Ara meringkuk di atas meja restoran yang dingin, tubuh kecilnya tampak tak nyaman. Meski matanya terpejam, wajahnya terlihat sedikit cemberut, seakan merasakan ketidaknyamanan tempat tidurnya. Aezar, yang duduk tak jauh darinya, memandang gadis itu dengan penuh rasa bersalah. Dia tahu, tempat seperti ini jauh dari kata layak untuk istirahat Ara.Tanpa berkata apa-apa, Aezar melepas jaket hitamnya, lalu dengan perlahan menyelimuti tubuh Ara yang meringkuk kedinginan. "Tidur yang nyenyak, Ara. Besok kita akan keluar dari sini," ucapnya pelan, hampir seperti bisikan, sembari mengusap lembut rambut hitam Ara. Ada kehangatan yang mendalam di setiap gerakannya, seperti seorang ayah yang menjaga putrinya dengan seluruh jiwa.Saat mengusap rambut Ara, tanpa sadar Aezar menunduk, mengecup puncak kepala gadis itu. Sentuhan itu ringan, tapi sarat dengan kasih sayang yang tulus. Tangannya yang besar dan kasar karena perjuangan bertahan hidup, dengan lembut mengusap punggung Ar
Terakhir Diperbarui : 2024-12-30 Baca selengkapnya