Setelah menyelesaikan cucian piring, Aezar dengan tenang menaruh piring-piring bersih yang masih basah ke atas rak. Gerakannya lembut, namun ada kesan penuh perhitungan di setiap tindakannya. Setelah mematikan keran, ia mencipratkan air dari tangannya yang masih basah ke bawah wastafel. Dengan gerakan elegan, ia mengambil selembar tisu, mengeringkan tangannya secara perlahan, sebelum membuang tisu tersebut ke tempat sampah di samping wastafel. Tak lama kemudian, ia menyeret kursi dan duduk di samping Ara.Ara yang sejak tadi hanya memperhatikannya dengan penuh rasa ingin tahu, langsung duduk tegak. Wajahnya menunjukkan antusiasme, bibirnya sedikit terbuka, seperti hendak menanyakan sesuatu. Namun, seketika ia membatalkan niatnya. Pikirannya mulai dihantui bayangan kemungkinan respon dingin atau aneh dari Aezar, membuatnya memilih bungkam."Kenapa, Ara?" suara Aezar terdengar lembut, hampir seperti bisikan yang mengalir di antara mereka. Tangannya, besar dan hangat,
Terakhir Diperbarui : 2024-12-26 Baca selengkapnya