Dalam ruangan yang remang-remang, Charlos duduk di belakang mejanya, jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan kayu dengan ritme lambat. Wajahnya datar, tetapi sorot matanya menyiratkan ketidakpuasan.“Rencana kita gagal,” katanya dengan suara rendah, menelepon seseorang.Di seberang sana, Jennifer tengah duduk santai di sebuah salon mewah. Wanita itu meniup lembut kukunya yang baru saja dihiasi nail art berkilauan, seolah apa yang dikatakan Charlos bukan masalah besar.“Kalau begitu, jalankan rencana kedua,” ujar Jennifer santai, suaranya terdengar seperti mendikte. “Aku ragu kali ini Valerie akan lolos.”Senyum tipis muncul di sudut bibir Charlos. Tanpa menanggapi lebih lanjut, ia menutup panggilan itu secara sepihak. Jemarinya kini bertaut, sementara tatapannya meredup penuh obsesi.“Kau harus kembali padaku, Valerie,” gumamnya pelan. “Jika tidak, maka tak akan ada yang bisa memilikimu.”Sementara Valerie baru saja menyusun laporan terakhirnya hari itu. Berkas-berkas sudah tertata rapi,
Last Updated : 2025-03-07 Read more