Home / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gairah Liar Mantan Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

205 Chapters

Insiden Memalukan

Diego tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Saat biasanya Diego adalah orang yang paling pintar menyembunyikan ekspresinya, tapi di depan Darren, semuanya luntur. Bahkan, tanpa Diego sadari, ia tertawa begitu senang saat makan bersama anak itu. Namun, saat akhirnya Diego menyadari tatapan Anna, tawa itu pun perlahan menghilang lagi. "Ah, kau memiliki anak yang pintar, tapi aku sudah selesai. Aku akan cuci tangan duluan," seru Diego akhirnya. "Darren ikut, Uncle!" Diego hanya mengangguk dan mengajak Darren bersamanya, sedangkan Anna masih begitu betah menatap keduanya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Hingga akhirnya ia buru-buru menyelesaikan makannya karena ia ingin segera kabur dari Diego. "Kau membayar makanannya?" tanya Anna setelah melihat Diego mampir ke meja kasir. "Itu ... terima kasih, sungguh aku tidak minta ditraktir, tapi sekarang aku dan Darren harus pergi. Say goodbye sama Uncle, Darren!" Anna yang buru-buru menarik Darren bersamanya. "Tunggu, Darren m
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Tanda Lahir di Tangan Kecilnya

"Naiklah ke mobilku, aku akan mengantarmu!" Diego akhirnya menawari Anna ikut mobilnya, tapi Anna mati-matian menolak. Bahkan, Anna menolak saat Diego mau membawakan tas besarnya dan Anna memilih membawa tasnya sendiri. "Tidak perlu! Aku akan naik taksi saja!" sahut Anna kukuh. Diego memicingkan matanya menatap Anna. "Sebenarnya kau mau ke mana, Anna? Kau pergi sampai luar kota, tapi kau tidak mengisi bensin mobilnya. Mobil siapa yang kau pakai? Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?" "Aku sudah bilang aku mau liburan dan bisakah jangan menggangguku, Diego?" "Aku mau membantumu, bukan mengganggumu!" "Oh, aku takut sekali dengan bantuanmu karena kau pasti meminta imbalan yang besar." Diego kembali memicingkan matanya. "Kau yang memintanya, Anna. Padahal aku belum memikirkan imbalan apa-apa. Tapi baiklah, yang penting naiklah dulu, aku akan memikirkan imbalannya nanti!" Anna tertawa kesal. "Aku tidak mau! Aku mau mencari taksi saja!" seru Anna kukuh. Namun, Darren mendadak ingi
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Apa Dia Anakku?

Anna buru-buru meraih ponselnya di ruang tamu saat ponselnya terus berbunyi. Jantung Anna pun memacu kencang memikirkan siapa yang meneleponnya. Dan Anna pun langsung menahan napasnya sejenak saat melihat nama Jeremy di sana. "Jeremy. Jeremy meneleponku. Tidak usah diangkat! Ya, tidak usah diangkat saja!" Anna baru saja berniat menyimpan ponselnya kembali saat sebuah pesan masuk. Dengan tangan yang gemetar, Anna membuka pesannya dan Anna membelalak melihat foto Martha yang sedang tidur di ranjangnya. "Sial, apa ini? Mengapa ada foto Ibu? Apa yang Jeremy lakukan pada Ibu?" geram Anna ketakutan. Tidak lama kemudian, Jeremy kembali meneleponnya. "Mengapa semua orang harus mengancamku seperti ini? Sial!!!" geram Anna lagi, sebelum akhirnya ia mengangkat teleponnya. "Apa yang kau mau, Jeremy?" "Kau tidak sedang berniat kabur dariku kan, Sayang? Bahkan, kau membawa Darren pergi. Katakan apa rencanamu?" "Rencanaku tidak ada hubungannya denganmu, tapi jangan pernah menyentuh ibuku, Je
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Melihat yang Tidak Seharusnya

"Apa yang mau kau lakukan dengan foto-foto itu? Dan sampai kapan kau di sini?" Martha menatap bingung pada asisten Jeremy yang bernama Bram itu. Tiba-tiba Bram menjenguknya dan meminta ijin untuk mengambil foto Martha. "Bu Anna hanya rindu pada Anda, Bu Martha. Tapi karena Bu Anna tidak sempat ke sini, aku diminta untuk mengambil foto Anda," jawab Bram tenang. Padahal Bram diutus Jeremy agar Jeremy bisa mengancam Anna. "Ah, begitu ya. Mengapa aneh sekali? Biasanya kalau rindu, Anna bisa meneleponku, aku punya ponsel. Ah, memang sering kehabisan baterai karena aku tidak ingat untuk menge-cas-nya, tapi dia bisa menelepon suster juga kan?" Bram tidak menjawab ucapan Martha dan hanya diam sampai Martha makin mengernyit. Ini tidak biasa. Sungguh tidak biasa. Namun, Martha tidak berpikiran apa pun selain merasa aneh. Tidak lama kemudian, ponsel Bram berbunyi dan Bram langsung mengangkatnya. "Baik, Pak. Aku akan pergi sekarang!" Bram menutup teleponnya dan berpamitan pada Martha lal
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Laporan Mengejutkan

"Jovan, aku mau kau mencari lagi info tentang Darren, anaknya Anna. Semuanya, termasuk dia sekolah di mana. Segera beri aku kabar kalau kau sudah mendapatkan infonya!" "Baik, Pak."Diego menutup teleponnya dengan gusar. Sebuah keyakinan baru mendadak makin kuat bahwa Darren mungkin memang anaknya. Namun, kenyataan-kenyataan lain sama sekali tidak bisa diabaikan sampai masih ada keraguan di hati Diego. "Kalau Anna memang sudah hamil waktu itu, mengapa dia tidak memberitahuku dan malah menceraikan aku?" "Dia membiarkan aku di penjara, padahal anakku butuh Papanya. Tapi bukankah dia malu punya suami miskin, apalagi narapidana seperti aku?" "Sial! Tapi kalau dia tidak berselingkuh, bagaimana bisa secepat itu dia menikah dengan Jeremy?"Kepala Diego berdenyut memikirkan semuanya sampai Diego hanya terdiam di parkiran hotel sambil menggenggam erat-erat setirnya. Diego terus menatap pintu masuk hotel begitu lama malam itu. Satu jam atau dua jam, Diego tidak tahu lagi. Entah apa yang Die
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Akan Memberitahukan Kebenarannya

Martha dan Bik Nim langsung membelalak mendengar laporan Darren. Untuk sesaat, keduanya hanya terdiam, sebelum Martha menatap Bik Nim. "Apa maksudnya, Bik?" Bik Nim menggeleng. "Aku tidak tahu, Bu. Sungguh, aku tidak tahu. Darren ... Darren lihat di mana?" Bik Nim menatap Darren dengan ekspresi yang sama kagetnya. Tentu saja Bik Nim sudah sering melihat pertengkaran antara Jeremy dan Anna. Jeremy menarik Anna atau mendorong Anna dengan kasar juga sudah sering dilihatnya sampai Bik Nim takut. Apalagi Jeremy membentak Anna dan Darren. Semua sudah pernah dilihat dan disembunyikan dengan baik oleh Bik Nim karena Bik Nim tahu memang ada sebagian pria yang seperti itu dan nyatanya, rumah tangga masih bisa berjalan dengan kepala rumah tangga yang kasar. Namun, Bik Nim tidak pernah melihat langsung Anna dipukul dalam bentuk apa pun. Martha yang melihat ekspresi bingung Bik Nim pun akhirnya kembali menatap cucunya. "Darren, jangan bicara sembarangan! Darren lihat di mana?" "Darren tida
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Obat Tidur

"Dah, Grandma!" "Dah, Darren sayang, tapi apa kau harus pergi secepat ini, Anna? Mengapa kunjunganmu kali ini sebentar sekali?" tanya Martha sedih. "Itu ... aku benar-benar ada urusan, Ibu. Besok aku akan ke sini lagi ya." "Tapi janji pada Ibu kalau ada apa-apa kau harus cerita ya!" "Aku selalu menceritakan apa pun pada Ibu kan? Tidak usah khawatir, Ibu!" Martha hanya terdiam dan tidak mengangguk. Martha tahu Anna berbohong. Terlalu banyak kebohongan yang Anna simpan sendiri. "Ibu akan mengaktifkan ponsel Ibu terus 24 jam. Ibu harus jadi orang pertama yang kau telepon kalau kau membutuhkan, Anna." Anna mengembuskan napas panjangnya dan mengangguk. "Aku akan sering-sering menelepon Ibu." Martha ikut mengangguk. Mereka kembali berpamitan, sebelum Anna keluar duluan membawa Darren, sedangkan Martha menahan tangan Bik Nim. "Kau tahu nomor teleponku kan, Bik? Apa pun yang terjadi pada Anna, tolong beritahu padaku, termasuk apa pun yang terjadi pada Darren." Bik Nim mengangguk de
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Surprise

"Apa saja info yang sudah kau dapatkan, Jovan?" Diego langsung menyingkirkan semua berkas di mejanya saat Jovan datang membawa laporannya tentang Darren. "Ini tanggal lahirnya, ini nama rumah sakit tempat Darren dilahirkan, dan Darren bersekolah di sini." "Bu Anna dan Pak Jeremy menikah di tanggal ini, Pak. Semua datanya ada di sini." Jovan menyerahkan berkasnya dan Diego mempelajarinya lagi dengan teliti. Sebagian besar sudah pernah Diego lihat karena Jovan sudah pernah melaporkan yang sama tentang Anna dan Darren. Diego juga sudah tahu bahwa Darren lahir delapan bulan setelah Diego dan Anna bercerai. "Tidak ada yang bisa menegaskan apa Darren itu anakku, Jovan," geram Diego frustasi. Jovan sempat mengernyit mendengarnya. Jovan tahu masa lalu Diego. Yang Jovan tidak tahu adalah siapa mantan istri Diego itu. "Maaf, maksudnya, Pak?" "Anna adalah mantan istriku yang berkhianat dan ada kemungkinan Darren itu anakku." Jovan terdiam mendengar kenyataan itu dan itu menjelaskan sik
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bukan Siapa-Siapa

Anna tidak bisa mengalihkan pandangannya. Wanita cantik yang memanggil Diego dengan suara manja itu memeluknya erat, wajahnya dipenuhi kebahagiaan. Wanita itu mendongak dan menatap Diego dengan penuh cinta sampai Anna tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. Diego sendiri terlihat kaget sampai ia mematung sejenak, tapi ia segera menenangkan diri dan membalas pelukan itu sambil tersenyum tipis."B-Bella? Kapan kau pulang?" tanya Diego masih kaku. "Tadi siang aku baru mendarat. Aku hanya sempat mandi dan bersiap, lalu segera ke sini karena aku sangat merindukanmu, Diego." Wanita cantik bernama Bella itu tersenyum makin lebar. "Apa kau menyukai kejutanku, Sayang?" tanya Bella lagi. Diego kembali terdiam. Diego sempat melirik Anna sejenak, sebelum ia mengangguk. Kali ini, tatapannya lebih hangat pada Bella dan suaranya juga lebih lembut. "Tentu saja! Tentu saja aku menyukainya," jawab Diego yang membuat Bella makin berbunga-bunga. Diego dan Bella pun bertatapan sejenak, sebelum akh
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Pakaian Dalam Wanita

"Pergi ke mana saja Bu Anna hari ini?" Sopir Jeremy langsung menelepon Jeremy begitu Anna sudah tiba di rumah. Sang sopir bukan hanya bertugas mengantar Anna ke mana pun, tapi juga mengawasi Anna dan melaporkan apa pun yang Anna lakukan. "Ah, Bu Anna hanya ke rumah sakit lalu ke cafe untuk membeli minum, Pak," jawab sang sopir yang berusaha tetap tenang. Tidak mungkin ia mengakui bahwa dirinya tertidur saat sedang bertugas. "Ke cafe? Lalu apa Anna bertemu dengan seseorang di sana?" Sang sopir terdiam sejenak dengan tegang karena ia tidak tahu apa yang terjadi selama ia tidur. Namun, ia tetap menjawabnya dengan tenang untuk menyelamatkan dirinya sendiri. "Tidak ada, Pak. Bu Anna hanya minum dan makan kue bersama Darren dan Bik Nim." Jeremy yang mendengarnya pun mengangguk puas. "Bagus! Selalu laporkan ke mana pun dia pergi!" "Baik, Pak." Sang sopir pun bernapas lega saat akhirnya Jeremy menutup teleponnya.Anna sendiri sedang berada tidak jauh dari pintu rumah saat itu dan ia
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status