Home / Rumah Tangga / Terjebak Cinta Pria Dingin / 01. Terjebak Dengan Calon Kakak Ipar

Share

Terjebak Cinta Pria Dingin
Terjebak Cinta Pria Dingin
Author: Saiyaarasaiyaara

01. Terjebak Dengan Calon Kakak Ipar

last update Last Updated: 2024-12-01 18:03:15

Rania dan sahabatnya Melati baru pulang dari pesta ulang tahun teman mereka Selvi. Kerena kemalaman dan juga agak mabuk, gadis itu memutuskan untuk pulang ke apartemen milik kakaknya Salsa.

"Kamu yakin mau kesini?" tanya Melati sebelum bisa tenang meninggalkan sahabatnya di sana.

Rania menganggukkan kepala mengiyakannya.  "Hm ...."

"Tapi besok kita kuliah loh, mana jamnya masuk pagi. Sementara jarak dari sini ke kampus lumayan jauh. Kamu kalo apes bangun telat besok pagi, bakalan habis sama Pak Arga loh? " tanya Melati memastikan lagi.

Rania menganggukkan kepala sekali lagi. "Daripada diamuk ayah sama ibu, mending sama Pak Arga karena terlambat besok pagi. Udah, ah, Mel. Lebih baik pulang aja sona, aku dah mengantuk bangat ini," ujar Rania sambil menguap dan kemudian mendorong Melati masuk ke mobilnya supaya pulang.

"Au, ah. Gelap. Awas loh entar, nggak ada curhatan mahasiswi yang tersakiti oleh Pak Arga. Aku ogah dengar curahan hati kamu besok!" peringat Melati sekali lagi untuk yang terakhir sebelum dia benar-benar masuk ke mobilnya.

"Hm, tenang aja. Lagian Pak Arga itu calon kakak iparku. Secara dengan hubungan itu, dia macam-macam, aku bisa ngancam dia pake kak Salsa!!" seru Riana dengan tenangnya.

Namun percayalah walaupun sudah berkata demikian entengnya, tapi begitu sampai di dalam unit apartemen Salsa kakaknya, Rania malah tak bisa tenang.

Meraih jam alarm dan bahkan memperhatikan alarm di HP-nya, Rania langsung mengatur waktu karena tak mau terlambat besok pagi. Barulah bisa tidur dalam nyenyaknya. Selain hal itu, Rania tak bisa memperdulikan hal lain lagi, sebab dia sudah teramat mengantuk.

*****

"RANIAAAA!!!"

Glekk!

Blamm!

Teriakan kencang disusul suara pintu dibanting keras langsung memekakkan pendengaran Kania. Telinganya cukup ngilu mendengar itu, lantas dia bangun dengan paksa. Mengucek kedua sisi kelopak matanya dan menemukan Ibunya diambang pintu dalam kemarahan yang membara.

Rania langsung beranjak mundur dan meneguk ludahnya kasar secara reflek. Rania pikir Ibunya marah karena dia ketahuan habis mabuk, tapi kemudian sesuatu disisinya membuatnya kaget.

Plakkk!!

Belum habis kekagetan Rania, sesuatu langsung menghantam pipinya keres. Rania terkejut dan tamparan kedua langsung menyusul mendarat di pipinya. Membangunkan sesosok yang begitu lelap yang tiba-tiba ada dan entah kapan sudah di sana.

"Apa maksud kalian melakukan ini, terutama kamu Rania? Bagaimana bisa tidur dengan calon kakak iparmu sendiri? Kalian penghianat?!!" gumam Renita dengan suara keras dan tak habis pikir.

Dari pintu terlihat Andini ibunya Arga yang belum menyadari apa yang sedang terjadi. Masuk ke dalam sambil melihat-lihat HP-nya dengan serius.

"Bagaimana Jeng, apakah Salsa sudah siap? Desainernya sudah mengirimkan foto loh untuk ga--"

Brak!!

Telepon yang tadinya Andini pegang langsung terjatuh, begitu mengangkat dagu dan menghadap ke depan. Dia sebelumnya memang sudah mendengar suara pintu yang dibanting keras, tapi Andini tak terlalu menghiraukannya dan terus fokus pada HP-nya, lalu sekarang tebalik, HP-nya yang tak diperdulikan.

Dengan langkah yang langsung reflek dia mendekat ke arah tempat tidur. Sama seperti yang barusan Renita lakukan, dia pun memberikan tamparan tanpa penjelasan.

Plak!

"In-ini tak seperti yang Ibu dan Tan--" ujar Rania terpotong karena dua ibu di hadapan mereka yang sudah marah itu, tak membiarkannya bicara.

"Lalu seperti apa, hahh?!" sarkas Andini murka. "Kalian habis bersenang-senang tadi malam dan khilaf sampai membuat kalian ketahuan?"

"Oh, ini kerjaan kamu Rania?! Pantas saja semalam gigih bangat mau ke pesta teman mu, rupanya kamu mau begini. Bertingkah mura-han sampai tega merebut calon suami kakakmu sendiri?" timpal Renita mengomel.

"Kamu juga Arga, bagaimana bisa mengkhianati Salsa, itupun dengan adiknya sendiri, adik iparmu?" tambah Andini.

"Ini tidak seperti yang--"

"Tutup mulutmu Arga, Mommy tak mau mendengar sepatah katapun keluar dari sana, dan selamat setelah ini kalian harus menikah!!" tegas Andini tak mau dibantah dengan kemurkaannya.

"Tapi--"

"Kamu juga, Rania. Puas kalian, penghianat seperti kalian memang harus menikah. Cih, Ibu muak sama kamu Rania. Ternyata perempuan yang ku kandung sembilan bulan dan ku besarkan sampai usianya dua puluh satu tahun, tak ubahnya cuma iblis antagonis yang tak punya hati. Kamu benar-benar tak punya nurani Rania!!"

*****

Rania masih belum mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Bangun pagi sudah dipergoki tidur dengan Pak Arga yang tak lain adalah dosen sekaligus kakak iparnya sendiri. Dia masih gemetar sampai sekarang. Jantungnya bergemuruh hebat dan juga air matanya yang tak lelah membasahi pipinya.

"Sudah, Mbak. Tolonglah bekerjasama, nanti riasannya tak jadi-jadi," jelas penata rias pengantin yang sedang berusaha untuk memoles wajahnya dengan riasan.

"Saya nggak mau menikah. Tolong saya, Mbak!!" seru Rania penuh harap.

Tapi belum juga mbak penata riasnya menjawab, Salsa kakaknya tiba-tiba muncul dari balik pintu. Rania tertegun dan langsung geleng-geleng kepala.

"Kak, Rania nggak menghianati Kakak. Sungguh ... dan Rania nggak mau menikah dengan Pak Arga! Tolong percayalah dan tolong bebaskan Rania dari pernikahan ini!!" seru Rania dengan bersungguh-sungguh.

"Masih berani ngomong seperti itu, setelah ketahuan kelakuanmu yang busuk itu?" geram Salsa sambil menatap tajam adiknya. "Rania! Aku pikir selama ini kamu cuma gadis yang nakal dan cukup ceria, tapi sekarang lain ceritanya, kamu ternyata cuma musuh dalam selimut yang tega menikam kakakmu sendiri!"

"Kak ...." Rania masih mencoba mengiba.

"Cukup Rania. Sudahlah, jangan berpura-pura lagi. Nikmati saja penghianatanmu dan juga hasilnya. Menikahlah dengan Arga. Kalian memang cocok, sama-sama penghianat ketemu penghianat!" gusar Salsa dengan kejam.

*****

Pernikahan terpaksa dan tak diduga-duga pun terjadi, tanpa bisa dielakkan lagi. Rania terpaksa menjadi istri dari calon kakak ipar sekaligus dosennya sendiri. Mau tak mau walaupun dia tak mengerti, semuanya pun sudah terjadi.

"Taroh di sana!" tegas Arga memerintah.

Rania hanya pasrah dan menarik kopernya ke arah lemari.

"Di sana! Aku bilang di sana, bukan di situ Rania! Apa kau bodoh sampai arah saja tidak tahu?!" omel Arga yang membuat Rania takut dan kembali gemetar.

"Aaa---"

"Taruh saja di situ. Astaga, punya istri kok begini sekali!" ujar Arga kesal.

"Pak ditaruh di mana jadinya?" tanya Rania bingung dan takut-takut.

Padahal sebetulnya Arga yang salah, menunjuk ke sisi kiri lemari, tapi malah mau kopernya diletakkan di sisi kanan.

"Di mana saja! Suka-suka kamu saja. Cih, aku capek menghadapimu. Sudah, letakkan di situ dan pergilah mandi. Habis ini kita akan makan malam di bawah," jelas Arga.

Namun entah apa maksudnya, lelaki itu malah meraih handuk dan masuk sendiri ke kamar mandi.

"Terus aku man-mandi di mana Pak?" interupsi Rania menyadarkan Arga.

Untuk sesaat Arga terdiam memikirkannya, tapi kemudian dia mendesah kasar. "Di kamar mandi Rania, masa kamu maunya di halaman, tapi bukan ide yang buruk juga. Di luar kan hujan, kamu mandi di sana saja!" jawab Arga dengan ketus.

Rania menggaruk lehernya yang tak gatal, melirik keluar jendela yang memang ada hujan diluar sana. Mendengar beberapa kali terdengar petir menyambar, Rania spontan menggelengkan kepala.

"Aku nggak mau mandi di luar," jawabnya dengan serius, lalu dengan tanpa babibu lagi Rania mendahului Arga masuk ke dalam.

*****

Related chapters

  • Terjebak Cinta Pria Dingin   02. Insiden Lupa Bawa Handuk

    Arga membuang nafasnya kasar, masih menatap pintu kamar mandi setelah Rania masuk ke sana. Dia terlihat jengkel seperti bocah yang tak mau mengalah. Menggerutu kecil sambil menuju sofa dan duduk di sana dengan wajah yang tak mengenakkan."Awas kamu Rania!" geramnya seraya mengepalkan tangan.Satu jam berlalu Arga tertidur dalam kondisi duduknya. Sementara Rania sepertinya sedang dalam masalah terbesarnya."Duh, kok aku lupa bawa handuk. Pak Arga masih di sana nggak, ya?" ujarnya dengan perasaan yang luar biasa cemas dan juga gelisah.Rania ingin membuka pintu, tapi perasaan takut yang mendominasi membuatnya beberapa kali mengurungkan niat. Bayangkan menakutkan bagaimana jika Arga dosen sekaligus suaminya itu masih setia di depan pintu, lalu ketika melihat celah, laki-laki itu mendorong kasar."Tidak-tidak! Tapi kalau di sini terus, aku bisa mati kedinginan," ujar Rania dalam dilema."Pak!" panggilannya akhirnya memberanikan diri.Memastikan ada tidaknya orang di dalam kamar, tapi sete

    Last Updated : 2024-12-01
  • Terjebak Cinta Pria Dingin   03. Sekamar, tapi Tidak Seranjang

    Arga mengumpat kesal, ketika melihat pakaian tidur pilihan Rania tak sesuai dengan harapannya dan juga tak lengkap."Ch, dia cuma menyiapkan ini?" tanya Arga sambil mendesah kasar. "Sial. Gadis itu pikir aku bisa pakai baju tidur saja tanpa dalaman? Huhh!!" gerutu Arga berlanjut dengan desah nafas kasarnya."Kalo begini jadinya apa gunanya ..., pada akhirnya aku juga yang ambil pakaian sendiri!" ujar Arga dengan malas dan masih dengan handuk yang cuma bisa menutup daerah pusar sampai atas lututnya saja.Tak butuh lama, beberapa menit kemudian diapun selesai memakai pakaian tidurnya. Melempar handuk asal, begitu saja dan membiarkannya mendarat di atas lantai secara sembarangan. Tanpa merasa bersalah atau menyesal, dan dia bahkan segera keluar dari kamar.Menuju dapur, atau tepatnya ke ruang makan dan menemukan semua anggota keluarganya bersiap makan di sana. Arga menghampiri mereka dan langsung mengambil tempat di sisi Rania.Rania menundukkan kepala, sementara Andini Ibunya Arga terli

    Last Updated : 2024-12-01
  • Terjebak Cinta Pria Dingin   04. Selingkuh Dibalas Selingkuh

    Pagi hari Arga memutuskan untuk tinggal berdua dengan Rania, karena mereka sudah menikah. Kedua orang tuanya membiarkannya saja, karena merasa tak ada yang salah dengan keputusan tersebut. Beda dengan Viona yang justru malah semakin tak suka dengan Rania."Abis ngegoda Mas Arga, sekarang kamu mau rebut dia dari keluarganya. Cih, kamu memang benar-benar perempuan yang nggak benar. Kak Salsa jauh lebih baik daripada kamu!" geram Viona saat ada kesempatan dia menghadang Rania."Aku tidak menggodanya dan aku juga tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi," jawab Rania membela diri."Halah, alasan terus. Mana ada nikah kilat, tapi kamu tidak melakukan sesuatu?!" lanjut Viona menyulut emosi."Tapi kenyataannya memang begitu. Aku tidak menggoda Pak Arga dan aku tidak melakukan apapun!" jelas Rania bersikeras, tapi memang begitulah kebenarannya.Dia tak ingat pernah melakukan apapun, selain tiba-tiba terbangun di sebelah dosennya itu dalam keadaan dipergoki oleh kedua ibu mereka. Entahlah kena

    Last Updated : 2024-12-01
  • Terjebak Cinta Pria Dingin   05. Merebut Sarapan Rania

    Malam hari kembali tiba dan itu menjadi masalah lagi bagi Rania. Pasalnya setelah sempat berdebat dengan Arga, dia kembali harus tinggal sekamar. Rania tak mau dan tentu saja menolaknya mentah-mentah."Kamu berani membantah?!" geram Arga sambil menatap tajam dan mengintimidasi dengan dinginnya.Melipat tangan di depan dada, sembari mengeluarkan aura mendominasi yang membuat Rania segera merinding dan meringis takut. Seolah tak puas dengan itu Arga mendekatinya dan memangkas jarak diantara mereka."Ak-aku tidak bermaksud be-begitu Pak," jawab Rania sambil meneguk ludahnya kasar. "Aku hanya memastikan ka-kalau kita tidak mungkin tidur bersama. Kamu laki-laki sementara, aku perempuan Pak. Kita orang asing jadi kita tak mungkin sekamar," jawab Rania hati-hati dan sedikit gugup karenanya.Arga meremas telapak tangannya sendiri, kemudian brakk ... dia mendorong dam langsung menghimpit istrinya ke tembok. "Coba saja tidur di kamar lain, kamu tidak akan bisa!" jelasnya dengan tegas dan membua

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Pria Dingin   05. Merebut Sarapan Rania

    Malam hari kembali tiba dan itu menjadi masalah lagi bagi Rania. Pasalnya setelah sempat berdebat dengan Arga, dia kembali harus tinggal sekamar. Rania tak mau dan tentu saja menolaknya mentah-mentah."Kamu berani membantah?!" geram Arga sambil menatap tajam dan mengintimidasi dengan dinginnya.Melipat tangan di depan dada, sembari mengeluarkan aura mendominasi yang membuat Rania segera merinding dan meringis takut. Seolah tak puas dengan itu Arga mendekatinya dan memangkas jarak diantara mereka."Ak-aku tidak bermaksud be-begitu Pak," jawab Rania sambil meneguk ludahnya kasar. "Aku hanya memastikan ka-kalau kita tidak mungkin tidur bersama. Kamu laki-laki sementara, aku perempuan Pak. Kita orang asing jadi kita tak mungkin sekamar," jawab Rania hati-hati dan sedikit gugup karenanya.Arga meremas telapak tangannya sendiri, kemudian brakk ... dia mendorong dam langsung menghimpit istrinya ke tembok. "Coba saja tidur di kamar lain, kamu tidak akan bisa!" jelasnya dengan tegas dan membua

  • Terjebak Cinta Pria Dingin   04. Selingkuh Dibalas Selingkuh

    Pagi hari Arga memutuskan untuk tinggal berdua dengan Rania, karena mereka sudah menikah. Kedua orang tuanya membiarkannya saja, karena merasa tak ada yang salah dengan keputusan tersebut. Beda dengan Viona yang justru malah semakin tak suka dengan Rania."Abis ngegoda Mas Arga, sekarang kamu mau rebut dia dari keluarganya. Cih, kamu memang benar-benar perempuan yang nggak benar. Kak Salsa jauh lebih baik daripada kamu!" geram Viona saat ada kesempatan dia menghadang Rania."Aku tidak menggodanya dan aku juga tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi," jawab Rania membela diri."Halah, alasan terus. Mana ada nikah kilat, tapi kamu tidak melakukan sesuatu?!" lanjut Viona menyulut emosi."Tapi kenyataannya memang begitu. Aku tidak menggoda Pak Arga dan aku tidak melakukan apapun!" jelas Rania bersikeras, tapi memang begitulah kebenarannya.Dia tak ingat pernah melakukan apapun, selain tiba-tiba terbangun di sebelah dosennya itu dalam keadaan dipergoki oleh kedua ibu mereka. Entahlah kena

  • Terjebak Cinta Pria Dingin   03. Sekamar, tapi Tidak Seranjang

    Arga mengumpat kesal, ketika melihat pakaian tidur pilihan Rania tak sesuai dengan harapannya dan juga tak lengkap."Ch, dia cuma menyiapkan ini?" tanya Arga sambil mendesah kasar. "Sial. Gadis itu pikir aku bisa pakai baju tidur saja tanpa dalaman? Huhh!!" gerutu Arga berlanjut dengan desah nafas kasarnya."Kalo begini jadinya apa gunanya ..., pada akhirnya aku juga yang ambil pakaian sendiri!" ujar Arga dengan malas dan masih dengan handuk yang cuma bisa menutup daerah pusar sampai atas lututnya saja.Tak butuh lama, beberapa menit kemudian diapun selesai memakai pakaian tidurnya. Melempar handuk asal, begitu saja dan membiarkannya mendarat di atas lantai secara sembarangan. Tanpa merasa bersalah atau menyesal, dan dia bahkan segera keluar dari kamar.Menuju dapur, atau tepatnya ke ruang makan dan menemukan semua anggota keluarganya bersiap makan di sana. Arga menghampiri mereka dan langsung mengambil tempat di sisi Rania.Rania menundukkan kepala, sementara Andini Ibunya Arga terli

  • Terjebak Cinta Pria Dingin   02. Insiden Lupa Bawa Handuk

    Arga membuang nafasnya kasar, masih menatap pintu kamar mandi setelah Rania masuk ke sana. Dia terlihat jengkel seperti bocah yang tak mau mengalah. Menggerutu kecil sambil menuju sofa dan duduk di sana dengan wajah yang tak mengenakkan."Awas kamu Rania!" geramnya seraya mengepalkan tangan.Satu jam berlalu Arga tertidur dalam kondisi duduknya. Sementara Rania sepertinya sedang dalam masalah terbesarnya."Duh, kok aku lupa bawa handuk. Pak Arga masih di sana nggak, ya?" ujarnya dengan perasaan yang luar biasa cemas dan juga gelisah.Rania ingin membuka pintu, tapi perasaan takut yang mendominasi membuatnya beberapa kali mengurungkan niat. Bayangkan menakutkan bagaimana jika Arga dosen sekaligus suaminya itu masih setia di depan pintu, lalu ketika melihat celah, laki-laki itu mendorong kasar."Tidak-tidak! Tapi kalau di sini terus, aku bisa mati kedinginan," ujar Rania dalam dilema."Pak!" panggilannya akhirnya memberanikan diri.Memastikan ada tidaknya orang di dalam kamar, tapi sete

  • Terjebak Cinta Pria Dingin   01. Terjebak Dengan Calon Kakak Ipar

    Rania dan sahabatnya Melati baru pulang dari pesta ulang tahun teman mereka Selvi. Kerena kemalaman dan juga agak mabuk, gadis itu memutuskan untuk pulang ke apartemen milik kakaknya Salsa."Kamu yakin mau kesini?" tanya Melati sebelum bisa tenang meninggalkan sahabatnya di sana.Rania menganggukkan kepala mengiyakannya. "Hm ....""Tapi besok kita kuliah loh, mana jamnya masuk pagi. Sementara jarak dari sini ke kampus lumayan jauh. Kamu kalo apes bangun telat besok pagi, bakalan habis sama Pak Arga loh? " tanya Melati memastikan lagi.Rania menganggukkan kepala sekali lagi. "Daripada diamuk ayah sama ibu, mending sama Pak Arga karena terlambat besok pagi. Udah, ah, Mel. Lebih baik pulang aja sona, aku dah mengantuk bangat ini," ujar Rania sambil menguap dan kemudian mendorong Melati masuk ke mobilnya supaya pulang."Au, ah. Gelap. Awas loh entar, nggak ada curhatan mahasiswi yang tersakiti oleh Pak Arga. Aku ogah dengar curahan hati kamu besok!" peringat Melati sekali lagi untuk yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status