Home / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Gairah Liar Mantan Suamiku: Chapter 131 - Chapter 140

205 Chapters

Mimpi Mengerikan

Sejak pertemuan dengan Bella dua hari lalu, Anna menjadi lebih pendiam. Anna tidak menceritakan apa pun pada siapa pun, tapi Anna menjadi lebih gigih berusaha untuk dirinya sendiri. Selain lebih sering bertemu dengan Pak Rusli untuk mengurus kasus Jeremy, Anna juga mulai mencari rumah kontrakan karena ia tidak mungkin menumpang di rumah Joyce selamanya. "Aku sudah bilang kau tidak perlu melakukannya, Anna. Ayah dan ibuku tidak keberatan kau tinggal di sini." "Minggu depan mereka akan pulang dari luar negeri dan aku sungkan kalau masih di sini, Joyce." "Aku sudah bilang pada mereka. Mereka sudah mendengar tentang apa yang menimpamu dan justru mereka memintaku terus menjagamu, Anna." "Menjaga bukan berarti harus tinggal bersama, Joyce. Lagipula kita akan tetap kontak kan dan rumah baruku nantinya akan lebih dekat dengan sekolah baru Darren juga." Anna memang sudah mengambil formulir pendaftaran untuk Darren masuk SD dan Anna sudah mantap akan memindahkan Darren ke sekolah yang lebi
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Mendadak Parno

"Anna? Anna?" Anna tersentak saat suara Joyce memanggilnya pagi itu. Mereka sudah duduk bersama untuk sarapan di meja makan, tapi Anna terus melamun. Saat biasanya kita bisa dengan mudah melupakan mimpi kita, tapi Anna tidak bisa. Mimpi mengerikan yang ia alami seolah begitu nyata dan melekat erat di otaknya. "Apa yang kau pikirkan sampai kau terus melamun, hah? Apa tidurmu tidak cukup? Padahal kau masuk ke kamar lebih awal tadi malam dan langsung tertidur," imbuh Joyce lagi. "Ah, maafkan aku." "Haha, tidak apa. Makanlah yang banyak, ini untukmu juga, Darren." "Yeay, enak sekali, Aunty!" Joyce dan Darren sarapan dengan begitu bersemangat, tapi Anna sendiri tetap tidak bersemangat. Nafsu makannya sama sekali tidak ada pagi itu sampai ia hanya bisa menatap lahapnya Darren makan. "Hei, mengapa kau tidak makan, Anna? Bagaimana kau bisa kuat kalau kau tidak makan, hmm? Aku perhatikan sudah beberapa hari ini makanmu sedikit sekali, kau terlihat makin kurus." Joyce mengernyit. "Ah,
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Kondisi yang Memburuk

Beberapa hari kembali berlalu dan kondisi Anna bukannya membaik, tapi malah makin buruk. Anna mengalami mimpi yang sama setiap hari berturut-turut sampai Anna harus minum obat tidur agar ia bisa tidur tanpa bermimpi. Rasa lemas dan kelelahan Anna makin menjadi-jadi dan Anna makin sering mimisan. Bahkan, di tubuhnya mulai muncul bekas memar seperti baru saja terbentur, padahal Anna tidak ingat ia pernah terbentur.Namun, Anna bertahan dan memakai make up lebih tebal agar ia tidak terlihat pucat karena hari itu, kedua orang tua Joyce pulang. Awalnya Anna sudah ingin pergi dan menyewa rumah, tapi Joyce mati-matian menahannya dengan mengatakan rumah sewanya terlalu kecil dan kotor. Joyce bahkan meminta ibunya melakukan video call dan memaksa Anna tetap tinggal. Hingga di sinilah Anna menyambut kedua orang tua Joyce di rumah mereka. "Apa kabar, Om, Tante? Terima kasih sudah mengijinkan aku tetap tinggal." "Ya ampun, Anna! Jangan sungkan! Kita sudah seperti keluarga. Maafkan Tante yang
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Sebuah Diagnosis

"Kondisi ini bukan kondisi yang bagus, Bu Anna. Aku akan membuat rujukan untuk pemeriksaan darah serta pemeriksaan yang lain." Anna akhirnya memeriksakan dirinya keesokan harinya. Joyce dan ibunya sempat menyuruh Anna ke dokter karena mereka melihat Anna tidak sehat, tapi Anna terus mengatakan ia baik-baik saja. Selain itu, Anna takut ke dokter karena ia takut divonis penyakit macam-macam. Anna trauma setelah melihat Martha berjuang melawan sakitnya begitu lama. Namun, setelah mimisan yang makin sering, ada darah di batuknya, dan beberapa memar yang mendadak muncul, Anna tidak tahan lagi. Gejala yang ia alami sudah membuatnya sangat terganggu sampai akhirnya Anna memeriksakan dirinya diam-diam. Jantung Anna pun memacu kencang saat mendengar ucapan dokter, dokter yang sama yang merawat Martha. "Apakah semua pemeriksaan itu harus dilakukan, Dokter?" tanya Anna dengan suara yang bergetar. "Dilihat dari kondisinya dan semua gejala yang sudah Anda alami, aku bisa mengatakan harus,
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Pada Akhirnya Tetap Pergi

Bagaikan disambar petir, Anna mendadak kaku. Tatapannya goyah, giginya gemerutuk sendiri, dan rasa dingin mulai merambati tubuhnya sampai Anna menggigil. Seumur hidup, Anna tidak pernah membayangkan akan mengidap penyakit. Sungguh, rasanya seperti momok yang menghantui dan untuk sesaat, Anna berharap ini hanya mimpi. Anna berharap semua ini akan menghilang saat Anna bangun nanti. Namun, ini terlalu nyata. "S-sirosis apa? Sirosis hati? Hati apa? Ada apa dengan hatiku? Stadium lanjut? D-Dokter ... Dokter tidak salah kan? Apa itu benar hasilku? Apa hasilnya tidak tertukar? Apa namanya benar?" Anna akhirnya bisa berbicara. Dengan tangan gemetar, Anna merebut hasil itu, Anna berusaha melihat diagnosis di sana. Anna mengacak-acak hasil USG-nya dan hasil pemeriksaan lain yang sudah ia lakukan kemarin. Air mata Anna pun makin bercucuran."Apa ini, Dokter? Apa maksudnya? Bagaimana bisa aku terkena penyakit?" lirih Anna frustasi. "Maafkan aku, Bu Anna. Aku juga tidak berharap ini terjadi
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Mencemaskannya

"Sebenarnya Anna pergi ke mana, Bik Nim? Mengapa sampai jam segini belum pulang juga?" Joyce mendadak cemas malam itu. Siang tadi, Anna sempat mengirim pesan pada Joyce untuk menjemput Darren karena ia ada urusan. Joyce pun menjemput Darren lalu melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Sampai malam hari ia pulang, semua orang sudah berkumpul di rumah, tapi Anna belum pulang juga hingga jam delapan malam."Bu Anna belum pulang sama sekali sejak mengantar Darren tadi pagi. Aku juga tidak tahu Bu Anna ke mana, Bu." "Dia tidak menelepon Darren juga?" "Tidak ada." "Memangnya Mama ke mana kok tidak pulang-pulang? Darren mau sama Mama," celetuk Darren juga. "Aunty tidak tahu, Aunty sedang mencari Mama." "Kan orang besar tidak mungkin hilang seperti anak kecil ya?" "Tidak mungkin, Sayang. Hanya saja, Mama tidak bilang mau ke mana, jadi Aunty cari. Sebentar dulu, Aunty telepon Mama."Joyce mencoba menelepon Anna untuk yang kesekian kalinya hari itu, tapi ponselnya malah tidak aktif, pad
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Taman Kenangan

Anna sudah duduk sendiri di sebuah taman di belakang rumah lamanya malam itu, rumah keluarga Wijaya yang dulu disita. Setelah menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk melihat banyak pasien berpenyakit, Anna melajukan mobilnya berputar-putar. Anna sempat mampir ke sebuah restoran untuk makan, tapi Anna tidak jadi makan karena Anna tidak berselera. Anna baru tahu nafsu makannya yang hilang dan rasa mual yang sempat Anna rasakan beberapa kali ternyata merupakan gejala serius dari sirosis hati. Anna pun hanya bisa menangis sambil terus menyetir sampai mobilnya tiba di rumah lamanya, rumah mewahnya yang sampai sekarang kosong, tidak berpenghuni, dan terlihat sangat dingin dari luar. Gerbangnya pun digembok dan tidak ada tanda kehidupan di sekitarnya. Anna sempat menatap rumah itu cukup lama, sebelum Anna melajukan mobilnya sampai ke taman belakang, taman penuh kenangan antara dirinya dan Diego. Dulu, Diego menyatakan cintanya di taman itu. "Aku menyukaimu, Anna. Maaf kalau aku tidak
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Memeluknya Satu Kali Saja

Diego menyetir mobilnya seperti orang gila. Entah sudah berapa kali ia memutari jalan yang sama, jalan yang tidak jauh dari rumah Joyce karena ia meyakini Anna masih di sekitar sana. Namun, Diego tidak kunjung menemukan Anna juga. Diego masuk ke satu persatu restoran yang masih buka dan minimarket yang ia lewati, tapi Anna juga tidak ada di sana. Bahkan, Diego menyetir sampai ke rumah Jeremy yang sudah digembok dari luar. Tidak ada Anna di sekeliling sana juga. "Kau di mana, Anna? Apa yang terjadi? Apa ada orang jahat yang menyakitimu? Sial!" Diego menggeram dengan debar jantung yang memacu makin kencang. Tidak hanya cemas, tapi Diego benar-benar takut terjadi sesuatu pada Anna sampai Diego ingin menangis rasanya saking takutnya. Tangannya yang menggenggam setirnya sudah gemetar saat membaca pesan dari Joyce bahwa Joyce juga belum menemukan Anna. Hingga tidak lama kemudian, sebuah bayangan indah muncul di otaknya. Bayangan antara dirinya dan Anna duduk berdua di taman kenangan m
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Menyelesaikan Tugasnya

"Anna, syukurlah kau pulang, Anna! Ya Tuhan, aku sampai gemetar!"Joyce langsung menyambar Anna dalam pelukannya sambil bernapas lega. Setelah berpelukan cukup lama tadi, Diego pun mengajak Anna bicara, tapi Anna terlalu lelah untuk menjawab, Diego mengajak Anna makan, tapi Anna juga tidak punya nafsu makan. Anna hanya ingin tidur karena tubuhnya sangat lemas dan Diego pun membawa Anna pulang. "Kau ke mana saja, Anna? Lain kali jangan mematikan ponselmu!" seru Joyce lagi. "Maafkan aku, baterai ponselku low. Aku tadi merindukan ibuku jadi aku ke rumah lamaku. Aku tidak sadar kalau aku sudah menghilang begitu lama. Maaf ya." Anna berusaha tegar dan tersenyum menatap Joyce walaupun dengan wajahnya yang sudah memucat. "Tidak apa, Anna! Tapi kau pasti kelelahan sekali pergi sejak pagi, lihatlah kau pucat. Kau sudah makan? Kau mau makan? Ya ampun, aku masih gemetar, untung saja Diego menemukanmu. Bagaimana kau bisa menemukannya, Diego?" Diego hanya tersenyum. "Yang penting Anna sudah
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Ajakan Berlibur

Dalam beberapa hari berikutnya, Anna dan Pak Rusli benar-benar sibuk membuat rekaman kesaksian Anna dan semua yang dibutuhkan dalam kasus Jeremy tanpa kehadiran Anna. Sekalipun Pak Rusli masih belum paham benar maksud Anna, tapi Pak Rusli tetap melakukan semuanya dengan baik sampai semuanya selesai."Aku harap dengan atau tanpa aku, Anda bisa berusaha menegakkan keadilan untuk aku dan ibuku, Pak Rusli.""Itu adalah pesan terakhir Bu Martha yang pasti akan aku lakukan, Bu Anna." Anna mengangguk. "Itu juga pesan terakhirku, Pak Rusli." "Maaf, Bu. Tapi aku benar-benar tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi pada Anda? Aku harus tahu sebagai pengacara Anda." "Ada hal yang tidak bisa kuceritakan, tapi yang pasti, aku sedang kurang sehat." "Anda sakit apa? Anda sudah ke dokter? Aku sudah bilang Anda makin kurus. Anda harus menjaga kesehatan, Bu Anna." "Terima kasih, Pak. Aku akan berusaha keras menjaga kesehatanku." Anna bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dalam beberapa hari it
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
21
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status