All Chapters of Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!: Chapter 41 - Chapter 50

80 Chapters

Luka Lama Berdarah Lagi

Semakin besar rasa cinta kita, semakin dalam luka yang terasa saat kehilangan ….***"Nana, udah bangun, Nak?" Suara Mama Anita terdengar samar, membangunkan Nadya yang ketiduran di atas sajadah setelah sholat Subuh. Meski hati dan jiwanya hancur, satu hal yang tak pernah terlewat darinya adalah pertemuan dengan Sang Pencipta. “Buka pintunya, Sayang.”Nadya menatap jam digital di atas nakas yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Meski tubuhnya terasa sedikit kaku, tapi wanita yang masih mengenakan mukena itu memaksakan diri untuk duduk. Napas berat diembuskan perlahan dari mulut. Perlu beberapa saat untuk mengumpulkan kesadaran, mengingatkan dirinya pada realitas yang menyesakkan.Ketukan halus kembali terdengar."Mama bawa sarapan untuk kamu," ucap Mama Anita lembut dari balik pintu. “Tolong buka pintunya, Sayang.”Perlahan, Nadya berdiri dan membuka penghalang yang sejak kemarin memisahkannya dari dunia luar. Wajah hangat ibunya terlihat, diiringi semangkuk bubur Manado di tangan ya
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Hukum Nasab Anak Dalam Kandungan (1)

“Sayang, Mama sama Papa mau ajak Bima ke timezone. Kamu beneran nggak ikut?”Nadya menggeleng lemah, menatap putranya yang terlihat lebih ceria setelah sepanjang pagi terlelap dalam pelukannya. Tak hanya keadaan Bima yang membaik, Nadya pun merasakan hal yang sama. Meski masih menyimpan kesedihan dan pikiran terkait kehamilannya, tapi dia sudah lebih tenang sekarang.“Mami gak itut?” tanya bocah tiga tahun itu memastikan. Besar harapannya sang ibu bisa terus membersamainya.“Nggak, Sayang,” jawab Nadya sambil berjongkok di depan Bima. “Mami belum bisa pergi-pergi dulu, masih harus istirahat. Kan Mami baru pulang dari rumah sakit,” jelasnya mencari alasan. Sebenarnya, Nadya tidak ingin pergi karena mulai merasa mual. Pagi tadi, begitu Mama Anita keluar dari kamarnya, ia memuntahkan semua makanan di perutnya. Morning sickness mulai terasa di bulan kedua ini. Sedikit terlalu awal, tapi balada hamil muda setiap wanita berbeda-beda.“Pa, Mama juga sebenarnya nggak tega ninggalin Nana send
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Hukum Nasab Anak Dalam Kandungan (2)

Wajah Nadya bersemu merah. Dia cukup terkejut dengan sikap Firman yang seenaknya sendiri dan berbicara ceplas-ceplos. Benar-benar berbeda 180 derajat dengan pembawaannya dulu yang pemalu dan cenderung banyak diam.Bayangan masa-masa indahnya saat bersama Firman kembali berputar di kepala. Pria itu selalu menuruti permintaannya tanpa tapi.“Kenapa senyum-senyum begitu?” tanya Nadya sedikit tersentak saat lamunan singkatnya berakhir dan mendapati si pengacara tampan rupawan mengulas senyum hangat sambil menatapnya.“Nggak apa-apa, Bu. Saya baru pernah lihat orang terpesona sampai segitunya sama saya. Kayak orang yang gagal move on aja.”“Diem kamu. Siapa yang gagal move on?!”Firman hanya mengangkat bahu, sama sekali tidak tersinggung dengan bentakan Nadya. Sebaliknya, dia justru senang karena kesedihan yang menggelayut di mata indah wanita pujaannya mulai berkurang. Berganti dengan ekspresi kekesalan seolah ingin menelan dirinya hidup-hidup.“Lima belas menit sudah berlalu. Waktu Bu Na
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Tatapan Mesum Reza

Nadya memasuki rumah dengan langkah ringan setelah kepergian Firman. Namun, keningnya berkerut menatap layar ponsel yang menampilkan pesan aneh dari nomor yang tak dikenal."Siapa, sih?" gumamnya sambil duduk di kursi sofa ruang tengah dan menyandarkan punggungnya ke belakang."Aku bisa membantu menghancurkan mantan suamimu. Dia ada dalam genggamanku."Nadya membaca keras-keras pesan itu sambil mencerna maksudnya dan menerka-nerka siapa pengirimnya. Seharusnya hanya orang-orang terdekat saja yang tahu nomor pribadinya itu."Nggak banyak orang yang tahu nomor ini, kenapa bisa ada pesan kayak gini nyasar ke sini? Apa mungkin cuma orang iseng, ya?"Dengan acuh tak acuh, Nadya meletakkan gawai pintarnya ke atas meja. Dia tidak ingin memikirkannya. Meskipun hati kecilnya masih diliputi rasa penasaran, tapi dia tidak ingin membuang energi untuk hal percuma. Dia memilih tenggelam dalam dunia novel fiksi yang bisa memberikan hiburan untuknya.Namun, satu nama tiba-tiba terbersit saat membalik
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Masuk ke Dalam Permainan

“Ini kopinya, Pak. Tanpa gula seperti permintaan Bapak.”Alya meletakkan secangkir kopi di meja Reza, tak begitu jauh dari laptop yang redup layarnya, mode sleep otomatis saat lebih dari 30 menit tidak digunakan.“Hmm, ma—” Kalimat Reza terhenti sebelum melanjutkan, “Kok baju kamu ganti?” imbuhnya dengan kening berkerut menatap penampilan baru Alya.Alih-alih berterima kasih, justru pria itu gagal fokus dan bertanya demikian. Kata itu terucap bersama ekspresi keterkejutan yang begitu kentara. Sarat akan rasa kecewa.“Oh, baju saya?” tanya Alya pura-pura polos. Deretan giginya sengaja ditampakkan sebelum memberi alasan.“Tadi saya nggak hati-hati waktu makan. Krim cake-nya kena baju. Saya coba lap pake tisu basah malah jadi ke mana-mana nodanya, Pak. Untung saya bawa ganti. Kalau nggak, nggak enak dilihatnya. Kotor!” ungkap gadis itu sengaja menekan intonasi kata terakhir sebagai sindiran karena pikiran kotor Reza padanya.“Lain kali hati-hati kalau makan. Kamu bukan lagi anak kecil.”
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Petaka Gaun Merah

"Hallo, Mas Reza!" Joyce menjauhkan telepon dari telinga, memeriksa sambungan telepon yang beberapa detik lalu berbunyi Tut tut tut."Mas Reza!" teriak Joyce jengkel. "Hallo!" imbuhnya dengan nada yang semakin tinggi. Namun, layar ponselnya sudah kembali ke mode stand by yang menegaskan kalau pria itu tak akan lagi mendengar suaranya."Argh!"Joyce menghentak kakinya sambil menggerutu."Dasar laki egois, maunya dingertiin tapi gak bisa ngertiin. Ditelepon gak dijawab-jawab. Sekalinya dijawab malah ngomel melulu kayak kaleng rombeng. Udah susah-susah pasang suara manis, eh, ujung-ujungnya disuruh jangan ganggu!"Joyce mengerucutkan bibir sambil melempar ponsel ke sofa. Ingatan ponsel yang hancur berkeping-keping tempo hari seolah mengingatkannya bahwa dia harus menyayangi benda mahal itu. Terlebih, angsuran pertama pinjaman online-nya saja belum mulai dibayarkan."Kalau bukan demi minta uang buat bayar pinjol, ogah banget aku merendahkan diri ngomong baik-baik sama dia kayak tadi. Mau
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Sosok Pria Idaman (1)

Joyce berdiri di balkon sambil menatap kepergian Minah yang membawa tas kecil berisi baju. Dia masih sempat menggeledah barang bawaan wanita itu, tapi hanya berisi daster, baju harian, dan kain jarik yang sering digunakan sebagai selimut saat tidur. Tak ada barang-barang berharga seperti yang Joyce curigai. "Saya memang miskin, Bu, tapi saya gak akan nyolong. Daripada curiga saya bawa kabur harta Bu Joyce, mendingan Ibu hati-hati sama tangan Ibu sendiri yang suka belanja online. Jangan sampai terlilit pinjaman online. Masuk bui risikonya kalau gak bisa bayar!" Kata-kata Minah saat memasukkan baju-baju yang Joyce hamburkan dari tas sepuluh menit lalu, kembali terngiang-ngiang di telinga. Ada ketakutan yang diam-diam menyergap. Bagaimana jika dia benar-benar tidak bisa membayar angsuran setiap bulannya? Joyce menggelengkan kepala berkali-kali. Dia tidak ingin memikirkan kemungkinan terburuk itu. Satu yang pasti, dia harus mendapat uang dari Reza malam ini. Wanita hamil itu berbalik
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Sosok Pria Idaman (2)

"Ah, oh ... itu karena dia juga nggak becus ngurus kerjaan lain. Udah berkali-kali aku tegur, tapi hasilnya masih sama," jawab Joyce sekenanya, terlihat hanya mengada-ada. "Jadi, kamu sendirian di rumah?" Joyce mengangguk dengan wajah sedih yang dibuat-buat. "Satu-satunya kelebihan Minah cuma bisa masak makanan kesukaan Mas Reza. Sekarang aku harus putar otak gimana caranya nyari orang yang bisa masak ikan dori asam manis sama balado kentang. Mas Dani punya temen atau kenalan yang pinter masak, nggak?" "Ada, tapi dia lagi istirahat sekarang, nggak terima orderan. Kemarin baru pisah dari suaminya yang matre dan doyan selingkuh. Kalau aku jadi dia, udah kujambak pelakor itu sampai rambutnya botak." Joyce meneguk ludah dengan paksa sambil menyentuh rambutnya sendiri, menahan rasa tidak nyaman yang tiba-tiba menghampirinya. Di mata orang lain, dirinya pun bisa saja disebut pelakor yang merusak rumah tangga Nadya. Meski pada kenyataannya, dia yang memulai hubungan terlebih dahulu deng
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Gadis Polos (1)

Nadya berdiri di taman belakang rumah sambil menggenggam selang air. Dia menyiram mawar putih kesayangannya sambil melamun.Penjelasan Firman mengenai janin yang dikandungnya—yang ternyata masih terikat erat dengan Reza—membuatnya tidak bisa melupakan pria itu. Sampai kapan pun, mereka masih akan bersinggungan. "Mami!" seru Bima, sengaja mengagetkan ibunya dari belakang, membuat wanita 28 tahun itu tersentak dan memutus lamunannya. "Bima udah puwan," imbuhnya dengan suara khas anak-anak yang ceria.Seketika Nadya tersenyum, menyembunyikan keresahannya."Wah, jagoan Mami udah pulang main. Gimana tadi? Seru, nggak?" Wanita berjilbab pasmina hitam itu jongkok dan membuka tangannya untuk memeluk Bima.Bima langsung memeluk erat, hampir membuat Nadya kehilangan keseimbangan. "Seyu, Mi. Bima main mobil-mobilan, main peyosotan, mandi bola, banyak deh.""Iya?""Hmm. Kata Oma, Bima hayus jagain Mami sama dede bayi muyai sekayang soalnya Papi jauh," ucapnya polos. Nadya tersentak. Kata-kata B
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Gadis Polos (2)

"Saya udah di depan, Al. Kamu di mana?""Saya masih di minimarket, Pak. Sebentar lagi saya keluar."Jemari Reza mengetuk-ngetuk kemudi sambil memperhatikan pintu keluar. Matanya menangkap pergerakan seseorang yang postur tubuhnya tampak familiar. Kutilang—kurus, tinggi, langsing. Namun, penampilannya membuat si duda mes*m itu mengerutkan kening."Itu Alya? Kenapa dia pakai baju kayak gitu?" gumamnya beberapa detik sebelum seorang wanita yang mengenakan jaket hitam dan masker berwarna sama, mengetuk kaca mobilnya."Maaf ya, Pak, agak lama."Reza masih mencerna, kenapa gadis itu menutupi identitasnya seolah tidak ingin orang melihat wajahnya. Namun, tidak ada alasan kuat untuk bertanya."Ayo berangkat sekarang, Pak."Reza menekan pedal gas, menyembunyikan rasa ingin tahunya."Kamu bawa apa itu, Al?" Alya mengangkat nasi kepal yang dibungkus dengan nori, Yang dibelinya di minimarket tadi.“Ini onigiri, Pak. Saya lapar, jadi sekalian makan di jalan. Sampai rumah Budhe nanti, mungkin lang
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status