Elise berjalan menuju ruang tengah, wajahnya serius, sementara pikirannya berkecamuk. Eddie sedang duduk di sofa usang, menyalakan rokok dengan santai, seolah-olah tidak ada apa-apa. Di sudut ruangan, Lily bermain dengan boneka lusuhnya, sesekali melirik Elise dengan rasa penasaran.Elise menarik napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Ayah, aku harus bicara. Majikanku memintaku tinggal di rumahnya. Dia bilang agar pekerjaanku bisa lebih terkoordinasi.”Eddie mengangkat alis, terkejut, tapi segera menyunggingkan senyum. "Hmm... tinggal di rumah keluarga Barack, ya? Itu kesempatan besar, Elise. Kalau kau pintar, mungkin kau bisa mendekati keluarga itu. Siapa tahu, hidupmu bisa berubah total."Elise menggeleng cepat. Wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan mendalam. “Ayah, aku pergi hanya untuk bekerja. Tidak ada niatan lain. Dan aku tahu posisi kita. Pelayan tetap pelayan. Tidak mungkin ada hal lain.”Eddie menatapnya lekat-lekat, tersenyum kecil, tapi ada kilatan licik di matanya. “Elis
Last Updated : 2024-12-27 Read more