dan bergabung dengan mereka, "a-apa kamu bilang?" ulang Nanik bertanya untuk memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar, "kamu calon istri Farid? Itu artinya ... kamu madu Tiara?" lanjut Nanik bertanya."Iya," jawab Siska percaya diri. "Ohhh ... pantas saja Tiara langsung berubah jadi psikopat! Ternyata kamu biang keroknya," kata Nanik yang langsung mengerti apa yang menyebabkan Tiara jadi tega memotong alat vi*al milik suaminya, seperti yang di ceritakan oleh Pak Tohir semalam selepas pulang dari rumah sakit. "Maksud kamu apa?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Hasan Takut Ibunya Jadi Struk

Namun, sebelum pulang ke rumah, Bu Wati menyempatkan diri pergi ke kantor polisi. Meski Tiara seorang mantu, tetapi banyak dampak negatif yang terjadi akibat ulahnya. Termasuk acara pengajian yang telah ia persiapkan, harus di batalkan. Maka dari itu, Bu Wati memutuskan untuk melaporkan tindak kriminal yang terjadi pada putranya. "Selamat siang, Bu. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas kepolisian itu. Kini, Bu Wati sudah berada di kantor polisi. Sepertinya wanita tua itu tak akan membiarkan Tiara hidup dengan nyaman lagi. "Saya ingin melaporkan kasus KDRT yang terjadi terhadap anak saya, Pak," kata Bu Wati. "Baik, Bu. Sebelumnya bisa Ibu jelaskan bagaimana kronologi kejadian." Bu Wati pun mulai menceritakan bagaimana nasib anaknya sekarang yang berakhir di rumah sakit. Namun, wanita tua itu tak menjelaskan bila sebab awal yang terjadi karena kesalahan anaknya sendiri yang memaksa si pelaku untuk menerima kenyataan. "Wow, menantu Ibu galak juga," ucap petugas kepolisian itu, "
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Faris Histeris

"Baiklah ... ayo," jawab Hasan pada akhirnya. Rosa pun tersenyum, "nah ... gitu dong," ucapnya girang. Pasangan suami istri itu keluar dari ruang yang di bagian pintu terdapat tulisan 'Ruang Direksi.' Seragam yang di kenakan Hasan juga berbeda dari yang lain, terlihat kinclong, dan sangat rapi. Lelaki yang usianya tak jauh berbeda dari istrinya itu terlihat sangat tampan nan rupawan. Sosok Rosa, dan kehadirannya dapat merubah kehidupan Hasan menjadi seratus delapan puluh derajat berbeda dari sebelumnya. "Kamu bisa nyetir, 'kan, Mas?" kata Rosa yang kini sudah berada di dalam mobil, sedang Hasan sudah stand by di kursi kemudi."Bisa, cuma gugup." "Gugup kenapa?" "Gugup karena ....""Karna apa?" "Ada bidadari di samping aku," ungkapnya dengan senyum yang menawan. "Ih, kamu ini, Mas. Kira aku ...," pipi Rosa mendadak merah merona. Bagaimana tidak, baru ini lelaki itu berani menggombalinya. Hasan pun tersenyum, dan senyumnya semakin melebar ketika melihat wanita yang ada di sebel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Tolong Aku, Rosa

"Hasan! Kakamu, kenapa?" tanya Bu Wati yang kini duduk di kursi belakang bersama Rosa. "Menepi dulu, Mas." "TI-TIDAK! AMPUN-AMPUN!" "Mas! Sadar!" tegur Hasan seraya menepuk pelan wajah kakaknya. Ia sudah menepikan mobil di pinggir jalan. Buliran keringat mengucur deras membasahi wajahnya. Farid terus berteriak, tetapi matanya tak kunjung terbuka. "Nak ... ya allah, Farid kamu kenapa?" ucap Bu Wati sambil mencondongkan tubuhnya ke depan untuk menyaksikan putranya yang begitu histeris. "JANGAN-JANGAN!" pekik Farid. "Mas Farid!" bentak Hasan, sontak lelaki itu langsung membuka kedua matanya. "Jangan ...jangan! Ampun! Hu-hu-hu-huuuu," ucapnya setelah kedua mata itu terbuka, sedang nafasnya begitu ngos-ngosan seperti di kejar setan. "Kamu tidur, Rid?" tanya Bu Wati Farid tak menjawab, pandangannya mengedar ke sekeliling, lalu ia pun menarik nafasnya lega ketika tahu bahwa saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil bersama adik serta ibunya, "huhhhhh!" entah apa yang barusan ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Hamil Muda

Nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi. Tiara yang gelap mata harus menerima hukuman, dan Farid yang menjadi korban juga mendapat hukuman, hukum alam yang pasti. Tak ada lagi nikmat dunia yang akan di rasakannya. Semua terasa hambar, terlebih rasa nyeri di kemaluannya yang sering datang serta mimpi buruk yang selalu menghantui, dan menghampirinya ketika dirinya tak sengaja terlelap, seperti tadi saat di dalam mobil menuju ke sini. "Aku tidak tahu, berapa lama waktu yang akan ku habiskan di dalam penjara, hingga saat itu tiba, aku ingin melihat putriku tumbuh dengan bahagia. Aku ingin kamu menjaganya, Ros ... aku mohon," ungkap Tiara. Matanya sayu, wajahnya pucat, dan tubuhnya kucel. Rosa tak dapat untuk tidak sekedar mengelus jemarinya, berhadap bisa menyalurkan kekuatan untuk wanita malang ini. "Aku sadar, aku pernah menyakiti perasaanmu, Ros, tapi ketahuilah bahwa sekarang aku menyesali semuanya. Maafkan, aku ... Rosa," ucap Tiara dengan bersungguh-sungguh. Buliran bening
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Kelakuan Bumil

Pagi ini, seperti biasa Rosa akan memulai aktivitasnya dengan kedua tangannya sendiri. Bila sekarang ia masih sanggup untuk melakukan semua pekerjaan rumah, tetapi tidak tahu bila nanti perutnya sudah membuncit, mungkin Rosa akan menyewa ART untuk sekedar membantunya melakukan pekerjaan rumah. Masak sudah, nyuci sudah, nyapu sudah, mandi pun sudah. Sedangkan jam baru menunjukkan pukul setengah 7 pagi, ia pun merasa bosan bila pagi ini harus di lalui hanya dengan menonton TV. Mau mengunjungi Caffe miliknya, rasanya sedikit malas. Sejenak berfikir, lalu terlintas ide cemerlang untuk mengisi waktu paginya. "Mas, hari ini nggak usah ke kantor ya," pintanya pada sang suami. Kini Rosa tengah bergelayut manja di leher lelaki itu, "kenapa begitu?" tanya Hasan yang tak mengerti dengan sikap manja istrinya. 'Tumben? biasanya juga paling anti di peluk, lah ini kok malah nempel meluk terus?' monolog Hasan dalam hati. Namun, sebenarnya ia senang bila di tempeli oleh istrinya seperti ini. "Nggak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status