Chapter: BAB 100 || Janji untuk BersamaHari ini Airish mendatangi rumah Alan untuk meminta tanda tangan pria itu di surat cerai. Ia tidak hanya sendirian, melainkan diantar oleh Juna. Meskipun Airish mengatakan dia bisa pergi sendiri dan menyelesaikan masalahnya dengan Alan secara empat mata, tetapi Juna bersikukuh ingin ikut.“Memangnya kamu tahu apa yang akan Alan lakukan kalau enggak ada aku? Gimana kalau nanti dia berani meluk-meluk atau nyium kamu kayak waktu itu? Kalau ada aku, nanti aku bisa ngehajar muka dia sampe bonyok. Biar kapok!” ucap Juna ketika Airish bicara bahwa dirinya tidak perlu diantar.Dan di sinilah mereka sekarang. Berdiri di depan pintu rumah Alan sambil menekan tombol bel beberapa kali. Menunggu sang empunya rumah membukakan pintu untuk mereka.CKLEK!Pintu terbuka. Menampilkan sosok Alan yang memandang sinis kedatangan Airish bersama Juna. Alan terlihat tidak suka dengan kehadiran Juna di samping Airish—yang selama ini selalu ia panggil dengan nama Reina.“Aku mau minta tanda tangan kamu. Kita re
Terakhir Diperbarui: 2023-11-30
Chapter: BAB 99 || Rasa Syukur dan Haru“Sebenarnya ada apa, sih, Jun? Tumben banget kamu ngajakin kita kumpul kayak gini?” tanya Demian dengan ekspresi penasaran.Juna tersenyum simpul membalas pertanyaan ayah mertuanya tersebut. Ia menyapukan bola mata ke sekeliling, melihat bagaimana orang-orang itu tampak tidak sabar mendengar jawaban dari mulutnya.Selain Demian dan Juna di ruang makan, di sini juga sudah ada Elena, Diana, Kiran dan tentunya Shandy. Juna sengaja mengumpulkan mereka untuk memberi kejutan bahwa Airish sudah kembali, dan artis pendatang baru bernama Reina itu aslinya memang benar-benar Airish.“Aku punya satu kejutan buat kita semua,” ucap Juna dengan ekspresi misterius.“Kejutan apa, sih, Bang? Alay banget, deh. Langsung aja ke intinya napa,” cibir Aisyah, adik perempuan Juna yang telah beranjak dewasa.Juna menyuruh orang-orang itu menutup mata dan jangan mengintip. Meskipun penasraan, tapi mereka berusaha sabar. Mengikuti permintaan Juna untuk menutup mata menggunakan kedua telapak tangan.“Tunggu samp
Terakhir Diperbarui: 2023-11-30
Chapter: BAB 98 || Si Pemilik HatiSebagai orang yang sudah sama-sama dewasa, Juna dan Airish memutuskan untuk membahas masalah mereka baik-baik dan dengan kepala dingin. Tidak lupa mengajak Kinan juga, karena perempuan itu juga terseret dalam masalah ini.Mereka telah berkumpul di ruang tengah. Juna, Airish dan Kinan. Sementara Shandy masuk ke kamarnya—tidak diperbolehkan oleh Juna untuk ikut campur permasalahan orang dewasa.“Karena Airish sudah terlanjur tahu, maka aku akan menyelesaikan semuanya sekarang.” Juna angkat bicara. Memandang dua wanita di sofa yang berseberangan dengannya.“Sebenarnya aku sama Kinan memang sudah lamaran, Rish,” ungkap pria itu apa adanya. “Itu jauh sebelum aku menemukan kamu kembali.”Airish mengerling, menahan sesak di dada karena kenyataan itu terlalu pahit baginya.“Tapi aku juga bilang sama Kinan, kalau aku enggak bisa meninggalkan kamu. Aku enggak bisa memilih satu di antara kalian.” Lagi, mulut Juna terbuka untuk mengatakan, “Memang aku sangat serakah dan egois, aku tahu. Tapi inil
Terakhir Diperbarui: 2023-11-30
Chapter: BAB 97 || EgoAlan baru saja sampai di gerbang sekolah. Melihat beberapa orang yang berkerumun di depan sana, membuatnya bingung dan mengernyitkan alis. Kebanyakan dari mereka saling membawa kamera, tetapi ada juga yang membawa recorder. Ada yang memegang mic juga.Lalu seorang satpam yang sejak tadi menghalangi orang-orang itu agar tidak masuk ke gerbang sekolah, kini menatap ke arah mobil Alan dengan pandangan meminta bantuan. Alan membuka pintu mobil, keluar dari dalamnya lalu menghampiri karamaian.“Itu Pak Alan!” seru salah seorang wartawan.Lantas saja orang-orang itu berlari mendekati Alan. Mereka bercepat-cepat menyodorkan mic di depan wajah Alan. Sorotan kamera langsung mengarah padanya, bahkan ada beberapa yang mengabadikan fotonya. Mereka semua melontarkan kalimat tanya secara bersamaan, bertubi-tubi. Sangat ribut dan berisik. Alan bahkan sampai bingung harus menjawab yang mana dulu.“Pak Alan, apakah benar Anda akan segera bercerai dengan Reina?”“Kapan kalian resmi bercerai?”“Apa yang
Terakhir Diperbarui: 2023-11-29
Chapter: BAB 96 || KesalahpahamanTapi laki-laki itu malah kembali memeluk Airish. “Aku tahu. Bukankah nggak ada salahnya kalau aku meluk kamu sebelum kita benar-benar resmi cerai?” tanyanya, yang membuat Airish memilih untuk menutup mulut. Apa yang Alan katakan memang benar. Mereka masih sah suami istri.“Shandy Basupati itu murid kamu, kan?” Airish membahas topik lain. Ia hanya malas saja jika teus-terusan membahas tentang hubungannya dengan Alan.Alan mengangguk, dan Airish bisa merasakan, karena sekarang Alan sudah meletakkan dagu di bahunya.”Dia anakmu?” tanya Alan. Meskipun sudah tahu bahwa jawabannya memang benar, namun Alan hanya ingin memastikannya saja.Lalu Airish tersenyum samar. “Iya,” sahutnya tanpa menyangkal. “Malam ini kamu tidur di kamar sebelah, ya? Aku enggak mau tidur berdua sama kamu,” tambahnya. Rasanya sangat risih jika harus tidur di samping pria yang bukan Juna.Alan menghela napas. “Baiklah.” Lebih baik ia mengalah daripada harus melihat Airish pergi.***Senyuman di bibirnya tertoreh setel
Terakhir Diperbarui: 2023-11-29
Chapter: BAB 95 || Terjebak dalam Bimbang“Lalu siapa wanita yang akan kamu pilih di antara mereka?”Juna masih belum lepas memandang gitar di pangkuannya. Sesekali memetik senar dengan asal. “Dua-duanya,” sahutnya, membalas ucapan Kiki.Jawaban Juna membuat Kiki berdecih sinis. Tangannya terulur mengambil poci di atas meja, lalu menuang air putih ke dalam gelss. “Gimana bisa kamu milih dua-duanya? Lebih baik pilih salah satu dari mereka. Jangan sampai kamu nyakitin dua-duanya.” Itu hanya saran saja dari Kiki. Tapi semuanya kembali ke diri Juna sendiri.Juna mendengkus, menurunkan gitar dari pangkuan dan meletakkannya di samping meja. “Aku nggak tahu harus milih yang mana.” Kali ini ia menatap Kiki. Bingung.“Sebenarnya siapa yang kamu sayang?” tanya pria yang bekerja di kedainya tersebut, setelah meneguk setengah gelas air putih.Untuk membalas pertanyaan itu, Juna sama sekali tidak ragu untuk mengatakan, “Aku sayang sama Kinan.” Ia merasa sangat yakin atas jawabannya.“Kalau begitu, silakan ceraikan Airish. Kasihan dia kala
Terakhir Diperbarui: 2023-11-29
Chapter: Rencana S2Halo, Semuanya!Aku mau nanya, kira-kira ada gak yang masih mau baca novel ini kalau aku bikin S2?Tapi di S2 ini pemeran utamanya bukan Evelyn & Zach, melainkan karakter lain di dalam cerita ini. Nah, kalian mau aku bikin cerita lanjutan tentang perjalanan kisah siapa nih?Ada beberapa pilihan yang bisa kalian pertimbangkan—tentunya dengan konflik berbeda yang nggak kalah seru dan bikin senyum-senyum sendiri.1. Oliver2. Aldrick3. Bryan4. Fathe5. Florez6. Freya7. Atau ada request?Btw, terima kasih banyak buat yang udah baca S1—baik yang baru baca beberapa BAB atau udah sampe selesai. Semoga rezekinya selalu lancar dan berkah, biar bisa top up banyak-banyak dan ikutin terus karya-karya aku yang lain, hehehe. Luv♥️
Terakhir Diperbarui: 2024-02-28
Chapter: Extra Part 4“Apa yang kau lakukan pada adikku?!”Suara bocah laki-laki dari arah lain berhasil mengalihkan perhatian Bastian dan Freya, membuat keduanya menoleh ke sumber suara, lalu terkejut mendapati Fathe yang sedang menghampiri dengan raut marah tercetak jelas di wajahnya.“Fathe!” Freya bergumam, merasa bala bantuan sudah datang kepadanya.Di belakang Fathe, tampak Florez membuntuti dengan ekspresi khawatir.Ketika Bastian menurunkan kedua tangannya dari sisi tembok, Freya langsung memaanfaatkannya untuk berlari kecil dan bersembunyi di balik punggung Fathe.Fathe menatap tajam Bastian. Satu jarinya terangkat, menunjuk-nunjuk wajah Bastian. “Kau ... jangan sekali-sekali mengganggu adikku lagi, atau aku akan mematahkan kakimu!” ancamnya dengan suara kesal.Bastian terlihat ketakutan. “Ti–tidak, Fathe. Aku tidak berniat mengganggu Freya.” Lutut kakinya terasa lemas sekarang.“Pergi sana, sebelum aku benar-benar akan menghajar wajahmu!” gertak Fathe sambil mengangkat kepalan tangannya.Bastian y
Terakhir Diperbarui: 2024-02-27
Chapter: Extra Part 3“Kenapa harus menunggu pulang sekolah? Kau bisa mengatakannya sekarang juga. Kebetulan sedang tidak ada Fathe,” ucap Revano.“Benar juga. Ayo! Kau bisa melakukannya, Bastian." Kenzo menyemangati.Bastian diam saja. Namun, isi kepalanya tidak benar-benar diam. Dia sedang berpikir mengenai apa yang harus dilakukan saat ini.“Apa kau takut ketahuan Fathe?” tanya Revano. “Kau dan Freya bisa berteman dulu. Tidak harus langsung menjalin hubungan.”“Bukan,” bantah Bastian yang tidak terima dibilang takut. “Aku hanya khawatir Freya tidak mau berteman denganku.”Revano mengibaskan telapak tangan di depan wajah Bastian. “Tidak mungkin. Aku perhatikan, Freya itu anak yang sangat baik dan berhati lembut. Dia pasti mau berteman dengan siapa saja,” ucapnya mengompori.“Revano benar. Aku bahkan tidak sengaja pernah menabrak Freya, tetapi malah dia yang menyesal dan minta maaf,” beritahu Kenzo.Karena terus didesak oleh kedua temannya, Bastian pun merasa tertantang untuk maju mendekati gadis berpipi c
Terakhir Diperbarui: 2024-02-27
Chapter: Extra Part 2“Mami, Mami, tadi Fathe mengatakan kalau dia mau memukul orang jahat,” adu Florez yang sedang dipakaikan dasi oleh Evelyn.“Iya, Mami. Papi juga malah mendukung, bukannya menegur,” tambah Freya. Seperti biasa, dia selalu menjadi orang pertama yang selesai mengenakan seragam dibandingkan kedua kakaknya.“Bukan begitu, Mami.” Fathe yang sedang memegang rompi merah itu langsung buka suara, tidak terima atas tuduhan yang telah dilayangkan Florez dan Freya kepadanya. “Aku hanya ingin memukul orang-orang yang bersikap jahat pada mereka.”“Ih, tapi, Mami ... bukankah kita tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain? Nanti Tuhan yang akan membalasnya,” ujar Florez. “Iya, ‘kan, Mi?” tanyanya memastikan.Evelyn menghela napas sejenak. Sudah biasa baginya mendengar perdebatan atau keluh kesah putra-putrinya di pagi hari, dan itu tidak pernah membuatnya merasa kesal.“Iya, betul. Kita memang tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain, tetapi bukan berarti kita harus diam saja pada saat di
Terakhir Diperbarui: 2024-02-27
Chapter: Extra Part 1Sinar mentari menembus jendela kamar ketika Evelyn menyibak tirai gorden. Sejak pukul setengah lima pagi, dia sudah bangun untuk mandi dan menyiapkan sarapan.Ini adalah hari Senin. Ketiga anak kembarnya akan beraktivitas seperti biasa, yaitu mengikuti program prasekolah yang sudah mereka jalani sejak usia tiga tahun. Jadi, tidak heran kalau Evelyn akan lebih sibuk dibandingkan di tanggal merah.Selain mengurus anak-anak mungil itu, Evelyn juga tidak lupa dengan kewajiban sebagi istri yang harus menyiapkan segala keperluan suami yang juga akan berangkat kerja pagi ini.Masing-masing seragam sudah Evelyn letakkan dengan rapi di atas kasur, lengkap dengan dasi, topi dan kaos kaki, sedangkan beberapa pasang sepatu dia taruh di lantai.Sekarang Evelyn kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan.Sementara itu, di dalam toilet ....“Papi, aku ingin duduk di sana.” Freya, gadis kecil yang masih memakai baju tidur dengan rambut ikalnya yang sudah berantakan, baru saja mendongak ke arah pria ber
Terakhir Diperbarui: 2024-02-26
Chapter: BAB 113“Siapa yang mau sandwich?” Terdengar suara dari arah lain, dan ternyata itu adalah Alice yang baru saja datang membawakan beberapa sandwich di atas piring.“Aku mau! Aku mau!” Ketiga anak itu berseru, lalu berlari dengan riang gembira menghampiri Alice.Melihat itu, Bryan ikut berlari ke arah Alice. “Ibu, aku mau dua! Untuk Fathe, berikan yang paling kecil dan isinya sedikit saja,” ledeknya.Fathe menoleh sambil mengerucutkan bibir dengan tatapan tajam. “Dasar serakah! Nanti perutmu bisa meledak karena terlalu banyak makan,” katanya, terlihat kesal.Bryan menjawab, “Aku tahu kapan waktunya berhenti makan, tidak seperti ikan hias yang makan banyak melebihi kapasitas perutnya yang kecil.”Fathe merasa tersinggung mendengar kata ‘ikan’. Karena, sebelumnya Bryan mengatai dirinya sekecil ikan hias. “Aku tidak pernah makan terlalu banyak,” ucapnya.“Kau menganggap dirimu seperti ikan?” ledek Bryan. “Padahal aku benar-benar sedang membahas ikan hias. Apa kau tidak tahu, ikan akan makan sebany
Terakhir Diperbarui: 2024-02-26
Chapter: Chapter 24Mireya mengikuti Mervyn yang berjalan menuju meja kosong, duduk di atas kursi, lalu melihat-lihat buku menu yang Mireya sodorkan ke arahnya.Tidak sampai satu menit, Mervyn menutup kembali buku tersebut dan memandang Mireya yang sejak tadi berdiam diri di samping meja.“Rekomendasikan aku makanan yang paling enak di tempat ini,” ucap laki-laki yang tampak gagah dengan kemeja cokelat muda yang membalut tubuh idealnya.Mireya tertegun, berpikir sejenak, mencoba memberikan jawaban terbaik. Meskipun tergolong baru bekerja di sini, dia tetap harus bersikap profesional.“Setiap menu yang kami sediakan dipilih dengan cermat untuk memenuhi standar kuliner terbaik dan berkualitas tinggi, tetapi kalau Anda bingung menentukan pilihan, saya akan merekomendasikan Hungarian Goulash Soup. Mungkin Anda tertarik untuk mencobanya?”Selama beberapa saat Mervyn terkesan dengan cara Mireya mempromosikan bahwa setiap hidangan di restoran memiliki kualitas terbaik—seakan Mireya sudah paham betul bagaimana m
Terakhir Diperbarui: 2025-01-23
Chapter: Chapter 23“Selamat bergabung dengan tim restoran! Semoga kita bisa membangun kerja sama yang baik,” ucap laki-laki dengan jabatan manajer yang tertulis jelas pada ID card di lehernya. Mireya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan di raut wajahnya setelah mendengar ucapan selamat dari atasan barunya tersebut. “Terima kasih, Pak!” ucapnya sumringah. Dia bahkan hampir ingin melompat saking girangnya. “Ya, sama-sama.” Pria bernama David itu segera pamit undur diri dan menjauh dari hadapan Mireya. Saat melewati tikungan, David mengeluarkan ponsel dari saku bajunya dan menelepon Asisten Rayyan. Setelah panggilan terhubung, dia pun mengatakan, “Aku sudah menerimanya bekerja menjadi pelayan. Selanjutnya apa lagi?” ‘Pak Mervyn akan memberikan uang sebagai kompensasi. Berapa nominal yang kamu mau?’ David terdiam, berpikir sejenak. Ini akan menjadi kesempatan yang sangat langka dan dia harus memanfaatkannya sebaik mungkin. “Dua ratus juta,” putusnya. ‘Apa?!’ Rayyan tercengang. Menurutnya, ju
Terakhir Diperbarui: 2025-01-22
Chapter: Chapter 22Mervyn yang semula masih bisa bersikap santai, seketika menautkan alis setelah mendengar pernyataan Rayyan. “Siapa wanita itu?” tanya Mervyn penasaran. Sorot matanya menunjukkan betapa Mervyn sedang tidak ingin main-main untuk saat ini. Jika Rayyan menganggap masalah ini sebagai lelucon, dia berjanji akan menenggelamkan pria itu ke Palung Mariana dengan kedua tangannya sendiri! Sempat ada keraguan di hati Rayyan sebelum menjawab pertanyaan Mervyn. Padahal, mulutnya sudah terbuka dan kalimat itu telah naik ke tenggorokan, tetapi entah kenapa dia khawatir akan menimbulkan masalah setelah bicara. “Ah, t–tidak jadi, Pak. Jangan terlalu serius, saya hanya bercanda,” ujar Rayyan sembari memainkan tangan dengan resah. Pria itu berusaha menyembunyikan gugup dengan tawa kecil, tetapi Mervyn malah melotot seakan siap menelannya bulat-bulat. “Kamu sudah bosan hidup?” sindir Mervyn, membuat bulu kuduk Rayyan meremang. Di sebelah Mervyn, ada Hasmi yang sedang mengemudikan mobil dan di
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: Chapter 21Sepulang dari kantor, Mervyn langsung menepati janjinya untuk mengantarkan jaket Mireya ke lokasi yang telah Sania sebutkan alamat lengkapnya. Setibanya di tempat tujuan, Mervyn didampingi oleh Rayyan untuk menemui pemilik rumah kost terlebih dahulu dan meminta izin menemui Mireya. Usai menjalani proses pemeriksaan serta menjawab beberapa pertanyaan, mereka akhirnya diizinkan masuk dan diberitahu berapa nomor kamar Mireya. Berhenti di kamar nomor enam belas, Mervyn mengetuk pintu beberapa kali hingga akhirnya sang pemilik kamar membukakan pintu untuknya. “Pak Mervyn ...?” Mireya tertegun sejenak, bertanya-tanya maksud dari kedatangan Mervyn kemari. Mervyn menunduk sopan seraya menyelipkan senyuman tipis. “Halo!” Sementara itu, Rayyan yang berdiri di samping Mervyn tampak tercengang saat matanya menangkap fitur wajah Mireya yang seperti tak asing dalam ingatan. “Silakan masuk dulu!” ajak Mireya. Kemudian, kedua pria di hadapannya mulai melangkah masuk dengan pintu yang sen
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: Chapter 20“Kamu serius?” Sarah masih tidak menyangka bahwa Mervyn akan move on secepat itu dari Lila.Tanpa ragu, Mervyn mengangguk. “Ya, kami akan segera menikah,” tekannya.Sarah tidak banyak berkomentar, meskipun banyak sekali kalimat tanya yang berjejalan di dalam kepala. Namun, pada akhirnya dia hanya berkata kepada Mervyn, “Kenalkan dia padaku. Aku ingin tahu wanita seperti apa yang akan kamu nikahi.”Setelah itu, Sarah pergi entah ke mana. Menyisakan Mervyn yang masih terdiam duduk di atas sofa beludru.Pria itu menghela napas berat, lalu termenung selama beberapa saat.Sebetulnya yang dia katakan barusan semata-mata hanya untuk membungkam mulut Sarah, agar wanita itu berhenti membicarakan omong kosong tentang perjodohan yang tidak dia inginkan.Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Mervyn terlanjur membeberkan niatnya mengenai rencana menikahi seseorang, tetapi dia sendiri sebenarnya merasa ragu dengan perkataannya.Dalam benaknya, dia bertanya, siapa yang harus dinikahi? Apakah Felly?Sem
Terakhir Diperbarui: 2025-01-19
Chapter: Chapter 19Mervyn mendengkus gusar. Sejujurnya dia malas sekali menanggapi wanita itu. Melihat wajahnya saja sudah muak, apalagi jika harus terlibat komunikasi?“Kapan Ibu akan pergi lagi?” Mervyn bertanya dengan wajah datar, seolah menegaskan bahwa kepulangan Sarah, ibunya bukanlah sesuatu yang cukup mampu membuatnya senang.Sarah sebetulnya sudah sangat terbiasa menghadapi sikap dingin Mervyn, hanya saja dia tidak menyangka bahwa Mervyn akan menunjukkan rasa tidak suka itu secara terbuka di depannya.“Sayang, setidaknya peluklah ibumu. Kenapa kamu buru-buru sekali ingin melihat Ibu pergi lagi?” tanya Sarah. Sebagai seorang ibu, tentu saja dia kecewa melihat reaksi anaknya.Sarah mendekat, merentangkan tangan hendak memeluk Mervyn untuk melepas rindu. Namun, Mervyn sudah lebih dulu menghindar tanpa memberinya peluang untuk sekadar menyentuh kulitnya.“Ada perlu apa?” Mervyn berjalan menuju pantry, mengambil gelas kosong berbahan kaca, lalu mengisinya dengan air minum dari dalam water dispenser.
Terakhir Diperbarui: 2025-01-18