Home / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Gairah Liar Mantan Suamiku: Chapter 171 - Chapter 180

205 Chapters

Sekamar Berdua

"Apa aku sudah cantik, Joyce? Apa ini tidak terlalu menor?" Anna berdandan hari itu karena setelah beberapa hari dirawat, Diego akhirnya akan keluar dari ruang isolasi dan dipindahkan ke kamar rawat inap biasa. Ini akan menjadi pertemuan pertama antara Anna dan Diego secara langsung tanpa ada batasan kaca dan jantung Anna kembali berdebar kencang. Joyce yang melihatnya sampai terus tertawa sendiri. Di umur Anna yang sudah matang, tidak seharusnya Anna heboh sendiri seperti ini, tapi Joyce paham, sangat paham. Bahkan, Joyce ikut tidak sabar menantikan pertemuan itu. "Sudah cantik, Anna! Sama sekali tidak menor! Aku yakin Diego tidak akan berkedip melihatmu!" Anna tergelak mendengarnya dan mendadak tersipu sendiri. Tidak lama kemudian, Darren pun datang bersama Bik Nim dan Retha. "Mama!" "Darren Sayang!" Anna memeluk anak kesayangannya itu. Anna sendiri sudah mulai belajar berjalan, tapi karena tubuhnya masih adaptasi, Anna masih harus memakai kursi roda untuk berpindah tempat.
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Pulang ke Rumah

"Terima kasih untuk bantuan dan perawatannya selama ini!" Anna benar-benar berterima kasih dari hatinya yang paling dalam untuk dokter dan suster yang merawatnya selama berminggu-minggu ia dan Diego menginap di rumah sakit. "Sama-sama, Bu Anna! Kami senang sekali melihat Bu Anna dan Pak Diego bisa keluar dari rumah sakit dalam kondisi yang stabil." "Aku juga senang, Suster. Aku sudah tidak sabar pulang ke rumah. Istirahat di rumah jauh lebih menyenangkan." "Tentu saja, Bu! Jangan lupa untuk menjaga kesehatan ya." Hari itu akhirnya Anna dan Diego diijinkan keluar dari rumah sakit. Tentu saja mereka harus tetap kontrol rutin dan membatasi aktivitasnya. Mereka masih belum boleh beraktivitas berat dan terlalu lelah karena tubuh mereka masih adaptasi.Biasanya pasien transplantasi butuh waktu beberapa bulan sampai satu tahun untuk bisa beraktivitas normal, tergantung pemulihan masing-masing. Dokter juga sudah menjelaskan bagaimana Anna dan Diego harus beraktivitas di rumah nanti. Mer
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Kebersamaan yang Indah

Tiga bulan berlalu dan kondisi Diego serta Anna pun berangsur normal. Mereka masih menjaga aktivitas mereka, berdiam diri di rumah lebih lama untuk mencegah infeksi dari luar, dan mereka begitu menikmati kebersamaan mereka. Hesti dan anaknya sudah pulang ke kampung. Joyce dan keluarganya juga sudah mulai beraktivitas biasa, jauh dari Diego dan Anna, tapi Retha memutuskan tinggal bersama Diego untuk membantu mengurus Anna dan Diego yang sama-sama masih dalam tahap pemulihan. Diego dan Jovan sendiri juga makin gencar untuk membangun usaha baru, tapi kali ini ada Anna yang juga membantu, seorang wanita karir yang luar biasa pintar, cakap, dan sudah tidak diragukan lagi kompetensinya. Dengan bantuan Anna dan relasinya, Diego lebih mudah memulai semuanya kembali. Anna dan Diego saling memperkenalkan partner bisnis mereka dan mereka benar-benar bekerja dengan giat. "Kau lelah, Sayang?" tanya Diego malam itu saat melihat Anna duduk bersandar di sofanya. Anna baru saja selesai menidurkan
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Merasa Diawasi

"Dah, Sayang!" Anna melambaikan tangannya pada Darren yang berangkat ke sekolah pagi itu. Seperti biasa, Jovan yang mengantar jemput Darren ditemani oleh Bik Nim, sebelum Jovan kembali pulang ke rumah untuk bekerja bersama Diego. Anna pun masih tersenyum menatap mobil Jovan yang sudah berlalu dan salah satu tetangga pun menyapanya.Kompleks rumah mereka adalah kompleks perumahan menengah. Banyak tetangga yang sering keluar rumah di sore hari untuk berjalan-jalan atau bersepeda memutari kompleks. Ada juga taman bermain kecil yang cukup ramai di sore hari dan membuat Darren betah tinggal di sini karena ia punya banyak teman. "Selamat pagi, Bu Anna!" "Selamat pagi, Bu!" Anna tersenyum ramah, walau ia tetap memakai maskernya sesuai dengan prokes yang ketat dari dokter. "Bagaimana kondisinya? Sehat, Bu Anna?" Para tetangga sudah berkenalan dengan keluarga Anna dan mereka tahu Anna adalah seorang mantan pasien yang sembuh dari sirosis hati. "Sehat, Bu. Terima kasih atas perhatiannya
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bertemu Orang Asing

"Bagaimana kabar Jeremy, Pak Rusli?" Setelah hampir satu minggu Anna merasa diikuti, akhirnya Anna pun mencoba bertanya pada Pak Rusli tentang Jeremy. Tentu saja mantan suaminya itu menjadi satu-satunya kemungkinan orang jahat yang mengincar Anna. Memikirkannya saja membuat Anna merinding sampai Anna menjadi super protektif pada Darren. Anna terus ikut mengantar dan menjemput Darren ke sekolah lalu tidak mengijinkan Darren bermain di taman kompleks beberapa hari ini. "Pak Jeremy sudah dipenjara. Tidak ada beritanya lagi. Setelah vonis dijatuhkan waktu itu, Pak Jeremy sempat melakukan banding bahkan menuntut Anda balik dengan tuduhan Pak Wijaya membawa uangnya pergi, tapi semuanya ditolak." "Urusan Pak Jeremy dengan Pak Wijaya adalah urusan mereka sendiri karena Pak Wijaya pun masih buron dan tidak ada hubungannya dengan Anda." "Semuanya aman-aman saja, Bu Anna. Tidak perlu takut," imbuh Pak Rusli menenangkan. Namun, entah mengapa, semakin tenang, justru Anna semakin takut.
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Penolakan

"Jam berapa ini? Mengapa Darren belum pulang?" Anna melirik jamnya dan ini sudah terlalu sore. Anna pun melangkah keluar untuk mencari Darren, tanpa sadar bahwa anaknya itu sedang berhadapan dengan seseorang. "Itu ... Grandpa Jahat!" Suara Darren sudah bergetar sampai Bik Nim memeluk Darren makin erat. "Itu ... P-P-Pak Wijaya?" sapa Bik Nim juga dengan suara yang bergetar. Sungguh, setelah lama tidak bertemu dan sejak Wijaya dinyatakan buron, Bik Nim tidak berharap bertemu dengannya lagi. "Bik Nim dan Darren, cucu Grandpa ... bagaimana kabar kalian?" Suara tua itu akhirnya terdengar dan itu benar-benar suara Wijaya. Wijaya butuh waktu yang tidak sebentar untuk mencari tahu semua tentang anak dan istrinya. Wijaya akhirnya tahu bahwa Martha sudah meninggal dan Anna sempat sakit, sebelum akhirnya Anna sembuh dan kembali bersama Diego yang sudah kaya. Wijaya tahu semuanya. Butuh keberanian besar bagi Wijaya untuk menunjukkan dirinya pada keluarganya lagi, apalagi setelah apa yang
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Ambruk di Depan Matanya

Perasaan Anna tidak pernah baik setelah bertemu Wijaya. Sekalipun Anna langsung masuk dan mengunci pintu rumahnya, tapi Anna tidak bisa menahan diri untuk mengintip. Wijaya masih di sana dengan wajah memelasnya yang membuat tubuh Anna bergetar hebat. Entah apa yang sudah terjadi pada ayahnya selama ini. Sungguh, Anna membenci ayahnya yang tidak bertanggung jawab, tapi perasaan seorang anak bergejolak tanpa bisa dicegah. Anna pun akhirnya memilih mengurung diri di kamarnya dan tidak mengintip lagi. Hingga akhirnya Diego pulang sore itu bersama Jovan. Saat itu, Wijaya sudah tidak ada di depan rumah. "Papa!" Darren langsung menyambut dan berlari ke pelukan Diego. Anna yang lelah luar biasa memilih tidur, bahkan Anna tertidur begitu lama sampai saat Diego pulang, Anna masih belum bangun. "Halo, Sayang! Mana Mama? Biasanya Mama juga menyambut Papa." "Mama tidur, Pa." "Tidur? Tidak biasanya Mama tidur jam segini." "Mama tadi nangis, Pa," bisik Darren. Diego sampai mengernyit mende
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Akan Menyerahkan Diri

"Apa yang terjadi padanya, Dokter?" Anna mendadak panik saat melihat Wijaya pingsan di depan rumahnya. Anna yang memang mengintip dari jendela akhirnya keluar dari rumahnya dan melihat Wijaya yang tampak lemas. Anna tidak ingin peduli, tapi tidak mungkin ia membiarkan Wijaya pingsan di depan rumahnya. Ia pun akhirnya menelepon ambulans dan baru menelepon Diego saat mereka berada di perjalanan ke rumah sakit. "Sepertinya hanya kurang nutrisi, Bu. Dan tekanan darahnya saja yang agak tinggi. Karena itu, dia pingsan, Bu." "Tapi tadi dia menyebutkan sesuatu seperti pertemuan terakhir, Dokter. Dia juga memegangi dadanya," sahut Bik Nim yang ikut cemas."Benarkah? Dada berarti jantung, tapi irama jantungnya masih normal, Bu. Secara pemeriksaan fisik, tidak ada masalah yang berarti, tidak ada luka di tubuhnya juga. Tapi untuk memastikan, biasanya kami akan melakukan pengecekan darah dan pengecekan menyeluruh." Baru saja dokter selesai berbicara, Diego dan Jovan sudah datang ke rumah saki
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Hanya Akting

"Anna ...." "Aku baik-baik saja, Diego. Aku baik-baik saja." Anna dan Diego sudah berada di mobilnya bersama Jovan dan Bik Nim. Anna pun terus diam sepanjang perjalanan sampai Diego begitu mencemaskannya. "Dia tidak peduli saat aku dan ibuku berjuang, atas dasar apa aku harus peduli padanya? Dia bilang dia sudah tidak punya apa-apa kan? Aku juga sampai menjual semuanya demi bertahan hidup. Itu juga yang harus dia lakukan." "Dan dia bilang dia akan menyerahkan diri ke polisi kan? Itu lebih baik lagi, toh dia juga buron. Daripada dia hidup jadi gelandangan, lebih baik dia hidup di penjara saja!" imbuh Anna dengan suara yang bergetar, jelas terlihat sakit hati yang masih membekas di sana. Sungguh, Anna tidak pernah menyangka hari ini akan datang, hari di mana ia terus menerus bertemu dengan Wijaya. Anna pikir satu kali saja sudah cukup, tapi mengapa Wijaya mencarinya lagi dan terus membuatnya goyah. Diego sendiri mengembuskan napas panjangnya menatap Anna, lalu ia membelai sayang
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Ingin Membuat Kesepakatan

"Apa, Pak? Pak Wijaya akhirnya kembali?" Pak Rusli begitu kaget saat menerima telepon dari Diego malam itu yang mengatakan bahwa Wijaya akhirnya muncul setelah sekian lama menghilang. "Benar, Pak. Anna mengatakan bahwa sebelumnya dia sudah merasa diikuti oleh seseorang sekitar satu minggu, sebelum akhirnya Pak Wijaya muncul di depan rumah." Diego menceritakan apa yang Anna alami dan Pak Rusli hanya bisa terus membelalak tidak percaya. "Apa ... apa yang Pak Wijaya lakukan lagi, Pak?" "Belum ada, Pak. Terakhir kami meninggalkannya di rumah sakit tadi siang dan saat Jovan memeriksa ke sana, dia sudah pergi." "Ah, tapi Bu Anna baik-baik saja kan? Aku sungguh terkejut, aku tidak bisa memikirkan apa yang Pak Wijaya inginkan dengan kembali seperti ini, padahal dia masih berada dalam daftar buron." "Itulah yang ingin aku bicarakan, Pak. Aku mau membuat laporan tentang kemunculan Wijaya. Aku juga mau meminta polisi membantu menjaga Anna. Hanya saja, aku tidak punya bukti yang kuat bahwa
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
1
...
161718192021
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status