Semua Bab Ibu Muda Anak Mas Duda: Bab 41 - Bab 50

94 Bab

Cinta Yang Terlupakan

Di ruang tunggu rumah sakit yang penuh ketegangan, Naya duduk gelisah sambil meremas-remas ujung bajunya, sementara Roy berdiri di dekatnya dengan ekspresi waspada. Hati mereka penuh kecamuk, menanti hasil pemeriksaan dokter yang terasa seperti sebuah vonis yang menentukan segalanya. Semua penghuni rumah sudah berdatangan, wajah-wajah mereka mencerminkan harapan dan kecemasan yang sama. Namun, Roy sengaja merahasiakan kabar ini dari keluarga Raka. Bukan karena ia tidak peduli, tetapi karena ia tahu kehadiran mereka hanya akan menjadi api yang menyulut percikan konflik, sesuatu yang tidak mampu ditanggung oleh Naya, yang sudah terlalu rapuh dalam kondisinya saat ini. “Dok, bagaimana keadaannya sekarang?” suara Naya bergetar saat ia mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruang perawatan Raka. "Pasien sudah sadar dari komanya, namun sebenarnya..." dokter itu terhenti, wajahnya tampak ragu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Pengorbanan dalam Dusta

Sementara itu, Yuni mendekati Raka dengan langkah ragu, namun sorot matanya penuh keberanian. "Pak, Anda melupakan seseorang yang sangat berharga lho!" katanya pelan, namun cukup menusuk. Rini, yang biasanya ceroboh, kini hanya bisa menatap dengan ekspresi sedih. Ia tak menyangka tuannya akan bertindak seperti ini. "Pak, masa yang ketembak punggung bisa bikin otak konslet? Jangan lupakan nona dong! Bahkan anak kalian sebentar lagi lahir!" katanya tanpa filter, suaranya bergetar antara emosi dan keprihatinan. Raka mendesah berat, menatap Yani dan Sasa dengan mata yang tampak letih, namun penuh tekad. "Maafkan saya... Saya harus melakukan ini. Saya gak melupakan nya, tidak terjadi apa-apa pada ingatan saya. Tapi, saya tidak punya pilihan lain." Yuni mengernyit, bingung sekaligus curiga. "Pak, maksud Anda apa? Kenapa Anda berpura-pura seperti ini?" Rak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Perpisahan Demi Keselamatan

Pengorbanan yang Tersembunyi Pagi itu, Naya duduk di tempat tidurnya dengan pandangan kosong. Kata-kata Raka yang dingin masih terus terngiang di telinganya, membuat dadanya sesak. Dia menggenggam perutnya, mencoba mencari ketenangan dari anak yang sedang dikandungnya. Yuni masuk perlahan ke dalam kamar, membawa nampan berisi makanan. “Nona Naya, Anda harus makan. Demi bayi Anda,” katanya lembut, meski matanya menunjukkan rasa bersalah yang mendalam. Naya menatap Yuni dengan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. “Yuni, kenapa dia berubah seperti ini? Apa aku melakukan kesalahan?” Yuni terdiam, hatinya terasa tercabik mendengar pertanyaan itu. Namun, dia tahu tidak bisa mengatakan kebenaran. Dia hanya menunduk dan berkata, “Mungkin Pak Raka hanya butuh waktu. Jangan terlalu memikirkan hal itu sekarang, Nona. Fokuslah pada kesehatan Anda.” Sementara itu, Roy berdiri di luar pintu kamar, menunggu Yuni ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Rangkaian Keputusan

"Kenapa tempatnya begitu jauh sekali?" Naya, perempuan yang tengah hamil besar, menatap Roy dengan sorot mata penuh tanda tanya. Di hadapannya berdiri sebuah rumah mewah di tengah desa yang terpencil, jauh dari hiruk-pikuk kota. Rumah itu tampak megah dengan arsitektur klasik yang serupa dengan rumah besar Raka di kota, namun suasana di sekitarnya terasa lebih sunyi dan damai. "Ini adalah rumah pribadi milik Tuan Raka. Dulu, beliau sering tinggal di sini bersama mendiang istrinya saat liburan ke desa ini. Tempat ini penuh kenangan baginya, tetapi sekarang saya rasa ini tempat yang tepat untuk Anda beristirahat," jelas Roy sambil membuka pintu utama yang berukir indah. "Karena demi keselamatan Nona dan untuk menghindari ancaman dari Tuan Agara ayah nya tuan Raka, jadi saya membawa Anda ke sini. Mbak Yuni dan Mbak Rini akan menemani Anda selama tinggal di sini, setidaknya sampai persalinan tiba," tambahnya dengan nada penu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Rindu Yang Menyembuhkan

Sudah lima hari Raka tampak gelisah, wajahnya kusut seperti tak bisa menemukan jalan keluar. Terkadang terdengar erangan kesal keluar dari bibirnya, memecah keheningan di rumah besar itu. Melisa, perempuan muda yang menjaganya, tak pernah lelah mencoba menenangkan. Namun, segala usahanya seolah sia-sia. Ethan tak kunjung tenang. Emosinya semakin menjadi-jadim "Minggir kau jangan menghalangi jalan ku!" bentak Raka, melepaskan tangan Melisa yang mencoba meraih lengannya. “Tuan, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Melisa lirih, tetapi Raka tak memedulikannya. Melisa tahu, majikannya itu seperti kesetanan. Pikirannya dipenuhi satu hal—rindu yang membuncah kepada seseorang, tetapi keadaan memaksanya untuk tetap tinggal di rumah. Namun, hari ini, kesabarannya habis. Ia tidak bisa lagi menahan kerinduan itu. Raka ingin menemui Naya, perempuan yang kini tengah mengandung anaknya. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

"Kesalahpahaman yang Menghancurkan"

"Peresetan!" Raka menggerutu saat mendekati sebuah rumah megah yang berada di desa terpencil. Rumah itu tempat untuk menyembunyikan Naya dari Pak Agara Ayah Tuan Raka, yang ingin membunuh Naya. Ia berharap Naya masih berada di rumah itu, tetapi rumah itu kosong. Pikirannya sudah mulai gila, ia tidak bisa berpikir jernih ke mana Naya pergi. “Apa, Roy tahu sesuatu. Aku akan nelponnya!” gumam Raka menahan amarah. Sementara itu, di sebuah alun-alun di desa itu, suasana sangat indah namanya. Taman Cinta Rindu itu menjadi saksi kesedihan seorang wanita hamil yang tengah duduk di sebuah ayunan. Air matanya mengalir tanpa henti, membuat hidungnya berwarna merah muda karena terlalu lama menangis. Roy, yang duduk di sampingnya, mencoba menenangkan wanita itu. Sepertinya Nona sekarang mulai mencintai Tuan Raka sehingga Nona cemburu saat melihat Melisa bersama Tuan Raka," ungkap Roy sambil tersenyum tipi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Lahirlah Sebuah Janji

Di usia kehamilannya yang sudah memasuki bulan kesembilan, Naya benar-benar merasakan betapa beratnya menjadi calon ibu. Perutnya yang semakin besar membuatnya tidak diizinkan melakukan aktivitas apa pun, bahkan Rak, Bos nya dan juga ayah dari anak di dalam perutnya, memutuskan untuk bekerja dari rumah agar selalu siap siaga. Kantor kini sepenuhnya dipimpin oleh Chan, sahabat sekaligus kepercayaannya. “Duh, ini perut kapan mulai kempesnya? Rasanya kayak bawa bola dunia ke mana-mana!” keluh Naya sambil mengelus perutnya yang terasa penuh sesak. Raka tertawa kecil mendengar orang yang ia cintai mengomel. rumah Raka yang berada di desa terpencil kini sudah tidak mereka tempati lagi, kini mereka kembali di yang berada di kota lagi. karena Ayah Raka sedang menjalankan bisnis di negara Australia, dan Raka memutuskan untuk menetap di rumah utama bersama Naya. Meski sang ibu bersedia merawat anak perempuannya semata wayang tetap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Malam Yang Menguji Cinta Dan Ketabahan

Ketika Malam Menguji Malam itu sunyi, namun rumah besar Raka dan Naya terasa riuh oleh tangisan bayi mereka yang baru lahir. Raka, seorang pria muda dengan rambut acak-acakan dan kantong mata yang menghitam, berusaha menenangkan bayinya yang menangis di gendongannya. "Mas, popoknya habis lagi! Tolong ambilkan di lemari!" teriak Naya dari kamar, terdengar lelah. Raka menghela napas panjang. Baru beberapa jam sejak mereka tidur, dan ini sudah kali keempat mereka terbangun. Ia berjalan ke lemari, mencari popok sambil menguap. Ketika kembali, ia menemukan Naya sudah tertidur pulas dengan selimut menutupi wajahnya. "Sayang, kamu tidur aja, biar aku yang urus," gumam Raka, meski tidak mendapat jawaban dari Naya yang terlihat sangat lelah sekali. Dia mengganti popok bayinya dengan gerakan kikuk. "Nak, kamu tahu nggak? Papa dulu nggak pernah kepikiran bakal jadi begini. Tapi kamu ini spe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Melawan Takdir Dan Mempertahankan Cinta

Di pagi yang cerah namun terasa berat bagi Raka. Setelah pertemuan semalam yang penuh dengan ketegangan, ia tahu dirinya harus menghadapi ayahnya—seorang pria yang hati nya sekeras batu yang selalu memegang kendali penuh atas keluarganya. "Mas, aku merasa cemas..." bisik Naya dengan suara gemetar, tangannya memegang lengan Raka erat. Ketakutannya sejak semalam belum juga reda. Raka menghela napas dalam, mencoba menenangkan Naya. "Semua akan baik-baik saja. Percaya sama aku, ya? Kamu jaga anak kita. Aku akan segera kembali." Naya mengangguk ragu, sementara Raka mengecup keningnya lembut. Ia kemudian mengusap kepala anak mereka dengan penuh kasih. Di sudut ruangan, Rini dan Yuni memperhatikan dengan cemas, tak berani berkata apa-apa, hanya bisa mencoba menenangkan Naya yang terlihat rapuh. **** Di kediaman mewah sang ayah, Raka berdiri dengan tegap, menatap pria yang dulu ia hormati namun kini h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Pertaruhan Terakhir

Pemuda itu berdiri di depan pintu dengan wajah garang dan tubuh kekar. Tatapan matanya penuh amarah, tatonya terlihat jelas di kedua lengannya. Naya terpaku di tempat, tubuhnya menegang melihat pria itu. "Kak Tommy?" Naya bergumam dengan wajah penuh kebingungan. Raka segera maju ke depan, melindungi Naya di belakang tubuhnya. "Siapa kamu? Apa urusanmu datang ke sini dan membuat keributan?" tanyanya tegas, sorot matanya tak kalah tajam. Tommy, pria muda dengan gaya yang terkesan seperti preman jalanan, menatap Raka dengan pandangan merendahkan. "Aku Tommy, kakaknya! Dan aku datang untuk meminta penjelasan darinya!" katanya sambil menunjuk Naya dengan kasar. "Kak Tommy, tenang," Naya akhirnya bersuara, suaranya bergetar. "Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah aku sudah menjelaskan semuanya sebelumnya?" "Menjelaskan?" Tommy men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status