Главная / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Глава 91 - Глава 100

Все главы Gairah Liar Mantan Suamiku: Глава 91 - Глава 100

205

Mendengar Namanya

Darren membelalak lebar saat akhirnya ia keceplosan. Darren pun menutup mulutnya seperti baru saja mengatakan hal yang tidak boleh dikatakan. Darren sudah berjanji pada Bik Nim untuk tidak mengatakannya pada siapa pun lagi. Namun, Diego sudah mendengarnya dan Diego sudah membelalak dengan sempurna juga. "Apa, Darren? Papa pukul Mama pakai sabuk?" Darren menggeleng. "Darren tidak tahu!" "Darren, jangan takut bicara dengan Uncle. Apa Darren lihat Papa pukul Mama pakai sabuk?" Mendadak Diego mendesak Darren sampai Darren makin menggeleng. Bertepatan dengan itu, bel sekolah pun berbunyi sampai Darren langsung tersentak kaget. Tet ...."Darren mau masuk kelas." "Darren, tunggu dulu! Uncle serius, apa Darren pernah lihat Papa pukul Mama?" "Bik Nim bilang Darren tidak boleh bilang siapa-siapa, nanti Papa marah." "Apa? Nanti Papa marah?" "Darren mau masuk kelas!" "Darren ...." Diego terus menahan Darren yang ingin kabur sampai sang guru melihat dan menghampiri mereka. "Maaf, Pak.
last updateПоследнее обновление : 2025-01-30
Читайте больше

Ancaman Tersirat

"D-Diego? Jadi pria yang kemarin ke sini adalah Diego?" Anna masih begitu tegang menyebut nama itu di depan Martha, tapi Martha malah mengangguk dan terlihat bersemangat. "Ya, Ibu berharap bisa bertemu dengannya untuk yang terakhir kalinya dan Tuhan mengijinkannya, Anna." "Bagaimana bisa ada kebetulan seperti ini? Dan dia ... bagaimana dia bisa menjadi begitu hebat, bahkan menjadi investor di perusahaan Jeremy. Dunia benar-benar sudah terbalik." "Tapi apa Jeremy tahu tentang masa lalu kalian? Atau jangan-jangan karena itu, dia mulai memukulmu?" Anna belum pernah bercerita tentang Diego. Semua ia ceritakan, kecuali tentang Diego. "Tapi jangan khawatir, Ibu sudah menceritakan semuanya pada Diego agar dia tidak salah paham lagi padamu, Anna." Anna membelalak kaget. "Apa yang Ibu ceritakan dan bagaimana dia bisa ke sini?" "Ibu menceritakan bahwa kau terpaksa meninggalkannya. Dia harus tahu kebenarannya agar dia tidak membencimu, Anna. Kau juga korban dari ayahmu!" Anna masih memb
last updateПоследнее обновление : 2025-01-31
Читайте больше

Sebuah Harapan Baru

Bik Nim sudah penasaran sejak mendengar suara klakson mobil. Bik Nim pikir Anna sudah pulang sampai akhirnya Bik Nim melangkah keluar. Namun, alih-alih Anna, Bik Nim malah melihat pria yang tidak ia sangka ada di sana. "P-Pak Diego? Apa yang Pak Diego lakukan di sini?" gumam Bik Nim yang melihat dari pintu gerbang yang terbuka sedikit. Bik Nim pun makin membelalak saat melihat Jeremy mendekati Diego dan kedua pria itu berhadapan di sana. Jantung Bik Nim sampai berdebar tidak karuan dibuatnya. "Apa yang mereka bicarakan di sana? Apa yang harus kulakukan? Yang satu mantan suaminya, yang satu suaminya. Bu Anna harus tahu tentang ini!" Bik Nim pun segera mengambil foto Jeremy dan Diego yang sedang berhadapan, lalu segera mengirimkan foto itu ke ponsel Anna. Anna sendiri masih terus menenangkan Martha yang gelisah saat ponselnya berbunyi dan sebuah pesan masuk dari Bik Nim. "Ibu tenang saja! Aku akan mengemasi barangku agar aku bisa sewaktu-waktu pergi dari sana." "Iya, Anna! Iya, S
last updateПоследнее обновление : 2025-02-01
Читайте больше

Mau Menelepon Uncle

Anna masih begitu gelisah saat sopir melajukan mobilnya pulang. Anna terus menatap ponselnya, berkirim pesan dengan Bik Nim yang melaporkan bahwa Diego sudah pulang. Dalam kegelisahannya, akhirnya Anna meminta pak sopir menjemput Darren dulu walaupun ini belum jam pulang. Entah mengapa, perasaan Anna sangat tidak enak setelah pulang dari rumah sakit tadi. Anna akhirnya menjemput Darren duluan dan memeluknya sepanjang perjalanan pulang. "Mengapa Darren pulang cepat, Mama?" "Tidak apa, Sayang. Kita di rumah saja ya." Pada saat yang sama, ponsel Anna berbunyi dan Diego meneleponnya lagi, tapi Anna terlalu tegang dan Anna tidak mungkin menjawab teleponnya di mobil karena ada pak sopir yang merupakan mata-mata Jeremy. Anna pun akhirnya me-reject telepon itu dan mengirimkan pesan pada Diego. Anna: "Apa yang kau lakukan di rumahku? Jangan pernah mencariku lagi, apa kau tidak paham ucapanku, Diego?" Diego yang sudah melajukan mobilnya pergi dari rumah Anna pun menepikan mobilnya di pi
last updateПоследнее обновление : 2025-02-01
Читайте больше

Menyelamatkan Anaknya

"Darren, Sayang? Darren tidak apa kan, Sayang?" Anna menangis pedih melihat dahi Darren terluka. Tidak hanya berdarah, tapi juga membengkak dan biru. Anna pun menyeka bekas darah itu dengan hati-hati, tapi Darren terus meringis saat Anna melakukannya. Anna sendiri langsung membawa Darren ke kamar tadi dan tidak mempedulikan Jeremy yang masih marah-marah di ruang tamu. "Sakit, Mama! Papa ... jahat!" seru Darren dengan sisa sesenggukannya. "Maafkan Mama ya, Sayang! Maafkan Mama!" geram Anna dengan rahang yang mengeras. Sungguh, Anna ingin sekali membalas Jeremy dengan apa saja yang ia bisa. Hati Anna sakit, sangat sakit melihat Jeremy menyakiti Darren tepat di depan matanya. Namun, Anna tidak mau membuat masalah ini makin panjang dengan perlawanannya. Bisa-bisa Jeremy makin menyakiti Darren. "Bik Nim, kemasi barang-barang berharga kita karena kita akan segera pergi dari sini. Aku tidak tahan lagi. Apa pun yang terjadi, kita akan pergi dari sini!" Tentu saja kabur dari Jeremy sam
last updateПоследнее обновление : 2025-02-01
Читайте больше

Menerobos Masuk

"Panggil satu teman dan berjagalah di rumah, Bram! Aku tidak mau mendadak Pak Diego datang lagi dan mencari Anna. Aku sudah kecolongan kali ini." "Tadinya kupikir ini hanya sebuah perselingkuhan yang akan berhenti saat ketahuan, tapi ternyata Pak Diego itu adalah sejenis pria tidak tahu malu yang terobsesi pada istri orang." Jeremy tertawa kesal, sebelum ia mengeluarkan berkas dari tasnya."Berkas ini aku yang akan membawanya langsung ke wanita tua itu.""Tanah di Merumata itu ... jangan harap mereka bisa menipuku! Anna selalu berpura-pura tidak punya apa-apa lagi, tapi ternyata Martha tua itu masih punya tanah yang begitu luas." Awalnya, Jeremy pulang cepat untuk menemui Anna tadi. Jeremy sudah mendengar dan mengincar tanah di kawasan Merumata, kawasan yang sedang sangat berkembang. Jeremy pun akhirnya memeriksa dan mengetahui bahwa ada sebagian besar tanah yang ternyata dimiliki Wijaya Group atas nama Martha. Jeremy pun bermaksud memaksa Anna menemui Martha agar Martha menandata
last updateПоследнее обновление : 2025-02-02
Читайте больше

Kunjungan Mengejutkan

"Itu Uncle! Itu Uncle!" Saat Anna masih sibuk memukul pintu dan mencari apa pun untuk membuka pintu kamarnya, Darren malah sudah berlari ke jendela kamarnya. Darren naik ke kursi dan mengintip dari jendelanya yang cukup tinggi. Darren langsung memekik begitu melihat Diego di sana sedang menghajar security mereka. "Uncle pukul Pak satpam!" seru Darren lagi yang membuat Anna langsung membelalak. Anna ikut berlari ke jendela dan ia benar-benar melihat Diego di sana. Untuk sesaat, Anna merasa Diego seperti seorang pangeran berkuda putih yang datang menyelamatkannya dari penyihir jahat. Namun, sedetik kemudian, sebuah kenyataan menamparnya. Bukan! Diego bukan datang untuknya, tapi untuk Darren. Ya, Diego datang untuk Darren. Tapi apa pun itu, Anna harus berusaha keluar dari sini dan menyelamatkan Darren juga. Entah apa maksud Jeremy mengunci pintu kamar Anna, padahal biasanya tidak. Tapi firasat Anna mengatakan, kalau Anna tidak berhasil kabur kali ini, maka Anna akan terkurung selam
last updateПоследнее обновление : 2025-02-02
Читайте больше

Sebuah Perlawanan

"J-Jeremy?" Jantung Martha memacu begitu kencang melihat Jeremy di sana. Bukan berdebar karena takut, tapi berdebar karena amarah yang tidak tertahan lagi. Pria di hadapannya itu adalah pria jahat yang sudah menyiksa Anna dan Martha sangat membencinya. Jeremy yang masih mengira Martha ada di pihaknya pun masih tersenyum ramah dan melangkah mendekati ranjang Martha. "Apa kabar, Ibu? Aku senang melihat Ibu yang sudah bangun. Kata suster, kondisi Ibu sempat menurun. Apa yang Ibu rasakan?" Jeremy menatap Martha dari dekat dan ekspresinya masih penuh dengan perhatian, berakting menjadi menantu yang sangat sempurna. Tentu saja Martha yang kemarin akan mengira Jeremy benar-benar menantu yang baik. Namun, Martha yang sudah mengetahui semuanya tidak akan termakan oleh akting busuk Jeremy. "Aku merasakan sakit, Jeremy! Sangat sakit!" sahut Martha penuh dendam. Jeremy memicingkan matanya tidak mengerti, tapi Jeremy mengangguk dan tidak mau memperpanjangnya karena memang tujuannya b
last updateПоследнее обновление : 2025-02-03
Читайте больше

Membuatmu Tutup Mulut Selamanya

"Uncle!" Darren langsung masuk ke pelukan Diego dan Diego langsung menggendongnya. "Darren! Ya Tuhan, kau berdarah! Jeremy sialan! Uncle akan membawamu ke rumah sakit, Darren! Ini harus dijahit!"Diego menatap Darren dengan penuh perhatian. Diego menggendong Darren ke dalam gendongan kokohnya dan Anna menatapnya dengan tatapan goyah. Sebagian dari dirinya lega, tapi sebagian lagi masih berusaha mempertahankan harga dirinya. "Aku bisa menggendong Darren sendiri! Berikan padaku!" Anna merebut Darren dari Diego dan Darren pun dengan patuh langsung pindah ke gendongan Anna. Diego nampak kesal Darren direbut darinya, tapi saat ini, berebut bukanlah hal yang bijak. "Kau benar-benar keras kepala, Anna! Ayo keluar dari sini!" Diego mengedikkan kepala menatap Bik Nim. Bik Nim sendiri langsung mengangguk dan membawa dua tas jinjing yang tadinya sudah mereka siapkan. Tidak terlalu besar karena isinya hanya beberapa potong pakaian dan barang berharga. Membawa barang berat akan merepotkan
last updateПоследнее обновление : 2025-02-03
Читайте больше

Tidak Bisa Menyelamatkannya

Pak Rusli masih begitu sibuk dengan dokumennya saat ponselnya berbunyi malam itu. Mata Pak Rusli masih memicing sempurna sampai Pak Rusli mengabaikan suara teleponnya sejenak. "Ah, siapa yang meneleponku barusan?" gumam Pak Rusli yang akhirnya meraih ponselnya dan melihat nama Martha. "Bu Martha? Pasti Bu Martha menanyakan berkasnya. Sudah hampir siap! Ya, aku akan meneleponnya balik." Pak Rusli pun menelepon Martha balik, tapi sayangnya, Martha tidak pernah mengangkat teleponnya karena saat ini, Martha sedang berjuang keras dengan hidupnya. Martha masih membelalak begitu lebar saat Jeremy mencekiknya dengan satu tangannya. Tangan Martha terangkat untuk menyingkirkan tangan Jeremy, tapi Jeremy terlalu kuat. "J-Jeremy ...," lirih Martha sekuat yang ia bisa. Namun, Jeremy seperti sedang kerasukan saat ini. Ekspresi Jeremy begitu marah layaknya seorang psikopat yang sudah terbiasa membunuh. "Kau akan menutup mulutmu selamanya, Martha! Aku sudah lama berpikir bahwa suatu hari nanti
last updateПоследнее обновление : 2025-02-03
Читайте больше
Предыдущий
1
...
89101112
...
21
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status