Semua Bab Suamiku Karakter Game : Bab 41 - Bab 50

72 Bab

Bab 41

Ara meringkuk di atas meja restoran yang dingin, tubuh kecilnya tampak tak nyaman. Meski matanya terpejam, wajahnya terlihat sedikit cemberut, seakan merasakan ketidaknyamanan tempat tidurnya. Aezar, yang duduk tak jauh darinya, memandang gadis itu dengan penuh rasa bersalah. Dia tahu, tempat seperti ini jauh dari kata layak untuk istirahat Ara.Tanpa berkata apa-apa, Aezar melepas jaket hitamnya, lalu dengan perlahan menyelimuti tubuh Ara yang meringkuk kedinginan. "Tidur yang nyenyak, Ara. Besok kita akan keluar dari sini," ucapnya pelan, hampir seperti bisikan, sembari mengusap lembut rambut hitam Ara. Ada kehangatan yang mendalam di setiap gerakannya, seperti seorang ayah yang menjaga putrinya dengan seluruh jiwa.Saat mengusap rambut Ara, tanpa sadar Aezar menunduk, mengecup puncak kepala gadis itu. Sentuhan itu ringan, tapi sarat dengan kasih sayang yang tulus. Tangannya yang besar dan kasar karena perjuangan bertahan hidup, dengan lembut mengusap punggung Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 42

Motor terus melaju di jalan yang semakin sunyi, hanya suara mesin yang menjadi teman perjalanan mereka. Angin dingin pagi hari menusuk, tetapi kehangatan tubuh Aezar di depan membuat Ara merasa aman, meskipun ia tetap memperhatikan sekitar dengan saksama."Daddy! Jangan pergi terlalu jauh! Motor ini pasti boros bensin, kan? Aku tidak mau kita kehabisan bahan bakar di tengah jalan," kata Ara tiba-tiba, nadanya setengah khawatir, setengah memerintah.Aezar tertawa kecil, suaranya rendah dan menggema di udara. "Yah ... Mogok! Bensinnya habis!" ucapnya dengan nada bercanda.Ara langsung mencubit pinggang Aezar dengan keras, membuat pria itu sedikit meringis. "Daddy! Jangan bercanda! Bercanda itu ada waktunya, tahu!""Aw!" seru Aezar, kali ini terdengar benar-benar kesakitan. Suaranya yang berat membuatnya terdengar seperti sedang memainkan suara karakter pria misterius di film. "Maaf, maaf, sayang. Aku tidak akan bercanda lagi!"Tapi Ara tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 43

Aezar menghentikan motornya perlahan di depan gerbang besar yang menjulang tinggi. Di balik gerbang itu berdiri sebuah bangunan besar serba putih, mencolok di tengah reruntuhan dunia yang suram. Catnya masih utuh, tanpa noda darah atau tanda kehancuran seperti tempat-tempat lain yang mereka lewati. Bangunan itu terlihat seperti laboratorium yang sudah lama tak terpakai, memancarkan aura misteri yang membuat Aezar segera mematikan mesin motornya. "Tempat apa ini?" tanya Ara, menatap bangunan itu dengan tatapan bingung namun tak dapat menyembunyikan rasa kagumnya. Sebelum Aezar menjawab, Ara tiba-tiba terdiam. Tatapannya kosong, dan tangannya terangkat perlahan, memegang kepalanya. Wajahnya menunjukkan ekspresi kesakitan, seperti ada sesuatu yang menusuk pikirannya. "Nak, masuklah ke sini! Papa akan menunjukkan sesuatu padamu!" Suara itu menggema di kepalanya, membuat Ara terhuyung. Suara lembut namun tegas itu terasa begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Bab 44

Dharma berdiri dengan sikap tegap, sorot matanya menghunus tajam ke arah Ara. Suara baritonnya menggema di ruangan itu ketika ia membentak, "Ara! Diam!" Bentakan itu membuat Ara memalingkan wajahnya dengan kesal, menggigit bibir bawahnya untuk menahan kata-kata yang ingin ia lontarkan.Sementara itu, Dharma kembali mengarahkan pandangannya kepada Aezar. Mata hitamnya yang dingin dan penuh intimidasi mengunci pupil merah menyala milik pria itu. Ada kewaspadaan yang jelas terlihat, tetapi juga kemarahan yang perlahan membara. "Vampir...." suaranya rendah, tetapi penuh dengan ketegasan yang tak terbantahkan. "Apa yang sebenarnya kau inginkan dari putri sulungku? Menghisap darahnya hingga habis? Menjadikannya minuman favoritmu?"Ara membuka mulutnya, hendak menjawab, tetapi Dharma mengangkat tangannya dengan tegas, menghentikan gadis itu sebelum sempat mengeluarkan sepatah kata pun. "Ara, jangan mulai! Papa tahu kau akan membela pria ini habis-habisan hanya karena waja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Bab 45

Aezar menarik napas dalam-dalam, kemudian menatap Dharma dengan tatapan tegas namun penuh rasa hormat. "Itu karena...." ucapnya pelan namun pasti. "Saya sangat mencintai Ara. Saya ingin selalu melindunginya dan memastikan dia aman dalam pengawasan saya. Saya tahu tindakan saya selama ini sangat tidak pantas, dan mungkin terlihat pengecut. Tapi saya berjanji ... Setelah tragedi kiamat zombie ini berakhir, saya akan menikahi Ara secara sah, sesuai dengan adat dan aturan. Dan saya ingin Anda menjadi walinya."Ruangan itu seolah dipenuhi keheningan yang berat. Dharma menatap Aezar tajam, mencoba membaca ketulusan di balik kata-kata pria muda di hadapannya. Ia tidak langsung bicara, tetapi sorot matanya menyiratkan penilaian yang mendalam, seperti seorang hakim yang sedang memutuskan vonis.Setelah beberapa saat, Dharma akhirnya membuka mulut. "Sebelumnya, boleh saya bertanya sesuatu?" Ia bersandar ke kursinya, suaranya dingin dan penuh penekanan. "Apa pendidikan terakh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 46

Dharma menyandarkan tubuhnya ke kursi, kedua tangannya terlipat di dada, tatapannya tak pernah lepas dari wajah Aezar. Udara di ruangan itu terasa semakin tegang, seolah ada dua kekuatan besar yang saling beradu dalam diam. Setelah beberapa detik yang terasa seperti menit, Dharma akhirnya angkat bicara, suaranya rendah namun penuh penekanan. "Jadi ... Apa benar yang dikatakan putriku? Pendidikanmu hanya sampai SD?"Aezar tidak menghindari tatapan itu. Dia mengangguk pelan, wajahnya tetap tenang. "Benar. Pendidikan formal saya hanya sampai tingkat SD. Tapi SD itu adalah sekolah internasional yang sangat terkenal, dengan pendekatan pembelajaran individu. Di sana, setiap murid memiliki pembimbing khusus yang memastikan kami memahami setiap pelajaran. Meskipun hanya sampai tingkat dasar, kualitas pendidikan saya lebih dari cukup untuk menyiapkan saya menghadapi dunia luar."Dharma menaikkan satu alis, jelas tak sepenuhnya terkesan. Sebelum dia bisa merespons, Ara yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

Bab 47

Dharma menyeringai tipis, senyumnya sarat dengan ejekan. "Dasar anak-anak zaman sekarang. Terlalu banyak menuntut orang tua. Kalian tidak tahu betapa beratnya menjadi orang tua. Di zaman saya dulu, orang tua adalah pihak yang pantas menuntut anak-anak mereka. Dan tidak ada anak yang berani protes. Kakak tertua saya, contohnya. Dia merelakan pendidikannya hanya sampai SD agar adik-adiknya bisa sekolah lebih tinggi. Itu adalah pengorbanan sejati, yang kalian generasi sekarang tidak akan pernah pahami." Ara, yang air matanya sudah membanjiri wajah, menyeringai pahit. Tubuhnya bergetar, menahan emosi yang tak terbendung lagi. Dengan suara lirih namun penuh luka, ia menjawab, "Tapi, akhirnya dia hidup berantakan, kan? Beranak banyak dari hasil kawin cerai dengan pria yang sama lebih dari empat kali." Kata-kata Ara seperti tamparan keras yang membuat Dharma terdiam sejenak. Namun gadis itu belum selesai. Ia mengangkat wajah, matanya memerah, menatap ayahnya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Bab 48

Dharma, dengan wajah penuh amarah, mendorong tubuh Aezar dengan keras hingga terjatuh ke lantai. Dentuman tubuh Aezar yang menghantam lantai terdengar jelas, namun pria itu tidak mengeluh atau melawan. Sebaliknya, ia hanya menatap Dharma dengan tatapan dingin yang sarat akan keteguhan."Jangan sentuh putriku!" bentak Dharma sambil menunjuk tajam ke arah Aezar. "Sudah saya katakan, pernikahan kalian tidak sah! Kau tidak punya hak untuk berlagak seperti suaminya!"Aezar hanya mengangkat tubuhnya perlahan, tetap tenang meskipun tubuhnya mungkin terasa nyeri akibat dorongan keras itu. Tapi Dharma tidak berhenti. Langkahnya maju, mendekati Aezar dengan sorot mata yang membara."Kau pikir kau itu siapa?!" serunya lagi, suaranya penuh cemooh. "Hanya pria asing yang tiba-tiba muncul dalam hidup putriku! Sampai kapanpun, saya tidak akan pernah merestui hubungan kalian berdua!"Tanpa menunggu jawaban, Dharma melangkah meninggalkan ruangan, suaranya menggema
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

Bab 49

Aezar menggerakkan tangannya dengan gesit, membaluri potongan ayam menggunakan tepung beras yang telah ia tumbuk secara manual. Tepung itu menempel sempurna di permukaan daging, memberi tekstur halus namun kasar yang menjanjikan kerenyahan saat digoreng. Matanya sesekali melirik ke arah penggorengan yang mulai panas. "Tidak ada tepung terigu, tepung beras juga jadi," gumamnya pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri, tapi dengan tekad kuat di balik suaranya.Dharma, yang berdiri di sisi lain dapur, tengah sibuk memasak sayur bayam. Wajahnya terlihat serius, namun ada senyum tipis di ujung bibirnya. "Tepung beras malah lebih bagus. Ayamnya pasti lebih garing. Ara sangat suka yang kering dan renyah, kan?" katanya sambil mencicipi kuah sayur bayam dengan sendok. Suaranya terdengar seperti gumaman kecil, tetapi ada kehangatan seorang ayah di dalamnya. "Kadang saya berpikir, bagaimana caranya agar Ara mau makan sayur? Apa harus digoreng juga agar dia tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

Bab 50

"Apa ini salah satu alasan mengapa Anda menyembunyikan latar belakang pendidikan Anda dari Ara, putri Anda sendiri? Karena Anda tidak ingin dia terlibat dalam keserakahan kotor para ilmuwan yang berambisi menciptakan virus mematikan itu?" Suara Aezar terdengar tegas, namun matanya memancarkan sorot tajam penuh rasa ingin tahu. Pertanyaan itu menghentikan gerakan tangan Dharma. Ia terdiam sejenak, lalu terkekeh pelan, suara tawanya terdengar lebih pahit daripada lega. "Anak muda, kau ini rupanya cukup pintar. Kau bisa menyimpulkan sesuatu tanpa aku harus mengatakan apa pun secara langsung. Luar biasa." Ia menatap Aezar dengan ekspresi yang sulit dibaca, antara kagum dan tertekan. "Tapi ... Apa benar dugaan Ara? Kau juga sebenarnya menyembunyikan sesuatu? Mungkin latar belakang pendidikanmu?" "Tidak," jawab Aezar, tenang namun dingin, sambil menuangkan tepung beras ke dalam mangkuk. "Saya memang hanya lulus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status