Beranda / Romansa / SEBELUM BERPISAH / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab SEBELUM BERPISAH: Bab 21 - Bab 30

122 Bab

21. Geregetan 1

SEBELUM BERPISAH - Geregetan "Kenapa?" Hendy memandang Elvira yang diam mematung setelah mendengar kata-katanya. Wajah yang tampak capek itu terlihat tetap menarik."Mas, memintaku agar kita sekamar?""Ini bukan permintaan. Kita ini pasangan suami istri. Wajar kalau berbagi kamar. Mau sampai kapan kita seperti ini? Kita juga harus membahas pernikahan kita, El. Tidak sekarang. Aku tahu kamu masih capek. Masuklah, ganti baju, salat, dan istirahat."Apa yang kau ragukan, beberapa hari yang lalu kita sudah tidur bersama," lanjut Hendy saat Elvira masih bergeming.Wajah Elvira merona. Padahal dulu Hendy menolaknya di malam pertama dan dia juga setuju pisah kamar."Kita juga sudah ...." kalimat Hendy terputus saat Elvira dengan berani mencubit pinggangnya seraya melotot supaya Hendy tidak melanjutkan kata-katanya. Hendy menyeringai tipis karena merasakan nyeri akhibat cubitan yang terlalu pedas itu. Setelah itu Elvira masuk kamar."Istirahatlah. Aku tunggu sambil nonton TV." Hendy menutup
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

22. Geregetan 2

Pria itu mencoba mengingat-ingat siapa yang ada di ruang ICU malam itu. Ada dokter umum dan perawat. Tapi mustahil mereka selancang itu menyentuh barang pribadinya.Mejanya di ICU tidak terjangkau kamera CCTV. Kamera mengarah pada tindakan medis yang butuh penanganan khusus. Hendy menghela napas pelan. Baru kali ini ada kejadian seperti ini.Hendy mendekat ke tempat tidur. Ia harus membangunkan sang istri karena sudah sore. "El," panggilnya pelan.Baru sekali panggil, Elvira membuka mata. "Sudah hampir jam empat sore.""Iya." Elvira kemudian duduk. Tubuhnya terasa sakit semua karena capek. Di luar sana, cahaya matahari sudah redup. Hendy bangkit untuk menutup jendela kamar. Tadi AC dinyalakan, tapi jendela juga dibuka."Kamu mandi saja dulu," kata Hendy."Aku mandi di belakang saja. Mas, bisa pakai kamar mandi dalam.""Kita mandi sama-sama saja."Elvira memutar bola mata. Hendy tersenyum jahil. "Gantian saja. Kamu yang duluan mandi. Aku mau nyalain lampu luar. Aku sudah pesen makanan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

23. Geregetan 3

Masak dengan cekatan seperti biasa. Mak Imah berperan besar membuatnya pintar memasak. Satu-satunya keahlian wanita itu yang bisa diajarkan padanya. Sebab Mak Imah ini tidak bisa membaca dan menulis. Elvira belum selesai masak, Hendy sudah siap lebih cepat dari biasanya. Dia duduk seraya mengancingkan lengan kemeja warna biru yang dikenakannya. "Kopinya belum aku buatin, Mas." Elvira dengan cekatan mengambil cangkir dan tatakan."Tidak usah, El. Aku minta air hangat saja. Ada telepon dan aku harus ke rumah sakit sekarang." Hendy berwajah serius."Oh, iya." Gelas bening diambil dari rak dan mengisinya dengan air hangat. Diangsurkan pada sang suami. Elvira juga memotong brownies kukus oleh-oleh dari Jakarta dan meletakkan di hadapan Hendy. "Makasih. Jadwal operasi padat hari ini. Ada operasi mayor yang butuh waktu delapan jam. Maaf kalau aku tidak sempat sarapan, tapi malam ini kita dinner di luar. Jadi tidak usah masak.""Kita makan malam di rumah saja, Mas. Hari ini aku free. Nanti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

24. Merasa Bersalah 1

SEBELUM BERPISAH - Merasa Bersalah Hendy masuk kamar. Elvira berbaring membelakanginya. Masih memakai gaun yang tadi. Dress press body tanpa lengan, sebatas lutut warna soft pink. Menampilkan lekuk tubuhnya yang indah. Bahu yang ramping dan berkulit bersih. Rambutnya diikat sedikit bagian atas, sisanya dibiarkan tergerai.Mereka hanya berdua saja di rumah. Makanya Elvira berdandan seksi. Ingin membuat makan malam itu berbeda dari biasanya.Ia merasa sangat bersalah. Sudah berapa kali memperlakukan istrinya seperti ini. Malam ini yang benar-benar parah. Disaat hubungan mereka sudah ada perkembangan dan Elvira sengaja memasak dan menunggunya pulang untuk makan malam. Bahkan Hendy sendiri yang merencanakan dinner untuk mereka. Namun ia tidak bisa pulang tepat waktu.Kalau biasanya, mungkin tidak sesakit ini. Mereka tidak sedang janjian, Elvira menyiapkan makan malam seperti biasa, dan istrinya tidak menunggunya. Hanya saja keesokan harinya makanan basi dan terbuang kalau ia pulang laru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

25. Merasa Bersalah 2

Hendy menarik napas panjang. Menyandarkan kepala di kursi putarnya lantas memejam. Ingat tadi malam, siapapun perempuannya pasti akan kecewa. Bisa jadi akan marah-marah dan mengamuk, tapi Elvira memilih diam dan meninggalkannya masuk kamar.Seharusnya untuk malam tadi, ia bisa memprioritaskan untuk mengirim pesan. Hendy teledor. Dikira masih sama seperti malam-malam sebelumnya, di mana Elvira tidak peduli dan tidak mempermasalahkan kapan pun ia pulang telat. Tapi mengingat mereka sepakat untuk memulai hubungan yang lebih baik lagi, harusnya dirinya pun berubah. "Sorry, El." Dia ingin Elvira memahami betapa sibuknya di rumah sakit, tapi ia lupa kalau harus melakukan hal yang sama pada sang istri. Dipikir Elvira bisa maklum seperti biasa. Ternyata ini kesalahan yang amat menyakitinya. Di kala mereka sedang berusaha membangun sebuah hubungan pernikahan yang sebenarnya. Sudah masak, dandan secantik itu, lantas sia-sia. Sudah pasti Elvira kembali membuat jarak dengannya. Disaat sedang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

26. Merasa Bersalah 3

Keduanya terdiam untuk menenangkan hati masing-masing. Hingga pesanan datang dan mereka makan."Ibu doakan, kamu lekas dapat momongan," ucap Bu Salima setelah tenang."Aamiin. Terima kasih, Bu."Sambil makan, Bu Salima mengajak bicara tapi dengan pembahasan lain. Bertanya tentang pekerjaan Elvira."Saya kemarin bilang sama Rizal kalau mau bikinin Ibu gamis. Tapi saya belum sempat. Nanti kalau sudah jadi, akan saya antarkan ke rumah.""Dipaketin atau kirim lewat ojek saja, Nduk. Kamu istri orang, El. Jaga diri ya. Jangan sampai timbul fitnah."Elvira terkesiap dengan kata-kata Bu Salima. Sungguh bijak wanita di sebelahnya ini. Bu Salima terkadang sangat kangen dan ingin bertemu Elvira, tapi itu hanya sekedar angan-angan saja. Dia tidak ingin timbul permasalahan meski niatnya hanya ingin bertemu, bersilaturahmi. Mengingat Rizal juga belum bisa melupakan, Bu Salima khawatir kalau Rizal akan bertindak di luar batas."Maaf, Nduk. Bukan Ibu nggak ingin kamu datangi. Tapi ibu khawatir jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

27. Begitulah Rasanya 1

SEBELUM BERPISAH - Begitulah Rasanya "Kamu tadi makan apa?" tanya Hendy saat Elvira mengambil air minum di ruang makan. "Nasi bungkus," jawab Elvira tanpa menoleh. Kemudian melangkah kembali ke kamar.Hendy yang tengah makan menarik napas dalam-dalam. Baru sekali ia diperlakukan Elvira seperti ini. Rasanya seperti tidak dianggap. Sedangkan sudah berulang kali ia mengabaikan makan malam yang disediakan istrinya. Baru malam itu Elvira tidak masak untuk makan malam. Sebelumnya setiap hari masak dan berulang kali hanya dimakan Elvira sendiri karena Hendy pulang larut malam. "Mulai malam nanti, aku nggak nyiapin makan malam, Mas. Aku nggak akan masak. Sayang saja sudah berapa kali aku membuang makanan. Sedangkan di luar sana, masih banyak orang yang susah untuk makan," ucap Elvira tadi pagi. Apa mungkin esok dan seterusnya tidak akan ada masakan untuk makan malam di rumah mereka?Elvira tidak sedang balas dendam. Mungkin dia memang sudah lelah karena berulang kali dikecewakan dan masa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

28. Begitulah Rasanya 2

Jam sembilan malam tiba-tiba listrik padam. Hendy menyalakan senter di ponselnya. Dia memandang kamar Elvira. Tidak ada jeritan minta tolong dari dalam. Apa istrinya sudah tidur? Hendy bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamar. "El, kamu tidak apa-apa?"Ternyata Elvira sudah menyalakan senter di ponselnya. Dan dia menelungkup di meja. Hendy mendekat. "El.""Aku nggak apa-apa." Suara Elvira bergetar. Sebenarnya dia sedang panik. Tapi tidak akan berteriak minta tolong seperti biasanya. Dia harus melawan ketakutan, agar tidak bergantung pada siapapun. Termasuk pada suaminya."Besok jensetnya kubawa ke tukang servis. Sekalian membeli beberapa lampu emergency." Hendy duduk di tepi pembaringan di samping Elvira. Karena sibuk dia lupa mengurusi jenset dan lampu emergency. Hal yang dilupakan padahal sangat penting.Sedangkan sang istri bergeming tetap pada posisinya. "Sudah jam sembilan. Kita ke kamar sebelah. Bisa jadi listrik akan padam lama.""Biar aku di sini. Tinggalin saja, Mas. Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

29. Begitulah Rasanya 3

"Besok aku ada acara simposium selama dua hari. Semoga akhir pekan depan kita bisa keluar. Staycation untuk membahas serius permasalahan kita, El.""Elvira mengangguk pelan. Memang mereka harus bicara.Hendy mencondongkan tubuhnya dan meraih pinggang Elvira. Berbagi hangatnya embusan napas karena wajah mereka begitu dekat. Kemudian Elvira mengambil jarak. "Aku mau tidur."Hendy mengalah dan melepaskan rengkuhannya. Membiarkan Elvira berbaring, dan 'keinginannya' kandas.Setelah memastikan sang istri terlelap, Hendy keluar untuk menyalakan listrik. Kembali masuk kamar dan mengunci pintu. Menaruh kunci di dalam saku, agar Elvira tidak keluar.***L***"Mas, aku mau keluar. Kuncinya mana?" Elvira membangunkan Hendy yang masih terlelap."Di dalam saku," jawab sang suami masih dalam keadaan memejam.Elvira mencari di saku baju yang tergantung di tembok belakang pintu."Nggak ada, Mas.""Ambil di saku celana yang kupakai."Elvira berdecak jengkel. Aneh-aneh saja. Kenapa pula kunci mesti diam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

30. Duri 1

SEBELUM BERPISAH- Duri"Melamun, El?" teguran Angel mengangetkan Elvira. Wanita anggun yang tengah hamil enam bulan itu lantas duduk di kursi depannya. Elvira tersenyum."Kamu lagi ada masalah?" Tatapan Angel penuh selidik. Dia tahu cerita tentang Elvira yang menikah karena dijodohkan. Tahu Elvira yang terpaksa putus dengan kekasihnya. Namun ia tidak tahu kalau Elvira pernah kabur dari rumah."Berbagilah kalau kamu ingin cerita. Mbak bisa menjadi pendengar yang baik. Kalau pun mbak nggak bisa bantu, tapi sesaknya dadamu bisa lega kalau masalahmu diceritakan. Kita bukan orang lain. Kamu jangan khawatir kalau cerita ini bocor.""Mbak Angel, periksa kandungan ke dokter Herlina, kan?""Ya. Apa kamu sudah hamil? Mau ikut periksa ke sana?" Angel memandang Elvira dengan wajah semringah, mengira Elvira sedang mengandung."Belum, Mbak. Cuman tanya saja ke Mbak Angel.""Oalah, kirain kamu sudah hamil.""Belum.""Mbak periksa ke dokter Herlina karena dokter kandungan langganan Mbak yang dulu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status