Beranda / Romansa / SEBELUM BERPISAH / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab SEBELUM BERPISAH: Bab 31 - Bab 40

122 Bab

31. Duri 2

"Oh ya, Mbak udah dapat arsitek untuk renovasi gedung dan pembangunan kantor cabang. Minggu depan dia ke sini. Untuk masalah renovasi ini, kamu yang ngehendel, El. Biar Ranty yang pegang untuk promosi desain baru kita. Oke, kalian istirahat dulu. Mbak mau makan." Angel meninggalkan mereka.Mendapatkan masukan panjang lebar dari Angel, membuat Elvira tenang. Mungkin memang benar, dia harus bersabar untuk sekarang ini. Toh pernikahannya baru masuk bulan ketiga. Masih butuh penyesuaian diri. Tapi soal Herlina, dipantau saja dulu. Jika memang sudah tidak bisa bertahan, menyerah bukan pilihan yang salah."El, Mama mertuamu wanita yang sangat bijaksana. Beliau nggak mungkin segampang itu merendahkan orang. Kalau sampai menolak Herlina yang cantik, cerdas, anak orang kaya, dokter pula itu, pasti ada sesuatu yang nggak bisa dianggap sepele." Ranty bicara setelah beberapa saat mereka diam."Dan kesannya, Mas Hendy melindungi rahasia Herlina supaya kehidupannya nggak kuketahui. Menyedihkan, Ran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

32. Duri 3

"El, apa yang kamu bilang waktu Herlina telepon hari Sabtu kemarin?" tanya Hendy sepulang kerja malam itu."Maksudnya?""Kamu nggak memberitahuku kalau Herlina menghubungi karena ada operasi." Hendy memandang lekat istrinya.Elvira terkesiap mendengar ucapan Hendy. Pasti ini cerita dari perempuan itu. "Operasi? Dia nggak ngomong begitu. Mas, percaya dengan omongan dokter Herlina? Sumpah, telepon pagi itu hanya membahas simposium. Nggak sedikit pun menyinggung soal operasi. Waktu itu aku langsung cerita pada Mas Hendy, kan?""Tidak ada yang lain?" tanya Hendy curiga."Memangnya ada apa, Mas?""Sabtu itu pasien yang kutangani pendarahan dan harus di operasi segera. Dokter Zani sudah meneleponku tapi tidak kujawab. Saat itu ada dokter Herlina tengah menunggui pasiennya yang hendak bersalin. Jadi dia yang nyoba nelepon aku lagi. Tapi kamu yang terima teleponnya, kan. Karena tidak ada respon dariku, akhirnya di handle dokter Edy."Elvira tersenyum getir. "Pinter ngomong teman terbaikmu itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

33. Sang Mantan 1

SEBELUM BERPISAH - Sang Mantan Hendy keluar dari ruang operasi dengan langkah gontai. Seragam operasi warna hijau yang dikenakannya masih rapi meski telah melewati beberapa jam yang intens di ruang bedah. Masker biru muda tergantung di lehernya dan sarung tangan lateks yang baru dilepas meninggalkan bekas samar di kulit tangannya. Dia masuk ke ruangan seraya melepas penutup kepala. Pergi ke wastafel untuk mencuci tangan lagi. Dari pantulan cermin, tampak kegalauan yang tak dapat ia tutupi. Hendy duduk di kursi dan membuka pesan terakhir yang ia kirimkan kepada Elvira saat di ruang operasi tadi. Belum ada balasan. Sejak malam itu, Elvira benar-benar memilih diam. Bicara seperlunya meski mereka masih tinggal sekamar.Semuanya bermula dari satu perdebatan. Sebuah percakapan yang seharusnya sederhana, tapi berkembang menjadi luka dalam hubungan mereka. Elvira menyebut nama Dokter Herlina dengan nada yang sulit disembunyikan. Cemburu.Benarkah Elvira cemburu? Kalau benar, tentu sudah ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

34. Sang Mantan 2

"Rizal dengan versi terbaiknya sekarang ini, nggak pantas dapat bekas, Ran. Apalagi selingkuh dengan istri orang. Sebab untuk mendapatkan perempuan single begitu mudah baginya sekarang. Dia layak mendapatkan perempuan sholihah." Memposisikan diri sebagai wanita tak layak begini, rasanya juga sedih bagi Elvira. Karena dulu dia sangat dihargai dan diratukan oleh pria itu. Diprioritaskan perasaannya."Kalau cinta, dia nggak akan peduli kamu siapa.""Aku tahu diri kok. Mana mungkin aku merusak citra lelaki baik seperti dia."Hening. Ranty melihat Elvira berusaha menyembunyikan embun di matanya. Dalam keadaan rumah tangga yang tidak baik-baik saja, Elvira masih berpikiran waras. Jika wanita lain, mungkin akan mencari pelarian. Apalagi Ranty sendiri masih bisa melihat, cinta Rizal untuk Elvira masih besar. Mungkin masih ada sekelumit harapan, bisa mendapatkan Elvira kembali. Ah, itu hanya dugaan Ranty saja.Sungguh cinta yang indah. Sayang tidak sampai pada tujuannya."Kurasa Rizal nggak pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

35. Sang Mantan 3

"Maaf, Mas. Mbak Elvira sama Mbak Ranty pulang pas gerimis tadi. Nggak lama kemudian turun hujan deras. Mungkin mereka masih mampir berteduh." Satpam yang berjaga menjawab."Apa Bapak tahu di mana alamatnya Mbak Ranty?""Alamat pastinya saya nggak tahu, Mas. Dia kos di sini. Tapi kos di mana saya juga nggak tahu.""Mereka pulang biasa lewat mana, Pak?""Ambil jalan ke kiri, Mas. Tapi setelah itu lewat mana saya nggak tahu.""Baiklah, Pak. Terima kasih banyak.""Sama-sama, Mas."Hendy kembali ke mobilnya. Ia memutuskan lewat jalan utama. Melaju pelan sambil memperhatikan tepian jalan. Melihat ke halte dan emperan toko, siapa tahu mereka mampir berteduh.Sementara Ranty yang baru selesai salat, meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Elvira. Ingin tahu sahabatnya itu sudah sampai rumah apa belum. Namun hingga beberapa menit kemudian tidak ada balasan. Ya Allah, apa Elvira belum sampai rumah. Mengingat masih hujan deras begini. Ingin menghubungi Hendy, tapi dia tidak tahu nomernya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

36. Rasa yang Aneh 1

SEBELUM BERPISAH - Rasa yang Aneh "Siapa yang telepon, El?" Hendy yang baru keluar kamar mandi bertanya pada sang istri yang tengah menyisir rambut setelah dikeringkan. Dari dalam tadi ia mendengar ponselnya berdering."Aku nggak tahu." Seperti yang sudah diucapkan kemarin. Elvira tidak akan sibuk lagi dengan ponsel sang suami. Walaupun benda itu berdering tepat berada di depannya. Melihat siapa yang menelepon saja Elvira enggan.Hendy meraih ponsel di meja rias istrinya. Kemudian menelepon balik dokter Zani. Bicara tentang operasi besok, setelah itu meletakkan kembali ponselnya."Mau ke mana?" tanya Hendy saat Elvira bangkit dan hendak keluar kamar. "Mau ngecek kerjaan sebentar. Besok mau memulai memproduksi desain baru kami. Sekalian mau ngecek siapa yang live malam ini." Elvira biasa memantau siapa yang tengah live di akun media sosial Nirvana Elegance. Setiap hari ada model yang dikontrak untuk mempromosikan sekaligus melakukan penjualan secara online produksi mereka. Tentu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

37. Rasa yang Aneh 2

"Jam dua belas sampai rumah. Aku masih nunggu Pak Amang bertemu bosnya untuk ngambil bayaran. Makanya kutraktir kamu hari ini.""Biar aku saja yang bayar.""Nggak usah. Kamu punya uang karena dikasih ayahmu, gunakan untuk kebutuhanmu sendiri. Aku punya uang karena aku bekerja."Elvira melihat raut bahagia di wajah khas mas-mas Jawa yang manis, berahang tegas, memiliki sorot mata yang tenang tapi tajam. Tanpa olahraga, tubuh Rizal sangat terjaga karena terbiasa bekerja keras."Suatu hari, aku akan datang melamarmu dengan versi yang jauh lebih dari sekarang ini. Disaat aku sudah pantas berhadapan dengan keluargamu untuk meminangmu sebagai pendamping hidupku. Kuharap kamu sabar menunggu saat itu."Air mata tidak tertahan dan akhirnya luruh juga saat mengingat semua kenangan bersama Rizal. Ternyata semuanya kandas ditelan kenyataan. Sampai sekarang dia tidak tahu apa yang dikatakan Arman pada Rizal, sampai Bu Salima sendiri menangis dan meminta putranya untuk mundur.Sekejam dan sehina ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

38. Rasa yang Aneh 3

Elvira yang baru saja menyuap nasi, tiba-tiba mengeluarkan lagi di telapak tangannya. Ingin muntah saja rasanya. Hendy buru-buru menyodorkan air minum. "Kenapa Mas nggak mau bilang kalau sambalnya semanis ini." Elvira memandang piring sang suami yang nasinya hampir habis."Ini cara suami menghargai istrinya. Yang sudah repot-repot bikin sarapan," jawab Hendy santai."Nggak gitu juga kali.""Mas pikir kamu emang sengaja. Jadi Mas diam saja.""Ya nggak mungkin kalau kusengaja.""Kenapa jadi kamu yang marah. Apa yang kamu pikirkan sampai salah naruh gula bukan garam.""Entahlah, kupikir tadi toples yang kuambil sudah benar." Suara Elvira merendah."Ini akhibat tadi malam.""Ada apa dengan tadi malam?""Kamu buru-buru menggulung diri dengan selimut. Studi menunjukkan bahwa berhubungan secara teratur, mampu menjaga daya ingat dan konsentrasi. Bisa memelihara fungsi otak supaya tidak mudah pikun."Elvira mencebik. Menikah dengan dokter, semua hal dijelaskan dan dikaitkan dengan ilmu kedokt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

39. Panas Dingin 1

SEBELUM BERPISAH- Panas Dingin Hendy menarik napas panjang. Dia mulai gerah melihat pemandangan di samping sana. Bukan seperti dua orang yang baru kenal, tapi sudah demikian akrab. Sudah cukup dewasa untuk Hendy memahami bahasa tubuh seperti itu.Mereka berbincang serius, tapi tatapan itu berbeda. Tidak hanya sebagai partner kerja. Lebih dari itu. Hendy tidak tenang menunggu.Diambilnya ponsel di dasbor untuk menghubungi istrinya."Hallo.""Mas sudah di dekat pintu keluar."Dari dalam mobil, Hendy bisa melihat Elvira sedang memandang ke arahnya. "Ya. Sebentar lagi," jawab Elvira langsung menutup teleponnya. Dia kembali bicara dengan pria di depannya.Dilihatnya jam tangan yang menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Setengah jam lagi. Oke ditunggu saja.Dibukanya ponsel. Mencari profil Powerhouse Architects di sebuah media sosial. Di sana banyak sekali foto kegiatan perusahaan itu. Beberapa kegiatan rapat, foto bersama, juga di upload. Dan ia menemukan satu foto seorang laki-lak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

40. Panas Dingin 2

Elvira manggut-manggut. Kemudian menyalami Rizal. "Jaga kesehatan. Semoga kerjasama ini berjalan lancar. Semoga kamu sukses.""Aamiin." Rizal tersenyum tulus.Keduanya kemudian melangkah menuruni tangga. Rizal ke mobilnya yang terparkir di area parkiran kantor, sedangkan Elvira menuju ke mobil sang suami. "Maaf, lama menunggu," kata Elvira setelah duduk di samping suaminya. "Oke. Kita langsung berangkat. Baju yang kamu siapkan tadi pagi sudah Mas bawa.""Ya."Mobil melaju meninggalkan kantor. Cuaca mulai mendung siang itu. Lalu lintas menuju Gerbang Tol Gempol juga padat. Seperti yang dikatakan Hendy tadi pagi. Mereka akan ke Tretes.Elvira tidak menyadari, suami di sebelah yang sedang mengemudi tengah kegerahan meski AC menyala maksimal. "Laki-laki tadi yang bernama Rizal?" akhirnya bertanya juga."Ya. Dari Powerhouse Architects."Hendy menghela nafas pelan. Mengendalikan rasa yang menyesaki dada. Dia memilih diam dan tidak membahasnya. Bukan sekarang waktunya. Mereka harus sampai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status