All Chapters of Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver: Chapter 271 - Chapter 280

315 Chapters

Bab 271 : Sebatas Kontrak

“Benarkah Dokter? Kalau begitu … apa ini?” Maharani meraih ponsel dan menggeser layar. Sebelum menunjukkan pada Darius, dia menarik napas panjang lebih dulu. Darius memicingkan mata, menatap layar ponsel Maharani dengan rahang mengeras. Deretan panggilan keluar, serta pesan masuk yang ditunjukkan wanita itu jelas bukan darinya. Dia tahu pasti. Bahkan Darius sadar 100% ponselnya tak pernah mengirim pesan semacam itu, tak ada satu pun panggilan masuk dari Maharani yang diterima. Namun, menanyakan lebih jauh hanya akan memicu perdebatan yang tidak perlu. Dia menarik napas, menekan amarahnya. "Maaf," ucapnya singkat, "aku hanya banyak pikiran karena pekerjaan." Maharani menatap Darius cukup lama sebelum tersenyum kecut. Refleks wanita itu menyentuh perutnya. Bahkan demi jabanh bayi dalam rahimnya pun, Darius enggan meluangkan waktu. Miris. “Rani—” “Tidak apa, Dok. Untung saja di RS ada Dokter Denver, kalau tidak, pasti kamu kehilangan anak ini,” sarkas ibu hamil itu, tangannya merem
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 272 : Ini Milikku, Bukan Kamu

"Dania!" panggil Darius dengan suara menggelegar.Mata Darius menyorot tajam dan langkahnya lebar memasuki rumah. Embusan napasnya agak memburu, amarah yang sudah dia tekan sejak kemarin kini nyaris meluap.Tidak ada jawaban. Hanya kesunyian yang menyambutnya—seperti biasa. Darius menggeram, kedua tangannya mengepal kuat. Seorang asisten rumah tangga yang tengah menyapu ruang tengah langsung menoleh dengan wajah tegang."Bu Dania masih tidur, Pak," ucapnya pelan.Darius mendengkus kesal. Tanpa menunggu lebih lama, dia melangkah cepat menuju kamar utama. Begitu membuka pintu, dia menemukan Dania masih terbuai dalam mimpinya, berselimut tebal dengan wajah tenang. Seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hidupnya.Akan tetapi, Darius tidak akan membiarkannya begitu saja.Tanpa ragu, dia merenggut selimut yang menutupi tubuh sang istri. Dania mengerjap kaget, lalu menatapnya dengan kesal."Darius, apa-apaan ini?!" bentak wani
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 273 : Kamu Suka Dokter Darius Kan?

Suasana ruangan menegang. Dewi menegang, tangannya hendak mencengkeram pergelangan Dania, siap menyeret wanita itu keluar. Namun, suara lembut dan tegas terdengar di belakangnya."Jangan, Wi.  Biarkan … dia masuk."Mata Dewi melebar. Dia menoleh cepat ke arah Maharani, berharap dia hanya salah dengar. Namun, yang dilihatnya justru raut wajah tenang Maharani, seakan kehadiran Dania bukanlah ancaman."Apa maksudmu?" tanya Dewi, suaranya serak, "kenapa kamu biarkan dia bertamu?"Maharani tidak langsung menjawab. dia menghela napas dan melirik Dania, yang kini memasang senyum penuh kemenangan. "Dia sudah di sini. Mengusirnya hanya akan membuat suasana makin buruk."Dewi mengatupkan rahang, jelas tak setuju. Namun, Maharani sudah melangkah ke arah ruang tamu.. Dengan anggun, dia menunjuk sofa yang berada di sudut ruangan. "Silakan duduk, Dokter Dania."Dania tersenyum puas dan melangkah santai ke sofa, lalu duduk dengan penu
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 274 : Aku Menginginkanmu

Dewi menatap Maharani lekat-lekat, mencari sesuatu di balik ekspresi sahabatnya itu. "Kamu suka Darius, kan?" tanyanya pelan. Maharani tertegun. Jemari ibu hamil itu meremas ujung baju, lalu dengan cepat menggeleng. "Ti—tidak," jawabnya, "aku … tidak suka." Dewi tidak langsung merespons. Istri Arkatama Denver itu hanya menatap lebih dalam, membaca isyarat tak terucapkan. "Umm … bagus kalau begitu," kata Dewi. Dia menggenggam tangan Maharani. "Jangan sampai seperti aku dulu, sakit hati melihat Dokter Denver dan Bu Carissa." Maharani tidak menjawab. Ucapan itu membuatnya mendadak nyeri pada dada. Kata-kata itu terngiang di kepalanya bahkan setelah Dewi pergi. Malamnya, Maharani berbaring di kasur. Bukan tidur, melainkan menatap langit-langit, rasanya hampa. Benaknya teringak bagaimana Darius mencuri kecupan darinya, tetapi hari ini semua seolah tidak berarti. "Aku tidak boleh merebut suami orang," gumamnya pelan, berusaha yakin atas pilihannya. "Ini semua hanya perasaan sesaat
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 275 : Tunangan?

"Jangan mengusirku, Rani. Aku menginginkanmu."Maharani tersenyum pahit. Menginginkan apa? Dirinya? Tubuhnya? Atau anak yang tengah dia kandung? Rasa sesak menghimpit dadanya. Hampir saja dia terlena oleh kehangatan pria itu, tetapi kesadarannya kembali. Darius bukan miliknya, dan dia tak seharusnya membiarkan dirinya terjatuh lebih dalam.“Seharusny, Dokter menemui Dokter Dania," lirih Maharani, bergetar, tetapi mencoba dengan ketegasan.Darius tidak menjawab, tatapan tajamnya tidak lepas dari wajah Maharani. Tanpa aba-aba, dia kembali mendekat, menekan tubuh Maharani ke dinding, dan meraih wajahnya untuk mencium bibir itu dengan lebih dalam, lebih menuntut.Pria itu makin menahannya dalam jeratan yang lebih erat. Bibir Darius melumat, mencuri oksigen dari paru-paru Maharani, membuat Maharani hampir kehilangan kendali.Ibu hamil itu berusaha melawan, kedua tangannya menekan dada bidang Darius, tetapi tenaga Darius masih jauh lebih kuat."Lepaskan aku, Darius!" Maharani memukul dada bi
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 276 : Di Tengah Kolam Berenang

“Sialan!” Darius meraba dadanya yang terasa sesak. Napas pria itu agak berat, seperti ada sesuatu yang menghimpit tulang dada tanpa alasan jelas. Dia menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Bodoh, pikirnya. Dia tertawa hambar, menyadari betapa mudah dirinya terpengaruh oleh satu wanita. Tanpa berpikir panjang, dia melangkah menuju poli jantung. Setelah pemeriksaan lengkap, Dokter James duduk di seberangnya, menatap Darius dengan tenang. “Apa yang Anda rasakan?” tanya dokter itu. “Sesak … seperti terhimpit. Kadang juga berdebar.” Dokter James mengangguk, lalu membaca hasil pemeriksaan. “Ini bukan gejala penyakit jantung, Dokter Darius. Saya rasa, ini lebih ke stres atau faktor emosional.” Darius diam. Stres? Emosi? Dia tertawa dalam hati. Jadi, hanya karena seorang pemandangan tadi tubuhnya bereaksi sejauh ini? Keluar dari poli jantung, dia mengeluarkan ponsel. Jemarinya melayang di atas layar, menekan nama yang terlalu sering ada dalam pikirannya. Sebuah pesan hampir t
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 277 : Selalu Tahu Gerakanmu

Maharani berdiri tegak di tengah kolam, matanya bertemu langsung dengan tatapan tajam Darius. Meskipun dadanya berdegup kencang, dia tidak menunjukkan kepanikan. Dengan ekspresi datar, dia mengangguk."Ya, dia tunangan aku," ucapnya tenang.Darius menyipitkan mata. Bibir pria itu melengkung sinis. "Tunangamu?" Dia terkekeh kecil. "Sejak kapan tunanganmu seorang sopir taksi online?"Napas Maharani menjadi cepat, tetapi dia berusaha tetap santai. Wanita itu mengangkat bahu, dan menyahut, "Memangnya kenapa?"Darius terdiam sesaat, lalu mendengkus. "Kamu pikir aku bodoh, Rani? Jangan buat cerita yang tidak masuk akal."Maharani tetap bergeming, kali ini napasnya mulai terasa berat. "Untuk apa aku bohong? Lagipula, dari mana Dokter tahu aku bareng dia di rumah sakit?"Darius tersenyum miring."Aku selalu tahu gerak-gerikmu, Rani," ucap pria itu dengan intonasi dalam dan menekan, membuat bulu kuduk Maharani meremang.Ibu hamil itu melangkah mundur sedikit, menciptakan jarak. Namun, Darius me
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 278 : Papa Akan Menjengukmu, Sayang

Napas Maharani terengah ketika Darius melepaskan bibirnya. Dia menggigit bibirnya yang kini terasa panas dan agak membengkak. Jantung wanita itu berdegup tidak karuan saat kulitnya kembali bersentuhan dengan Darius.“Ahh,” lenguhnya.Sentuhan itu asing, belum pernah dirasakannya hingga sedewasa ini. Dia tidak polos, dia tahu bahwa yang dilakukan Darius ini akan membawanya terbang mengarungi luasnya langit. Tubuhnya pun seolah memiliki pikiran sendiri, merespons setiap gerakan pria itu dengan gemetar yang halus.“Dokter … Darius … ahh, ja—jangan ….” Suaranya bergetar, tetapi tangannya tetap mencengkeram lengan pria itu, seolah-olah meminta lebih meski bibirnya mengatakan sebaliknya.Darius tidak menjawab. Bibir pria itu sudah bergerak turun, menyapu lembut leher Maharani dengan kecupan yang menghanyutkan. Embusan napas sang dokter terasa hangat, mengalir di kulit ibu hamil bagai bara api yang menyala pelan, membakar setiap inci tubuhnya.Bahkan lidah pria itu menelusuri area sensitif di
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 279 : Puaskan Aku!

Darius melangkah masuk ke dalam rumah dengan wajah tegang. Hasratnya masih menggelora, tertahan, membuat emosinya tak menentu. Namun, senyum sumringah Dania menyambutnya seolah tidak ada yang terjadi."Sayang, kamu pulang juga!" Dania melangkah cepat, memeluk pria itu dengan erat. Tapi saat wajahnya menyentuh dada Darius, dia mengernyit. "Hmm ...  aroma ini ...." Dia menarik diri, menatap suaminya dengan mata menyipit. "Kamu bau jalang!"Darius terperanjat dan rahangnya mengeras. "Apa maksudmu?"Dania menyilangkan tangan di dada. "Jangan pura-pura, Darius. Aku tahu bau ini milik siapa."Darius hendak membalas, ingin membela diri, tetapi suara kecil mengalihkan perhatian mereka."Om!" Dirga berlari menghampiri, tangan kecilnya terulur. Darius merentangkan tangan dan segera menggendongnya. Anak itu terkikik, lalu wajahnya berbinar."Om Dalius, nih, lama banget pulangnya. Aku ‘kan kangen!"Darius tersenyum, mencium pipi tembam
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 280 : Temani Aku

Darius berjalan cepat menuju mobil yang terparkir di depan rumah Maharani. Perasaannya tidak enak sejak tadi, dan sekarang firasat itu makin kuat. Saat dia mengintip ke dalam, jantungnya langsung berdegup kencang.Maharani dan Bibi duduk di kursi belakang dengan tangan dan kaki terikat. Mulut bibi dilakban, sementara Maharani tampak ketakutan, air matanya mengalir deras.Tanpa pikir panjang, Darius membuka pintu mobil dengan kasar. Pria bertopeng yang duduk di kursi depan menoleh kaget."Sialan!" Pria itu berusaha mengambil sesuatu dari sakunya, tetapi Darius lebih cepat. Satu pukulan keras mendarat di wajah pria itu, membuatnya terhuyung ke belakang.Pria bertopeng itu tidak tinggal diam. Dia balas menyerang dengan tinju, tetapi Darius menangkisnya dengan lengan."Hei! Ada apa?!"Suara teriakan dari dalam rumah membuat Darius menoleh sekilas. Seorang pria lain berlari keluar dengan panik. Mata Darius langsung tertuju pada benda di tangan pria itu—sebilah pisau."Lepasin dia atau gue
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
32
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status