Semua Bab Ibu Muda Anak Mas Duda: Bab 61 - Bab 70

96 Bab

Ketegaran dalam Sepi

Sudah hampir tiga bulan Raka tidak menunjukkan batang hidungnya di rumah Naya. Tak ada kabar, tak ada pesan, seakan dunia telah menelannya. Karina merasa resah, hatinya diliputi keraguan. Apakah ini akhir hubungan mereka? Atau ada rahasia yang Raka sembunyikan darinya? "Gio, ayahmu entah ke mana lagi. Ya sudahlah, mungkin memang benar kata Paman Tommy, kita lupakan saja!" gumam Naya pada putranya yang baru berusia enam bulan. Anaknya tumbuh sehat, dengan wajah tampan yang memikat. Setiap orang yang melihatnya pasti memuji. Naya sering berpikir, mungkin inilah satu-satunya anugerah terbesar yang Raka tinggalkan untuknya. "Nay, aku berangkat kerja dulu!" terdengar suara Tommy, kakak Naya, dari ruang depan. Naya menatap kakaknya dengan sedikit heran. "Kak, kenapa belakangan ini jam kerjanya jadi malam terus? Kerja apa sih sebenarnya?" "
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Menghadiri Pertungan Kekasi Nya

Namun, ada dorongan yang tak dapat Naya abaikan. Perasaan dan pikirannya bercampur aduk, hingga ia merasa dihadapkan pada keputusan sulit."Baiklah, mungkin inilah saatnya aku menunjukkan bahwa aku bukan lagi perempuan yang lemah. Kalau dia ingin pamer malam ini, aku akan ada di sana, bukan sebagai korban, tetapi sebagai diriku yang baru," gumam Naya dengan nada mantap meski hatinya tetap bergolak.Ia memutuskan untuk menitipkan Gio pada orang yang dipercayainya, agar ia bisa menghadiri acara tersebut tanpa beban.Dengan langkah cepat, Naya berjalan menuju rumah tetangganya. Di tangannya tergenggam botol susu kecil yang ia siapkan untuk Gio."Bu Rina, maaf mengganggu. Gio boleh saya titip sebentar? Ada urusan yang harus saya selesaikan malam ini," ujar Nayaa dengan nada lembut.Rina, seorang perempuan paruh baya yang sudah lama mengidamkan anak, tersenyum lebar. "Tentu saja, Naya. Gio selalu jadi anak kesayangan di sini. Tapi, kamu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

Pertunangan Tanpa Cinta

Perjamuan LukaRaka meminta asisten pribadinya, Roy, untuk menjaga Naya agar terhindar dari ancaman yang mungkin datang dari ayah Raka, pria yang penuh ambisi dan tipu daya.“Lihat gadis itu,” bisik Raka kepada Roy sambil menunjuk Naya yang berdiri di sudut ruangan, tampak canggung. “Pastikan dia aman. Jangan biarkan ayahku mendekatinya. Kau mengerti?”“Baik, Tuan,” jawab Roy dengan mantap.Sementara itu, seorang wanita bernama Naya, kekasih Raka yang selalu ada dihati nya, berjalan anggun memasuki aula. Semua mata tertuju padanya, termasuk Sekretaris Roy, yang menyapanya dengan nada ramah.“Nay, untuk apa kau di sini?” tanya Raka dengan nada ramah.“Aku diundang oleh calon penganti wanita. Atau kau pikir aku tak pantas hadir?” Naya membalas dengan tatapan tajam.Roy terkesiap, namun segera membalas, “Bahkan kau lebih sempurna dari pengantin yang sebenarnya.”Naya tersenyum kecil, menahan tawa. “Ah, pujian yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Berziarah Ke Makam

Bayangan di Makam Ayah"Ayah... apa kabar? Naya kangen banget sama Ayah..." suara Naya terdengar serak, hampir seperti bisikan yang terbawa angin.Tangannya gemetar saat merapikan bunga yang ia bawa. Mawar putih itu kini ia tata dengan hati-hati di atas makam yang sudah mulai ditumbuhi rumput liar. Pandangannya kabur oleh air mata yang terus menggenang, namun ia tak ingin menangis. Tidak di sini. Tidak di depan makam ayahnya.Sudah lama Naya tidak berkunjung ke tempat ini. Rasanya seperti kembali ke pelukan seseorang yang paling ia rindukan. Ayah selalu menjadi satu-satunya tempat ia merasa benar-benar aman, satu-satunya orang yang mencintainya tanpa syarat. Tapi sekarang, rasa aman itu tinggal kenangan. Yang tersisa hanyalah sunyi.Di belakangnya, Tommy, kakaknya, berdiri memegang Gio yang mulai gelisah dalam gendongannya. Anak kecil itu menggeliat, mencoba meraih wajah Tommy sambil merengek kecil."Naya, udah cukup. Panas, kasihan Gio,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

Cinta Yang Kubiarkan Pergi

“Kenapa sih, Raka? Baru sakit sedikit saja sudah seperti ini. Kamu tuh terlalu manja!” Maria mengomel tanpa henti di sisi ranjang. Di sebuah vila mewah, Raka sedang dirawat setelah kesehatannya menurun sejak acara pertunangannya seminggu lalu. Selang infus menghiasi pergelangan tangannya, dan ia tetap bersikeras untuk tidak pergi ke rumah sakit meski kondisinya melemah. “Maaf, Nona Maria, sebaiknya Tuan Raka diberi waktu untuk beristirahat,” ucap Roy, asisten pribadinya, dengan sopan namun tegas. “Kau menyuruhku pergi?” Maria menatap Roy tajam, matanya memancarkan ketidaksenangan. “Bukan begitu, Nona. Saya hanya memprioritaskan kesehatan Tuan Raka. Anda bisa kembali menjenguknya nanti,” balas Raka dengan nada menenangkan, meskipun dalam hati ia merasa kehadiran Maria justru memperburuk suasana. Raka, yang mendengar perdebatan itu, akhirnya ikut angkat bicara. “Maria, pulanglah dulu. Aku butuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Di Balik Pintu Yang Terbuka

Malam itu, Naya sedang bermain bersama putranya di ruang tamu. Televisi menyala, menampilkan acara yang sesekali ditonton sepintas oleh Naya, sementara ia sibuk menghibur anaknya. Tawa renyah si kecil memenuhi ruangan, membuat Teta merasa hangat di tengah malam yang sunyi. Namun, suasana itu terganggu ketika terdengar ketukan di pintu. Naya sempat berpikir itu kakaknya, Tommy, yang pulang lebih awal. Tetapi ia merasa heran, karena Tommy biasanya masuk tanpa mengetuk pintu namun teriak-teriak. “Kakak, pintunya gak dikunci! Masuk aja!” teriak Naya sambil menggendong anaknya. Namun, saat pintu terbuka, bukanlah Tommy yang muncul. Dua sosok perempuan berdiri di ambang pintu, wajah mereka tampak pucat dan panik. “Mbak Yuni? Rini?” Naya terkejut melihat dua teman asisten rumah tangga yang pernah bekerja bareng di rumah Raka kini sedang berdiri di sini. Keduanya langsung masuk tanpa permisi, mendekati Nay
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

Sakit Karena Terhalang Restu

Tempat Peristirahatan RakaRoy tiba di sebuah lokasi tersembunyi jauh dari ibu kota, tempat di mana Raka, majikannya, bersembunyi dari tunangan nya dan orang tua nya. Namun, ia terkejut mendapati Bos kecil, Gio, sedang bermain riang di sofa bersama dua pembantu nya, Rini dan Yuni."Bagaimana Gio bisa ada di sini?" tanya Roy, bingung."Ah, payah sekali kamu, Sekretaris Roy," sindir Rinj sambil terkekeh. "Kami saja bisa membawa Gio dan Nona Naya ke sini dengan mudah. Kau kalah telak, bahkan oleh strategi sederhana kami!""Hah, cuma modal foto dan rayuan, kau tetap kalah. Sekarang kami jadi pahlawan!" timpal Yuni sambil menepuk bahu Roy dengan bangga.Roy menghela napas panjang, merasa usahanya sia-sia. "Astaga, manusia memang makhluk yang tak bisa diremehkan," gumamnya sambil melangkah menuju kamar Raka.Saat membuka pintu sedikit, Roy mengintip ke dalam. Di sana, Naya, wanita yang selama ini ingin dihindari Raka, justru tengah dud
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Larangan Keras Yang Menyakitkan

Larut di Antara Pilihan Naya turun dari mobil dengan hati-hati, menggendong Gio yang sudah terlelap setelah diberi susu. Roy, sekretaris yang mengantarnya, melambaikan tangan sebelum mobil melaju pergi. "Terima kasih, Roy." "Sama-sama, Nona. Hati-hati." Naya melangkah masuk ke rumah dengan perlahan, berharap tidak membangunkan kakaknya, Tommy karena dia tadi pergi tanpa berpamitan dengan kakak nya. . Lampu rumah sudah padam, menandakan Tommy kemungkinan besar sudah tidur di dalam kamar. Ia menarik napas lega dan bergegas menuju kamarnya. Namun, nasib tidak berpihak pada nya malam itu. Klik! Lampu ruang tamu tiba-tiba menyala, memperlihatkan sosok Tommy yang duduk di sofa dengan ekspresi tajam. "Dari mana aja lu malam-malam bawa Gio keluar gak kasian sama anak lu?" tanyanya langsung. "Jangan bilang lu abis ketemu sama... dia." Naya terdiam, rasa bersalah menyelimuti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

Cinta Yang Dirindukan

Villa Raka: Menanti Tamu yang Tak Kunjung Datang Di villa mewahnya, Raka masih menunggu dengan harap-harap cemas. Ia berharap Naya, wanita yang sudah lama menghilang dari hidupnya, akan datang. Namun, Roy, sekretaris pribadinya, yang ia utus untuk menjemput Naya, ternyata kembali dengan tangan hampa. "Tuan, makan dulu. Tidak baik membiarkan perut kosong terlalu lama. Kalau tidak, nanti malah masuk rumah sakit," ujar Yuni, pelayan setianya, sambil menyodorkan sepiring makanan. "Makan saja, Tuan. Jangan sampai nanti kami harus menyuapi Anda di ranjang rumah sakit," tambah Rini, pelayan lainnya, sambil tertawa kecil. Raka mendengus kesal. "Kalian berdua ini mau aku sehat atau mau aku mati? Bicara seenaknya saja!" Namun, ia tidak benar-benar marah. Sudah biasa baginya menghadapi tingkah konyol para pelayannya itu setiap hari. Tepat saat suasana menjadi sedikit canggung, pintu villa t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Pernikahan Tanpa Cinta

Hari yang Tidak Ditunggu Raka Selama dua minggu terakhir, Raka berusaha keras menahan diri untuk tidak mencari Naya. Larangan keras dari kakaknya, Naya, membuat hubungan mereka semakin sulit. Namun, rasa rindunya pada Naya tidak kunjung surut, meskipun ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan berbagai cara. Tanpa kehadiran Naya di sisinya, Raka memutuskan untuk fokus memulihkan kesehatannya. Ia tahu bahwa ia harus kuat, karena hanya dengan kekuatan itu ia bisa melawan perjodohan dengan Maria, wanita yang sama sekali tidak ia cintai. Kini, waktu berjalan tanpa kompromi, dan dua minggu pun berlalu. Hari yang ditakuti Raka akhirnya tiba — hari pernikahannya. Namun, tidak ada kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Ia hanya berdiri di depan pintu kamar nya, ditemani Roy, sekretarisnya yang setia. “Tuan Raka, Anda terlihat luar biasa hari ini,” ujar Roy sambil tersenyum, mencoba menyu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status