All Chapters of SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER: Chapter 71 - Chapter 80

93 Chapters

Bab 71

Langit pagi tampak kelabu. Matahari seolah enggan menampakkan diri, tersembunyi di balik awan tebal yang menggantung rendah. Adrian berdiri di balkon apartemennya, memandangi hiruk-pikuk kota di bawah sana. Secangkir kopi hitam di tangannya sudah mendingin, tetapi ia tak peduli. Pikirannya terus bergulat dengan percakapan semalam bersama Keira. Hatinya berat. Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tetapi bibirnya seolah terkunci. Rahasia-rahasia yang selama ini ia simpan begitu dalam telah menjadi tembok besar di antara mereka. Dan Keira… ia tak pantas menerima semua ini. Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Adrian meletakkan cangkir di meja kecil dan berjalan ke arah pintu. Saat membukanya, seorang pria berjas hitam berdiri di sana, wajahnya kaku. “Pak Adrian,” katanya, suaranya datar namun penuh arti. “Kami perlu bicara. Ini mendesak.” Adrian mengerutkan dahi. “Siapa Anda?” Pria itu tak menjawab, melainkan menyerahkan sebuah amplop putih dengan cap merah di s
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 72

Keira menatap ke luar jendela mobil dengan pikiran yang penuh. Jalanan yang mereka lalui mulai sepi, hanya ditemani deretan lampu jalan yang memancarkan cahaya redup. Di sampingnya, Adrian tetap fokus pada kemudi, tetapi Keira bisa merasakan ketegangannya. Keheningan di antara mereka terasa berat. Keira ingin berbicara, ingin bertanya lebih banyak, tetapi sesuatu dalam ekspresi Adrian membuatnya ragu. “Apa yang akan kita lakukan sekarang?” akhirnya Keira bertanya, suaranya nyaris berbisik. Adrian menghela napas panjang sebelum menjawab, “Kita harus menemukan tempat yang benar-benar aman. Mereka tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang mereka inginkan.” Keira menggigit bibir. “Dan apa yang mereka inginkan?” Adrian terdiam sejenak, lalu menjawab, “Bukan sesuatu yang bisa aku jelaskan dalam satu kalimat. Tapi mereka mengincarku karena sesuatu yang aku miliki… sesuatu yang juga melibatkanmu.” Keira menoleh dengan dahi berkerut. “Melibatkanku? Maksudmu apa?” Adr
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 73

Keira dan Adrian terus berlari di antara pepohonan, napas mereka terengah-engah. Malam semakin pekat, dan hanya cahaya bulan yang menjadi penerang langkah mereka. Keira merasakan ranting-ranting tajam mencakar kulitnya, tapi ia tidak peduli. Yang ada di pikirannya hanya satu: mereka harus menjauh dari kabin itu. Adrian menggenggam tangannya erat, menuntunnya melewati semak-semak tinggi. Mereka tidak tahu siapa yang mengejar mereka, tapi jelas orang-orang itu bukan orang baik. “Tunggu…” Keira terengah, menarik tangan Adrian agar berhenti. “Kita… harus pikirkan… ke mana kita pergi.” Adrian mengedarkan pandangan ke sekeliling, memastikan tidak ada tanda-tanda bahaya sebelum menoleh ke arah Keira. “Ada gua di sisi utara hutan ini. Kita bisa bersembunyi di sana sampai fajar.” Keira mengangguk, menahan rasa takut yang masih menggigit pikirannya. Mereka melanjutkan perjalanan, kali ini lebih hati-hati. Langkah mereka pelan, berusaha menghindari suara yang bisa menarik perhatian
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 74

Keira duduk terdiam, memandangi mulut gua yang masih gelap. Angin malam mengalir masuk, membawa aroma tanah basah dan kesunyian yang dalam. Suasana terasa semakin menegangkan, tetapi Keira merasa ada kedamaian aneh yang mengalir dari dalam dirinya, berkat kehadiran Adrian di sampingnya. Adrian, yang duduk bersandar di dinding gua, menatap Keira dengan perhatian penuh. Ia bisa merasakan ketegangan di tubuh Keira, meskipun ia berusaha untuk menyembunyikan ketakutannya. Tanpa berbicara, Adrian meraih tangan Keira, memberi isyarat agar mereka tetap terhubung. Keira menatap tangannya sejenak, merasakan kehangatan yang luar biasa. Keira berusaha tersenyum, meskipun dalam hatinya masih ada rasa takut yang mendalam. “Kita harus keluar dari sini, kan?” tanya Keira, suara lembutnya menggema di dalam gua. Adrian menatapnya serius, seolah mempertimbangkan kata-kata Keira. “Kita akan keluar, Keira. Aku janji. Tapi kita harus lebih hati-hati. Mereka masih mencari kita.” Keira menga
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 75

Suara langkah kaki itu semakin jelas terdengar, semakin mendekat, dan Keira merasakan ketegangan yang hampir tidak bisa ditahannya lagi. Dia menggenggam tangan Adrian lebih erat, tubuhnya bergetar. Dalam hati, Keira terus berdoa agar mereka memiliki cukup waktu untuk merencanakan langkah selanjutnya. Adrian menatapnya dengan mata yang penuh keyakinan, meskipun Keira tahu betul bahwa di dalam dirinya sendiri, ada ketakutan yang sama. Mereka berdua sadar bahwa setiap keputusan yang mereka buat sekarang bisa berakibat fatal. "Aku akan bergerak pertama," kata Adrian, suaranya tenang namun tegas. "Jika mereka mulai mendekat, kita tidak punya pilihan selain bertindak." Keira mengangguk, meskipun perasaan cemas terus menyelimuti dirinya. Dia tahu, meskipun Adrian terlihat tenang, dia juga sedang menghitung risiko dengan cermat. Mereka tidak bisa lari. Jika mereka ingin keluar dari situasi ini, mereka harus menghadapi para pengejar mereka secara langsung. Suara langkah kaki itu
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 76

Keira berdiri di ambang pintu, menatap Adrian yang masih terpaku di kursi kerjanya. Sesekali, pandangannya melirik layar laptop, tapi pikirannya jelas jauh, terhanyut dalam sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang lebih berat. Tiba-tiba, Adrian mengangkat kepala dan tersenyum, meskipun senyuman itu tidak sepenuhnya mencerminkan perasaan yang ada dalam hatinya. "Kau datang juga," ujarnya lembut, matanya mencari-cari keberanian di balik wajah Keira yang sedikit tertutup oleh rambut yang menjuntai. Keira menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum melangkah mendekat. Ada banyak hal yang perlu dibicarakan, banyak hal yang harus dipahami bersama. “Ada yang ingin aku bicarakan,” kata Keira dengan suara yang lebih rendah dari biasanya. Adrian mengangguk, tanda dia siap mendengarkan. Tetapi Keira hanya berdiri diam untuk beberapa saat, merenung. Pandangannya menyapu sekeliling ruangan, menyusuri barang-barang yang tidak pernah ia sentuh sebelumnya, tapi kini terasa se
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 77

Pagi itu terasa berbeda. Keira memandangi dirinya di cermin dengan tatapan kosong. Beberapa minggu telah berlalu sejak pertemuan terakhirnya dengan Adrian, dan meskipun ia merasa telah mengambil langkah yang benar, hati kecilnya masih gelisah. Ia tahu keputusan itu bukanlah hal yang mudah, dan dampaknya terasa hingga hari ini. Hari demi hari, rutinitasnya kembali berjalan, tetapi sesuatu dalam dirinya terasa hilang. Keira merasakan kesepian yang luar biasa. Meski berusaha sibuk dengan pekerjaan dan berbagai kegiatan lainnya, perasaan hampa itu selalu muncul di sela-sela waktu luangnya. Setiap kali ia melewati tempat-tempat yang dulu sering dikunjungi bersama Adrian, hatinya kembali teringat masa-masa indah yang mereka bagi. Namun, benaknya tahu, mereka berdua membutuhkan waktu untuk menemukan jalan masing-masing. Keira menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikiran yang berkecamuk. Ia tahu, jika tidak segera menghadapinya, perasaan ini hanya akan menggerogoti dir
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 78

Pagi itu, Keira bangun dengan perasaan campur aduk. Matahari yang masuk melalui tirai kamar membuatnya merasa sedikit lebih baik, tetapi hati yang berat tetap menggelayuti pikirannya. Setelah percakapan dengan Adrian kemarin, banyak hal yang terpendam mulai kembali mengemuka. Ada banyak hal yang perlu diproses, namun Keira tahu satu hal: dia tidak bisa terus hidup dalam keraguan. Setiap keputusan yang diambil harus datang dari tempat yang jujur, baik untuk dirinya maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Meskipun ia merasa bingung, Keira tahu bahwa hari ini adalah hari yang penting. Hari yang bisa mengubah segala sesuatu. Keira sudah bertekad untuk menemui Adrian dan membicarakan langkah selanjutnya. Mereka telah memutuskan untuk memberikan ruang, tetapi sekarang, ruang itu terasa semakin sempit, dan Keira tak bisa terus bersembunyi di dalamnya. Pagi itu, Keira mengenakan pakaian kasual favoritnya, sesuatu yang nyaman namun tetap memberikan kesan bahwa dia siap menghadap
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 79

Hari itu, angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma segar dari taman yang masih segar setelah hujan semalam. Keira melangkah dengan langkah tenang, matanya menyapu sekitar taman yang luas. Ia merasa ringan, seperti ada beban yang akhirnya terangkat dari pundaknya. Semalam adalah malam yang penuh pengertian, dan meskipun mereka berdua masih harus banyak belajar, Keira merasa seolah-olah sebuah babak baru dalam hidup mereka dimulai. Adrian berjalan di sampingnya, tidak terlalu dekat, namun cukup dekat untuk saling berbagi kedamaian yang kini mengisi ruang di antara mereka. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan saat itu. Keira tahu, begitu juga Adrian, bahwa kata-kata tidak selalu diperlukan ketika perasaan sudah berbicara dengan jujur. Keira berhenti sejenak, menatap ke arah langit biru yang cerah. Senyum tipis tersungging di bibirnya. “Aku merasa kita bisa melalui ini, Adrian. Aku merasa lebih percaya diri tentang kita,” katanya dengan suara lembut. Adrian m
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 80

Keira berdiri di depan jendela kaca besar apartemennya, memandangi gemerlap lampu kota yang berkedip di kejauhan. Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya, seolah angin pun enggan berbisik. Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan tentang Adrian, tentang semua kejadian yang mereka alami belakangan ini. Ada sesuatu yang mengganjal, sesuatu yang belum bisa ia pecahkan. Adrian, di sisi lain, tengah duduk di meja kerjanya, tangannya sibuk mengetik di layar holografis. Informasi mengenai proyek rahasia yang ia selidiki terus bermunculan, membentuk pola yang semakin jelas. Namun, ada satu celah yang masih belum ia temukan. Sesuatu yang membuatnya merasa ada ancaman yang lebih besar dari yang ia duga. Telepon Keira bergetar di meja, mengusik lamunannya. Ia meraih perangkat itu dan melihat nama Adrian terpampang di layar. Dengan sedikit ragu, ia menggeser ikon hijau. "Ada apa?" tanyanya, suaranya terdengar lebih lembut dari yang ia maksudkan. "Aku menemukan sesuatu, tapi
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status