Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jebakan Cinta Sang Pewaris : Chapter 61 - Chapter 70

99 Chapters

Chapter 061 [SURVEI LAPANGAN]

Aldrich menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap Valerie dengan senyum jahil yang mulai terbentuk di wajahnya. Ia tidak langsung menjawab, hanya memainkan map di tangannya seolah sedang memikirkan sesuatu yang serius.“Apa?” Valerie menatapnya dengan dahi berkerut.“Tidak apa-apa,” jawab Aldrich santai, namun tatapan matanya jelas mengatakan sesuatu yang berbeda. “Aku hanya berpikir, apakah kau benar-benar mempersiapkan ini dengan baik, atau hanya ingin membuatku terkesan?”Valerie mendengus kecil, mengabaikan komentar itu meskipun pipinya sedikit memanas. “Tentu saja aku profesional, Tuan Aldrich.”Aldrich terkekeh pelan, lalu bersandar lebih dekat, membuat jarak di antara mereka semakin tipis. “Bagus. Karena aku suka jika sekretarisku tidak hanya profesional, tapi juga memikirkan hal-hal lain... seperti bagaimana membuatku tidak bisa berpaling darinya.”Valerie menegang sejenak, merasa napasnya hampir tercekat. “Tuan Aldrich,” katanya dengan nada tegas, mencoba mengembalikan pembic
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Chapter 062 [MANDI BERSAMA]

“Ah, lelah sekali!”Valerie menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang empuk, membiarkan kepenatan hari itu meluruh sejenak. Setelah survei panjang yang menguras energi, ia merasa benar-benar kelelahan. qKali ini, ia memutuskan untuk tidak kembali ke mansion Aldrich. Bukan karena dia tidak nyaman, tetapi karena Aldrich pasti akan menemukan cara untuk mengganggunya—entah dengan godaan atau ‘aktivitas panjang yang melelahkan’ dan tak akan membiarkannya terlelap.“Sepertinya aku harus berendam.” pikir Valerie sambil menutup matanya sejenak, membayangkan betapa nikmatnya tenggelam dalam kehangatan air dan busa sabun yang menenangkan.Tak ingin membuang waktu, Valerie bangkit dari ranjang, melepas blazer kerjanya dan berjalan ke kamar mandi. Ia membuka pintu kaca kamar mandinya, menyalakan lampu dengan nuansa kekuningan yang lembut.Kran bathtub segera diputar ke mode air hangat, uap tipis mulai memenuhi ruangan kecil itu. Valerie mengambil botol sabun cair favoritnya dari rak—aroma melati dan
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Chapter 063 [SEDIKIT MEMANJAKANMU]

“Hhh...”Valerie menahan desahan yang hampir lolos saat tangan Aldrich menggosok punggungnya dengan gerakan lembut namun penuh kendali. Sensasi itu mengalir ke seluruh tubuhnya, membuatnya sulit untuk tetap tenang.“Kau menyukainya, kan?” bisik Aldrich, nada menggoda terdengar jelas di telinganya.Valerie hanya terdiam, menolak memberikan respons yang bisa membuat Aldrich semakin besar kepala. Namun keheningannya justru membuat pria itu semakin percaya diri.Aldrich mendekatkan wajahnya, bibirnya menyentuh pundak Valerie yang terbuka. Ciuman kecil itu mendarat lembut, namun panasnya seolah membakar kulit Valerie. Dari pundaknya, Aldrich perlahan naik ke leher jenjang Valerie, menelusurinya dengan napas hangat dan ciuman yang lebih dalam.Aroma vanilla yang menempel di kulit Valerie membuat Aldrich tersenyum samar. “Kau wangi sekali,” gumamnya, bibirnya masih menempel di leher Valerie. Ia menyesap aroma itu seolah candu, rakus namun tetap terkendali.“Ahh....”Desahan kecil akhirnya
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Chapter 064 [PELAYANAN EKSLUSIF]

“Angkat kepalamu sedikit,” ucap Aldrich lembut namun tegas.Pada akhirnya, Valerie menyerah pada keinginan pria itu yang bersikeras mengeringkan rambutnya. Duduk di tepi ranjang dengan handuk kimono membalut tubuhnya, Valerie menatap cermin di hadapannya. Rambut basahnya yang terurai kini berada di tangan Aldrich. Dia menggerakkan hair dryer dengan gerakan terampil, seolah-olah sudah terbiasa melakukannya.“Hm....”Udara hangat dari hair dryer menyapu rambut Valerie, menciptakan sensasi nyaman yang membuat matanya perlahan terasa berat. Dia merapatkan kimono di tubuhnya, memastikan tidak ada bagian yang terbuka terlalu banyak, meskipun Aldrich tampaknya tidak peduli dengan hal itu.Aldrich sesekali mencuri pandang ke arah Valerie melalui pantulan cermin. Ketika tatapan mereka bertemu, ia tersenyum lembut.“Kau ahli sekali,” Valerie tiba-tiba berkomentar, memecah keheningan. Matanya tetap tertutup setengah, suara hair dryer mengiringi pembicaraan mereka. “Apa kau sering melakukan ini
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Chapter 065 [BESAR KEPALA]

“Lumayan,” komentar Valerie dengan nada datar. Meskipun matanya tak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada pasta di depannya. Namun, gengsinya terlalu besar untuk langsung menerima.“Tapi bentuk menarik belum tentu enak,” tambahnya, mencoba terdengar skeptis, meskipun aroma wangi bawang putih, basil, dan saus tomat yang menggoda membuat perutnya kembali keroncongan, mempermalukannya sekali lagi.Aldrich yang mendengar bunyi perut itu hanya terkekeh. Tanpa berkata apa-apa, dia meletakkan piring di meja, lalu menarik Valerie dengan lembut menuju kursi makan.“Duduk di sini,” katanya, nyaris seperti sebuah perintah, tapi tetap terdengar lembut.Setelah Valerie duduk, Aldrich menaruh piring berisi pasta di hadapannya sebelum kembali ke pantry untuk mengambil alat makan. Valerie, yang mengamatinya dari belakang, tersenyum tipis tanpa sadar. Dia tampak begitu memikat, bahkan saat hanya mengambil sendok dan garpu.“Pakai ini. Cepat dimakan,” kata Aldrich, menyerahkan alat makan pada Vale
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Chapter 066 [KOALA, MEJA MAKAN, DAN KITA]

“Kau—”Kalimat Valerie terhenti mendadak ketika lengan kuat Aldrich melingkari pinggangnya dari belakang. Tubuhnya langsung tegang. Ia bisa merasakan napas pria itu yang hangat dan ritmis di tengkuknya. Aroma maskulin khas Aldrich bercampur dengan aroma mint samar, mendekap Valerie sepenuhnya.Aldrich menunduk sedikit, mendekatkan wajahnya ke leher Valerie. Hidungnya mengendus aroma manis vanilla yang menyeruak dari kulit wanita itu, membuat hasratnya semakin sulit ditahan. Tanpa banyak bicara, ia mengecup lembut sisi leher Valerie, menyisakan jejak hangat di sana.“Kau sudah mendapatkan pelayanan eksklusif dariku,” bisiknya, suaranya rendah dan serak, nyaris seperti geraman. “Sekarang… bagaimana kau akan membayarku, nona?” lanjut Aldrich dengan nada menggoda yang langsung menghantam kesadaran Valerie.Napas Valerie tertahan. Jantungnya berdebar tak karuan. Dia berusaha keras untuk menguasai dirinya sendiri, menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara apapun. Namun, usa
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Chapter 067 [DEWI CANDU]

"Aldrich, tenagamu itu benar-benar!" keluh Valerie, wajahnya memerah sambil memeluk bantal. Rasa lelah menyerang tubuhnya, terutama di bagian bawah yang terasa pegal akibat 'aktivitas intens' mereka.Setelah 'menghabiskan waktu' di meja makan, Aldrich memang tidak memberinya jeda. Pria itu dengan penuh gairah membawanya ke berbagai tempat di apartemen sebelum akhirnya berakhir di kamar tidur. Jam dinding sudah menunjukkan pukul lima pagi. Beruntunglah esok adalah akhir pekan.Aldrich tertawa kecil, suaranya terdengar serak namun penuh kehangatan. Ia berbaring di samping Valerie, jemarinya dengan lembut memainkan ujung rambut panjang wanita itu, lalu menciumnya dengan lembut. "Kau seperti dewi candu, babe. Aku tidak bisa berhenti, seolah-olah aku tidak punya tombol off," katanya, suaranya rendah namun menggoda.Valerie melirik Aldrich dengan tatapan mencibir. "Kau bisa meminta izinku terlebih dahulu, Aldrich! Memang kau bosku di kantor, dan calon pilihan ayahku. Tapi ini apartemenku
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Chapter 068 [PAHLAWAN]

"Kau datang sendiri?"Adalah hal pertama yang Bastian tanyakan setelah melihat Valerie menghampirinya. Wanita itu mengenakan gaun hitam pas badan yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Gaun tersebut panjang hingga menyapu lantai, namun tetap memamerkan bahunya yang terbuka. Rambutnya ditata rapi ke atas dalam gaya chignon klasik, memperlihatkan leher jenjangnya yang dihiasi kalung berlian sederhana namun elegan. Valerie tampak memesona, seperti bintang yang baru saja turun dari langit.Belum sempat Valerie menjawab, seseorang mendekat dari arah samping. Bau parfum yang menyengat segera menyeruak ke udara, membuat Valerie sedikit mengernyitkan dahi."Oh, sepupu!"Suara itu milik Grache Smith, sepupu jauh Valerie yang selama ini selalu mencari kesempatan untuk merendahkannya. Grache mengenakan gaun merah super ketat dengan belahan dada yang sangat rendah, membuat Valerie berpikir bagaimana gaun itu belum robek saat dipakainya. Bahkan Valerie membayangkan gaun itu akan "meledak"
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Chapter 069 [LALAT PENGGANGGU]

“Jadi, bagaimana kau tahu aku di sini?” tanya Valerie, matanya menatap tajam pria di hadapannya.Saat ini, mereka sedang berdansa di tengah ballroom megah. Sebelumnya, Bastian dengan bangga memperkenalkan Aldrich kepada seluruh keluarga besar Valerie, seolah Aldrich lebih seperti anaknya sendiri daripada Valerie. Momen itu membuat Valerie merasa campur aduk, tapi entah kenapa dia tak bisa benar-benar kesal pada pria ini.Aldrich tersenyum miring, sebuah senyuman yang memancarkan kepercayaan diri dan sedikit kesan nakal. Tangan kuatnya menekan lembut pinggang Valerie, menariknya lebih dekat hingga jarak di antara mereka nyaris tak ada lagi. Tubuh Valerie kini begitu dekat dengan Aldrich, dan aroma maskulin pria itu menyergap indranya."Aku bisa mengetahui apa saja, meskipun kau tak memberitahukannya padaku, sayang," bisik Aldrich rendah, suaranya begitu lembut namun menghanyutkan. Tatapan matanya mengunci pandangan Valerie, membuat jantung wanita itu berdegup lebih kencang dari bias
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Chapter 070 [TERCANTIK DI MATAKU]

“Well, apa kalian keberatan jika aku bergabung?”Suara Grache tiba-tiba memecah suasana santai di antara Valerie dan Aldrich yang sedang menyantap hidangan mereka. Mereka duduk di meja bundar kecil dekat jendela besar, dengan cahaya malam kota yang menambah suasana mewah acara itu. Area buffet dihiasi meja panjang penuh hidangan lezat, dari steak wagyu yang berkilau di bawah lampu kristal, hingga salad segar dengan saus pilihan. Pelayan berjas hitam berlalu lalang membawa minuman, melengkapi atmosfer eksklusif malam itu.Valerie menatap sekilas ke arah Grache, yang mendekat dengan langkah percaya diri. Wanita itu hanya membawa sepiring salad kecil dengan garnish minimalis.“Kau sudah memutuskan untuk bergabung sejak awal, bukan?” gumam Valerie tanpa minat, nyaris tak terdengar.Grache, yang menangkap gumaman itu, langsung melotot. “Apa katamu?” tanyanya tajam.Sebelum Valerie sempat menjawab, Aldrich menimpali dengan nada tenang. “Ya, kau boleh duduk jika mau, nona,” katanya sambil m
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status