Beranda / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 070 [TERCANTIK DI MATAKU]

Share

Chapter 070 [TERCANTIK DI MATAKU]

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 10:45:06

“Well, apa kalian keberatan jika aku bergabung?”

Suara Grache tiba-tiba memecah suasana santai di antara Valerie dan Aldrich yang sedang menyantap hidangan mereka. Mereka duduk di meja bundar kecil dekat jendela besar, dengan cahaya malam kota yang menambah suasana mewah acara itu.

Area buffet dihiasi meja panjang penuh hidangan lezat, dari steak wagyu yang berkilau di bawah lampu kristal, hingga salad segar dengan saus pilihan. Pelayan berjas hitam berlalu lalang membawa minuman, melengkapi atmosfer eksklusif malam itu.

Valerie menatap sekilas ke arah Grache, yang mendekat dengan langkah percaya diri. Wanita itu hanya membawa sepiring salad kecil dengan garnish minimalis.

“Kau sudah memutuskan untuk bergabung sejak awal, bukan?” gumam Valerie tanpa minat, nyaris tak terdengar.

Grache, yang menangkap gumaman itu, langsung melotot. “Apa katamu?” tanyanya tajam.

Sebelum Valerie sempat menjawab, Aldrich menimpali dengan nada tenang. “Ya, kau boleh duduk jika mau, nona,” katanya sambil m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wi2t(MACAN)
wkwkwkwk uler keket mati kutu... aduch grache jangan jadi pihak ketiga atas hubungan sdra mu..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 071 [MENGUNGKIT LUKA LAMA]

    "D-dia sedang sibuk," jawab Grache terbata.Pertanyaan Valerie tentang pasangan Grache malam ini seolah menjadi pukulan telak. “Dia pasti sengaja ingin mempermalukan aku!” umpat Grache dalam hati, merasa panas di bawah tatapan Valerie.Valerie memasang wajah penuh minat, berpura-pura peduli, sementara matanya menatap Grache yang mulai terlihat gelisah. "Oh ya? Kudengar dari Ayah, pacarmu seorang CEO, ya? Wah, dia pasti sangat sibuk." Ucapan Valerie terdengar seperti pujian, tapi bagi Grache, itu lebih seperti ejekan terselubung.Sambil tersenyum lembut, Valerie beralih menatap Aldrich dan menggenggam tangan pria itu dengan gerakan yang terlihat intim. "Terima kasih, sayang. Kau tetap datang meskipun jadwalmu padat sekali," ucapnya dengan raut penuh syukur yang jelas dibuat-buat.Aldrich menahan tawa dengan susah payah. Dia tidak bisa menyangkal bahwa Valerie memang cukup pendendam. Tapi di sisi lain, dia menyukai sisi itu darinya. Valerie yang cerdik dan tak membiarkan dirinya diin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 072 [TIDAK PERNAH MENANG]

    “Ngomong-ngomong, Aldrich, bukankah kau bilang akan mengenalkanku pada beberapa rekan bisnismu malam ini?”Valerie memutuskan untuk mengganti topik, tak ingin membiarkan Grache merusak suasana lebih jauh. Sejujurnya, Valerie mengarang itu. Dia sendiri tidak tahu jika di pesta ini juga hadir rekan bisnis Aldrich. Aldrich menoleh padanya dengan senyum kecil. “Tentu, sayang. Kita bisa pergi sekarang kalau kau mau.” Dia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Valerie.Valerie dengan anggun menerima tangan Aldrich dan bangkit dari kursinya. Sebelum pergi, dia menoleh pada Grache dengan senyum yang dibuat-buat. “Grache, nikmati malam ini, ya. Aku yakin pacarmu yang sibuk itu akan segera datang.”Grache tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya menatap punggung Aldrich dan Valerie yang berjalan pergi, hatinya penuh dengan kemarahan dan rasa iri.Setelah cukup jauh dari meja itu, Valerie mendekatkan dirinya pada Aldrich dan berbisik, “Kau hebat sekali tadi. Terima kasih.”Aldrich melirik Valerie

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 073 [MILIKMU MALAM INI]

    “Uhm...” “... ahh.” Valerie mendesah tak terkendali ketika Aldrich menundukkan wajahnya, bibirnya menyentuh leher jenjang Valerie. Sentuhan itu lembut, tetapi meninggalkan jejak hangat yang merambat hingga ke ujung-ujung tubuhnya. Tangan Valerie terangkat, melingkari leher Aldrich untuk mengimbangi diri, sementara satu tangannya meremas ringan punggung pria itu. Sementara Aldrich menarik nafas dalam, aroma khas Valerie membuatnya kehilangan kontrol. “Aku tidak bisa berhenti,” bisik Aldrich dengan suara serak, tatapannya menembus ke dalam mata Valerie. Dengan lembut, ia mendorong tubuh Valerie ke dinding marmer dingin di salah satu sudut mansion mewahnya. Membuat Valerie berusaha mengatur nafasnya dan membalas Aldrich dengan senyum tipis. “Tidak ada yang menyuruhmu untuk berhenti, Aldrich,” kata Valerie lirih. Ia secara sadar mendamba Aldrich, menginginkan pria itu berada di dalam dirinya malam ini. Kemudian Aldrich mengangkat salah satu kaki Valerie, menopangnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 074 [DAN KAU... CANTIK]

    “Bagaimana bisa kau melakukan itu, Aldrich!” keluh Valerie dengan suara pelan, masih terengah-engah.Mereka baru saja selesai dari kegiatan panas yang membuat Valerie benar-benar kehabisan tenaga. Kini, ia bersandar di dada Aldrich yang hangat, tubuh mereka terbungkus dalam satu selimut yang sama.Aldrich mengerutkan dahi, menatap Valerie dengan bingung. “Apa maksudmu, babe?” tanyanya, sedikit menundukkan kepalanya untuk bertemu pandang dengan Valerie.Valerie mendongak, wajahnya terlihat kesal, meski pipinya bersemu merah. Tanpa melepaskan pelukan di pinggang Aldrich, ia memberanikan diri bertanya, “Kau... kau menjilati bagian intimku, Aldrich! Bukankah itu menjijikkan?”Aldrich membatu sejenak. Wajahnya tetap tenang, tidak menunjukkan tawa ataupun rasa malu. Valerie yang merasa canggung langsung memukul dadanya dengan ringan.“Ish!”Namun, bukannya membela diri, Aldrich akhirnya terkekeh kecil. “Menjijikkan? Tidak sama sekali,” katanya santai, matanya menatap penuh arti. “Itu... san

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 075 [LEBIH DARI LAYAK]

    “Val!”Megan menyambut Valerie dengan senyum lebar, matanya berbinar saat melihat sahabatnya memasuki ruangan pengantin. Valerie tersenyum, melangkah mendekat dengan terburu-buru. “Wah, kau cantik sekali!” katanya.Ruangan pengantin itu dihiasi dengan dominasi warna putih dan emas, bunga-bunga mawar dan lili yang segar menghiasi sudut-sudut ruangan, memberikan aroma yang lembut dan menenangkan. Sebuah cermin besar berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh lampu kecil yang memberikan kesan hangat dan elegan. Meja rias di sebelahnya penuh dengan perhiasan dan kosmetik, sementara beberapa bridesmaid lainnya sibuk mengatur gaun Megan.Megan sendiri tampak luar biasa dalam gaun pengantin putih gadingnya. Gaun itu berpotongan klasik dengan aksen renda yang melingkari bahunya, menjuntai anggun hingga menyentuh lantai. Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai yang dibiarkan terurai lembut, dihiasi tiara berlian kecil. Senyum Megan yang lembut semakin memperkuat aura kecantikan dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 076 [PERTANYAAN CANGGUNG]

    “Apa yang dia bicarakan?” Valerie berbisik pelan di dekat telinga Aldrich, meskipun senyumnya tetap terjaga untuk menyembunyikan kebingungannya.“Entahlah. Kita tersenyum saja,” Aldrich menjawab sambil mencondongkan sedikit kepalanya ke Valerie, suaranya rendah dan lembut.Valerie menghela napas pendek, merasa ada yang aneh, tetapi memutuskan untuk mengikuti saran Aldrich.“Sepertinya aku harus keluar sebentar,” kata Aldrich tiba-tiba, memecah suasana.Semua yang ada di ruangan, termasuk Megan, Luna, dan Hanna, langsung menoleh ke arahnya. Valerie juga memandang pria itu dengan tatapan bertanya.Aldrich hanya tersenyum kecil, tatapannya melembut ketika bertemu dengan mata Valerie. Ia tahu Valerie butuh waktu untuk bercengkrama dengan teman-temannya tanpa kehadiran dirinya yang mungkin terasa mengintimidasi.“Baiklah,” Megan akhirnya angkat bicara, mengangguk setuju.Aldrich berbalik ke arah Valerie, matanya penuh perhatian. “Aku menunggu di luar. Nikmati waktu kalian,” ucapnya pelan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 077 [PERNIKAHAN MEGAN]

    “Pengantin wanita telah tiba!”Semua tamu berdiri, berbalik menatap ke arah pintu utama gereja yang megah. Megan muncul, melangkah perlahan dengan anggun, tangan lembutnya menggenggam erat lengan sang ayah. Gaun pengantinnya tampak seperti karya seni, putih bersih dengan renda berkilauan yang memantulkan cahaya redup dari lilin di dalam gereja. Kerudung tipisnya bergerak halus mengikuti langkahnya, memberikan kesan misterius yang memikat.Altar yang dihias dengan bunga mawar putih dan peach menjadi latar sempurna, membuat kehadiran Megan seolah berasal dari surga. Buket bunga mawar dalam genggamannya melengkapi penampilan yang nyaris tanpa cela.Sang ayah, yang mengenakan tuxedo hitam klasik, berjalan dengan langkah mantap namun penuh emosi. Sorot bangga dan haru terpancar jelas dari matanya. “Kau luar biasa cantik, nak,” bisiknya pelan sebelum mereka melangkah lebih jauh.Di belakang mereka, Valerie, Hanna, dan Luna berjalan sebagai Bridesmaids. Valerie terlihat anggun dalam gaun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 078 [MITOS BUKET PENGANTIN]

    “Val, ayo!”Luna menarik tangan Valerie yang masih asyik menghabiskan suapan terakhir pasta seafood yang lezat. Hidangan itu disajikan dengan gaya mewah, lengkap dengan udang jumbo, kerang, cumi, dan saus krim putih yang lembut. Di piringnya juga terlihat taburan parsley segar, potongan lemon, dan roti panggang bermentega sebagai pelengkap. Aroma pasta itu masih menggoda, membuat Valerie enggan meninggalkannya begitu saja.Di sekitarnya, tamu-tamu lainnya menikmati hidangan prasmanan yang tak kalah mewah. Ada steak wagyu dengan saus jamur, salmon panggang dengan glasir madu, salad dengan aneka dressing, dan deretan dessert mulai dari tart buah hingga mousse cokelat yang disajikan dalam gelas-gelas kristal kecil. Semuanya diatur dengan indah di meja panjang berhias kain satin putih dan lilin-lilin kecil yang menyala temaram.Pesta resepsi Megan sendiri diadakan di taman gereja tempat pemberkatan tadi pagi. Taman itu berubah menjadi tempat yang memukau, dihiasi lampu-lampu gantung ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 192

    Aldrich menepati janjinya. Pagi-pagi sekali, ia sudah membawa Valerie ke rumah sakit.Di dalam ruang dokter, Aldrich duduk di sebelah Valerie dengan ekspresi serius. Matanya tajam memperhatikan setiap detail yang dokter katakan, sementara tangannya menggenggam jemari Valerie seolah tak ingin melepaskannya.Sementara itu, Valerie terlihat anggun dalam balutan dress longgar berwarna pastel. Rambut panjangnya tergerai indah, dan meskipun ia hanya mengenakan riasan tipis, wajahnya tetap memancarkan pesona alami. Namun, perhatian Valerie justru tertuju pada Aldrich—pria yang biasanya tenang itu kini tampak tegang. Rahangnya mengeras, matanya nyaris tak berkedip, seakan takut melewatkan satu informasi pun.Dokter yang menangani mereka, seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah, tersenyum melihat ekspresi Aldrich. "Tuan Aldrich, Anda tampak lebih gugup daripada pasien saya," ujarnya santai.Aldrich berdehem, berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Saya hanya ingin memastikan semuanya ba

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 191

    "Kau sudah tidur?" suara Valerie terdengar pelan dalam keheningan kamar.Ia memiringkan tubuhnya, berbaring menghadap Aldrich. Matanya menatap pria itu dari samping, mengamati garis rahangnya yang tegas dalam cahaya redup kamar. Tangan Valerie bertaut di depan dadanya, jemarinya sesekali bergerak, seolah ragu untuk menyentuh pria di hadapannya.Aldrich, yang sejak tadi berusaha memejamkan mata, berdehem pelan. Ia tidak benar-benar tidur, hanya mencoba menahan diri. Tubuh mereka berbagi ranjang yang sama, namun Aldrich menjaga jarak, seolah batas tak kasatmata tetap ada di antara mereka."Hm.""Aku tidak bisa tidur," gumam Valerie, suaranya terdengar seperti keluhan kecil.Mata Aldrich perlahan terbuka. Ia menyerah. Dengan gerakan tenang, ia ikut memiringkan tubuhnya hingga mereka saling berhadapan."Ada apa?" tanyanya, suaranya lembut, penuh kesabaran.Valerie mendesah pelan, lalu menggeleng. Namun, meski bibirnya tak mengungkapkan apa pun, tangannya secara refleks terangkat, menarik

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 190

    "Kenapa kau membawaku ke sini? Ini bukan apartemenku," tanya Valerie dengan suara serak. Ia mengucek matanya, mencoba mengusir kantuk yang masih tersisa.Perlahan, pandangannya mulai fokus, dan ia baru menyadari bahwa mereka berada di depan sebuah mansion megah. Bangunan itu menjulang tinggi dengan arsitektur klasik yang elegan, diterangi cahaya lampu temaram yang memberi kesan hangat sekaligus misterius.Di kursi kemudi, Aldrich duduk santai. Satu tangannya bertumpu pada kemudi, sementara yang lain menopang dagunya. Matanya mengamati Valerie dengan sabar. Ia tidak membangunkannya tadi, hanya menunggu hingga wanita itu terjaga sendiri."Kau tertidur di mobil, jadi kupikir lebih baik langsung membawamu ke sini," ujar Aldrich akhirnya. Suaranya tenang, seolah keputusan itu adalah hal yang paling wajar di dunia.Valerie mengernyit, masih mencoba mencerna keadaan. "Tapi... kenapa di sini?"Aldrich menoleh, menatapnya dalam-dalam sebelum tersenyum tipis. "Kau mengandung anakku. Akan lebih

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 189

    “Bunda!”Valerie langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri sang bunda saat ibunya baru saja membuka pintu.“Val, bagaimana keadaan ayahmu?” tanya bundanya panik.Segera, ia mendekat ke ranjang Bastian, menatap wajah suaminya yang tertidur damai.Valerie mendesah, ikut menatap ayahnya. “Sudah lebih baik, Bun. Ayah hanya perlu beristirahat.”Bunda Valerie menghela napas lega. “Syukurlah.” Saat itulah, ia menyadari kehadiran Aldrich yang berdiri tak jauh dari Valerie.“Oh, Aldrich, kau di sini?” tanyanya dengan senyum tipis.Aldrich mengusap tengkuknya singkat sebelum mengangguk. “Ya, Bun. Aku merindukan Valerie,” jawabnya dengan nada santai, tetapi penuh makna.Bunda Valerie terkekeh pelan. “Apa sebaiknya pernikahan kalian dimajukan saja?” godanya dengan nada riang.Wajah Valerie seketika memanas. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi godaan ibunya. Di satu sisi, pertunangan mereka hanyalah pura-pura. Namun, di sisi lain, Valerie kini mengandung anak Aldrich. Ia mulai ragu apaka

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 188

    Aldrich dengan santai menambahkan beberapa potong ikan salmon panggang ke piring Valerie. “Tambah ini, kudengar ini bagus untuk ibu hamil,” katanya ringan. Tak lupa, ia juga menaruh sepotong alpukat dan segelas susu hangat di hadapan Valerie.Valerie mendesah, menatap Aldrich dengan ekspresi tak habis pikir. Piringnya sudah penuh sesak dengan berbagai macam makanan—nasi merah, sayur bayam, potongan daging tanpa lemak, telur rebus, hingga buah-buahan yang dipotong rapi. Makanan itu hampir menggunung, seolah cukup untuk di makan oleh dua orang… Oh, tunggu, memang begitu kenyataannya.“Cukup, Aldrich! Aku tidak bisa menghabiskan semuanya,” protes Valerie, tangannya refleks menahan tangan Aldrich yang hendak menambahkan lagi sesuatu ke piringnya.Aldrich berkedip, pura-pura tak mengerti. “Kenapa? Ini semua bergizi. Kamu harus makan dengan baik, sayang.”Valerie mengerang pelan, meletakkan sendoknya. “Aku ini manusia, bukan tempat sampah.”Aldrich tertawa, akhirnya mengalah. “Baiklah, ba

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 187

    "Kupikir kau tidak menginginkan anak ini," isak Valerie di sela tangisnya.Aldrich sedikit melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Valerie dengan lembut. Senyum tipis terukir di wajahnya. "Kenapa kau berpikir seperti itu, sayang?" tanyanya dengan suara penuh kasih.Valerie menggeleng, matanya masih basah. "Bukankah hubungan kita hanya pura-pura? Dalam perjanjian, tidak ada satu pun pembahasan tentang anak. Kupikir kau pasti akan membenci kehamilan ini."Aldrich terdiam, membiarkan kata-kata Valerie mengendap dalam pikirannya. Sekejap kemudian, ia menarik wanita itu kembali ke dalam pelukannya, lebih erat dari sebelumnya. Aldrich mengecup puncak kepala Valerie, lalu turun ke kelopak matanya yang masih basah. Ia melanjutkan ke pipinya, menenangkan setiap jejak air mata dengan sentuhan bibirnya yang lembut."Aku memang tidak pernah berpikir kau akan hamil, babe. Tapi kehamilanmu adalah kejutan paling berharga dalam hidupku." Suaranya terdengar penuh kebahagiaan, disertai tawa ke

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 186

    Aldrich melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan klakson dari kendaraan lain.Satu-satunya yang ada di pikirannya adalah Valerie. Dia harus melihatnya, memastikan bahwa dia baik-baik saja.Setibanya di rumah sakit, Aldrich memarkir mobilnya dengan kasar dan segera bergegas masuk. Langkahnya panjang dan cepat, penuh urgensi. Di depan kamar rawat Bastian, beberapa bodyguardnya berjaga ketat. Mereka berdiri dengan sikap waspada, seolah siap menghadapi ancaman kapan saja.Saat melihat Aldrich, salah satu bodyguard langsung menyapa dengan sopan, lalu memberi jalan untuknya. Aldrich hanya mengangguk singkat sebelum mendorong pintu dan masuk.Pemandangan pertama yang menyambutnya adalah Valerie, tertidur di tepi ranjang ayahnya. Tubuhnya sedikit membungkuk, kepalanya bertumpu pada lengan, sementara jemarinya masih menggenggam tangan Bastian. Wajahnya tampak lelah, seakan sudah terlalu banyak melalui hari yang berat.Aldrich mendekat dengan h

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 185

    Berhasil. Henry berhasil menangkap sebelah tangan Jennifer di detik terakhir.Tubuh Jennifer sudah setengah tergantung di udara, kakinya tak lagi berpijak di balkon. Angin malam menusuk kulitnya, membuat tubuhnya semakin gemetar. Matanya melebar, napasnya tersengal saat menyadari hanya tangan Henry yang menjadi satu-satunya penyelamatnya dari kematian."Pegang aku!" suara Henry terdengar tegas, tapi ada nada panik di dalamnya.Jennifer menatapnya dengan campuran keterkejutan dan ketakutan. Tangannya yang lain mencakar-cakar udara, mencari sesuatu untuk dipegang, tapi tidak ada yang bisa dia raih selain genggaman Henry yang semakin erat."Aku tidak bisa—" suara Jennifer bergetar, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan."Kau bisa!" Henry menggertakkan giginya, otot-otot lengannya menegang saat dia menarik tubuh Jennifer perlahan.Namun, Jennifer terus meronta. Dia menggeliat, seolah ingin tetap jatuh. "Lepaskan aku! Aku tidak mau ditangkap!""Diam, sialan!" Henry berteriak, menarik Jen

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 184

    Jennifer menggigit kukunya sembari berjalan mondar-mandir di ruang tamunya. Tatapannya terpaku pada layar televisi yang terus menayangkan berita tentang penangkapan Charlos."Bodoh!" gerutunya gemas, menggertakkan gigi.Dia menghela napas kasar, satu tangan bertolak pinggang sementara tangan lainnya meremas rambutnya sendiri. "Tenang, Jenn… Charlos tidak akan bisa menyeretmu secara langsung. Kau tidak akan masuk penjara," ucapnya, mencoba menenangkan diri.Tapi rasa panik tetap menggigitnya.Rencana menculik dan menyebarkan video editan Valerie—semua itu adalah idenya. Namun, Jennifer tidak pernah menyangka Charlos akan sebodoh itu hingga tertangkap dengan begitu mudah."Sial! Aku harus kabur!"Tanpa membuang waktu, Jennifer bergegas mengeluarkan koper, memasukkan barang-barang berharganya dengan terburu-buru. Tangannya gemetar saat mengambil paspor dan uang tunai yang sudah ia simpan sejak lama untuk keadaan darurat seperti ini.Namun sebelum koper itu penuh, suara ketukan keras men

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status