Beranda / Romansa / SEBELUM BERPISAH / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab SEBELUM BERPISAH: Bab 51 - Bab 60

122 Bab

51. Melawan 1

SEBELUM BERPISAH- MelawanHendy menyusupkan jarinya disela jemari sang istri, setelah Elvira meletakkan piring kecil di meja sebelah. Naluri seorang pria, juga seorang suami, langsung memunculkan hasrat untuk menunjukkan bahwa Elvira adalah miliknya. Mereka saling pandang sejenak. Hendy tersenyum yang dibalas tatapan lembut oleh sang istri. Hendy tidak memberitahu ada Rizal di sana. Biar Elvira nanti tahu dengan sendirinya. Ia pegang ucapan Elvira, bahwa mereka akan profesional. Dari sini, Hendy akan tahu bagaimana mereka berinteraksi selama menjalin kerjasama. Yang membuat Hendy setiap hari tidak tenang selama sebulan lebih ini.Di belakangnya, Herlina memperhatikan siapa yang datang. Kemudian menoleh ke arah Elvira yang memunggunginya. Ada senyum sinis di sudut bibir. Dulu ia tidak berpikir melakukan ini semua. Namun jiwanya tidak terima, setelah menunggu sekian lama, berusaha melakukan pendekatan, dan ternyata Hendy menerima perjodohan yang diatur oleh keluarga, membuatnya terlu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

52. Melawan 2

Namun Elvira tetap diam tidak menunjukkan reaksi apa pun. Senyumnya tetap menghiasi wajah, seperti perisai yang tak bisa ditembus. Hendy yang berbicara dengan papa dan Pak Bahtiar pun mendengarnya. Meski fokus pada lawan bicara, tangannya tidak lepas menggenggam erat jemari Elvira.Bagaimanapun juga Hendy punya attitude. Sekalipun ingin menunjukkan kalau Elvira miliknya, ia tetap menjaga sikap untuk tidak berlebihan. Karena sadar sedang ada di mana. Sementara Rizal pun tetap tenang, ia tahu batasannya dan tidak berniat membuat situasi semakin rumit. Tapi tatapannya sedikit mengeras saat memandang wanita cantik yang memakai gaun warna salem. Oh, dia sekarang tahu perempuan yang bernama Herlina. Yang disebut Ranty sebagai wanita yang sedang mengincar Hendy.Pembahasan mereka semakin jauh. Rizal tahu Herlina sedang mencoba memancing sesuatu. Rizal merasa, wanita itu sudah tahu siapa dirinya. Ternyata Elvira, berada di antara orang-orang yang tentu saja tidak membuatnya nyaman. Sekilas i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

53. Melawan 3

Tidak lama kemudian, Herlina menyusul. Wajahnya sudah kembali ceria. Seolah tidak terjadi apa-apa di belakang tadi. Elvira juga kembali tidak peduli. "Hendy, apa kabarmu, Le. Udah lama kamu nggak pernah mampir ke rumah budhe." Seorang wanita tua menghampiri dan tiba-tiba memeluk Hendy. Dia saudara sepupu papanya. Elvira menyapa dengan senyum lalu mencium tangan wanita itu."Maaf, Budhe. Sibuk banget saya belakangan ini. Budhe, sehat kan?""Alhamdulillah, sehat. Udah isi istrimu?" Budhe memandang Elvira. Pertanyaan sensitif, tapi selalu ada di setiap pertemuan. Kapan nikah? Kenapa belum punya anak? Eh, kapan si ini mau dikasih adik?"Belum. Doain saja, Budhe.""Iya, budhe doain. Kalian udah empat bulan nikah. Jangan sampai nanti keduluan Ivan. Kamu kan dokter, banyak kenalan dokter kandungan untuk program kehamilan."Hendy tersenyum. Itulah kenapa dia tidak pernah datang ke rumah budhenya. Karena wanita itu terlalu banyak ikut campur dan cerewet. Makin dibantah, makin panjang pembahas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

54. Cemburu 1

SEBELUM BERPISAH - Cemburu Darah Hendy mulai berdesir. Pikirannya melompat-lompat pada dugaan terburuk. Apa mungkin Elvira pergi meninggalkannya? Apakah kejadian di pesta pernikahan sepupunya tadi membuat istrinya merasa lelah dan marah? Ketika langkahnya tiba di ruang tamu, ia berhenti sejenak. Dari balik jendela yang mengarah ke teras samping, Hendy melihat Elvira. Tampak sibuk dengan tanaman bunga. Tangannya menggenggam sekop kecil, menekan tanah dengan hati-hati di sekitar tanaman bunga yang baru dipindahkan ke pot baru. Lega. Ternyata Elvira tidak ke mana-mana. Hendy melangkah keluar dengan tenang, menghampiri Elvira yang begitu fokus. Senyum kecil muncul di wajahnya. Ia berdehem dan membuat istrinya kaget. "Mas, ini ngagetin aja sih." Elvira menoleh pada Hendy yang melangkah menghampiri. "Kamu tidak capek?" Hendy duduk di kursi tidak jauh dari istrinya. Memperhatikan gerakan tangan yang hati-hati merapikan tanah di sekitar bunga-bunga itu dan menatanya menjadi bari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

55. Cemburu 2

Hujan turun dengan deras. Elvira mencuci tangan di kran lantas berdiri di samping suaminya. "Padahal sedikit lagi beres, tapi keburu hujan," ujarnya seraya memandang langit yang kelabu."Aku mau masak, Mas." Elvira hendak melangkah masuk rumah. Hendy meraih lengannya. "Kita makan di luar saja nanti.""Nggak usah. Biar aku masak saja."Mereka masuk ke rumah. Elvira langsung menuju dapur. Mengeluarkan bahan yang tersisa di kulkas. Sudah waktunya dia belanja untuk stok. Semua habis. Telur, daging, sayur. Dua hari yang lalu suaminya sudah mentransfer uang bulanan. Ketika tengah asyik bersiap untuk memasak, Hendy menghampiri sambil membawa ponselnya. "El, maaf. Mas harus ke rumah sakit. Ada operasi mendadak untuk pasien di IGD.""Oh, iya. Kalau gitu aku nggak jadi masak. Nanti aku bikin mie instan saja.""Pulang dari rumah sakit nanti, mas belikan makanan. Tiga sampai empat jam lagi. Kira-kira pukul tujuh mas sampai rumah."Elvira mengangguk. Hendy kembali ke kamar. Mandi dengan cepat, la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

56. Cemburu 3

Ema terlihat bingung. Dia tidak mengerti ada apa sebenarnya. Yang jelas Sabtu kemarin, waktu mau pulang, mereka berbincang sejenak di halaman hotel. Herlina bercerita dengan nada sedih. Apa semua itu fake? Bukankah adiknya dan Herlina sudah saling mengenal lama. Hubungan mereka juga baik selama ini, kendati orang tua melarang Hendy serius dengan Herlina. "Hen, Elvira terlihat terlalu dingin sama kamu. Kamu pantas mendapatkan pasangan yang lebih ekspresif, yang benar-benar menunjukkan bahwa dia mencintaimu. Coba kalau dulu kamu mau mengusahakan hubunganmu dengan Herlina." Hendy mengerutkan kening. "Elvira tidak dingin, Mbak. Kami baik-baik saja." "Oke. Mbak mau ke poli. Jangan lupa ada jadwal SC jam dua nanti." "Iya." Ema meninggalkan ruangan sang adik. Hendy melihat kebingungan di wajah kakaknya. Namun ia tidak bisa menjelaskan. Jika dia cerita, maka akan terbongkar kalau di acara pesta itu hadir mantannya Elvira. Bisa jadi kaburnya Elvira menjelang pernikahan akan terungkap. He
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

57. Kegelisahan Hendy 1

SEBELUM BERPISAH- Kegelisahan HendyHendy berhenti sejenak di samping mobilnya. Memandang ke angkasa, di ujung atas sana sebuah pesawat terlihat melintas. Elvira ada di dalamnya dan ia merasa hampa.Mobil melaju meninggalkan bandara. Ada yang kosong. Jujur perasaan itu teramat asing. Belum pernah ia sekhawatir itu.Elvira tidak takut apapun tampaknya. Termasuk kehilangan pernikahan mereka jika keadaan menyudutkannya. Justru Hendy yang khawatir. Resah menggema menyusup sudut hati. Masuk rumah. Sepi. Meski sebenarnya setiap hari juga seperti ini kalau Elvira sudah berangkat kerja lebih dulu. Namun kali ini terasa berbeda. Tidak ada aroma kopi, tak ada aroma masakan. Juga tidak ada nota di atas meja rias yang bertuliskan :[Aku berangkat, Mas. Sarapan sudah kusiapkan. Kopinya di cangkir tinggal ngasih air panas.]Catatan itu selalu ditemukan saat ia bangun tidur. Ketika ia terlambat bangun karena pulang terlalu larut malam setelah ada panggilan mendadak untuk operasi.Mulai pagi ini da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

58. Kegelisahan Hendy 2

"Kami baik-baik saja," jawab Hendy singkat tanpa menjawab pertanyaan terakhir. Kemudian ia menyalami tantenya Herlina. Wanita yang terbaring lemah itu tersenyum senang karena dibesuk."Istrimu sudah hamil?" Tidak puas, wanita itu kembali bertanya."Belum." Hendy duduk di kursi samping brankar. Kemudian bertanya pada tantenya Herlina tentang bagaimana kondisinya. Sedapat mungkin ia mencoba menghindari berbincang dengan Bu Karlina."Kamu kan dekat dengan Herlin, kenapa nggak mencoba mengajak istrimu untuk konsultasi pada Herlin.""Maaf, Tante. Ini privasi saya dan istri saya. Saya tidak ingin membahasnya," jawab Hendy diselingi senyuman. Tapi sorot matanya menunjukkan rasa tidak suka. Kemudian ia kembali fokus pada tante yang berbaring. Memberinya semangat supaya tidak menyerah dengan sakitnya.Pintu ruangan terbuka dan sosok Herlina masuk, tampak bahagia melihat Hendy ada di dalam. Ia masih mengenakan jas dokter berwarna putih, rambutnya diikat ke belakang dengan rapi, dan senyum di wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

59. Kegelisahan Hendy 3

Ranty menyebut alamat lengkap kantor pusat perusahaannya. Hendy mundur dan mencari bangku kosong di belakang pasien yang sedang menunggu diikuti oleh Ranty. Kemudian mencatat alamat yang disebutkan di ponselnya."Antrian Mbak masih lama?" tanya Hendy setelah menyimpan ponselnya."Masih. Karena kami juga baru datang, Dok.""Saya ingin menanyakan sesuatu kalau Mbak Ranty tidak keberatan."Dada Ranty berdegup kencang. Ini pasti pertanyaan tentang Elvira dan Rizal. Duh, gimana ini. "Silakan, Dok." Ranty duduk mengambil jarak satu bangku dari Hendy.Tanpa banyak basa-basi, Hendy terus terang menanyakan hubungan Elvira dengan Rizal waktu dulu. Ranty adalah sosok yang tepat untuk ditanyai.Meski gugup dan bingung, Ranty dengan berani menceritakan semuanya. Tak segan memuji bagaimana sosok Rizal yang dulu sangat mencintai dan melindungi Elvira. Treat like a queen, meski hubungan mereka ditentang oleh keluarga Elvira. Namun sampai sekarang tidak ada dendam dari Rizal dan ibunya. Ranty memang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

60. Semalam di Jakarta 1

SEBELUM BERPISAH - Semalam di Jakarta "Mas Hendy." Elvira terpaku.Hendy mendekat. Senyumnya merekah. Dia sudah hampir dua jam menunggu di lobi. Pihak resepsionis hotel tentu tidak mengizinkannya masuk kamar meski dia menunjukkan bukti kalau ia suaminya Elvira.Elvira menatap sang suami dengan perasaan kaget, heran, bingung, dan entah ada perasaan senang yang tidak bisa disembunyikan. Baginya ini kejutan. Padahal Hendy sangat sibuk. Terkadang akhir pekan ada panggilan dadakan dari rumah sakit. "Mas, bisa tahu aku di sini?""Ya." Dikecupnya kening Elvira. Kemudian mereka melangkah ke arah lift untuk naik ke lantai tujuh.Wanita itu masih bingung dengan kehadiran Hendy yang tiba-tiba menyusul. Hal yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali. Suaminya jarang melakukan hal-hal impulsif seperti ini."Siapa yang ngasih tahu Mas, alamat kantorku di sini?" Elvira meletakkan tas setelah mereka masuk kamar."Nanti kita cerita. Bajumu basah. Kamu mau mandi dulu?""Eh, iya. Aku tinggal mandi dulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status