Share

Chapter 23

Penulis: APStory
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 00:17:13
“Selamat bergabung dengan tim restoran! Semoga kita bisa membangun kerja sama yang baik,” ucap laki-laki dengan jabatan manajer yang tertulis jelas pada ID card di lehernya.

Mireya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan di raut wajahnya setelah mendengar ucapan selamat dari atasan barunya tersebut. “Terima kasih, Pak!” ucapnya sumringah. Dia bahkan hampir ingin melompat saking girangnya.

“Ya, sama-sama.” Pria bernama David itu segera pamit undur diri dan menjauh dari hadapan Mireya.

Saat melewati tikungan, David mengeluarkan ponsel dari saku bajunya dan menelepon Asisten Rayyan.

Setelah panggilan terhubung, dia pun mengatakan, “Aku sudah menerimanya bekerja menjadi pelayan. Selanjutnya apa lagi?”

‘Pak Mervyn akan memberikan uang sebagai kompensasi. Berapa nominal yang kamu mau?’

David terdiam, berpikir sejenak. Ini akan menjadi kesempatan yang sangat langka dan dia harus memanfaatkannya sebaik mungkin.

“Dua ratus juta,” putusnya.

‘Apa?!’ Rayyan tercengang. Menurutnya, ju
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 24

    Mireya mengikuti Mervyn yang berjalan menuju meja kosong, duduk di atas kursi, lalu melihat-lihat buku menu yang Mireya sodorkan ke arahnya.Tidak sampai satu menit, Mervyn menutup kembali buku tersebut dan memandang Mireya yang sejak tadi berdiam diri di samping meja.“Rekomendasikan aku makanan yang paling enak di tempat ini,” ucap laki-laki yang tampak gagah dengan kemeja cokelat muda yang membalut tubuh idealnya.Mireya tertegun, berpikir sejenak, mencoba memberikan jawaban terbaik. Meskipun tergolong baru bekerja di sini, dia tetap harus bersikap profesional.“Setiap menu yang kami sediakan dipilih dengan cermat untuk memenuhi standar kuliner terbaik dan berkualitas tinggi, tetapi kalau Anda bingung menentukan pilihan, saya akan merekomendasikan Hungarian Goulash Soup. Mungkin Anda tertarik untuk mencobanya?”Selama beberapa saat Mervyn terkesan dengan cara Mireya mempromosikan bahwa setiap hidangan di restoran memiliki kualitas terbaik—seakan Mireya sudah paham betul bagaimana m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 25

    Sekarang Mireya tidak punya alasan untuk menolak lagi. Jadi, dia terpaksa duduk di kursi kosong yang berhadapan langsung dengan Mervyn.Saat wanita itu bertanya, “Apa yang ingin Anda katakan?” Mervyn malah menjawab dengan kalimat, “Makanlah dulu! Setelah itu baru kita bicara.”Mireya tidak protes sama sekali. Selain karena malas berdebat, dia juga berpikir bahwa protes hanya akan menambah lebih banyak interaksi dengan Mervyn. Jadilah dia mengalah dan mulai menyentuh menu utama di atas meja.Sambil mengunyah makanan, Mervyn sesekali melirik ke arah Mireya. Sejenak dia terkesima ketika merasakan energi yang berbeda dari dalam diri Mireya.Meskipun wanita itu tidak pernah bercerita apa pun padanya, tapi ketika Mervyn menyelami manik matanya lebih dalam, entah kenapa hati kecilnya seolah ditarik paksa masuk ke sudut gelap dan sempit yang hanya diisi oleh Mireya dan luka-lukanya.Bahkan setiap kali Mireya tersenyum, itu belum cukup mampu untuk mengusir banyaknya sesak yang mendominasi. Ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 26

    ‘Setelah kami desak, Alvin akhirnya mengakui kalau Nona Felly telah berbohong dan wanita di malam itu yang sebenarnya adalah ... Nona Mireya,” ungkap Rayyan.Mervyn tertegun. Terdiam cukup lama.Seharusnya dia tidak perlu kaget lagi mendengar pernyataan Rayyan. Karena sejak mengetahui fakta bahwa Mireya dan Felly bersaudara, hati kecilnya selalu mengatakan kalau wanita yang dia cari sebetulnya adalah Mireya, bukan Felly!Firasat Mervyn begitu jelas dan kuat. Namun, saat mendengar langsung dari mulut Rayyan tentang kebenaran itu, tetap saja dia tidak bisa mengontrol debar kencang pada titik jantungnya.“Segera hubungi Felly dan bawa dia ke hadapanku!” perintah Mervyn dengan rasa marah yang tergambar jelas di wajahnya.‘Baik, Pak!’***Di sebuah gedung rahasia, Felly diajak masuk oleh beberapa anak buah Mervyn setelah sebelumnya dikabarkan melalui telepon akan dijemput dan dihadapkan dengan bos mereka.Felly tentu merasa sangat senang dan bangga. Dia pikir, Mervyn mungkin ingin mengajak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 27

    Mireya baru saja menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Usai melakukan sidik jari sebagai tanda absen pulang, dia melewati pintu keluar karyawan, berhenti di tepi jalan sambil membuka aplikasi taksi online pada ponselnya. Saat wanita itu masih sibuk berkutat dengan benda pipih di tangannya, sebuah mobil hitam mengkilat dengan deru mesin yang sangat halus tiba-tiba berhenti tepat di depannya. Mireya mendongak, mengernyit kikuk, bertanya dalam hati, apakah itu taksi yang baru saja dia pesan? Tapi, bagaimana mungkin? Jelas-jelas ikon pencarian masih terus berjalan dan belum ada notifikasi bahwa driver telah mengambil orderan. Lantas siapa yang ada di hadapannya sekarang? “Mau aku antar?” Kaca mobil terbuka, menampilkan sosok Mervyn yang menatap Mireya di balik kacamata gelap yang dia kenakan. Tubuh Mireya membeku selama beberapa detik, sebelum akhirnya tersadar dan dia segera menolak dengan bahasa yang sopan. “Tidak, terima kasih!” Mervyn menghela napas, membuka kacamata dan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 28

    “Bukan!” Mireya langsung menyangkal secepat kilat. “Siapa yang mengatakan kalau ini anak Anda?” tambahnya. “Meskipun dalam keadaan mabuk, tapi aku ingat, malam itu kita melakukannya tanpa pengaman. Bagaimana bisa kamu mengatakan anak itu bukan anakku?” Mireya memegangi perutnya dengan panik, seakan takut seseorang mencuri janin yang tumbuh di kantung rahimnya. “Ini memang bukan anak Anda, Pak!” sangkal wanita yang telapak tangannya kini dibanjiri peluh sebesar biji jagung. Melihat pendar kegelisahan yang begitu besar di balik sorot mata Mireya, Mervyn lantas menghela napas dan mencoba bicara lebih lembut. “Kita sedang berada di luar lingkungan kerja. Jadi, kamu tidak harus memanggilku dengan bahasa formal. Cukup panggil nama saja, seperti aku memanggil nama kamu, Mireya. Bisa, ‘kan?” Setiap kali Mireya menyebutnya dengan kata, ‘Pak’, meskipun dia sudah biasa dipanggil seperti itu, tapi entah kenapa Mervyn merasa panggilan itu terlalu kaku dan membuatnya kurang nyaman. Mervy

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 29

    Mervyn memejamkan mata sambil mengurut pelipis. Dengkusan kasar terembus dari saluran pernapasannya setelah mendengar pertanyaan sang ibu yang membuatnya hampir frustrasi.Beberapa waktu terakhir, Sarah memang sibuk sekali menjejali indera pendengaran Mervyn dengan rencana perjodohan yang tak pernah diharapkan oleh pria berusia genap tiga puluh tahun tersebut.Saking muaknya, Mervyn sampai menyatakan telah mempunyai calon pilihannya sendiri untuk dinikahi. Kemudian, Sarah meminta dirinya membawa gadis itu ke rumah untuk dikenalkan.Usai mengetahui kebenaran mengenai Felly dan Mireya, mulanya Mervyn berniat menikahi Mireya dan mempertemukannya dengan Sarah—sebelum hari ini datang dan dia baru saja mendengar kabar buruk yang membuatnya kembali kehilangan harapan.Ternyata ... menurut pengakuan Mireya, anak itu bukanlah darah dagingnya.“Aku belum menentukan waktunya, Bu.” Mervyn sedang buntu sekarang. Hanya itu satu-satunya jawaban paling aman yang melintas di kepalanya.Sarah menghela

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 30

    “Kalian bicara apa? Aku tidak punya hubungan apa pun dengan Pak David,” sangkal Mireya, membela diri karena tidak merasa melakukan sesuatu yang dituduhkan teman-temannya. “Jangan menyebarkan berita yang tidak benar!”Mireya khawatir gosip itu tersebar dan sampai ke telinga sang manajer. Jika itu terjadi, Mireya tentu akan merasa sangat malu berhadapan dengan David.Diana mendekat, berhenti di depan Mireya, lalu menatapnya dari atas ke bawah sambil bersedekap dada dengan gaya angkuh. “Kalau dilihat-lihat, kamu memang tidak cukup menarik dari segi penampilan. Hanya saja aku penasaran, kenapa Pak David selalu baik padamu? Bahkan saat kamu melakukan kesalahan, Pak David selalu memakluminya.”Mireya bergeming. Meski mulutnya tak banyak mengeluarkan kata-kata, tapi isi kepalanya mulai dipenuhi oleh pertanyaan serupa.Sebelumnya, Mireya tidak merasa ada yang aneh dari sikap manajernya. Namun, setelah mendengar ucapan Diana, dia baru sadar bahwa perlakuan David terhadapnya memang berbeda.Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 31

    Kecurigaan Mireya menjadi semakin kuat saat dihadapkan dengan beberapa hal yang menurutnya janggal. Selain mendengar percakapan David dengan Mervyn melalui telepon, dia juga menemukan fakta baru yang terlalu tidak masuk akal jika dianggap kebetulan. Tiga hari yang lalu, Mireya menemui pemilik kost karena ingin membayar biaya sewa bulanan yang nyaris jatuh tempo. Namun, pemilik kost menolak uangnya dan menjelaskan, “Selama satu tahun ke depan, biaya sewa kamar kost sudah ditanggung oleh seseorang. Jadi, kamu bisa tinggal dengan nyaman tanpa perlu memikirkan biaya sewa bulanan.” Saat Mireya bertanya, “Siapa yang bayar, Bu?” Pemilik kost menjawab, “Katanya, dia teman dekat kamu.” Mireya jelas bingung. Dia tidak punya banyak teman dalam hidupnya. Adapun satu-satunya yang paling dekat hanyalah Bella, tapi rasanya tidak mungkin kalau Bella yang melakukan itu. Sebab, Mireya yakin seratus persen kalau Bella tidak tahu keberadaannya sekarang. Lalu, alasan kedua, pemilik kost juga meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02

Bab terbaru

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 58

    Mireya terdiam sesaat, merasa pipinya memanas ketika Mervyn menatapnya dengan penuh perhatian, sambil mengajukan satu kalimat tanya yang cukup mengejutkan.Cemburu, katanya?Mervyn tampak tenang saat mengatakan itu, tapi bagi Mireya, pertanyaan itu berhasil menyentuh ruang tersembunyi dalam hatinya.“Bukan begitu,” jawab Mireya buru-buru, berusaha menenangkan diri. “Aku hanya khawatir dia salah paham.” Meskipun nadanya terkesan biasa, tetapi jauh di lubuk hatinya, ada keraguan yang sulit diungkapkan.“Aku pikir, kamu sepertinya sudah punya hubungan khusus dengan dia,” lanjut wanita itu dengan suara serak yang mencerminkan kebingungan.Mervyn mengernyit, lalu mencoba menjelaskan, “Mireya, jangan berpikir terlalu jauh. Itu tidak seperti yang kamu pikirkan.”Ucapan Mervyn masih belum cukup untuk menenangkan hati Mireya yang mulai terombang-ambing.Bagaimana kalau Mervyn sedang berbohong dan sebenarnya memang sudah memiliki pasangan?Mungkin wanita itu adalah bagian dari hidup Mervyn yang

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 57

    Mervyn terbungkam beberapa detik ketika Mireya menawarkannya kopi. Itu mungkin hanya tawaran biasa dan tak berarti apa-apa bagi orang lain, tetapi ... entah kenapa, sesuatu di balik rongga dada Mervyn seketika menjadi hangat saat mendengarnya.Ada getaran samar yang menggelitik perut seperti kupu-kupu, lalu perlahan naik dan menjalar hingga ke ulu hati.Padahal, sebagai nyonya rumah, wajar jika Mireya menawarkan kopi, ‘kan?Mencoba bersikap tenang, kali ini Mervyn memandang Mireya seraya mengangguk kecil. “Boleh,” ujarnya.Mireya berjalan menuju pantry, mengambil panci kecil, disi dengan sedikit air dan merebusnya di atas kompor yang telah dinyalakan.Sambil menunggu air matang, Mireya menyibukkan diri dengan menyiapkan bubuk kopi, gula dan cangkir.“Kamu suka kopi yang manis atau dengan sedikit gula?” tanya Mireya.“Sedikit gula, tapi dicampur dengan satu sendok krimer,” kata Mervyn.Mireya mengangguk paham. Setelah mencampurkan semua bahan ke dalam cangkir sesuai permintaan Mervyn,

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 56

    “Maaf ...” ucap Mervyn seraya mengalihkan tatapan dari tubuh indah Mireya yang berlekuk sempurna.“Aku sudah tidak melihatnya lagi,” sambung pria itu dengan nada gugup yang berusaha dia sembunyikan.Usai memastikan kalau Mervyn benar-benar sudah menjaga pandangan, tanpa banyak basa-basi, Mireya pun bergegas meninggalkan lokasi menuju ke kamar pribadinya.“Kenapa dia bisa ada di sana? Seharusnya dia tidak boleh masuk ke rumah orang sembarangan!” gumam Mireya sambil mengetuk-ngetuk keningnya sendiri.Dia merasa sangat malu, bodoh sekaligus marah sekarang.“Walaupun dia adalah ayah dari kedua anakku, tapi bukan berarti dia bisa bertindak semaunya di sini. Apa dia pikir rumah ini adalah miliknya?!”Mireya mengunci diri di dalam kamar dan bersandar di belakang pintu. Satu tangannya menyentuh dada, merasakan debar kencang yang tidak terkendali dari dasar jantungnya.Di sisi lain, Mervyn merasa tenggorokannya semakin kering setelah dia tak sengaja melihat Mireya dengan penampilan yang menuru

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 55

    Sarah tercengang mendengar informasi yang diberikan oleh Lisa. “Maksud kamu apa? Bagaimana bisa Mervyn memiliki anak dengan wanita yang ... bahkan, Tante saja baru tahu kalau mereka pernah saling terikat di masa lalu,” ujarnya. “Kalau kamu tidak bercerita, sampai sekarang mungkin Tante tidak akan pernah tahu siapa itu Mireya.”Lisa menepis sejenak air mata yang bergumul di pelupuk mata. Tangannya mengeluarkan amplop putih dari dalam tas dan menunjukkannya pada Sarah. “Tante bisa lihat sendiri buktinya,” ucapnya dengan suara bergetar. “Pada awalnya, aku juga tidak menyangka, tetapi begitulah kenyataannya.”Sarah mengambil amplop tersebut dengan tangan gemetar. Dia langsung membukanya bersama emosi yang bercampur aduk di rongga dada.Wanita itu mengeluarkan isi di dalam amplop yang menampilkan foto ketika Mervyn sedang berada di rumah sakit bersama kedua anak kembarnya.Mervyn berjalan di lorong sambil menggendong Marcell yang tertidur di bahunya, sementara Michelle berjalan bergandenga

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 54

    Kehadiran Lisa dan Sarah di dalam ruang tamu apartemennya, membuat Mervyn cukup terkejut dan bingung.Kenapa mereka tiba-tiba ada di ruang tamu apartemennya tanpa memberi kabar terlebih dahulu?“Ada beberapa hal yang ingin Ibu tanyakan padamu, Mervyn,” ucap Sarah seraya mengelus punggung Lisa—seolah sedang berusaha menenangkannya.Saat dia menatap Lisa dan memperhatikannya lebih serius, Mervyn baru menyadari kalau gadis itu terlihat seperti sedang menangis.Mervyn kembali melirik ke arah ibunya, lalu bertanya dengan suara dingin, “Apa?”“Ibu sudah mendengar semua cerita dari Lisa, tentang wanita yang tidak sengaja bertemu dengan kamu di mall,” ujar Sarah, terlihat menahan amarah. “Sekarang katakan dengan jujur, siapa wanita itu?!” desaknya, tidak ingin mendengar penyangkalan apa pun.Mervyn hanya sedikit mengerutkan kening saat mendengar itu. Namun, tak ada sedikit pun ekspresi takut di wajahnya. Dia hanya memandang Sarah dan Lisa dengan wajah dingin.“Apa urusannya dengan kalian kala

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 53

    Julian berdiri di depan pintu, matanya terfokus pada Mireya yang baru saja membukakan pintu.Senyum tipis di wajah Julian langsung memudar saat dia melihat pria yang berdiri di samping Mireya.“Mervyn ...?”Julian mengerutkan dahi. Tiba-tiba, kenangan beberapa waktu lalu langsung berputar memenuhi kepala.Saat itu, di sudut lorong perusahaan, setelah menjalani rapat bisnis dengan perusahaan Mervyn, Julian tak sengaja melihat Mervyn berusaha membangun interaksi yang cukup serius dengan Mireya—seolah ada sesuatu yang lebih dari sebatas profesional kerja.Ada ketegangan di antara mereka, yang sempat membuat Julian curiga bahwa sebenarnya Mervyn adalah ayah kandung dari Marcell dan Michelle. Akan tetapi, saat itu Mireya sama sekali tidak menjawab keraguannya.Kini, dengan berdirinya Mervyn di sini, Julian semakin yakin dengan kecurigaan yang dia pendam.Di sisi lain, Mervyn juga merasakan sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan.Masih segar dalam ingatan Mervyn, ketika Rayyan menginformasika

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 52

    Pertanyaan itu membuat Mervyn terkejut. Dia mengernyitkan dahi, merasakan kekakuan yang mencekam.Meskipun secara biologis Mervyn memang ayah kandung Marcell dan Michelle, tetapi hubungan antara dia dan Mireya tidak cukup kuat untuk menjustifikasi hal seperti itu.Tidak ada status pernikahan antara Mervyn dan Mireya. Jadi, jika mereka berada dalam satu rumah meskipun hanya semalam saja, itu pasti akan menimbulkan tanda tanya besar bagi warga sekitar.Mervyn tidak ingin hal seperti itu terjadi dan mengganggu kenyamanan yang selama ini telah Mireya bangun bertahun-tahun di rumahnya.Mervyn merasa sedikit canggung, tidak tahu bagaimana seharusnya menjawab pertanyaan yang sekilas tampak sederhana bagi anak-anak, tetapi sebenarnya penuh dengan lapisan perasaan dan situasi yang rumit.“Uhm ... anak-anak?” Mervyn bicara dengan suara lembut dan berpikir, “Meskipun Papi adalah ayah kandung kalian, tapi ... Papi dan Mami tidak memiliki hubungan yang sah. Jadi, ada batasan antara Papi dan Mami y

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 51

    “Baiklah, aku duluan.” Karena tidak ingin berdebat terlalu lama, Marcell akhirnya mengalah dan mulai angkat suara untuk menjawab pertanyaan Mervyn. “Paman, sebenarnya kamu baru saja mengajukan pertanyaan retoris. Dari pertanyaan Paman, jawabannya tentu saja; pernah.”Marcell lalu menambahkan, “Memangnya siapa anak yang tidak merasa sedih jika hidup tanpa figur seorang ayah? Tapi, beruntungnya, aku dan Michelle mempunyai ibu yang luar biasa hebat dan kuat seperti Mami, sehingga dengan ada ataupun tanpa adanya sosok ayah, itu bukan lagi menjadi masalah bagi kami.”Mervyn hanya diam sambil mendengarkan dengan serius.“Paman lihat sendiri, ‘kan? Kami tumbuh besar, sehat dan kuat. Kami juga selalu bahagia bersama Mami,” pungkas Marcell, seolah menegaskan bahwa kehilangan seorang ayah sejak masih di dalam kandungan, bukanlah hal yang perlu disesali dalam hidup.Mervyn mengangguk paham. “Itu bagus!” ucapnya seraya tersenyum getir, membayangkan sebesar apa perjuangan Mireya hingga mampu mendi

  • Pahitnya Cinta: Mengandung Benih CEO Dingin   Chapter 50

    Mireya terbelalak mendengar permintaan Mervyn terkait keputusan untuk membeberkan semuanya kepada Marcell dan Michelle. “T–tapi ... apa menurutmu itu tidak akan membuat mereka marah? Bagaimana kalau aku dibenci karena menutupi fakta kalau kamu adalah ayahnya?”Mervyn menjawab dengan tenang, “Mereka tidak akan membenci kamu, Mireya. Aku lihat, mereka tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan pengertian. Tapi kalaupun mereka marah atau benci padamu, bukankah itu hal yang wajar? Mereka memang belum cukup mampu mengendalikan emosi, tapi percayalah, perlahan waktu pasti akan mendewasakan pikiran anak-anak kita.”Pipi Mireya sedikit memerah saat mendengar tiga kata terakhir yang terucap dari bibir Mervyn.‘Anak-anak kita’?Entah kenapa, meskipun kenyataannya memang benar, tetapi Mireya merasa bahwa ucapan itu sedikit berlebihan. Bukankah itu terkesan seolah mereka adalah keluarga?“Mireya ...?” panggil Mervyn sembari menelengkan kepala, mencoba menatap wajah Mireya lebih detail. “Kenapa diam s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status