Semua Bab Terjebak Cinta Pria Dingin: Bab 1 - Bab 10

20 Bab

01. Terjebak Dengan Calon Kakak Ipar

Rania dan sahabatnya Melati baru pulang dari pesta ulang tahun teman mereka Selvi. Kerena kemalaman dan juga agak mabuk, gadis itu memutuskan untuk pulang ke apartemen milik kakaknya Salsa."Kamu yakin mau kesini?" tanya Melati sebelum bisa tenang meninggalkan sahabatnya di sana.Rania menganggukkan kepala mengiyakannya. "Hm ....""Tapi besok kita kuliah loh, mana jamnya masuk pagi. Sementara jarak dari sini ke kampus lumayan jauh. Kamu kalo apes bangun telat besok pagi, bakalan habis sama Pak Arga loh? " tanya Melati memastikan lagi.Rania menganggukkan kepala sekali lagi. "Daripada diamuk ayah sama ibu, mending sama Pak Arga karena terlambat besok pagi. Udah, ah, Mel. Lebih baik pulang aja sona, aku dah mengantuk bangat ini," ujar Rania sambil menguap dan kemudian mendorong Melati masuk ke mobilnya supaya pulang."Au, ah. Gelap. Awas loh entar, nggak ada curhatan mahasiswi yang tersakiti oleh Pak Arga. Aku ogah dengar curahan hati kamu besok!" peringat Melati sekali lagi untuk yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

02. Insiden Lupa Bawa Handuk

Arga membuang nafasnya kasar, masih menatap pintu kamar mandi setelah Rania masuk ke sana. Dia terlihat jengkel seperti bocah yang tak mau mengalah. Menggerutu kecil sambil menuju sofa dan duduk di sana dengan wajah yang tak mengenakkan."Awas kamu Rania!" geramnya seraya mengepalkan tangan.Satu jam berlalu Arga tertidur dalam kondisi duduknya. Sementara Rania sepertinya sedang dalam masalah terbesarnya."Duh, kok aku lupa bawa handuk. Pak Arga masih di sana nggak, ya?" ujarnya dengan perasaan yang luar biasa cemas dan juga gelisah.Rania ingin membuka pintu, tapi perasaan takut yang mendominasi membuatnya beberapa kali mengurungkan niat. Bayangkan menakutkan bagaimana jika Arga dosen sekaligus suaminya itu masih setia di depan pintu, lalu ketika melihat celah, laki-laki itu mendorong kasar."Tidak-tidak! Tapi kalau di sini terus, aku bisa mati kedinginan," ujar Rania dalam dilema."Pak!" panggilannya akhirnya memberanikan diri.Memastikan ada tidaknya orang di dalam kamar, tapi sete
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

03. Sekamar, tapi Tidak Seranjang

Arga mengumpat kesal, ketika melihat pakaian tidur pilihan Rania tak sesuai dengan harapannya dan juga tak lengkap."Ch, dia cuma menyiapkan ini?" tanya Arga sambil mendesah kasar. "Sial. Gadis itu pikir aku bisa pakai baju tidur saja tanpa dalaman? Huhh!!" gerutu Arga berlanjut dengan desah nafas kasarnya."Kalo begini jadinya apa gunanya ..., pada akhirnya aku juga yang ambil pakaian sendiri!" ujar Arga dengan malas dan masih dengan handuk yang cuma bisa menutup daerah pusar sampai atas lututnya saja.Tak butuh lama, beberapa menit kemudian diapun selesai memakai pakaian tidurnya. Melempar handuk asal, begitu saja dan membiarkannya mendarat di atas lantai secara sembarangan. Tanpa merasa bersalah atau menyesal, dan dia bahkan segera keluar dari kamar.Menuju dapur, atau tepatnya ke ruang makan dan menemukan semua anggota keluarganya bersiap makan di sana. Arga menghampiri mereka dan langsung mengambil tempat di sisi Rania.Rania menundukkan kepala, sementara Andini Ibunya Arga terli
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

04. Selingkuh Dibalas Selingkuh

Pagi hari Arga memutuskan untuk tinggal berdua dengan Rania, karena mereka sudah menikah. Kedua orang tuanya membiarkannya saja, karena merasa tak ada yang salah dengan keputusan tersebut. Beda dengan Viona yang justru malah semakin tak suka dengan Rania."Abis ngegoda Mas Arga, sekarang kamu mau rebut dia dari keluarganya. Cih, kamu memang benar-benar perempuan yang nggak benar. Kak Salsa jauh lebih baik daripada kamu!" geram Viona saat ada kesempatan dia menghadang Rania."Aku tidak menggodanya dan aku juga tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi," jawab Rania membela diri."Halah, alasan terus. Mana ada nikah kilat, tapi kamu tidak melakukan sesuatu?!" lanjut Viona menyulut emosi."Tapi kenyataannya memang begitu. Aku tidak menggoda Pak Arga dan aku tidak melakukan apapun!" jelas Rania bersikeras, tapi memang begitulah kebenarannya.Dia tak ingat pernah melakukan apapun, selain tiba-tiba terbangun di sebelah dosennya itu dalam keadaan dipergoki oleh kedua ibu mereka. Entahlah kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

05. Merebut Sarapan Rania

Malam hari kembali tiba dan itu menjadi masalah lagi bagi Rania. Pasalnya setelah sempat berdebat dengan Arga, dia kembali harus tinggal sekamar. Rania tak mau dan tentu saja menolaknya mentah-mentah."Kamu berani membantah?!" geram Arga sambil menatap tajam dan mengintimidasi dengan dinginnya.Melipat tangan di depan dada, sembari mengeluarkan aura mendominasi yang membuat Rania segera merinding dan meringis takut. Seolah tak puas dengan itu Arga mendekatinya dan memangkas jarak diantara mereka."Ak-aku tidak bermaksud be-begitu Pak," jawab Rania sambil meneguk ludahnya kasar. "Aku hanya memastikan ka-kalau kita tidak mungkin tidur bersama. Kamu laki-laki sementara, aku perempuan Pak. Kita orang asing jadi kita tak mungkin sekamar," jawab Rania hati-hati dan sedikit gugup karenanya.Arga meremas telapak tangannya sendiri, kemudian brakk ... dia mendorong dam langsung menghimpit istrinya ke tembok. "Coba saja tidur di kamar lain, kamu tidak akan bisa!" jelasnya dengan tegas dan membua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

06. Hasutan yang Diciptakan Laura

"Kamu kemana sih, dua hari ini. Mabuk kebawa bolos, Ran?" tanya Melati bingung. "Beruntung aja Pak Arga nggak masuk dua hari lalu. Jika tidak, mati kamu. Bisa ngulang di mata kuliahnya," lanjut Melati mengingatkan."Itu malah lebih bagus," ceplos Rania asal."Apa?" kaget Melati tak percaya dengan ucapan sahabatnya."Maksudnya baguskan, Pak Arga nggak masuk jadi aku aman dan tidak terancam nilai di mata kuliahnya," jawab Rania segera meralat kalimatnya.Melati segera mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku pikir maksud kamu bagus mengulang mata kuliah Pak Arga, karena kan lumayan artinya bisa ketemu doi lagi di semester depan," jelas Melati.Membuat Rania segera mendengus kasar. "Gila kamu! Seandainya Pak Arga dosen pencabut nyawa itu tidak membawakan mata kuliah wajib, aku tidak akan sudi mengambil kelasnya!" ujar Rania penuh penegasan."Yang benar?" tanya Melati menggoda dan mencoba bercanda. "Padahal beliau ganteng loh, kaya lagi. Seandainya dia bukan calon suami kak Salsa kakakmu, aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

07. Sakit Perut

Arga melipat tangan di depan dada, mengintimidasi istrinya dengan tatapan tajamnya. Rania sangat takut melihatnya yang demikian, tapi mau gimana lagi. Rania memang harus menghadapinya."Baru seminggu menikah, tapi kamu sudah menunjukkan belangmu, Rania. Rupanya bukan cuma perempuan jala-ng yang sudah menjebakku tidur di ranjangmu, tapi juga matre dan suka keluyuran tak jelas!" tuduh Arga dengan kejamnya.Rania akan membuka mulut dan bersuara untuk membela diri, tapi kemudian Arga tak membiarkannya. Pria itu kembali berbicara tanpa memberikan celah sama sekali untuk Rania."Apa saja yang sudah kamu beli, sampai menghabiskan nominal uang setara harga satu buah mobil? Gila! Aku pikir kamu itu lugu, tapi ternyata kamu lebih ahli dari kakakmu!" seru Arga melanjutkan."Pak, ak--""Cih!! Seharusnya aku tak sekaget itu. Walau bagaimanapun kalian itu kan saudara. Jelas saja tak beda jauh. Satunya peng--""Uangmu aku pakai untuk membayar tagihan gaun pengantin!" sela Rania akhirnya bisa menyela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

08. Kegeraman Laura

"Kamu apakan anakku, kenapa sampai sakit dan memperihatinkan seperti ini?!" Andini menatap tajam serta mengintimidasi menantunya Rania."Rania tidak memberikan apa-apa, Tan. Tiba-tiba saja Pak Arga bolak-balik ke dalam kamar mandi dan menjadi lemas begitu, tapi Tante juga tak perlu khawatir, dokter bilang dia akan sembuh setelah minum obat dan beristirahat dengan cukup," jelas Rania memberikan pengertian.Namun tentu saja Andini wanita paruh baya itu diam dan percaya. "Kamu pikir aku bodoh, bisa kamu bodohin dengan mudahnya. Ch, bahkan jika bukan Laura yang mengabari, aku takkan tahu Arga bisa sampai begini, dan aku yakin itu pasti karena kecerobohanmu. Kamu pasti sudah memberikan sesuatu yang membuatnya sampai sakit begitu!!" omel Andini marah.Laura yang di sana dan menyaksikan pertengkaran mertua dan menantu itu. Tiba-tiba bibirnya menyeringai kerena memikirkan sesuatu yang menguntungkan untuknya. Dia seperti melihat kesempatan dan tentu saja dia akan menggunakannya dengan baik."M
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

09. Tekanan Ibu Mertua dan Suami

"Tan, Pak Arga sudah baikan," beritahu Rania ketika Ibu mertuanya masuk ke rumah begitu saja."Saya ke sini bukan untuk itu, tapi Laura!" tegas Andini wanita paruh baya langsung melipat tangan di depan dada. Menatap tajam Laura dengan penuh intimidasinya."Laura?" bingung Rania langsung mengerutkan dahi. "Ada apa dengannya? Selama ini pekerjaannya bagus kok, Tan," jelas Rania sama sekali tak ada niatan untuk menjatuhkan Laura, sekalipun gadis itu sudah pernah bersikap lancang dan keterlaluan.Rania masih bisa memaafkan dan mentolerirnya dan dia pikir mertuanya tak perlu tahu. Siapa tahu saja kejadian dia masuk ke kamar Arga cuma kebiasaan di masa lalu saja, dan Rania tidak mau salah paham atau setidaknya dia harus punya bukti yang akurat dulu."Itu dia. Kamu sendiri mengakui bagaimana bagusnya Laura bekerja, lalu kenapa memecatnya?!" sarkas Andini dengan geram.Rania semakin mengerutkan dahinya dan semakin kebingungan. "Maksudnya, Tan?"Andini tak menjawab, dia mendengus kasar sambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

10. Alasan Rania

Melati menyusul Rania ke kantin, setelah jam perkuliahan Pak Argan berakhir. Memesan sesuatu dan segera menghampiri Rania di mejanya."Kamu kenapa sih, Ran?" tanya Melati langsung ke poin inti tanpa basa-basi.Rania menoleh, tersadar akan kehadirannya dan sedikit mendesah kasar. "Jika maksudmu kenapa aku bisa terlambat, maka jawabannya sudah pasti karena aku telat bangun pagi," jawab Rania seadanya."Sebenarnya itu juga sih, tapi--" Melati menjeda kalimatnya sebentar kemudian seperti memikirkan sesuatu. "Aku perhatikan sejak kejadian mabuk itu, kamu mulai berubah Ran. Suka bolos kuliah dan itu nggak tanggung-tanggung. Tiga sampai seminggu loh?!" ujar Melati sambil menghitung dengan jarinya.Rania menghela nafasnya kasar. Mengingat bagaimana alasan dirinya bisa libur dia menjadi kesal. 'Kamu saja peka itu Mel. Huhh, tapi kenapa ya orang yang malah membuatku terpaksa libur dan bahkan sudah aku rawat sampai sehat, bisa-bisanya keterlaluan mengusirku dari kelasnya secara tidak hormat. Cih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status