Semua Bab Akan Kubalas Pengkhianatanmu, Mas!: Bab 61 - Bab 70

80 Bab

Main Cantik (1)

Sementara Joyce masih meratap di kamar hotel yang berantakan, mobil Reza memasuki gerbang yang tak terkunci. Keningnya berkerut saat dia melihat pintu rumah terbuka lebar."Gerbang nggak dikunci, pintu rumah juga dibiarin terbuka jam segini. Ada tamu siapa? Apa mungkin Nadya mau ambil barang-barang? Kenapa baru sekarang?"Reza menatap sekeliling, tapi tidak mendapati apa pun di carport yang muat untuk dua mobil. Hanya kendaraan inventaris kantor Bandung yang dipakainya tadi.Dengan langkah cepat, hampir seperti berlari, Reza menaiki anak tangga pendek menuju teras dan langsung masuk ke rumahnya di kluster elit itu. "Joy!" panggilnya sambil berjalan masuk. Sekali lagi, matanya berkeliling menyapu ruangan. Ruang tamu bersih, tak ada keanehan."Joyce, kenapa pintunya nggak kamu kunci?"Tetap tak ada jawaban, membuat Reza terus melangkah lebih jauh, memanggil ART mereka."Minah, Joyce ke mana, Nah?"Lagi-lagi hanya hening, tak ada suara balasan. Langkahnya terhenti di ruang tengah di man
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Main Cantik (2)

"Pantas saja dia nggak merengek minta jatah walaupun aku jauh. Aku kira aku bisa percaya, ternyata dia punya laki-laki yang bisa memuaskannya kapan saja!" Reza mengeratkan gigi-giginya, wajahnya memerah menahan amarah."Dia harus kukasih pelajaran biar tahu siapa yang berkuasa di sini!" geram Reza dengan tatapan berkilat seolah ada api di matanya.Di sisi lain, Joyce berjalan gontai melewati lobi. Dia tidak peduli tatapan penuh selidik dari orang-orang di sekitarnya maupun anggukan sopan dari resepsionis di belakang meja. Hatinya hancur. Joyce langsung masuk ke dalam taksi yang kebetulan berhenti untuk menurunkan penumpang. Dia menyebutkan alamat rumahnya dengan suara terluka, tanpa memedulikan sopir yang memandang heran ke arah penampilannya. Dia duduk di kursi belakang, membanting pintu dengan sedikit lebih keras dari yang seharusnya. Ponselnya masih digenggam erat. Di dalam kepala Joyce, pikirannya berputar-putar tanpa henti.Benarkah Reza selingkuh?Bagaimana bisa hubungannya deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Siap Meledak Kapan Saja (1)

Telepon akhirnya terputus, menyisakan keheningan di ruangan itu. Dani tersenyum licik, sudut bibirnya terangkat dengan penuh kepuasan. Ia menggeser ponselnya di meja, lalu memandang Nadya, Firman, dan Alya yang sejak tadi ikut mendengar percakapannya dengan Joyce. Dia memang sengaja mengaktifkan fitur speaker. "Jadi gimana? Kalian puas mangsa kita udah masuk jebakan?" tanya Dani dengan nada penuh teka-teki. Nadya terdiam sejenak, matanya menatap kosong seolah merenungkan apa yang baru saja terjadi. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya menjawab dengan suara pelan, namun penuh makna, "Dibandingkan puas, aku lebih prihatin. Gimanapun juga, sebagai sesama wanita, aku kasihan sama Joyce." Senyum kebanggaan di wajah Dani luruh, sorot mata yang penuh binar bahagia perlahan meredup. Respons Nadya di luar perkiraannya. Dia pikir wanita itu akan senang karena Joyce terluka. "Nggak ada satu pun wanita di dunia ini yang ingin dikhianati, Mas. Sakit rasanya." Dani menghela napas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Siap Meledak Kapan Saja (2)

Belum selesai Joyce merancang skenario di kepala, lampu utama ruang tengah tiba-tiba menyala terang benderang bersama pertanyaan dari mulut Reza yang terasa begitu tajam dan dingin. "Mas ... Mas udah pu—" "Dari mana kamu?!" ulang Reza sambil berjalan ke arah Joyce. Tatapannya tajam penuh intimidasi. Joyce tersentak, napasnya tertahan. Semakin Reza mendekat, ketakutan mengungkungnya semakin pekat. Tubuhnya membeku di tempat, tak mampu berkata-kata. Suara itu, nadanya, juga ekspresi wajahnya, menunjukkan keadaan emosional Reza yang tidak baik-baik saja. Pria itu seolah menahan kemarahan yang siap meledak kapan saja. "Kenapa diem? Bisu?" Joyce berusaha menjaga suaranya tetap tenang. “Ta ... tadi perutku kram mendadak, Mas, jadi aku langsung pergi periksa ke klinik,” jawabnya sedikit terbata-bata. Jantungnya berdebar kencang karena kebohongan yang baru saja ia lontarkan. Reza menyipitkan matanya, mempertanyakan penjelasan itu. “Ke klinik pake lingerie?” tanyanya sinis, m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Bayi Siapa di Perutmu? (1)

Joyce terbangun dengan rasa nyeri di seluruh tubuhnya. Suara mesin monitor berdetak pelan di sampingnya dan aroma antiseptik terendus indra penciumannya.Aku di mana? batin Joyce yang baru saja mendapatkan kembali kesadarannya.Pandangannya kabur, semua terlihat samar. Butuh beberapa detik untuk memahami di mana ia berada sekarang. Dinding putih bersih dan cahaya lampu yang lembut terlihat sebelum Joyce menyadari tiang infus berdiri tegak, belalainya terhubung dengan punggung tangan. Ia ada di ruang perawatan sebuah rumah sakit."Udah siang?" gumam Joyce tanpa suara saat menyadari langit di luar jendela kaca terlihat terang benderang.Perlahan ingatan kembali menghantamnya—tubuhnya yang diperlakukan dengan kasar oleh Reza, tangisan putus asa, hingga rasa sakit luar biasa di perut sebelum semuanya berubah menjadi gelap gulita. Dia pingsan. Entah apa yang terjadi selanjutnya. Joyce menutup mata erat-erat, berusaha mengusir trauma yang baru saja didapatkan olehnya. Reza, laki-laki yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Bayi Siapa di Perutmu (2)

Reza terbakar api cemburu saat melihat Firman memakaikan masker ke wajah Nadya. Meski tidak bisa mendengar percakapan mereka, tapi Firman jelas memperlihatkan ekspresi lembut dan penuh perhatian. Seperti seorang suami yang amat menyayangi istrinya.Tanpa pikir panjang, Reza melangkah cepat, menarik tangan Nadya dari belakang dengan kasar."Nadya, jadi begini kelakuan kamu setelah cerai dari aku?!" suaranya lantang dan tajam, penuh emosi yang sudah lama tertahan.Nadya tersentak, matanya melebar. Tubuhnya menegang, refleks menarik tangannya dari cekalan Reza. Jantungnya berdegup kencang dan kehilangan kata-kata. Kenapa bisa Reza bisa muncul di hadapannya?Reza tersinggung dengan refleks Nadya yang seolah jijik padanya. Tatapannya kini penuh dengan kemarahan dan kecurigaan."Ngapain kamu di sini? Kamu hamil anak dia?" Mata Reza melirik tajam ke arah Firman, seolah menuduh tanpa perlu penjelasan.Firman tersinggung, tidak bisa tinggal diam dan maju melindungi Nadya."Selamat pagi, Pak Re
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Siap Jadi Ayah Sambung

Mobil Firman perlahan memasuki halaman rumah. Suara mesin yang mendekat membuat Bima, yang sedang bermain di teras, segera berlari ke arah pintu. Begitu mobil berhenti, bocah 3 tahun itu langsung berseru dengan gembira."Yey! Mami akhilnya pulang!" seru Bima sambil melompat-lompat di teras yang terbuat dari keramik bercorak cerah. Langkah kecilnya tertuju pada wanita yang sedari tadi ditunggu-tunggu kemunculannya.Nadya melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil dengan cepat, tersenyum lebar ke arah Bima. Tanpa ragu, wanita itu berjongkok dan menyambut pelukan Bima erat-erat, tenggelam dalam aroma manis rambut anaknya yang tak bosan-bosan ia ciumi saat berdekatan."Bima udah nungguin Mami?" bisiknya lembut, mencubit hidung kecil Bima yang kini tersenyum lebar."Iya, Oma bilang pelgi libulan tunggu Mami," jawabnya dengan suara khas anak-anak."Liburan?" tanyanya yang dijawab anggukan oleh Bima.Nadya menahan rasa penasaran, keningnya berkerut sebelum menoleh ke samping dan menangkap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

Terbakar Api Cemburu

Manusia hanya bisa berencana, tetapi hasil akhirnya kembali pada garis tangan yang telah Tuhan goreskan. Itulah yang terjadi pada Nadya. Sekuat apa pun dia menolak berinteraksi dengan Firman, semesta membuka matanya ketika makan malam tiba."Bima nggak mau makan. Mau liat kembang api!" tukas bocah yang menolak makanan di depan mulutnya, bahkan menepis sendok yang dipegang Nadya. Tangisannya terdengar sebagai bentuk protes karena tidak mau dipaksa."Kembang apinya belum mulai, Sayang. Masih 1 jam lagi.""Nggak mau!" rengeknya sambil menendang kaki sembarang, hingga terdengar bunyi 'duk duk' karena sepatunya menabrak kaki meja.Nadya menghela napas, bingung bagaimana lagi membujuk putranya agar mau makan. Saking asyiknya bermain layang-layang, bocah itu menolak makan, tidur, bahkan mandi dan istirahat. Akibatnya, dia kelelahan dan rewel seperti sekarang."Kembang api, Mi! Mau liat api.""Iya, nanti kembang apinya keliatan dari sini." Mama Anita ikut bicara. Dia menghampiri Nadya dan dud
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

Saling Menghancurkan

"Aku nggak akan biarin pengacara sialan itu menggantikan posisiku sebagai papinya Bima. Dia akan kubereskan setelah urusan di Bandung selesai. Awas saja!" Reza memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tangannya mencengkeram setir dengan kuat, sementara pikirannya berkecamuk. Meskipun dialah yang berkhianat, pria itu merasa dirinya yang dizalimi. "Joyce pasti tahu siapa pengacara itu. Aku harus bisa ngambil hatinya lagi." Perjalanan dua jam lebih mengantarkan Reza kembali ke Jakarta. Hal pertama yang harus dia lakukan adalah menemui selingkuhannya dan memperbaiki hubungan yang sempat retak sebelumnya. Setibanya di rumah sakit, waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Koridor lengang, hanya menyisakan satu-dua perawat yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka. Langkah Reza langsung tertuju ke kamar tempat Joyce dirawat. Wanita itu tengah berbaring, masih tampak lemah. Namun, sorot matanya tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat menyadari kedatangan Reza. “Mm … Mas Reza!” ucap J
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

Mendapat Kepercayaan Penuh

“Sempurna!” ucap Reza lirih sambil memandangi layar laptop miliknya yang sempat terkena tumpahan kopi dua minggu yang lalu. Seruan itu terasa amat bertenaga, seolah Reza ingin melompat dari kursinya, bahkan salto sampai kayang kalau perlu. Angka-angka dalam laporan triwulan itu tampak sempurna, rapi, tanpa cela. Setidaknya dua ratus juta sudah masuk ke rekening rahasianya berkat manipulasi yang ia lakukan bersama Alya dan beberapa staf lain yang berhasil direkrutnya untuk bekerja sama. “Ini baru permulaan. Kalau aku udah bisa handle semuanya, uang yang aku dapat bisa dua atau tiga kali lipat dari jumlah ini,” imbuhnya dengan mata dipenuhi oleh binar-binar bahagia. Reza bermonolog sambil membayangkan isi tabungannya semakin gendut. Suara ketukan di pintu menyita atensi Reza, membuat senyum licik di wajah harus disembunyikan segera. "Masuk," pinta pria yang memakai kemeja biru muda itu sambil menegakkan tubuhnya, memasang sikap paling wibawa. “Permisi, Pak.” Sosok gadis cantik den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status