Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 062 [MANDI BERSAMA]

Share

Chapter 062 [MANDI BERSAMA]

last update Last Updated: 2024-12-29 20:05:14

“Ah, lelah sekali!”

Valerie menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang empuk, membiarkan kepenatan hari itu meluruh sejenak. Setelah survei panjang yang menguras energi, ia merasa benar-benar kelelahan. q

Kali ini, ia memutuskan untuk tidak kembali ke mansion Aldrich.

Bukan karena dia tidak nyaman, tetapi karena Aldrich pasti akan menemukan cara untuk mengganggunya—entah dengan godaan atau ‘aktivitas panjang yang melelahkan’ dan tak akan membiarkannya terlelap.

“Sepertinya aku harus berendam.” pikir Valerie sambil menutup matanya sejenak, membayangkan betapa nikmatnya tenggelam dalam kehangatan air dan busa sabun yang menenangkan.

Tak ingin membuang waktu, Valerie bangkit dari ranjang, melepas blazer kerjanya dan berjalan ke kamar mandi. Ia membuka pintu kaca kamar mandinya, menyalakan lampu dengan nuansa kekuningan yang lembut.

Kran bathtub segera diputar ke mode air hangat, uap tipis mulai memenuhi ruangan kecil itu. Valerie mengambil botol sabun cair favoritnya dari rak—aroma melati dan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 063 [SEDIKIT MEMANJAKANMU]

    “Hhh...”Valerie menahan desahan yang hampir lolos saat tangan Aldrich menggosok punggungnya dengan gerakan lembut namun penuh kendali. Sensasi itu mengalir ke seluruh tubuhnya, membuatnya sulit untuk tetap tenang.“Kau menyukainya, kan?” bisik Aldrich, nada menggoda terdengar jelas di telinganya.Valerie hanya terdiam, menolak memberikan respons yang bisa membuat Aldrich semakin besar kepala. Namun keheningannya justru membuat pria itu semakin percaya diri.Aldrich mendekatkan wajahnya, bibirnya menyentuh pundak Valerie yang terbuka. Ciuman kecil itu mendarat lembut, namun panasnya seolah membakar kulit Valerie. Dari pundaknya, Aldrich perlahan naik ke leher jenjang Valerie, menelusurinya dengan napas hangat dan ciuman yang lebih dalam.Aroma vanilla yang menempel di kulit Valerie membuat Aldrich tersenyum samar. “Kau wangi sekali,” gumamnya, bibirnya masih menempel di leher Valerie. Ia menyesap aroma itu seolah candu, rakus namun tetap terkendali.“Ahh....”Desahan kecil akhirnya

    Last Updated : 2024-12-30
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 064 [PELAYANAN EKSLUSIF]

    “Angkat kepalamu sedikit,” ucap Aldrich lembut namun tegas.Pada akhirnya, Valerie menyerah pada keinginan pria itu yang bersikeras mengeringkan rambutnya. Duduk di tepi ranjang dengan handuk kimono membalut tubuhnya, Valerie menatap cermin di hadapannya. Rambut basahnya yang terurai kini berada di tangan Aldrich. Dia menggerakkan hair dryer dengan gerakan terampil, seolah-olah sudah terbiasa melakukannya.“Hm....”Udara hangat dari hair dryer menyapu rambut Valerie, menciptakan sensasi nyaman yang membuat matanya perlahan terasa berat. Dia merapatkan kimono di tubuhnya, memastikan tidak ada bagian yang terbuka terlalu banyak, meskipun Aldrich tampaknya tidak peduli dengan hal itu.Aldrich sesekali mencuri pandang ke arah Valerie melalui pantulan cermin. Ketika tatapan mereka bertemu, ia tersenyum lembut.“Kau ahli sekali,” Valerie tiba-tiba berkomentar, memecah keheningan. Matanya tetap tertutup setengah, suara hair dryer mengiringi pembicaraan mereka. “Apa kau sering melakukan ini

    Last Updated : 2024-12-31
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 065 [BESAR KEPALA]

    “Lumayan,” komentar Valerie dengan nada datar. Meskipun matanya tak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada pasta di depannya. Namun, gengsinya terlalu besar untuk langsung menerima.“Tapi bentuk menarik belum tentu enak,” tambahnya, mencoba terdengar skeptis, meskipun aroma wangi bawang putih, basil, dan saus tomat yang menggoda membuat perutnya kembali keroncongan, mempermalukannya sekali lagi.Aldrich yang mendengar bunyi perut itu hanya terkekeh. Tanpa berkata apa-apa, dia meletakkan piring di meja, lalu menarik Valerie dengan lembut menuju kursi makan.“Duduk di sini,” katanya, nyaris seperti sebuah perintah, tapi tetap terdengar lembut.Setelah Valerie duduk, Aldrich menaruh piring berisi pasta di hadapannya sebelum kembali ke pantry untuk mengambil alat makan. Valerie, yang mengamatinya dari belakang, tersenyum tipis tanpa sadar. Dia tampak begitu memikat, bahkan saat hanya mengambil sendok dan garpu.“Pakai ini. Cepat dimakan,” kata Aldrich, menyerahkan alat makan pada Vale

    Last Updated : 2025-01-01
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 066 [KOALA, MEJA MAKAN, DAN KITA]

    “Kau—”Kalimat Valerie terhenti mendadak ketika lengan kuat Aldrich melingkari pinggangnya dari belakang. Tubuhnya langsung tegang. Ia bisa merasakan napas pria itu yang hangat dan ritmis di tengkuknya. Aroma maskulin khas Aldrich bercampur dengan aroma mint samar, mendekap Valerie sepenuhnya.Aldrich menunduk sedikit, mendekatkan wajahnya ke leher Valerie. Hidungnya mengendus aroma manis vanilla yang menyeruak dari kulit wanita itu, membuat hasratnya semakin sulit ditahan. Tanpa banyak bicara, ia mengecup lembut sisi leher Valerie, menyisakan jejak hangat di sana.“Kau sudah mendapatkan pelayanan eksklusif dariku,” bisiknya, suaranya rendah dan serak, nyaris seperti geraman. “Sekarang… bagaimana kau akan membayarku, nona?” lanjut Aldrich dengan nada menggoda yang langsung menghantam kesadaran Valerie.Napas Valerie tertahan. Jantungnya berdebar tak karuan. Dia berusaha keras untuk menguasai dirinya sendiri, menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara apapun. Namun, usa

    Last Updated : 2025-01-02
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 067 [DEWI CANDU]

    "Aldrich, tenagamu itu benar-benar!" keluh Valerie, wajahnya memerah sambil memeluk bantal. Rasa lelah menyerang tubuhnya, terutama di bagian bawah yang terasa pegal akibat 'aktivitas intens' mereka.Setelah 'menghabiskan waktu' di meja makan, Aldrich memang tidak memberinya jeda. Pria itu dengan penuh gairah membawanya ke berbagai tempat di apartemen sebelum akhirnya berakhir di kamar tidur. Jam dinding sudah menunjukkan pukul lima pagi. Beruntunglah esok adalah akhir pekan.Aldrich tertawa kecil, suaranya terdengar serak namun penuh kehangatan. Ia berbaring di samping Valerie, jemarinya dengan lembut memainkan ujung rambut panjang wanita itu, lalu menciumnya dengan lembut. "Kau seperti dewi candu, babe. Aku tidak bisa berhenti, seolah-olah aku tidak punya tombol off," katanya, suaranya rendah namun menggoda.Valerie melirik Aldrich dengan tatapan mencibir. "Kau bisa meminta izinku terlebih dahulu, Aldrich! Memang kau bosku di kantor, dan calon pilihan ayahku. Tapi ini apartemenku

    Last Updated : 2025-01-03
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 068 [PAHLAWAN]

    "Kau datang sendiri?"Adalah hal pertama yang Bastian tanyakan setelah melihat Valerie menghampirinya. Wanita itu mengenakan gaun hitam pas badan yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Gaun tersebut panjang hingga menyapu lantai, namun tetap memamerkan bahunya yang terbuka. Rambutnya ditata rapi ke atas dalam gaya chignon klasik, memperlihatkan leher jenjangnya yang dihiasi kalung berlian sederhana namun elegan. Valerie tampak memesona, seperti bintang yang baru saja turun dari langit.Belum sempat Valerie menjawab, seseorang mendekat dari arah samping. Bau parfum yang menyengat segera menyeruak ke udara, membuat Valerie sedikit mengernyitkan dahi."Oh, sepupu!"Suara itu milik Grache Smith, sepupu jauh Valerie yang selama ini selalu mencari kesempatan untuk merendahkannya. Grache mengenakan gaun merah super ketat dengan belahan dada yang sangat rendah, membuat Valerie berpikir bagaimana gaun itu belum robek saat dipakainya. Bahkan Valerie membayangkan gaun itu akan "meledak"

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 069 [LALAT PENGGANGGU]

    “Jadi, bagaimana kau tahu aku di sini?” tanya Valerie, matanya menatap tajam pria di hadapannya.Saat ini, mereka sedang berdansa di tengah ballroom megah. Sebelumnya, Bastian dengan bangga memperkenalkan Aldrich kepada seluruh keluarga besar Valerie, seolah Aldrich lebih seperti anaknya sendiri daripada Valerie. Momen itu membuat Valerie merasa campur aduk, tapi entah kenapa dia tak bisa benar-benar kesal pada pria ini.Aldrich tersenyum miring, sebuah senyuman yang memancarkan kepercayaan diri dan sedikit kesan nakal. Tangan kuatnya menekan lembut pinggang Valerie, menariknya lebih dekat hingga jarak di antara mereka nyaris tak ada lagi. Tubuh Valerie kini begitu dekat dengan Aldrich, dan aroma maskulin pria itu menyergap indranya."Aku bisa mengetahui apa saja, meskipun kau tak memberitahukannya padaku, sayang," bisik Aldrich rendah, suaranya begitu lembut namun menghanyutkan. Tatapan matanya mengunci pandangan Valerie, membuat jantung wanita itu berdegup lebih kencang dari bias

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 070 [TERCANTIK DI MATAKU]

    “Well, apa kalian keberatan jika aku bergabung?”Suara Grache tiba-tiba memecah suasana santai di antara Valerie dan Aldrich yang sedang menyantap hidangan mereka. Mereka duduk di meja bundar kecil dekat jendela besar, dengan cahaya malam kota yang menambah suasana mewah acara itu. Area buffet dihiasi meja panjang penuh hidangan lezat, dari steak wagyu yang berkilau di bawah lampu kristal, hingga salad segar dengan saus pilihan. Pelayan berjas hitam berlalu lalang membawa minuman, melengkapi atmosfer eksklusif malam itu.Valerie menatap sekilas ke arah Grache, yang mendekat dengan langkah percaya diri. Wanita itu hanya membawa sepiring salad kecil dengan garnish minimalis.“Kau sudah memutuskan untuk bergabung sejak awal, bukan?” gumam Valerie tanpa minat, nyaris tak terdengar.Grache, yang menangkap gumaman itu, langsung melotot. “Apa katamu?” tanyanya tajam.Sebelum Valerie sempat menjawab, Aldrich menimpali dengan nada tenang. “Ya, kau boleh duduk jika mau, nona,” katanya sambil m

    Last Updated : 2025-01-05

Latest chapter

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 118 [MALL MILIK ALDRICH]

    “A-Apa?”Aldrich menatapnya dingin. “Tentu saja, itu hanya prosedur biasa. Aku ingin memastikan kejadian ini benar-benar seperti yang kau katakan. Lagipula, butik sebesar ini pasti memiliki sistem keamanan yang baik, bukan?”Pegawai itu menelan ludah. “T-Tapi, Tuan… CCTV kami sedang mengalami gangguan teknis hari ini. Mungkin tidak ada rekaman yang bisa diperiksa,” katanya cepat, berharap Aldrich tidak akan memaksanya.Valerie mendecak pelan. “Ah, kebetulan sekali,” katanya dengan nada mengejek. “Hari ini, di saat kau menuduhku, CCTV justru mengalami gangguan.”Aldrich tersenyum miring, tetapi tatapan matanya tetap tajam. “Benar-benar kebetulan yang menarik,” gumamnya pelan, sebelum menatap pegawai itu dengan tatapan penuh arti.Pegawai itu mulai berkeringat, tidak tahu harus menjawab apa.Aldrich menyeringai tipis, menikmati ekspresi panik di wajah pegawai itu. “Tapi hari ini mungkin adalah keberuntunganmu,” katanya santai, lalu memasukkan satu tangan ke dalam saku celana. “Karena ma

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 117 [TUDUHAN MENJEBAK]

    Pegawai butik itu mengerutkan kening saat melihat cara Valerie melangkah dengan percaya diri, seolah mengenal butik ini lebih baik daripada dirinya sendiri.“Sepertinya Nona cukup sering berbelanja di tempat mewah,” katanya dengan nada sinis, namun kali ini lebih hati-hati.Valerie hanya menanggapinya dengan gumaman ringan, tidak ingin membuang waktu untuk berdebat dengan seseorang yang jelas-jelas meremehkannya. Namun, sikap santai Valerie justru membuat pegawai itu semakin kesal.Saat Valerie menyusuri deretan gaun premium, pegawai itu memperhatikan sekelilingnya dengan cepat, lalu tersenyum licik. Sebuah ide buruk melintas di benaknya—mungkin ini kesempatan bagus untuk mempermalukan Valerie di depan Aldrich.Dengan gerakan yang sengaja dibuat sehalus mungkin, pegawai itu menyenggol sebuah rak kecil berisi aksesori mahal, membuat sebuah bros berlian jatuh tepat ke dalam lipatan rok Valerie tanpa disadari.Kemudian, pegawai itu dengan sengaja menjatuhkan sebuah gaun sutra mahal dari

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 116 [DIREMEHKAN]

    “Ah, sudah lama aku tidak ke sini,” ujar Valerie sambil menghirup udara yang khas dari butik mewah itu. Aroma lembut parfum ruangan bercampur dengan wangi kain mahal memenuhi udara.Butik ini adalah butik eksklusif yang hanya menjual pakaian branded dan custom-made—setiap potongannya unik, hanya ada satu di dunia. Interiornya megah dengan dinding kaca yang memperlihatkan koleksi terbaru, sementara lampu kristal yang menggantung di langit-langit memberikan pencahayaan sempurna untuk menampilkan keindahan setiap busana.Sejak memutuskan kabur dan meninggalkan seluruh harta serta fasilitas yang diberikan ayahnya, Valerie memang tak pernah lagi menginjakkan kaki di tempat ini.Aldrich, yang berjalan santai di sebelahnya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana, menoleh dan terkekeh. “Kalau kau serindu itu dengan kehidupan lamamu, kenapa tidak kembali saja?” godanya.Valerie melotot padanya, lalu menjawab tegas, “Big no!”Belum sempat Aldrich membalas, seorang pegawai butik me

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 115 [PERTEMUAN PERTAMA SETELAH BERBULAN]

    “Oh, hai. Siapa ini?”Valerie menarik napas panjang. Tanpa perlu menoleh, dia sudah tahu siapa yang baru saja menyapanya.Jennifer.“Pak Aldrich, saya tak menyangka orang seperti Bapak mau merendahkan standar dengan makan di sini,” ucap Jennifer, sengaja menekankan kata rendah dengan nada sinis.Valerie tahu betul bahwa komentar Jennifer itu ditujukan untuknya. Jennifer, mantan sahabatnya, masih saja bersikap congkak meski kenyataan tidak berpihak padanya. Yang Jennifer tidak tahu adalah status Valerie sekarang.“Valerie Brianna Caitlin, lama tidak bertemu.”Deg.Valerie membeku. Ia mengenal suara itu dengan baik—suara mantan tunangannya, Charlos Marquel.Aldrich yang sedari tadi mengamati Valerie menangkap perubahan ekspresi di wajahnya. Ia menyandarkan punggung ke kursi dengan santai, lalu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyilangkan kaki, sikapnya penuh kewaspadaan.“Restoran ini bagus. Dan yang terpenting makanannya enak. Kenapa saya harus malu atau merasa rendah hany

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 114 [ORANG PERTAMA]

    Tak lama, hidangan lainnya juga tiba—semuanya disusun rapi di atas meja yang tadinya kosong, kini penuh dengan berbagai makanan khas restoran itu. Ada salad segar dengan saus wijen, pangsit kukus berisi udang yang masih mengepul, serta sepiring kecil ayam goreng renyah dengan saus madu pedas di sampingnya.Valerie mendecak kecil, menggelengkan kepala. “Kau serius memesan semuanya? Meja ini hampir tidak muat!” protesnya, meskipun matanya jelas-jelas berbinar melihat semua makanan itu.Aldrich mengambil sepasang sumpit dan menatap Valerie sambil tersenyum penuh percaya diri. “Kalau kau tidak makan, aku akan memakan bagianmu juga.”Valerie mendengus, kemudian mengambil sumpitnya sendiri. “Kau tidak perlu mengancamku. Aku akan memastikan kau tidak mendapatkan bagian lebih dari ramen ini,” katanya sambil mulai menyendok kuah ke dalam mangkuk kecilnya.Begitu mencicipi suapan pertama, Valerie terdiam. Kuah ramen itu terasa begitu kaya dengan perpaduan gurih dan sedikit pedas, sementara mie

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 113 [PERUT YANG BERBICARA]

    Aldrich melirik arlojinya, lalu menatap Valerie sambil menyunggingkan senyum tipis. “Ayo, kita makan di sana,” katanya santai, sambil menunjuk ke sebuah restoran kecil di seberang jalan.Seketika Valerie pun mengikuti arah tunjuk Aldrich. Restoran itu tampak sederhana namun menarik, dengan dinding bata ekspos, lampu-lampu gantung bergaya vintage, dan papan nama kayu bertuliskan Bistro Avenue. Jendela-jendelanya yang besar memperlihatkan suasana dalam ruangan yang hangat, dipenuhi meja kayu, kursi empuk, serta aroma masakan yang seakan tercium hingga ke luar.“Kau lapar?” tanya Valerie sambil menatap Aldrich.“Kau tidak lapar?” Aldrich balik bertanya dengan nada santai, matanya menyipit seolah menggoda.Valerie tertawa kecil, lalu memasang ekspresi angkuh. Dagunya sedikit terangkat dan kedua tangannya terlipat di depan dada. “Tentu tidak,” katanya dengan percaya diri.Namun, tepat ketika ia hendak melanjutkan kata-katanya, suara keras dari perutnya tiba-tiba terdengar.Kruuk.Valerie

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 112 [PUSAT DARI SEGALANYA]

    Ruang meeting di lantai atas gedung itu terlihat mewah dengan interior yang didominasi warna putih dan emas. Dinding kaca besar memberikan pemandangan kota yang menakjubkan. Begitu Aldrich dan Valerie memasuki ruangan, beberapa pria berpakaian rapi segera berdiri, menyambut kedatangan mereka dengan senyuman ramah.“Aldrich! Selalu menyenangkan bertemu dengan Anda,” kata seorang pria paruh baya dengan jas abu-abu gelap. Dia menjabat tangan Aldrich dengan hangat sebelum matanya beralih pada Valerie.“Dan ini siapa? Apakah ini sekretaris baru Anda?” tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.Aldrich tersenyum kecil dan melirik Valerie sekilas sebelum menjawab, “Ya, benar. Ini Valerie. Dia adalah sekretaris saya.”Valerie tersenyum sopan dan menganggukkan kepala sebagai sapaan. “Senang bertemu dengan Anda semua,” ucapnya dengan nada ramah.Seorang pria lain, lebih muda dan berpenampilan kasual, memandang Valerie dengan mata berbinar. “Sekretaris yang cantik sekali, Aldrich. Anda memang

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 111 [AGENDA RAHASIA]

    “Eh, tunggu,” kata Valerie, menghentikan langkahnya. Aldrich yang sudah melangkah lebih dulu menoleh dengan satu alis terangkat. “Kenapa lagi?” tanyanya, terdengar sedikit tidak sabar.Valerie menggaruk pipinya yang tidak gatal, lalu menunjuk arah berbeda. “Kita lewat sini saja,” katanya santai, meski ada kilatan jahil di matanya.Aldrich memandang lorong yang ditunjuk Valerie dengan dahi berkerut. Namun, dalam hitungan detik, senyum kecil di sudut bibirnya pun terbit. Dia tahu maksud Valerie “Oke, kita lewat sini,” balas Aldrich, menuruti permintaan Valerie tanpa banyak protes.Dia melangkah lebih dulu, tangan dimasukkan ke dalam saku, auranya yang tenang membuat semua orang di ruangan terdiam saat dia lewat. Valerie mengikuti di belakangnya, sambil menahan senyum geli.Saat mereka melewati ruang pemasaran, banyak mata mulai menoleh. Tidak terkecuali Alicia. Wanita itu bahkan memanjangkan lehernya, berusaha mengintip Aldrich yang jarang muncul di departemennya. Alicia nyaris melomp

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 110 [RUANG TERSEMBUNYI]

    “Kenapa lama sekali, Val?” Aldrich menghampiri Valerie begitu melihatnya datang dengan ekspresi gusar.“Maaf, Al, sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ujar Valerie. Ia mengusap rambutnya dengan kedua tangan, tampak kesal. “Aku tidak tahu kenapa, tetapi Alicia sepertinya sengaja menabrakku dan membuat bajuku terkena kopi,” jelasnya, sedikit menahan napas akibat amarah yang mulai naik.Dahi Aldrich berkerut, “Tunggu, Alicia?” tanyanya memastikan.Valerie mengangguk sambil melipat tangan di depan dada. “Ya, salah satu karyawanmu di departemen pemasaran. Aku dengar dia juga pernah jadi kandidat sekretarismu waktu itu,” katanya, mengingat desas-desus yang sempat ia dengar di awal ia bekerja.Aldrich mendesah panjang, jelas merasa kesal. “Lupakan soal Alicia. Fokus ke hal yang lebih penting. Kau harus ganti pakaian sekarang. Kalau tidak, kita akan terlambat. Kau tahu, bukan? Meeting kali ini cukup penting,” ucapnya dengan tegas.Valerie hanya bisa menghela napas, merasa serba salah. Meli

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status