“Bukan!” Mireya langsung menyangkal secepat kilat. “Siapa yang mengatakan kalau ini anak Anda?” tambahnya. “Meskipun dalam keadaan mabuk, tapi aku ingat, malam itu kita melakukannya tanpa pengaman. Bagaimana bisa kamu mengatakan anak itu bukan anakku?” Mireya memegangi perutnya dengan panik, seakan takut seseorang mencuri janin yang tumbuh di kantung rahimnya. “Ini memang bukan anak Anda, Pak!” sangkal wanita yang telapak tangannya kini dibanjiri peluh sebesar biji jagung. Melihat pendar kegelisahan yang begitu besar di balik sorot mata Mireya, Mervyn lantas menghela napas dan mencoba bicara lebih lembut. “Kita sedang berada di luar lingkungan kerja. Jadi, kamu tidak harus memanggilku dengan bahasa formal. Cukup panggil nama saja, seperti aku memanggil nama kamu, Mireya. Bisa, ‘kan?” Setiap kali Mireya menyebutnya dengan kata, ‘Pak’, meskipun dia sudah biasa dipanggil seperti itu, tapi entah kenapa Mervyn merasa panggilan itu terlalu kaku dan membuatnya kurang nyaman. Mervy
Terakhir Diperbarui : 2025-01-28 Baca selengkapnya