Home / Fantasi / Sisa Takdir / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Sisa Takdir: Chapter 51 - Chapter 60

79 Chapters

BAB 51 BAYANGAN HARAPAN

Malam di asrama terasa sunyi, hanya sesekali suara angin malam menggoyang daun jendela yang tertutup rapat. Elian berbaring di ranjang sempit yang harus ia bagi dengan Damien. Matanya memandang langit-langit kamar asrama tanpa tujuan, pikirannya terombang-ambing di antara kebingungan dan harapan. Sementara itu, Damien duduk di meja kecil di sudut kamar, membaca tumpukan dokumen yang sepertinya tiada habisnya. “Elian,” Damien memulai tanpa menoleh dari dokumen yang ia baca, “kau tidak bisa tidur lagi, ya?” Elian hanya menghela napas panjang sebagai jawaban. Ia menggeser posisinya sedikit agar lebih nyaman, meskipun ranjang itu terasa terlalu sempit untuk dua orang. Damien berhenti membaca sejenak, menatap Elian dengan ujung matanya. “Kau kelihatan lelah. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” Elian terdiam, berpikir apakah ia harus melibatkan Damien dalam kekhawatirannya. Akhirnya, dengan suara pelan, ia berkata, “Damien, kau tahu tentang
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

BAB 52 CAHAYA RETAKAN

Langit-langit kamar masih sama seperti tadi malam tenang, tak bergerak, tapi penuh dengan pikiran yang membebani Elian. Ia berbaring telentang, matanya terpaku pada bayangan samar yang terbentuk dari cahaya lilin yang mulai meredup. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Dengan gerakan cepat, ia berbalik tengkurap, membenamkan wajahnya dalam bantal, dan menghela napas panjang yang terdengar seperti keluhan. “Haaaaa...” Suaranya serak, penuh frustasi. Di sudut kamar, Damien sedang duduk di kursi, matanya fokus pada dokumen yang menumpuk di depannya. Ia hanya menoleh sekilas pada Elian, tersenyum kecil, lalu menggelengkan kepalanya. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa sepatah kata. Elian, yang kini kehilangan tenaga untuk merenung lebih jauh, membiarkan matanya terpejam. Pikiran yang berputar perlahan menghilang, digantikan oleh kegelapan yang menenangkan. Tidur mulai menyapanya, membawa dia menuju mimpi yang aneh namun terasa begitu nyata.
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

BAB 53 TERIAKAN

Elian duduk di bangku kayu di sudut kedai kecil, memperhatikan Damien yang dengan teliti mengoleskan salep di punggung tangan kirinya. Rasa gatal yang tadi begitu menyiksa perlahan mereda, meski keanehan yang ia rasakan belum sepenuhnya hilang. Damien menyelesaikan pekerjaannya dengan hati-hati, kemudian duduk kembali di kursi di seberang Elian. “Sudah lebih baik?” tanya Damien sambil menutup kembali salep itu. Elian mengangguk, meskipun pikirannya masih penuh pertanyaan tentang kilatan cahaya yang ia lihat di retakan luka tadi. Sebelum ia sempat mengutarakan isi pikirannya, sesuatu di luar menarik perhatiannya. Ia melihat sosok yang dikenalnya berlari dengan tergesa-gesa, melewati kerumunan di jalanan kota. “Bukankah itu Lyanna?” tanya Elian, menunjuk ke arah sosok gadis yang hampir menghilang di tikungan. Damien menoleh, pandangannya mengikuti arah yang ditunjukkan Elian. Ia mengangguk. “Ya, itu dia. Apa yang membuatnya terburu-buru seperti
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

BAB 54 RAHASIA

Adrian menatap Damien dengan alis terangkat. "Sindrom Artereus? Tidak mungkin. Anak ini sehat-sehat saja. Dia hanya kelelahan dan mengalami sedikit demam." Kata-kata Adrian membuat ruangan itu dipenuhi dengan keheningan yang canggung. Damien menoleh ke arah Elian dengan tatapan penuh tanda tanya. Dia tampak panik, meskipun berusaha menyembunyikannya. Dalam hatinya, ia tahu ada sesuatu yang aneh terjadi, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan logika biasa. Kemudian, dia memandang ke arah Elian yang duduk diam di sofa, wajahnya masih pucat. "Sebenarnya, di ruangan ini yang terlihat seperti pasien adalah kau, Elian," katanya dengan nada mencela namun penuh perhatian. Elian tersenyum tipis, tawa pelannya terdengar seperti upaya untuk mengusir kekhawatiran. "Aku baik-baik saja," katanya, meskipun gelombang mual semakin tak tertahankan. Ia berusaha keras menjaga sikapnya tetap tenang, tidak ingin ada yang menyadari kelemahannya. Adrian mengangguk
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

BAB 55 PENYIHIR MURNI

Malam itu terasa panjang dan melelahkan bagi Damien dan Ethan. Keduanya hampir tidak tidur semalaman, sibuk menjaga Elian yang terbaring tak berdaya. Demam Elian naik turun sepanjang malam, membuat mereka bergantian membasahi kain dengan air dingin untuk menurunkan suhunya. Meski tubuh mereka lelah, pikiran mereka tak henti-hentinya dipenuhi kekhawatiran. “Tuan, Anda juga butuh istirahat,” kata Ethan pelan sambil meletakkan kain basah di dahi Elian. “Saya bisa menjaganya.” Damien menggeleng, matanya tetap terpaku pada Elian yang sesekali menggeliat gelisah. “Tidak, Ethan. Aku tidak bisa. Aku tidak akan tenang kalau tidak mengawasinya sendiri.” Ethan menghela napas, tahu bahwa keras kepala Damien takkan mudah diubah. Damien duduk di kursi dekat ranjang Elian, kepalanya tertunduk, dan tangan kirinya mengusap wajahnya yang lelah. Dalam hatinya, ia terus mengutuk dirinya sendiri karena tak mampu melindungi adiknya lebih baik. Ketika fajar mulai me
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

BAB 56 BEBAN

Langkah Damien terasa berat, seolah tiap jejaknya membawa beban tak terlihat. Pertanyaan tentang kebenaran yang ia temukan terus menggema di benaknya, menyeretnya ke dalam jurang kekhawatiran yang semakin dalam. Informasi yang baru saja ia dapatkan dari arsip perpustakaan terlalu sulit untuk diabaikan, meski ia ingin meyakinkan dirinya bahwa semua itu salah. Setiap bukti mengarah pada satu kesimpulan yang membuat dadanya sesak. Elian adalah seorang penyihir murni. Namun, Damien tidak ingin menyerah pada fakta itu begitu saja. "Mungkin aku salah menafsirkan," bisiknya pada diri sendiri. "Tidak mungkin Elian... tidak mungkin dia..." Damien menghentikan langkahnya berdiri terbaku, mengusap wajahnya dan tertawa pelan menertawakan dirinya sendiri. Tawanya getir tidak ada kebahagian disana. Setibanya di depan pintu kamar, Damien mendorongnya perlahan. Ia menemukan Elian telah bangun, duduk di tepi tempat tidur dengan tubuh yang masih tampak lemah. Tatapan kosong Elian
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

BAB 57

Hening menyelimuti kamar asrama setelah Elian menghabiskan suapan terakhirnya. Damien, yang duduk di kursi di dekat tempat tidur, tampak sibuk dengan pisau di tangannya. Dengan gerakan terampil, ia mengupas apel, membuang kulitnya yang tipis sebelum memotongnya menjadi beberapa bagian. Ia menaruh satu potongan di piring kecil di hadapan Elian, lalu mengambil sepotong untuk dirinya sendiri. Elian memandangi potongan apel itu sesaat sebelum mengambilnya. Ia menggigitnya perlahan, menikmati rasa segarnya di tengah pikirannya yang kacau. Sejak tadi, Damien belum mengucapkan sepatah kata pun. Sepertinya kakaknya sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, sama seperti dirinya. Suasana sunyi itu bukanlah sesuatu yang tak biasa di antara mereka. Namun, kali ini ada sesuatu yang menggantung di udara, perasaan tak terucapkan yang membebani keduanya. Elian menatap Damien yang tampak serius, matanya terpaku pada apel yang sedang dikupasnya. Mungkin ini saatnya untuk bicara.
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

BAB 58

Pagi itu, langit cerah di atas akademi, namun tidak ada yang dapat menenangkan kegelisahan yang melingkupi Elian. Udara yang sejuk seakan tidak mampu mengusir kegelisahan yang tumbuh dalam dirinya. Ia duduk di bangku taman, matanya memandangi jalan setapak yang berkelok, namun pikirannya tetap jauh melayang, terjebak dalam kebingungannya sendiri. Mimpi yang ia alami, dengan cahaya emas yang memenuhi tangannya, masih membayangi dirinya. Apa artinya itu? Mengapa ia merasa begitu kuat dan penuh perasaan meski tak memahami maknanya? Damien mendekat dengan langkah cepat, wajahnya tampak penuh kekhawatiran yang terselubung. Langkahnya terkesan terburu-buru, seolah ia berusaha menghindari sesuatu. Tanpa berkata sepatah kata pun, ia menyempatkan diri untuk mengambil jubah hitam yang tergantung di kursi sebelahnya, lalu menyerahkannya pada Elian dengan tangan yang agak gemetar. "Bagaimana keadaanmu?" Damien akhirnya bertanya, suaranya terdengar tegang dan sedikit dipaksak
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

BAB 59

Elian menatap kakaknya dengan kebingungan. Ia bisa melihat kepanikan yang terpancar jelas dari wajah Damien, sesuatu yang sangat jarang terjadi. Damien terduduk di kursi tua yang berdebu, tangannya masih erat menggenggam tangan Elian, seolah takut kehilangan sesuatu yang berharga. Nafasnya terdengar berat, pikirannya tampak berkecamuk dalam kebingungan yang sulit dijelaskan. "Kak, apa yang terjadi?" tanya Elian dengan suara pelan namun penuh dengan ketegangan. Damien mengangkat wajahnya, menatap Elian dengan mata yang penuh kegelisahan. Tangannya sedikit gemetar, dan napasnya tercekat, seolah ada sesuatu yang berat menindih dadanya. "Elian... dengar aku baik-baik. Jangan pernah tunjukkan kekuatanmu ini kepada siapapun. Apa kamu mengerti?" suaranya tegas, hampir memerintah. "Dan jangan pernah menggunakannya kecuali dalam keadaan yang benar-benar darurat." Elian masih menatap Damien dengan rasa penasaran yang semakin besar. "Apa maksudmu, Kak? Tolong jela
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

BAB 60

Damien tidak bisa menghilangkan rasa khawatirnya. Sejak percakapan mereka, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan buruk. Kekeras kepalaan adalah sifat turun-temurun keluarga Silvercrest, dan Elian jelas tidak terkecuali. Ia tahu betul bahwa adiknya tidak akan tinggal diam meski sudah diperingatkan berkali-kali. Dan itu membuatnya takut. Selama ini, Damien berusaha keras untuk tetap berada di sisi Elian, melindunginya dari ancaman yang tidak terlihat dan mencegahnya mengambil langkah gegabah. Namun, ia tahu bahwa dirinya tidak bisa selalu ada di sana. Penelitiannya harus segera diselesaikan, dan itu berarti ia harus meninggalkan Elian untuk sementara waktu. Meski begitu, ada kegelisahan yang terus menghantuinya ketakutan bahwa begitu ia berpaling, Elian akan melakukan sesuatu yang berbahaya. Ia menghela napas berat. Elian bukan lagi anak kecil, dan meskipun Damien ingin selalu melindunginya, ada batasan yang tidak bisa ia lewati. Yang bisa ia lakukan hany
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status