“Bagaimana bisa kau melakukan itu, Aldrich!” keluh Valerie dengan suara pelan, masih terengah-engah.Mereka baru saja selesai dari kegiatan panas yang membuat Valerie benar-benar kehabisan tenaga. Kini, ia bersandar di dada Aldrich yang hangat, tubuh mereka terbungkus dalam satu selimut yang sama.Aldrich mengerutkan dahi, menatap Valerie dengan bingung. “Apa maksudmu, babe?” tanyanya, sedikit menundukkan kepalanya untuk bertemu pandang dengan Valerie.Valerie mendongak, wajahnya terlihat kesal, meski pipinya bersemu merah. Tanpa melepaskan pelukan di pinggang Aldrich, ia memberanikan diri bertanya, “Kau... kau menjilati bagian intimku, Aldrich! Bukankah itu menjijikkan?”Aldrich membatu sejenak. Wajahnya tetap tenang, tidak menunjukkan tawa ataupun rasa malu. Valerie yang merasa canggung langsung memukul dadanya dengan ringan.“Ish!”Namun, bukannya membela diri, Aldrich akhirnya terkekeh kecil. “Menjijikkan? Tidak sama sekali,” katanya santai, matanya menatap penuh arti. “Itu... san
Terakhir Diperbarui : 2025-01-07 Baca selengkapnya