Home / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Gairah Liar Mantan Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

205 Chapters

Pertemuan Tidak Terduga

Bella masih mematung sambil menggenggam setelan pakaian dalam berwarna merah yang masih baru dengan label merek yang cukup mahal.Alis Bella terangkat. Ia memutar pakaian itu di tangannya, memperhatikan detailnya. Bibirnya membentuk senyum kecil. "Apa ini untukku?" Di saat yang sama, Diego yang masih berkutat dengan pekerjaannya pun mengernyit karena Bella sudah terlalu lama di dalam kamarnya. Memang Diego tidak akan melarang Bella melakukan apa pun, tapi Diego tidak suka Bella terlalu lama di kamarnya karena kamar selalu sangat sensitif bagi Diego. Diego pun segera beranjak dari kursinya dan melangkah ke kamarnya. Ketika Diego membuka pintu, Diego pun langsung mematung melihat Bella yang memegang sepasang pakaian dalam yang pernah Diego beli untuk Anna. Ya, saat Diego mengatakan akan mewujudkan fantasinya dengan Anna, Diego benar-benar bermaksud seperti itu. Bahkan, Diego sengaja membeli pakaian dalam seksi untuk Anna pakai di depannya saat mereka "berbulan madu" ke luar kota. N
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Tatapan Menyelidik

Anna masih mematung tidak percaya menatap Diego yang lagi-lagi muncul di hadapannya. Entah takdir apa yang membuat Anna harus selalu bertemu dengan pria itu di mana-mana. Jeremy sendiri ikut mematung kaget. Sama seperti Diego yang saat ini juga mendadak berhenti melangkah. Memang Pak Torro sempat bertanya dengan semangat tentang Angkasa Konstruksi, tapi Diego tidak menyangka tamu Pak Torro adalah Jeremy dan Anna. Sementara Bella yang lebih supel langsung menyapa semuanya. "Selamat malam semuanya! Apa kabar, Pak Torro? Lama kita tidak bertemu!" "Wah, Bu Bella! Ini kejutan sekali melihat Anda di sini, kapan Anda kembali?" "Beberapa hari yang lalu dan aku sengaja ikut ke sini untuk memberi kejutan, semoga Anda tidak keberatan." "Justru aku sangat senang, Bu Bella. Tapi ayo duduk, perkenalkan semuanya! Aku yakin Pak Diego sudah mengenal Pak Jeremy dan Bu Anna karena Pak Diego berinvestasi di Angkasa Konstruksi." Bella yang melihat Anna pun langsung terdiam sejenak, mencoba menginga
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Tidak Cemburu

Anna berdiri di depan cermin di toilet, menatap bayangannya sendiri dengan mata penuh kelelahan. Anna tidak tahu bagaimana bisa bertahan sepanjang malam ini tanpa meledak. Rasanya semua emosi yang ia pendam selama ini mendesak keluar."Sial! Rasanya aku tidak mau kembali ke ruangan itu!" geram Anna sambil terus menatap cerminnya dan menenangkan dirinya. "Diego brengsek itu ternyata sudah bertunangan selama dua tahun!" "Tapi apa yang aku lakukan? Mengapa aku harus bersikap seperti ini?"Anna tidak tahu lagi bagaimana mengungkapkan perasaannya, tapi Anna terus menenangkan dirinya, sebelum akhirnya ia melangkah keluar. Namun, baru saja ia keluar dari toilet, lengannya sudah dicekal dan ia ditarik pergi menjauh. "Akhh!" pekik Anna kaget. Anna makin membelalak saat melihat Diego yang menariknya. "Apa yang kau lakukan, Diego?" "Siapa yang akan kau goda dengan gaun seperti ini, hmm?" Diego menyusuri tubuh Anna dengan tatapannya. Anna menegang sejenak. Gaunnya memang berlebihan untuk
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Tubuh Seksi di Hadapannya

"Jadi apa yang kau lakukan bersama Pak Diego di luar ruangan, hmm?" Jeremy benar-benar sudah menahan dirinya sejak tadi. Sejak Diego menyusul Anna keluar, kemarahan Jeremy sudah bangkit, tapi ia mati-matian menahannya. Ketika Anna kembali, Jeremy pun terus melirik Anna dengan tajam sampai Anna tidak nyaman. Diego sendiri memilih tidak kembali dan malah menelepon Bella untuk berpamitan. Hanya Jeremy dan Anna yang lanjut mengobrol dengan Pak Torro, hingga akhirnya acara malam itu selesai. Rencana Jeremy menyodorkan Anna berantakan dan Jeremy menyetir seperti kesetanan pulang ke rumah. Hingga begitu masuk ke pintu rumah, Jeremy tidak bisa menahan dirinya lagi dan melampiaskan kemarahannya di ruang tamu. "Apa maksudmu, Jeremy? Aku tidak melakukan apa-apa." "Jangan bohong, Anna! Sekali selingkuh, kau akan terus tertantang untuk selingkuh! Jadi setelah aku tidak mengijinkanmu pergi bebas, kau terus mencari celah untuk berdua dengannya?" "Aku tidak melakukannya, Jeremy! Aku ada di to
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Maaf, Aku Tidak Bisa

Bella baru saja akan melangkah keluar dari kamarnya setelah meletakkan tasnya. Namun, Bella mendadak teringat akan hadiah dari Diego yang ia bawa di dalam tasnya. Sungguh, awalnya bukan maksudnya menyenangkan di ranjang. Bella hanya berpikir untuk menemani Diego minum dan memijatinya. Hanya saja, mengingat pakaian dalam itu membuat otak Bella mendadak liar. Bella bukan gadis polos yang masih perawan, tapi sejak bertunangan dengan Diego, Bella benar-benar menjaga dirinya. "Bukankah kami sudah bertunangan dua tahun? Dan pada akhirnya kami akan menikah juga. Siapa tahu aku bisa membantunya melepaskan penatnya sekaligus mendesaknya untuk segera menikahiku." Bella tersenyum, sebelum ia memakai pakaian dalam itu, membalutnya dengan jubah mandi, lalu keluar dan menunjukkannya pada Diego dengan penuh harap. Diego sendiri langsung mematung kaget melihat tubuh seksi di hadapannya. Untuk sesaat, Diego hanya tetap diam sampai pandangannya mulai buram karena wine dan ia mulai berhalusinasi. Di
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Tes DNA

Diego menggenggam setirnya erat-erat saat ia melajukan mobilnya pergi dari apartemen. Diego tidak punya tujuan, tapi Diego tahu ia harus menghindar dari Bella. Untuk sesaat, rasa bersalah kembali menyeruak di hati Diego. Bella adalah wanita yang sangat baik, tapi tidak pernah ada cinta sedikit pun dari Diego untuk wanita itu."Haruskah aku mengakhiri semuanya saja? Tapi apa aku akan terlihat seperti orang yang tidak tahu balas budi?" Diego mengembuskan napas panjangnya. Posisinya juga sangat terjepit. Berhubungan karena balas budi sangat menyiksa. Awalnya, Diego pikir selamanya ia tidak akan pernah bertemu Anna lagi dan selamanya ia akan bersama Bella. Diego juga berpikir seandainya mereka bertemu pun, Diego tidak akan goyah lagi karena Diego sangat membenci Anna. Namun, kenyataan memang tidak pernah sesuai dengan yang kita pikirkan. Diego pun terus mengumpati dirinya sendiri dan hanya menyetir berputar-putar begitu lama. Hari pun sudah sangat larut saat Diego akhirnya kembali k
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Video yang Terkirim

Anna masih meringis sakit di tubuh dan wajahnya, bekas pukulan Jeremy kemarin. Anna pun sampai tidak sanggup mengantar Darren ke sekolah tadi, hanya sopir dan Bik Nim saja. Bik Nim yang sudah mengetahui kejadian semalam pun sampai cemas sendiri melihatnya. Entah sudah berapa kali Bik Nim masuk ke kamar untuk menawarkan Anna makanan atau bertanya apa pun, tapi Anna tidak menjawabnya. Sampai Bik Nim pun tidak tahan lagi berpura-pura tidak tahu. Bik Nim membawa kotak obat ke kamar dan mengunci pintunya. "Biar aku obati, Bu," seru Bik Nim yang sudah duduk di ranjang di samping Anna. "Tolong tinggalkan aku, Bik! Aku sudah bilang aku tidak butuh apa-apa kan? Aku juga tidak perlu diobati," tolak Anna kukuh. Anna berbaring memunggungi Bik Nim, tidak mau pengasuh Darren itu melihat wajahnya lebih lama. Bik Nim pun terdiam sejenak, sebelum ia memberanikan diri bicara. "Aku sudah tahu semuanya, Bu," sahut Bik Nim yang air matanya mengalir tanpa bisa dicegah. "Aku ... melihat Pak Jeremy m
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Antar Aku Pulang!

"Bu Martha belum tidur?" Seorang suster masuk untuk memeriksa tekanan darah Martha malam itu. "Ah, sebentar lagi aku tidur. Aku menunggu pesan dulu." "Apa pesan dari Bu Anna?" "Bukan, dari pengasuh Darren." "Oh, baiklah. Tekanan darahnya agak tinggi, Bu. Apa Bu Martha pusing? Sudah seminggu terakhir ini, tekanan darah Bu Martha tinggi terus. Jangan banyak berpikir, Bu!" "Ah, iya, maafkan aku, Suster. Detak jantungnya juga cepat, Bu. Bu Martha merasa berdebar?" "Ah, iya." Martha hanya tersenyum tipis. Sebagai seorang ibu, mendengar anaknya dipukul pasti hatinya tidak tenang. Itulah yang menjadi beban pikiran Martha seminggu terakhir ini. Martha tahu Jeremy bukan pria baik yang lurus-lurus saja. Layaknya orang kaya yang akan menjaga kekayaannya dengan segala cara, Jeremy dan Wijaya sangat mirip. Mereka bisa menjadi orang yang tidak berperasaan. Namun, selama ini, sikap yang Anna tunjukkan selalu baik-baik saja. Wajar Jeremy marah saat Wijaya membawa kabur uangnya, Martha tidak
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Patah Hatinya Seorang Ibu

"Jangan ambil anakku! Tidak! Jangan ambil anakku!" pekik Anna begitu keras dalam tidurnya. Bik Nim yang tidur di kasur bawah di kamar Darren pun sampai melonjak kaget dan membuka matanya nyalang. Bik Nim pun segera sadar Anna bermimpi dan langsung membangunkan majikannya itu. "Bu Anna! Bu Anna!" "Jangan! Jangan!" pekik Anna lagi, sebelum ia mendadak membuka matanya dan membelalak. Tatapannya begitu ketakutan dan napasnya tersengal. "Bu Anna bermimpi buruk." Anna tidak menjawab selain hanya mengatur napasnya, tapi sedetik kemudian ia mengangguk. "Aku bermimpi Diego mengambil Darren dariku. Aku takut sekali, Bik. Aku takut sekali," lirih Anna yang terlihat begitu lelah, seolah baru saja melakukan olahraga yang begitu keras sampai bahkan, ada setetes keringat di dahinya. Bik Nim sendiri terdiam sejenak. Sumpah, sedetik pun Bik Nim tidak pernah berpikir untuk meminta bantuan pada Diego. Bik Nim tidak mengenalnya. Sekalipun mereka sudah bertemu beberapa kali, tapi kesan Bik Nim te
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Rasa Baru yang Menyenangkan

Air mata Martha terus berlinang tidak terkendali saat akhirnya Bik Nim menceritakan semuanya. Bagaimana Anna yang selama ini menghemat pengeluaran demi uang sekolah Darren dan demi pengobatan Martha. Bik Nim menceritakan bagaimana Jeremy tidak pernah peduli pada Darren dan selalu memarahinya. Semuanya yang ia tahu dan yang Anna ceritakan, kecuali cerita tentang Diego karena cerita itu terlalu pedih untuk diketahui oleh Martha. "Anakku! Anakku!" lirih Martha dengan susah payah. "Maafkan aku yang harus menceritakan semua pada Bu Martha. Aku tahu ini akan menjadi beban pikiran Bu Martha, tapi aku tidak tahu harus minta tolong pada siapa lagi, Bu. Bu Anna berniat pasrah dan menerima semuanya, yang penting Pak Jeremy tidak menyakiti Bu Martha dan Darren." Martha menggeram begitu marah pada Jeremy. Mendadak Martha pun ingat tentang Bram yang waktu itu mendadak datang dan mengambil fotonya. Ternyata foto itu digunakan untuk mengancam Anna. "Jeremy brengsek itu! Jeremy brengsek!" geram M
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
678910
...
21
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status