Ruangan itu hening, seakan waktu berhenti berputar. Firman masih diam, menatap Nadya dengan wajah penuh kebimbangan. Di luar, terlihat gelap. Awan hitam menggelayut manja siap menumpahkan airnya, seolah alam turut bersedih bersama Nadya. “Na ….” “Tinggalin aku sendiri,” pinta Nadya dengan suara lirih, terdengar sedikit gemetar sambil membuang muka untuk menyembunyikan air matanya. Sejak awal mengurus perceraian, Nadya sadar masih ada bayang-bayang ketakutan dirinya akan hamil. Namun, karena sibuk mengurus perceraian dan membangun kembali usahanya, dia tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Nyatanya, ibarat bom waktu, masalah ini akhirnya meledak juga. “Na, tadi Tante Anita datang bawa makanan. Kamu mau—” “Aku nggak lapar,” sela Nadya lirih, masih enggan melihat cinta pertamanya. Firman tertegun, tapi tetap berusaha tenang. Dia tahu, Nadya butuh ruang untuk sendiri. “Aku tunggu di luar. Kalau butuh sesuatu, panggil aku,” ucap Firman sambil meletakkan ponsel Nadya ke atas n
Last Updated : 2024-12-18 Read more