Home / Rumah Tangga / Pernikahan Bayaran / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pernikahan Bayaran : Chapter 31 - Chapter 40

62 Chapters

📌 31 : Abian Menghilang

Semua orang mengerubungi Abian dan Irvan. Dokter Farhan yang akan mengambil ponsel di ruangannya, berusaha memisahkan dua sahabat yang entah kenapa malah saling pukul disini. “Bi, Van, lepas!” “Gue gak terima lo khianati gue begini, Van!” “Gue gak mengkhianati lo, Bi!” Abian memberikan satu pukulan lagi di rahang Irvan. “Abian! Jaga kewarasan lo!” teriak dokter Farhan, “Lo bisa dapet pendisiplinan!” “Gue gak peduli!” Abian menunjuk Irvan, “Inget ya, gue gak sudi temenan lagi sama lo, bajingan!” Irvan diam saja. Ia tentu ingin sekali membalas ucapan Abian, tapi tidak enak dengan yang lain. Ia juga tidak ingin mendapatkan pendisiplinan. Natasya yang pikir Abian pergi sudah pergi, mendapat laporan kalau suaminya bertengkar dengan Irvan sampai main pukul. Ia yang sudah ganti baju jaga, berlari mendekati TKP. “Mas?” Abian membuang nafas kasar melihat Natasya. Pikirannya melayang, mengingat Natasya dan Irvan bermain gila dibelakangnya. Ia pergi begitu saja meninggalkan l
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

📌 32 : Teguran Mama

Natasya turun dari taksi ketika sampai depan rumah. Ia memukul-mukul pundaknya yang terasa pegal. Mama menyambutnya. “Kamu mandi terus istirahat ya. Atau mau makan dulu?” “Aku tidur dulu deh, ma.” “Oh ya udah, nanti kita makan sama-sama ya.” “Mama duluan aja, ‘kan mama harus minum obat.” “Gak papa, tadi mama udah makan kue basah, jadi minum obatnya udah. Yaudah gih, istirahat.” Natasya masuk ke dalam rumah. Ia berlari menaiki tangga agar cepat sampai ke kamar Abian yang jadi kamarnya juga. Pintu kamar dibuka. Natasya terkejut melihat ada Abian, “Mas?” Abian yang sedang tiduran di ranjang, bangkit. Ia tengah memakai baju rumahan. “Mas, kamu—” “Iya, saya kena diskors. Puas kamu?” Natasya membuang nafas pelan, “Ya lagian, siapa suruh berantem sama Irvan di rumah sakit. Kayak baru pertama jadi dokter aja.” “Kamu nyalahin saya?” “Bukan nyalahin, tapi mengingatkan, kenapa bisa-bisanya dokter berantem? Terus kalau sekarang dokter dapet hukuman, emang itu salah aku
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

📌 33 : Rencana Bulan Madu

Natasya merasa lega setelah mendapatkan hati mama kembali. Ia senang kalau Abian akan mendapatkan masalah dari perbuatannya sendiri. “Salah sendiri. Siapa suruh nuduh gue selalu milih Irvan? Dia tuh keterlaluan tahu gak! Harusnya di surat kontrak tertulis kalau pihak pertama gak bisa seenak jidat sama pihak kedua. Tapi gue puas, karena mama sekarang udah kembali ada dipihak gue.” Natasya berjalan menuju ruang operasi. Ia akan jadi asisten utama operasi kali ini. Menjelang ujian dan ia akan menjadi dokter bedah utama, ia menyibukkan diri di ruang operasi. “Dokter Farhan udah dateng?” tanyanya pada perawat. “Belum. Dia lagi ngobrol sama suami dokter.” “Dimana?” Natasya sedikit penasaran karena suami bayarannya ternyata masih ada disini. “Di depan. Dokter Abian dapat diskors selama tiga hari dari komisi disiplin, eh beliau malah nawar jadi satu minggu. Dokter Abian tuh aneh banget. Cuma dia yang berani nawar durasi diskors.” “Hah?” Natasya mematikan kran ketika melakukan as
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

📌 34 : Terpaksa Berbaikkan

Natasya yang masih keukeuh tidak mau pulang, memutuskan untuk tidur di ruang piket. Tak ada yang mau digantikan shift olehnya, membuatnya ia uring-uringan sendiri. Ia pikir, berdiam diri diruang piket akan membuatnya senang dan nyaman. Nyatanya justru stress. Ia sudah biasa bekerja keras bagai Kuda, sehingga tidak cocok mode bermalas-malasan bagai Koala. Pintu ruang piket terbuka dan tak tertutup lagi. “Tutup lagi pintunya!” seru Natasya kesal. Beberapa dokter residen yang sedang menghapal dan hanya main ponsel, langsung berdiri. Mereka tak bicara apapun karena diminta diam oleh si orang yang baru masuk itu. Natasya mendengus kesal, “Kan udah dibilangin, tutup pintunya!” Tak ada pergerakkan pintu ditutup atau jawaban. Natasya bangkit dari kasur lantai atas. Ia yang sudah siap mengamuk, langsung diam saat Abian menatapnya tanpa bicara, “Dok?” “Ayo pulang.” “Tapi—” “Kamu lagi gak jaga malam ‘kan?” Natasya menatap dokter residen yang memperhatikan percakapan merek
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

📌 35 : Sikap Aneh Aca

Pov Abian Abian mendekati mama yang sedang membuka kotak obat. Perawat sudah tak lagi menemani disini, karena mama merasa sudah lebih sehat dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa. “Mau kemana, Bi?” “Aku—ada yang mau dibeli, ma, buat besok.” “Udah, besok aja. Atau kamu pesen online. Udah malem.” “Barangnya agak susah kalo beli online atau besok.” Mama melirik keseluruhan ekspresi anaknya, “Kamu mau beli apa sih?” “Hm..” ia menyentuh lehernya, “Anu, ma.” Mama menarik lengan Abian agar duduk, “Kamu bukan mau kabur ketemu Aca ‘kan?” “Aca? Mama apa sih, aku udah janji sama mama gak akan ketemu dia lagi. Aku ngaku salah kemarin. Aku gak akan mengulangi kesalahan yang sama.” “Mama bisa pegang omongan kamu ‘kan?” “Iya dong. Mama tahu aku.” Mama mendecek, “Karena mama tahu kamu, makannya mama gak langsung percaya.” Abian menggenggam tangan mama, “Ma, aku ambil cuti ke Bali untuk memperbaiki hubungan aku sama Natasya. Aku emang belum mencintainya, tapi aku berusah
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

📌 36 : Menyangkal

Pov Abian Abian menurunkan tubuh Aca perlahan, “Mana mungkin aku ngelakuin itu sama Natasya. Aku udah bilang, kalau kita—gak pernah tidur satu ranjang.” “Tapi ucapan kamu menjurus ke sana, Bi. Kamu seolah cuma bisa ngelakuin itu sama dia.” Aca pura-pura ngambek. “Sayang, maksud aku itu kamu. Aku harus menikahi kamu dulu sebelum ngelakuin itu.” Aca mengelus pelan rahang Abian, “Tapi aku mau memberikannya secara suka rela, Bi, aku ikhlas.” “Ini bukan masalah ikhlas atau nggak. Aku punya adik perempuan, aku—mana mungkin ngerusak kamu? Aku juga gak mau kalo adikku—diperlakukan sama.” Aca mendelik, “Gak akan ada yang ngelakuin itu sama adik kamu, Bi.” Abian bangkit dari ranjang. Ia baru ingat, kalau sedang mencari tahu kenapa ada parfum lelaki disini, “Kenapa tadi kamu kaget waktu aku bilang mau kesini?” Aca berdiri. Ia menghentakkan kakinya, “Kamu tuh kenapa sih? Kamu curiga sama aku, iya?” “Aku cuma tanya. Kenapa sekarang kamu malah marah?” “Ya habis kamu aneh banget
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

📌 37 : Bulan Madu yang Berbeda

Pesawat baru mendarat di bandara internasional i Gusti Ngurahrai, Bali. Natasya tak berhenti tersenyum dan tertawa saat matanya menangkap keindahan langit Bali yang biru terang. Ia cepat-cepat mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen, sekalian pamer pada sahabatnya, Vina, yang pasti kelelahan karena akan menjadi asisten dua operasi. “Cepet dong, Nat. Kasian jemputannya nunggu lama.” “Iya, dok, sabar dong.” Natasya menarik kopernya cepat, “Dok, kopernya dong, berat nih.” “Manja banget. Kamu disini gak usah menye-menye. Saya gak akan bantuin kamu sama sekali.” Natasya manyun, “Ih dokter, tega banget sih sama istrinya!” “Istri bayaran.” selak Abian cepat. Begitu bertemu pak Ketut sebagai supir jemputan, Abian nyelonong masuk ke dalam mobil, meninggalkan Natasya yang memberikan kopernya pada pak Ketut. “Dasar nyebelin! Awas ya, aku aduin mama loh!” “Masuk aja, gek (mbak), ini biar bli (bapak) yang bawa ke bagasi.” Natasya menaikkan bibir atasnya ketika melirik Abian
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

📌 38 : Sebuah Kejutan

Natasya terbangun setelah memutuskan istirahat sebentar—ketika mendengar suara seseorang yang ia pernah dengar sebelumnya. Ia bangkit dari ranjang mendekati jendela. Ia melotot. Ia mengucek matanya beberapa kali untuk meyakinkan diri bahwa penglihatannya tidak salah. “Itu—si Aca?” “Sayang?” Abian memeluk Aca dan menciumi kedua pipinya, “Gimana perjalananya? Kamu capek?” Natasya memukul gorden, “Kurang ajar si—Harimau! Bisa-bisanya dia bawa ani-ani kesini. Ini gak bisa dibiarin.” Ia melangkah besar mendekati pintu. Begitu sadar statusnya hanya istri bayaran alias kontrak, ia berhenti. “Sya, lo—akan kalah sama si Aca.” Natasya membuang nafas pelan, “Ini kalo gue jadi istrinya beneran, gue akan bikin naskah sesuai kisah nyata, judulnya ‘suamiku bulan madu membawa ani-ani’. Edaaan, itu kalo di jadiin sinetron pasti banyak penontonnya tuh.” Ia terkikik sendiri. “Ini kamar aku, yang ini kamar... Natasya.” “Bi, kamu sama dia sebelahan kamarnya?” “Loh, emang kenapa, sayang? Ya
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

📌 39 : Saling Membongkar

Abian tak berani menatap mata mama. “Untung mama dateng. Mama bisa bayangin gak, bulan madu yang harusnya semanis itu, pasti akan berubah duka, ma.” Natasya belum berhenti memelas. Mama mengelus lengan menantunya, “Kamu tenang aja. Mama gak akan semudah itu percaya lagi sama Abian, meskipun dia udah janji gak akan pernah ketemu mantannya yang ternyata masih jadi pacarnya.” “Ma, aku bisa jelasin.” Mama menatap Aca, “Mau pergi sendiri atau perlu saya viralkan?” Mata Aca merah. Ia melirik Abian meminta bantuan. “Ma, jangan—” “Saya akan video kamu.” mama merogoh ponsel dari tasnya. “Ca, lebih baik kamu pergi!” usir Abian. “Bi, kamu—” Abian menyeret Aca ke luar villa, “Pergi.” desisnya. “Bi, tapi ‘kan—” Mama tersenyum, “Kamu gak denger usiran Abian? Perlu saya panggil keamanan?” Kedua mata Aca merah. Ia menahan marah, sedih dan malu diwaktu yang bersamaan, “Koper aku.” tunjuknya pada koper miliknya yang ada di dalam. Abian membawakan koper Aca, “Pergi!” Aca
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

📌 40 : Saling Membongkar 2

Mama tersenyum meledek, “Memang kamu bersih gak punya sisi gelap? Natasya itu manusia biasa, Bi. Dia bisa tumbuh besar sebaik ini aja udah lebih dari cukup.” Abian tertawa, “Mama gak tanya apa sisi gelap Natasya?”“Memang apa?”Natasya tak percaya Abian akan membongkar rahasianya, “Emang dia tahu apa soal gue? Awas aja ya, kalo dia merugikan nama gue, gue bakal bales sepuluh kali lipat!”“Natasya itu menjajakan dirinya, ma!”Mama tak memberikan reaksi apapun. Mama terlalu kaget mendengar fakta ini.“Dia jadi pacar sewaan di rumah sakit. Dia di bayar setiap kali nemenin cowok yang beda-beda itu. Duitnya gak tahu kemana. Mungkin dia kalah slot atau apa, kita gak pernah tahu. Dia punya aplikasi khusus untuk itu. Dia bahkan beberapa kali nawarin itu ke aku.”Mama masih bergeming. Detektif swasta yang disewa untuk mencari tahu semua hal tentang Natasya, ternyata luput dari sebuah fakta yang Abian sebutkan.“Mama kaget ‘kan?”Natasya merengut takut. Mama pasti tak percaya kalau ia
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status