All Chapters of Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin: Chapter 161 - Chapter 170

211 Chapters

161. Takut Tidur

“Jangan salah sangka. Aku selalu profesional dalam bekerja.” Clark berkilah cepat.Brandon mengangguk. “Terserah.”“Ya, sudah. Aku lanjut praktek lagi.” Clark berdiri dan mengendik pada pintu ruang psikolog. “Semoga Kelly bisa lebih tenang setelah konseling.”“Terima kasih.”Melalui sudut mata, Brandon menatap kepergian kakak iparnya. Meski terlihat tidak peduli, Brandon sebenarnya merasa kasihan pada Kak Dheena. Apalagi ia memang paling dekat dengan kakaknya yang satu itu.Meski begitu, Brandon juga tidak suka mencampuri urusan internal keluarga sang kakak. Ia tak tau bagaimana harus membantu.Kelly selesai setelah satu jam konseling. Wajahnya sudah lebih tenang. Psikolog bilang Kelly akan tetap mendapat sesi terapi seminggu dua kali.Kelly dan Brandon melenggang santai keluar dari rumah sakit. Mereka mendengar berbagai komentar saat lewat di depan ruang tunggu pendaftaran pasien yang ramai.“Itu istri Brandom Richmont?”“Aslinya lebih cantik.”“Orang kaya nikah dengan orang kaya. Se
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

162. Belajar di Luar Negeri

Setelah satu bulan melakukan terapi untuk menangani ketakutannya, Kelly mulai dapat lebih tenang. Ia mengaku masih bermimpi sesekali, namun tidak setakut sebelumnya. Bahkan terkadang, ketika terjaga tengah malam, ia bisa tidur kembali.Seperti pagi ini, Kelly dengan bangga bercerita bahwa semalam ia bermimpi tentang wanita berpakaian hitam itu memandangnya tajam kembali. Tapi ia tidak sampai membangunkan Brandon.“Aku nggak keberatan kamu bangunkan, Babe.” Brandon berkata sambil menyuapi dirinya sandwich.“Aku tau. Tetapi, aku hanya ingin bisa mengendalikan rasa takut ini.”“Pokoknya, kalau ada apa-apa, kamu harus kasih tau aku.”Kelly tidak membalas. Netranya menatap sekeliling. Mansion baru ini tidak sama dengan mansion lama Brandon. Tempat ini lebih besar dan terang karena sebagian besar berjendela lebar hingga sinar matahari masuk ke dalam mansion.Tetapi, kenapa rasanya Kelly masih sangat asing di tempat ini. Apa karena ia jadi kepikiran kata-kata Marc bahwa tempat ini mungkin du
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

163. Tolong Temani

Kak Dheena mengibaskan tangan. “Sudah. Tak perlu dipikirkan.”“Yakin? Kak Dheena sampai menangis begitu, lho.”Dheena tidak menjawab. Ia bercermin dan melakukan touch up pada wajahnya sedikit lalu berdiri. “Ayo, kita temui Kelly dan keluarganya.”Brandon mengekori Kak Dheena. MelihatKakak iparnya dari jauh, Kelly segera berdiri dan menghampiri.“Kak Dheena.” Kelly memeluk akrab Dheena yang langsung membalas.“Hai, adik cantik.” Dheena membalas dengan kecupan di pipi kiri dan kanan.Setelah itu Kak Dheena, Kak Fred dan Marc berbalas kabar. Seperti biasa, Brandon lebih banyak mendengarkan daripada ikut terlibat perbincangan.“Kamu kenapa, Sayang?” Kelly berbisik di telinga Brandon.“Kenapa memangnya?” Brandon membalas dengan berbisik pula.“Wajahmu menyeramkan meski tak mengurangi ketampanan.”Brandon mendengus pelan. “Yang penting tetap tampan.”Kelly hanya terkekeh. Dalam hati, nanti saat di kamar, ia harus mengorek keterangan tentang kenapa Brandon berwajah tegang setelah dari ruang
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

164. Si Tikus Kejepit

“Kak Clark.” Kelly menyapa kakak iparnya yang sedang makan di kafe rumah sakit.Lelaki berwajah cerdas itu mengangkat wajah dan tersenyum. “Hai, Kelly. Kok jadi sering melihatmu di sini? Kamu baik-baik saja, kan?”“Baik, dong. Aku ke sini memang ingin bicara sama Kak Clark.” Lalu, Kelly pura-pura tertegun melihat wanita yang duduk di depan Clark. “Eh, maaf. Aku pikir Kak Clark dengan sesama dokter.”“Tak apa.” Wanita cantik itu berkata dengan suara yang aneh. “Tampak belakang aku mirip dokter karena memakai jas putih, ya.”Kelly mengangguk. Lalu berkata pada Clark, bahwa ia akan kembali nanti saja. Tapi, Clark justru menahan Kelly.“Tak apa, Kel.” Clark berdiri. “Ini Agnes, pasienku. Kami sudah selesai bicara, kok.”Agnes ikut berdiri. Kelly mendongak kagum. Wanita itu sudah cantik, tinggi pula. Bahkan lebih tinggi dari Kak Clark.“Wow kakak cantik sekali,” puji Kelly.“Akh, pujian itu lebih cocok untuk Dokter Clark. Perawatan yang dilakukannya sangat cocok untukku.” Tanpa malu wanita
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

165. Duta Persahabatan dan Perdamaian

“Ani-ani?” Clark mengerutkan kening tak mengerti.“Pelakor.” Kelly membalas ketus.Clark memandang Kelly tanpa berkedip. Kenapa tiba-tiba, adik iparnya yang biasanya santun dan ramah ini, berwajah judes?“Kamu... menuduhku berselingkuh?” Pelan, Clark menebak isi pikiran Kelly.Bahu Kelly naik turun menanggapi pertanyaan tersebut. Ia lalu berdiri dan membenahi pakaian.“Terima kasih atas bincang-bincangnya. Aku ada janji dengan Kak Gio untuk mengantar Kak Fred dan Marc ke Universitas Teknologi.”Belum sampai tangan Kelly membuka handle pintu, Clark sudah menahan pintu. Lelaki itu berdiri di depan Kelly dengan wajah serius.“Apa yang kamu ketahui? Katakan padaku.” Clark mendesak Kelly.“Justru aku tidak tau apa-apa. Jadi, bingung dan hanya bisa menduga-duga.”“Ayo lah. Jujur padaku.” Kini, Clark terlihat frustasi.Kelly terdiam sejenak. Lalu, ia menatap mata Clark seolah berusaha memahami apa yang terjadi dengan lelaki di depannya ini. Kelly menunduk sedih.“Aku hanya tau kalau Kak Clar
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

166. Tiba-Tiba Melow

“Ani-ani? Si tikus kejepit? Siapa, sih?” Brandon mengerutkan keningnya mendengar cerita Kelly.Saat Kelly, Frederix dan Marc pulang ke mansion, ternyata Brandon juga ada di sana. Kelly langsung menarik suaminya ke ruang kerja dan bercerita tanpa jeda.“Pokoknya Agnes itu memang cantiikk banget. Kulitnya mulus, wajahnya tanpa pori-pori. Tubuhnya tinggi, langsing.” Sambil bicara, tangan Kelly membentuk tubuh wanita yang seksi.Brandon masih mengerutkan kening. Bagaimana ia bisa berkomentar jika sang istri terus bicara tanpa jeda?“Kamu kalau bertemu pasti setuju kalau Agnes itu cantik banget.”“Oke. Lalu?”Kelly terdiam. “Lalu apa?”“Yaa... kamu menemukan bukti kalau dia ani-ani-nya Kak Clark?”“Tidak. Memangnya aku bilang begitu?”“Astagaa, Babe! Tadi, kamu marah-marah, aku pikir memang ketangkap basah mereka bermesraan.” Brandon menggeleng, menyesali pikiran buruknya.Kelly menyeringai menyadari bahwa ia menggiring pendapat Brandon ke arah sana. Tapi, Kelly mengungkapkan bahwa ia memi
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

167. Aneh Tanpamu

Clark mendengus pelan melihat Kelly yang keras kepala. Namun entah mengapa ia tidak bisa marah pada wanita di depannya ini. Clark melirik jas dokter yang disampirkan di lengan kursi.“Kalau kamu diminta untuk berganti profesi setelah menikah, apa kamu mau?” Clark melempar pertanyaan pada Kelly.Kelly diam sejenak lalu, menjawab, “Mungkin... tergantung profesinya. Jika mash sejalan dan bisa kulakukan, kenapa tidak?”“Bagaimana jika profesinya jauh dari apa yang kamu lakukan sekarang? Misalnya sekarang, kamu model dan pebisnis, lalu keluarga memintamu berganti profesi menjadi dokter. Apa kamu bersedia?”Dahi Kelly langsung berkerut dalam. “Waah itu jauh sekali. Untuk menjadi dokter, aku harus mulai dari awal... dan belum tentu juga aku bisa.”“Tepat!” Clark mengangguk tegas. “Itu yang terjadi padaku. Keluarga Richmont memintaku beralih profesi menjadi pengusaha dan meninggalkan dunia kedokteran.”Dari dokter menjadi pengusaha? Sebenarnya tidak mustahil. Daddy William dulu juga mengawali
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

168. Si Bucin

Selesai berkeliling kantor baru, Kelly mengajak Kakak dan keponakannya pergi. Brandon menatap punggung istrinya sambil menghela napas panjang.Bukannya tidak senang sang istri dikunjungi keluarganya. Namun, ia merasa waktu dan perhatian Kelly jadi terbagi. Dan ia jadi orang yang tersisih.“Kamu kenapa? Kelihatannya lemas banget?” Ian mengamati sahabatnya yang terlihat termenung sambil memainkan pulpen di tangan.“Nggak papa.” Brandon tersadar dari lamunan.“Oh ya. Bagaimana pendapatmu tentang ruangan ini? Apa ada yang kurang?”Brandon merespon pertanyaan Ian dengan menatap sekeliling. Terus terang saja, tadi saat masuk, ia sama sekali tidak memperhatikan ruangan ini karena langsung bermesraan dengan Kelly.“Ok.” Brandon menjawab singkat, membuat Ian mengerutkan kening.“Ok? Yakin? Biasanya selalu ada saja yang tidak berkenan atau membuatmu tak nyaman.” Ian berdiri dan mendekati sofa. “Contohnya sofa ini. Aku pikir kamu tidak akan setuju dengan model ini.”Brandon menatap sofa. Tetapi,
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

169. Kebetulan yang Menyebalkan

“Aku pulangg.” Kelly langsung masuk ke dalam dekapan Brandon saat tiba di mansion.Brandon diam saja saat Kelly bercerita bahwa Marc tiba-tiba merasa pusing dan ingin istirahat. Kak Fred juga setuju mereka langsung pulang ke mansion karena besok Marc masih ada ujian.“Kamu kenapa pulang cepat?” Kelly mendongak menatap wajah tampan suaminya.“Kangen kamu.”“Masa? Baru juga bertemu.”Lelaki itu mengabaikan pertanyaan istrinya. Ia juga bingung kenapa resah sekali jika tidak melihat istrinya. Berpisah sebentar saja membuat ia seperti tersiksa.“Besok jadi ke mansion Kak Dheena?”“Jadi, dong. Aku sudah janjian.”“Kak Dheena tidak curiga?”“Aku bilangnya minta ajarin masak. Jadi, besok kita akan masak makanan kesukaanmu.”Brandon menggeleng samar. “Ngapain sih, Babe. Kita kan ada koki. Kamu nggak perlu repot masak.”“Aku masak buat kamu!”Pernyataan tegas ini membuat Brandon menutup mulut. Alamat besok ia bad mood lagi di kantor karena tidak ada Kelly.“Jangan lama-lama, Babe. Nanti aku tan
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

170. Pasangan Canggung

"Ingat. Angkat telepon!" Brandon berkata tegas pada istrinya saat ia memgantar Kelly ke mansion Kak Dheena.Kelly menyeringai dan mengangguk berbarengan. Ia mengangkat ponselnya yang dipegang sejak mereka berangkat."Jangan lama-lama." Brandon kembali memgingatkan Kelly."Tidak. Setelah selesai masak, aku akan ke kantormu dan mempresentasikan masakanku.""Ya, sudah." Brandon mengelus sayang kepala sang istri.Keduanya masuk ke mansion Kak Dheena. Kediaman cantik itu berhiasa banyak bunga di berbagai sudut. Harum aroma jasmine memanjakan pemciuman mereka."Hai, Kel, Brad." Kak Dheena menyapa adik-adiknya dengan senyum manis.Kelly langsung memghampiri dan memeluk Dheena."Siap masak hari ini?"Kelly terkekeh lalu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan kakak iparnya."Kamu mau ikut masak, Brad?" Dheena lalu beralih pada adik bungsunya."Tidak. Aku mau meeting." Brandon menggeleng pelan. "Titip Kelly, ya, Kak."Setelah mencium kedua pipi Kelly, Brandon pamit ke kantor. Kelly menganta
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status