Semua Bab Jebakan Cinta Sang Pewaris : Bab 181 - Bab 187

187 Bab

Chapter 181

Mobil masih melaju dengan kecepatan stabil, membawa Aldrich dan Valerie menjauh dari kekacauan di rumah sakit. Valerie duduk diam di kursinya, masih memegang erat tangan Aldrich, seolah takut jika melepaskannya, semua ini hanya akan menjadi mimpi buruk yang belum berakhir.Aldrich menoleh ke arahnya, merasakan bagaimana jari-jari Valerie menggenggamnya begitu erat. "Apa yang ingin kau katakan tadi?" tanyanya, suaranya lebih lembut dari biasanya.Valerie menatapnya, keragu-raguan tergambar jelas di wajahnya. Ia menelan ludah, mengumpulkan keberanian. Ini adalah saat yang tepat. Ia ingin mengatakan segalanya. Bahwa ia hamil. Bahwa ada kehidupan yang tumbuh di dalam dirinya, anak mereka.Tapi sebelum kata-kata itu sempat keluar dari bibirnya, ponselnya tiba-tiba berdering keras, memecah keheningan. Valerie tersentak, seolah tersadar kembali ke dunia nyata. Ia menoleh ke layar ponsel, dan jantungnya seakan berhenti berdetak.Bastian.Dengan cepat, ia mengangkat panggilan itu. "Ayah?"Su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Chapter 182

“Sebentar,” katanya sebelum keluar dari ruangan untuk menerima panggilan.Sementara itu, Valerie kembali menatap ayahnya. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh perlahan. “Ayah… bertahanlah, ya,” bisiknya.Ia ingin berbagi kabar tentang kehamilannya. Tentang bagaimana dia kini mengandung cucu Bastian. Tapi kapan waktu yang tepat? Ayahnya masih terbaring lemah di sini, sementara hidupnya sendiri masih dipenuhi ketidakpastian.Tiba-tiba, Valerie merasakan pusing yang aneh. Pandangannya sedikit berputar, dan ia harus memejamkan mata sejenak untuk meredakan rasa tidak nyaman itu.“Aku harus kuat,” gumamnya pelan.Namun, sebelum ia bisa benar-benar menenangkan diri, Aldrich kembali masuk dengan ekspresi yang lebih serius dari sebelumnya.“Ada apa?” tanya Valerie, mencoba membaca raut wajah pria itu.Aldrich ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara. “Ada masalah di perusahaan. Aku harus pergi sebentar.”“Lagi?” tanya Valerie menghela, menatapnya dalam diam. Di satu sisi, ia ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Chapter 183

Valerie berlari secepat yang dia bisa, napasnya memburu. Lorong rumah sakit terasa semakin panjang dan mencekam. Dia bisa mendengar langkah kaki berat yang mengejarnya, mendekat semakin cepat.Saat menoleh ke belakang, mata Valerie melebar melihat Charlos yang semakin dekat. Wajah pria itu dipenuhi amarah dan obsesinya yang semakin tak terkendali.“Berhenti, Valerie!” seru Charlos, suaranya menggema di lorong kosong.Tapi Valerie tidak mau berhenti. Dia mempercepat langkahnya, menyeberangi koridor lain, mencari tempat yang bisa dia gunakan untuk bersembunyi. Namun, di tikungan berikutnya, tubuhnya ditarik kasar.“Akh—!” Valerie hampir menjerit, tetapi Charlos buru-buru membekap mulutnya dengan tangan.“Jangan melawan,” bisik Charlos dengan nada mengancam. “Kita perlu bicara, Valerie. Kau pikir bisa lari dariku?”Valerie meronta, mencoba melepaskan diri, tetapi cengkeraman Charlos begitu kuat.Sebelum Charlos bisa membawanya pergi lebih jauh, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki cepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Chapter 184

Jennifer menggigit kukunya sembari berjalan mondar-mandir di ruang tamunya. Tatapannya terpaku pada layar televisi yang terus menayangkan berita tentang penangkapan Charlos."Bodoh!" gerutunya gemas, menggertakkan gigi.Dia menghela napas kasar, satu tangan bertolak pinggang sementara tangan lainnya meremas rambutnya sendiri. "Tenang, Jenn… Charlos tidak akan bisa menyeretmu secara langsung. Kau tidak akan masuk penjara," ucapnya, mencoba menenangkan diri.Tapi rasa panik tetap menggigitnya.Rencana menculik dan menyebarkan video editan Valerie—semua itu adalah idenya. Namun, Jennifer tidak pernah menyangka Charlos akan sebodoh itu hingga tertangkap dengan begitu mudah."Sial! Aku harus kabur!"Tanpa membuang waktu, Jennifer bergegas mengeluarkan koper, memasukkan barang-barang berharganya dengan terburu-buru. Tangannya gemetar saat mengambil paspor dan uang tunai yang sudah ia simpan sejak lama untuk keadaan darurat seperti ini.Namun sebelum koper itu penuh, suara ketukan keras men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Chapter 185

Berhasil. Henry berhasil menangkap sebelah tangan Jennifer di detik terakhir.Tubuh Jennifer sudah setengah tergantung di udara, kakinya tak lagi berpijak di balkon. Angin malam menusuk kulitnya, membuat tubuhnya semakin gemetar. Matanya melebar, napasnya tersengal saat menyadari hanya tangan Henry yang menjadi satu-satunya penyelamatnya dari kematian."Pegang aku!" suara Henry terdengar tegas, tapi ada nada panik di dalamnya.Jennifer menatapnya dengan campuran keterkejutan dan ketakutan. Tangannya yang lain mencakar-cakar udara, mencari sesuatu untuk dipegang, tapi tidak ada yang bisa dia raih selain genggaman Henry yang semakin erat."Aku tidak bisa—" suara Jennifer bergetar, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan."Kau bisa!" Henry menggertakkan giginya, otot-otot lengannya menegang saat dia menarik tubuh Jennifer perlahan.Namun, Jennifer terus meronta. Dia menggeliat, seolah ingin tetap jatuh. "Lepaskan aku! Aku tidak mau ditangkap!""Diam, sialan!" Henry berteriak, menarik Jen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Chapter 186

Aldrich melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan klakson dari kendaraan lain.Satu-satunya yang ada di pikirannya adalah Valerie. Dia harus melihatnya, memastikan bahwa dia baik-baik saja.Setibanya di rumah sakit, Aldrich memarkir mobilnya dengan kasar dan segera bergegas masuk. Langkahnya panjang dan cepat, penuh urgensi. Di depan kamar rawat Bastian, beberapa bodyguardnya berjaga ketat. Mereka berdiri dengan sikap waspada, seolah siap menghadapi ancaman kapan saja.Saat melihat Aldrich, salah satu bodyguard langsung menyapa dengan sopan, lalu memberi jalan untuknya. Aldrich hanya mengangguk singkat sebelum mendorong pintu dan masuk.Pemandangan pertama yang menyambutnya adalah Valerie, tertidur di tepi ranjang ayahnya. Tubuhnya sedikit membungkuk, kepalanya bertumpu pada lengan, sementara jemarinya masih menggenggam tangan Bastian. Wajahnya tampak lelah, seakan sudah terlalu banyak melalui hari yang berat.Aldrich mendekat dengan h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Chapter 187

"Kupikir kau tidak menginginkan anak ini," isak Valerie di sela tangisnya.Aldrich sedikit melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Valerie dengan lembut. Senyum tipis terukir di wajahnya. "Kenapa kau berpikir seperti itu, sayang?" tanyanya dengan suara penuh kasih.Valerie menggeleng, matanya masih basah. "Bukankah hubungan kita hanya pura-pura? Dalam perjanjian, tidak ada satu pun pembahasan tentang anak. Kupikir kau pasti akan membenci kehamilan ini."Aldrich terdiam, membiarkan kata-kata Valerie mengendap dalam pikirannya. Sekejap kemudian, ia menarik wanita itu kembali ke dalam pelukannya, lebih erat dari sebelumnya. Aldrich mengecup puncak kepala Valerie, lalu turun ke kelopak matanya yang masih basah. Ia melanjutkan ke pipinya, menenangkan setiap jejak air mata dengan sentuhan bibirnya yang lembut."Aku memang tidak pernah berpikir kau akan hamil, babe. Tapi kehamilanmu adalah kejutan paling berharga dalam hidupku." Suaranya terdengar penuh kebahagiaan, disertai tawa ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status