Home / Young Adult / Ibu Muda Anak Mas Duda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ibu Muda Anak Mas Duda: Chapter 21 - Chapter 30

94 Chapters

Belenggu Dibalik Kemewahan

Naya sebenarnya tahu bahwa memasuki dunia malam adalah keputusan yang berisiko. Tapi tak pernah terlintas di pikirannya bahwa bekerja di bawah kendali Raka akan jauh lebih buruk. Pria itu tidak hanya keras, tetapi juga dingin dan tidak pernah memedulikan perasaan orang lain. "Aku ingin bertemu Kak Endra! Aku rindu dia!" Seharusnya aku bersama nya bukan terkurung di rumah ini." Naya menangis sejadi-jadinya, membenamkan tubuhnya di balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya hingga kepala. Tangisnya menggema di kamar kecil itu, sementara Yuni dan Rini hanya berdiri tanpa berkata-kata. Mereka tidak tahu bagaimana menenangkan gadis itu. "Raka, apa aku harus memohon padamu untuk didengar?" Maria menaruh kedua tangannya di pinggang, memandang Raka yang hanya sibuk dengan laptopnya. Perempuan itu terus mencoba mendekat, namun Raka tetap tak mengalihkan pandangannya. Dulu, ia pernah begitu tergila-gila pada Maria, namun kini tatapan
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Jeruji Tanpa Gembok

Keesokan paginya, suasana rumah Raka terasa lebih lengang dari biasanya. Dua pelayan setia, Yuni dan Rini, tengah sibuk membereskan meja makan setelah menyiapkan sarapan pagi. "Bagaimana kabar Nona Naya semalam?" tanya sasa pelan, khawatir suara mereka terdengar. "Sepertinya dia baik-baik saja, tapi aku lihat wajahnya tampak pucat saat bertemu Tuan Raka tadi malam," jawab Rini, berbisik seraya menata piring di rak. Raka, yang tengah menikmati sarapannya di meja besar, mendengar percakapan singkat itu dan melirik ke arah mereka. Ia menyunggingkan senyum tipis sebelum bersuara. "Chelly memang tenang kalau bersama ibuku, tapi kalian tahu sendiri, dia selalu menghindar kalau ada orang yang menggendong nya. Mungkin aku memang terlalu memanjakan putri kecil ku." Suaranya terdengar datar, namun ada nada dingin yang membuat kedua pelayan itu merinding. Sasa hanya bisa mengangguk kec
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Pelarian Di Ujung Harapan

lima hari telah berlalu. Di dalam kamar yang remang, seorang pria berdiri merapikan pakaian setelah puas memenuhi nafsunya. Di ranjang, seorang gadis meringkuk dalam diam di bawah selimut lusuh, rambutnya kusut terurai seperti tak memiliki kehidupan. Wajahnya kosong, tanpa cahaya. Gadis itu adalah Teta, yang dulu dikenal ceria dan penuh semangat. Namun kini, jejak kepribadiannya yang dulu seolah lenyap tak bersisa. Bagi Naya, waktu seperti berhenti. Dalam lima hari itu, ia terus-menerus dipaksa melayani keinginan Raka, pria yang menjadikannya sebagai tawanan tanpa belas kasihan. Dirinya merasa tak lebih dari sebuah benda, sampah menjijikkan dan tak berharga. Setiap malam, ia hanya bisa berharap penderitaannya akan berakhir dan ada keajaiban yang membawanya keluar dari rumah neraka itu. Sebelum pergi pagi ini, Raka berdiri di ambang pintu dengan nada dingin dan penuh ancaman. "Aku akan ke negara Jerman selama sebulan. Janga
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Kegaduhan pagi di Kediaman Raka

Kegaduhan pagi di Kediaman Raka Pagi itu, suasana di dalam rumah Raka mendadak mencekam. Rini dan Yuni, dua orang pelayan yang bertugas menjaga kamar tamu, terlihat pucat saat mereka berlari kembali ke dapur. Langkah mereka tergesa-gesa, bahkan Rini sempat tersandung meja kecil di ruang tengah. "Ini tidak mungkin terjadi! Bagaimana dia bisa kabur dari kamar itu?" tanya Rini dengan suara gemetar. Yuni, yang mencoba menenangkan diri, mendekati jendela dan melirik ke luar. "Jejaknya sudah hilang, Rini. Dia sudah pergi jauh, dan kita akan disalahkan karena kelalaian ini." "Jangan menyalahkan aku! Kenapa kamu baru mengantar makanannya sekarang?!" bentak Rini sambil memukul meja kecil di dapur. Yuni membalas dengan nada tinggi, "Lalu aku harus bagaimana? Pak Raka tadi ada di depan kamar itu. Aku mana berani masuk!" Mereka terdiam sejenak. Namun, sebelum sempat meny
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Janin yang Tak Diinginkan

Sedangkan kabar Chelly yang sedang dititipkan di kediaman orang tua Raka. Chelly yang begitu nyaman dalam pelukan neneknya yang berikan perhatian dan kasih sayang penuh kepadanya."Jangan dekat-dekat, anak ini gak suka sama kamu! ujar Florentina menegur suaminya, Arya, yang berusaha mendekati cucunya.Arya, pria paruh baya dengan wajah yang hampir mirip dengan Raka, hanya mendengus. "Aneh, masa sama kakeknya sendiri gak suka?" gumamnya."Itu karena kamu terlalu galak, dan dari awal kamu memang gak suka dengan Chelly bagaimanapun ini kan cucu kamu darah daging dari anak kita!" balas Laras tegas."Jangan mulai lagi, Florentina. Kamu tahu sendiri aku gak setuju Raka dulu menikahi wanita itu. Dia keras kepala, gak mau dengar saran kita, lihat apa yang terjadi? Sekarang dia meninggal, anaknya ngak ada yang ngurus ujung-ujungnya kita yang bantu ngurusin anaknya!" suara Arya terdengar berat, penuh penyesalan bercampur kekesalan.Laras
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Berita Kembalinya Raka

" Berita Kembalinya Raka " Di keesokan pagi nya kabar kepulangan Raka telah tersebar luas. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu tentang kondisi kehamilan Naya, termasuk keluarga besar Raka yang jauh. Mereka sengaja menyimpan kabar itu hingga Raka benar-benar kembali. "Kamu masih mual, Naya?" tanya Rini, salah satu perawat yang selalu menemaninya. Naya hanya memejamkan mata, menahan rasa mual yang melilit perutnya setiap pagi. Jika bukan mual, tubuhnya terasa lemas tak berdaya. "Aku capek hidup begini, Rini. Kenapa harus aku?" keluh Naya. Mata gadis itu berkaca-kaca, sementara Rini dan Yuni hanya bisa bersabar menghadapi emosi yang selalu naik turun. "Kamu butuh sesuatu? Apa pun, bilang saja. Kami akan usahakan," bujuk Yuni. "Aku mau pergi! Mau keluar dari sini!" hardiknya tiba-tiba. Namun, alih-alih merespons kekesalannya, Rini mencoba m
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Perjuangan Baru

" Perjuangan Baru " "Tidak! Lepaskan aku! Karena aku masih benci kamu! Lepaskan!" Naya berteriak sekuat tenaga saat Raka mencoba menahan tubuhnya yang gemetar. Tangannya yang terluka mencoba memukul pria itu, namun usahanya sia-sia. Raka hanya menahan perempuan itu, membiarkannya melampiaskan amarah. "Naya, dengarkan aku! Aku tahu aku telah menghancurkan hidupmu, tapi tolong... tolong hentikan semua ini. Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," ujar Raka dengan suara bergetar, penuh penyesalan. Naya menatapnya dengan mata penuh kebencian. "Kesempatan? Kau pikir semua ini bisa diperbaiki hanya dengan ucapan? Kau yang membuatku terjebak dalam situasi ini! Aku ingin bebas! Aku ingin hidupku kembali!" Air mata mengalir di pipinya, tapi Raka tak bergeming. Dia hanya membingkai wajah Naya dengan lembut. "Aku tidak bisa mengubah masa lalu, Naya. Tapi aku bisa berjanji untuk memperjuangkan masa depan. Bukan unt
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Keheningan Malam

Malam yang Tenang “Naya...” “Mas!” Mereka berbicara bersamaan, lalu terdiam. Malam ini terasa aneh. Ada sesuatu yang berbeda di antara mereka sejak terakhir kali bertemu. Seakan ada jarak tak terlihat yang menyelimuti hubungan mereka. Raka duduk di ujung ranjang, menyeruput kopi hangat sambil sesekali mencuri pandang ke arah wanita yang tengah mengelus perutnya. Perut Naya yang mulai membesar adalah pengingat nyata dari ikatan yang sulit mereka hindari. “Kamu mau ngomong apa?” tanya Raka memecah keheningan. “Kamu duluan aja, Mas,” balas Naya. Raka tersenyum tipis. Senyuman itu membuat lesung pipinya terlihat, mengingatkan Naya pada sisi lembut pria yang selama ini ia anggap hanya sebagai bos yang kejam. Namun, senyuman itu juga membuat
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Perhatian

Di Kamar Mandi Dengan tubuh yang masih lemah, Naya menurunkan egonya. Wanita itu memandang pria yang baru saja diomeli sambil menghela napas panjang. "Aku butuh bantuan...," lirihnya, nyaris tak terdengar. Raka, pria yang berdiri di depannya, mengangguk. Ia bergerak mendekat untuk membantu Naya berdiri. Namun, begitu sampai di kamar mandi, Naya langsung mengusirnya. "Tolong Keluar dulu tinggal kan aku sendiri! Aku bisa sendiri!" Raka mengabaikan perintah itu. "Aku temani sampai selesai," jawabnya tegas. "Tidak perlu segitunya kalo! Aku mau mandi mana mungkin bisa mandi kalau kamu ada disini! Cepat keluar!" Naya bersikeras, duduk di atas closet sambil menatap tajam pria di hadapannya. Namun Raka tak bergeming. Tatapan pria itu penuh beban, seperti menyimpan ribuan kekhawatiran. "
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

kunjungan

Malam Penuh Pertanyaan Malam itu udara dingin menyelimuti rumah keluarga Florentina dan Agara. Di ruang tamu, suara tangisan Chelly yang lembut bergema, memecah keheningan. Florentina langsung menggendong cucu kesayangan nya dan mencoba menenangkan bayi kecil imut itu. Raka baru saja tiba dari perjalanan panjang untuk kerumah orang tua nya, menatap putri cantiknya dengan rasa rindu yang mendalam. "Putra ku sayang, kau akhirnya pulang kerumah juga," ujar Florentina dengan senyuman hangat menyambut kepulangan putra semata wayang nya. Ia menyerahkan Chelly ke pelukan Raka. Bayi mungil yang mengemaskan itu langsung berhenti menangis, menatap wajah ayahnya dengan mata yang berbinar. "Oh, bidadari ku yang cantik," ujar Raka sambil mengangkat Chelly tinggi-tinggi. "Putri Daddy, kau semakin cantik saja. Cepat sekali tumbuh besar, ya."
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status