“Malam sudah larut, dingin pun semakin menusuk,” ucap Aezar lembut sambil melepaskan pelukannya dari tubuh mungil Ara. Suaranya tenang, namun tegas. “Masuklah ke dalam rumah dan istirahat. Maaf, karena tiba-tiba memintamu berlatih menembak di waktu seperti ini.”Ara memandang wajah Aezar dengan sorot mata penuh kekhawatiran. “Kalau begitu, ayo kita masuk bersama.” Dia menggenggam tangan besar pria itu, menariknya pelan, berusaha membawanya masuk ke dalam rumah.Namun Aezar tetap berdiri di tempat, tidak bergeming. Ara menoleh dengan kebingungan, menarik tangannya sedikit lebih kuat, namun tetap tak ada hasil. “Ada apa, Daddy? Kenapa diam saja?” tanyanya, memandang Aezar yang justru menatap jauh ke depan, ke arah pagar kawat yang sobek di sudut halaman.“Sekarang pagar besi depan adalah satu-satunya penghalang antara kita dan zombie,” ucap Aezar dengan suara rendah, namun penuh kewaspadaan. “Kalau aku ikut masuk, aku takut zombie akan kembali bertumpuk di s
Terakhir Diperbarui : 2024-12-21 Baca selengkapnya