Sudah 5 hari berlalu, Naya merasakan waktu begitu cepat. Namun, di sisi lain, hari-hari terasa panjang dan berat sejak ia hidup sendiri merawat bayinya. Dalam sunyi, ia sering kali memandangi anaknya yang sedang tertidur, menyimpan rindu akan pria yang pernah ia cintai. Namun rindu itu ia kubur dalam-dalam, karena kini, hanya dirinya yang harus berdiri tegak sebagai ibu sekaligus ayah. Malam itu, tangisan Naya, bayinya yang berusia sepuluh hari, memecah keheningan kamar sederhana mereka. Naya yang baru saja selesai mencuci baju buru-buru menghampiri anaknya. Wajah Gio terlihat memerah, badannya hangat saat disentuh. "Gio, kenapa, Nak? Jangan nangis, ya. Ibu di sini," bisik Naya dengan suara bergetar. Tangisan itu tak kunjung reda. Panik mulai menyerang, apalagi saat ia menyadari badan Gio terasa lebih panas daripada biasanya. Kecemasan semakin menjadi ketika ia melihat bercak-bercak merah di badan anak nya, Gabagen. "Ya Tu
Last Updated : 2025-01-06 Read more