Beranda / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Bab 191 - Bab 200

Semua Bab Benih Papa Sahabatku: Bab 191 - Bab 200

360 Bab

Bab 119A. Panjang Umur

Gita sudah sampai di rumah tepat tengah malam. Tubuh wanita itu sangat lelah. Seharian bepergian. Pagi hari, dia belanja bulanan bersama anak kandungnya. Pulang belanja, dia kedatangan tamu Daniel. Gita tak menyangka pada akhirnya Daniel menduga kalau dirinya yang mencvlik Nida selama ini. Setelah itu, Gita pergi keluar kota, ingin menemui Ibu Fatma namun ternyata kabar baik ia dapatkan. Menurut Bu Fatma, dialah yang dijadikan pelaku pencvlikan Nida selama ini. Gita sangat bersyukur karena sekarang dia bisa menghirup napas lega apalagi Bu Fatma sendiri yang bilang, lebih baik dirinya di penjara dari pada dibvnuh Gita. "Mamah? Mamah dari mana aja, Mah? Papah dari pulang kantor sampai sekarang lagi nyariin Mamah?" cecar Evan dengan beberapa pertanyaan saat mendengar suara bel, lalu membuka pintu depan rumah. Sedari tadi, Evan memang belum tidur. Pikirannya sangat kalut dan tak menentu. Ia kepikiran ucapan Bianca. Ia juga mencemaskan keadaan wanita yang telah melahirkannya. "Jangan ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 119B. Geli

Daniel mengulum senyum, menarik tubuh istrinya dalam pelukan. Usia Daniel sudah tua, tidak seperti Namira. Kemungkinan besar, mungkin Daniel yang akan lebih dulu meninggal dunia. Tetapi, jatah usia seseorang tidak juga dipastikan karena usia yang sudah tua atau usia yang masih muda bukan?"Aamiin. Kelak, kalau aku m4ti duluan, kamu harus nikah lagi. Cari suami yang enggak cuma mau terima kamu tapi cari suami yang mau menerima anak kita juga."Hati Namira sangat bersedih mendengar saran yang dikatakan suaminya. Dalam benaknya, Namira tak ada selintas pun dalam pikirannya akan menikah lagi jika Daniel lebih dulu meninggalkan dunia ini. "Kalau aku yang m4ti duluan, apa kamu akan menikah lagi?" tanya Namira menatap lekat lelaki yang dicintainya. Daniel terkekeh mendengar pertanyaan Namira. "Enggak mungkin, Sayang. Siapa pula yang mau sama aku. Aku ini udah tua, gak ada wanita yang mau sama aku," ujar Daniel menangkupkan kedua tangan di wajah sang istri. "Kata siapa gak ada yang mau? T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 120A. Menyindir

Namira dan Daniel telah keluar kamar. Mereka hendak menyantap sarapan bersama. Pandangan keduanya tertuju pada seseorang yang tengah membantu Bi Rusmi. "Kak Namira, Om," panggil Nida menyadari pasangan suami istri itu telah datang. "Pagi, Nida," sapa Namira sembari tersenyum. Bi Rusmi dan Bu Fatma menoleh, menganggukkan kepala pertanda hormat. Nida berdiri, menggamit lengan Bu Fatma. "Om, Kak, ini Bu Fatma. Perempuan yang selama ini merawatku. Bu, itu Om aku ... itu istrinya Om."Semalam NIda sudah bercerita sebagian tentang Daniel dan Namira. Nida juga sudah bilang pada Bu Fatma kalau istri om nya itu masih muda dan cantik. Bu Fatma mendekati Daniel dan Namira, mengulurkan sebelah tangan. Namira tanpa ragu menyambut dan mengenalkan dirinya. Begitu pula Daniel. "Bu Fatma, terima kasih banyak udah menjaga dan merawat Nida selama ini," ucap Namira tersenyum ramah ketika selesai berjabat tangan. "Iya, Non. Sama-sama. Alhamdulillah di sini, Nida bahagia. Terima kasih udah memperlak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 120B. Terdengar

Nida berangkat lebih dulu, ia menyalami semua orang yang ada di dalam rumah itu termasuk Bi Rusmi. Tidak lama Nida berangkat ke sekolah, giliran Daniel dan Bianca. Bianca lebih dulu masuk ke dalam mobil. Ia melihat gerbang depan rumah yang menjulang tinggi. Ternyata benar, Evan lebih memprioritaskan mamahnya ketimbang dirinya. "Memangnya Evan udah tau kalau mamahnya yang mencvlik Nida?" tanya Daniel ketika kendaraan yang mereka tumpangi melaju meninggalkan halaman luas rumah mereka."Mungkin tau tapi dia mengelak. Enggak percaya gitu."Daniel teringat kekhawatiran Namira tentang hubungan Bianca dan Evan. Ternyata benar kata Namira, kalau masalah ini akan berimbas pada hubungan anak kandungnya dengan Evan. "Kamu jangan melibatkan hubunganmu dengan kej4hatan yang dilakukan Gita pada Nida. Kalian harus tetap baik-baik aja, Bi," timpal Daniel masih berharap kalau Evan dan anak gadisnya berjodoh. Bianca merunduk sejenak, lalu memalingkan wajah ke luar jendela."Kamu udah jatuh cinta sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 121A. Tidak Punya Etika

"Papah kenapa nyuruh Evan ke kantor sih? Aku kan udah bilang, gak mau dianterin Evan ke kampus," ucap Bianca kesal setelah mematikan sambungan telepon. Bianca cemberut, bibirnya maju beberapa centi."Kamu gak boleh gitu, Bi. Evan anak yang baik. Papah yakin, kalau Evan setia sama kamu, tulus cinta dan sayang sama kamu." Daniel berusaha meyakinkan anak kandungnya. Bianca mencebik, tidak terlalu percaya akan ucapan papahnya. "Papah sok tau. Emang tau dari mana kalau Evan setia dan tulus cinta sama aku?" Bianca tak mudah percaya. Dia memang tidak terlalu ingin dibutakan oleh cinta. Cukup adik papahnya saja yang buta dan gil4 karena cinta. Pengalaman cinta Dania dulu membuat Bianca banyak belajar dan tidak ingin dibudakkan oleh yang namanya cinta. "Bukan sok tau. Dulu, Yuda juga tipikal lelaki yang setia. Dia juga tulus cinta sama Dania."Mendengar penilaian Daniel terhadap Yuda, membuat Bianca tertawa terbahak-bahak. Ia sampai sakit perut menertawakan ucapan papanya. "Papah aneh bange
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 121B. Maafin Aku

Maki Bianca menunjukkan rasa tak suka pada Gauri. Daniel lagi-lagi tak bersuara, tak menanggapi ucapan Bianca. Dia membiarkan Bianca bercerita sampai selesai. "Papah tuh harusnya bersyukur banget punya istri kayak Namira. Dia gadis muda, gadis yang masih per4awan yang jatuh cinta dengan tulus pada lelaki yang usianya jauh lebih tua. Namira bisa saja mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari Papah. Tapi aneh, cinta emang aneh. Sahabatku itu lebih memilih dinikahi papahku ketimbang dijadikan pacar oleh para cowok-cowok di kampus yang ngantri nunggu cintanya terbalaskan. Aneh banget sumpah!" cerocos Bianca bagai kereta api. Lagi, Daniel hanya diam. Ia hanya menarik napas panjang, berusaha fokus mengemudi, memerhatikan jalan raya. Namun, Bianca tetap tidak mau berhenti. Ia semakin sengaja menceritakan kebaikan-kebaikan Namira supaya Daniel tidak berpikiran ingin balikan lagi dengan Gauri."Tapi, ada yang lebih aneh sih dari Namira. Yang lebih aneh dari Namira itu Papah aku." "Papah?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 122. Menunggu

Sebenarnya Evan yang tersinggung dengan ucapan Bianca. Tetapi, dia tidak bisa berjauhan dengan gadis itu. Evan lebih baik mengalah dari pada tidak ada kabar dari Bianca."Aku udah maafin kamu. Sekarang kamu pulang aja. Temenin mamah kamu belanja atau kemana ke!" kata Bianca membalikkan badan, berjalan cepat, menekan tombol lift. Evan berlari menghampiri Bianca yang sudah masuk ke dalam lift. "Bian, kalau soal itu emang mamahku yang minta, bukan karena aku gak mau nganterin kamu ke pengadilan dan nemenin kamu. Bukan, Bi ...." Evan berusaha tetap lembut. Bianca berulang kali menghela napas agar emosinya tidak meluap-luap. "Ya udah, aku maafin kamu." Bibir Evan tersenyum. Ia berusaha meraih telapak tangan Bianca, namu ditepis. "Jangan ada kontak fisik kalau kita belum nikah," ucap Bianca penuh penekanan tanpa menatap Evan. "Oh, sorry."Mereka berjalan beriringan menuju ruangan Daniel. "Bi, Bian?"Evan menghalangi langkah Bianca. "Apa?" tanya Bianca ketus. "Kita pergi ke suatu tem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 123A. Proyek

"Evan udah berangkat, Mas?" tanya Gita pada Yuda yang belum berangkat ke kantor. "Udah. Aku juga mau berangkat sekarang.""Jangan dulu, Mas. Aku pengen bicara," cegah Gita memegang lengan suaminya. Yuda kembali duduk di tempat semula. "Mau bicara apa?" tanya Yuda pada wanita yang telah melahirkan Evan. "Memangnya benar, kalau pel4ku yang mencvlik Nida udah ditangkap?"Yuda mengerutkan dahi, menatap aneh pada Gita. "Kamu udah tau soal itu?" Semalam Yuda memang belum bercerita tentang kedatangan seorang wanita yang diduga telah menyembunyikan Nida pada istrinya. Yuda hanya mengatakan kalau Gita bukan pel4ku penculikan itu. Semalam tubuh Yuda sangat lelah. Usai mandi, Yuda sudah masuk ke alam mimpi."Udah. Se-semalam Evan bilang, katanya pel4ku yang mencvlik NIda sudah ada di rumah Pak Daniel. Katanya Evan dikasih tau Bianca." Tentu saja ucapan itu bohong. Dari semalam sampai pagi tadi, Evan dan ibunya belum sempat saling berbicara. "Aku gak tau. Mungkin benar, kalau pelakunya udah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 123B. Menggugurkan

Malam hari, keluarga Bragastara berkumpul di ruang keluarga. Daniel yang pulang jam lima sore tadi, memberitahu dirinya akan keluar kota besok pagi. "Mas Ayang, kenapa bukan Om Yuda aja sih yang keluar kota?" protes Namira cemberut. Yang lainnya juga saling pandang. Di ruangan itu selain Daniel dan Namira, ada juga Bianca dan Nida."Enggak bisa, Sayang. Aku harus turun tangan langsung. Kamu tenang aja, insya Allah hanya satu hari di sana. Di sini juga kan ada Bianca dan Nida. Kamu enggak akan kesepian," timpal Daniel berusaha menenangkan hati istrinya. Namira tetap cemberut. Ia kesal, karena Daniel harus bermalam di Surabaya. Sejak menikah, Namira dan Daniel tidak pernah berpisah. "Kalau gitu, aku ikut, ya?" rengek Namira tak peduli di situ ada Bianca atau Nida. Dia tidak mau berpisah lama-lama dengan Daniel."Mamih, jangan ikut sama Papah. Kalau Mamih gak ada di rumah, nanti kami di sini kesepian. Udah deh, Mamih gak usah ikut. Lagi hamil juga," sela Bianca melarang Namira ikut den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 124A. Cinta Mati

"Aku berangkat sekarang. Ingat pesanku, jangan pergi dari rumah lagi dan handphone-mu harus aktif, enggak boleh mati," pesan Yuda pada Gita di depan teras rumah ketika ia hendak berangkat keluar kota. "Iya, Sayang. Aku enggak akan pergi lagi, enggak akan matiin handphone," timpal Gita tersenyum manis. "Pah, Papah mau kemana bawa koper segala?" Tiba-tiba Evan keluar rumah. Mereka memang tidak sempat sarapan bersama. Yuda dan Gita sarapan lebih dulu. Yuda juga tidak sempat memberitahu Evan tentang keberangkatannya ke Surabaya. "Papah kamu dan Pak Daniel mau keluar kota, Van. Kemungkinan besar akan menginap di sana. Pah, kamu gak mau kasih pesan ke Evan?" Gita yang menjawab pertanyaan Evan."Van, Papah dan Pak Daniel mau ke Surabaya. Kemungkinan besar kami menginap. Tolong kamu jagain Mamahmu. Kalau keluar rumah tangan terlalu lama. Kasihan Mamahmu sendirian." Yuda mengerti yang diminta Gita. Evan menoleh pada wanita yang terlihat tenang sambil menggamit lengan sang suami. "Biasanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
36
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status