Home / Romansa / Diam-Diam Menikmati / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Diam-Diam Menikmati : Chapter 91 - Chapter 100

152 Chapters

Bab 91 Tekanan ketakutan

Luna memang tidak diikat atau disiksa seperti yang ia bayangkan saat pertama kali bertemu ibunya, tetapi justru itulah yang membuatnya semakin tidak tenang. Setiap kali matanya menangkap sosok Leah, ketakutan dalam dirinya semakin menguat. Seolah-olah kapan saja, wanita itu bisa melakukan sesuatu yang menghidupkan kembali ingatan mengerikan di masa lalu.Di sofa, Leah tampak asyik membaca sebuah majalah, tetapi tiba-tiba, brak! dengan kasar, ia melemparkan majalah itu ke meja.Luna langsung bereaksi. Refleks, kedua tangannya terangkat, bersiap menerima pukulan yang tidak pernah ia harapkan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Leah bahkan tidak meliriknya. Wanita itu hanya berdiri dan berjalan menuju pintu.Luna menatap pintu itu dengan waspada. Siapa yang datang?Ketika pintu terbuka, seorang pria masuk. Luna mengenali wajah itu, namun juga tidak sepenuhnya yakin kalau ia kenal dengan pria tersebut."Aku masih belum bisa menghubungi Keith," ujar pria itu dengan nada penuh kekhawatir
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 92 Pilihan sulit

Saat dokter memeriksa kondisi Luna, gadis itu hanya duduk diam, matanya terus mengawasi Leah dengan tatapan penuh kekecewaan dan ketakutan. Wanita yang seharusnya menjadi pelindungnya, sosok yang ia harapkan penuh kasih sayang, ternyata hanya melihatnya sebagai alat untuk memperpanjang hidupnya.Luna merasa tak berdaya. Ia tahu melawan Leah hanya akan memperburuk keadaan. Lebih dari itu, ketakutannya bukan hanya untuk dirinya sendiri, ia cemas jika Leah benar-benar akan menyakiti Hazel dan Jacob."Kondisinya sehat, tidak ada masalah serius," ucap dokter setelah selesai memeriksa Luna.Leah mengangguk pelan, lalu berbisik sesuatu pada dokter sebelum mereka berdua keluar ruangan, meninggalkan Luna sendirian. Ruangan itu terasa semakin sempit dan mencekam. Tak lama, Leah kembali dengan senyum licik yang membuat bulu kuduk Luna meremang.Saat mereka berjalan keluar dari rumah sakit, Luna memberanikan diri bertanya dengan suara lirih, "Kapan ibu akan mengambilnya dariku?"Leah berhenti seje
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 93 Perasaan bersalah

Pintu apartemen baru saja terkunci dengan suara yang menggema, menandakan akhir dari situasi menegangkan yang Luna hadapi beberapa waktu lalu. Sementara Leah dengan senyum kemenangan, menatap punggung Luna dari samping. Matanya berbinar dengan ekspresi kepuasan menghiasi wajahnya."Pilihan yang bagus, Luna. Jika kau nekat ikut dengan pria tadi, kau akan menyesal seumur hidup," ucap Leah dengan nada yang dingin namun penuh ancaman. Tanpa menunggu respons, ia melangkah melewati Luna, meninggalkan aroma parfumnya yang menusuk, menuju kamarnya sendiri.Sementara itu, Luna masih berdiri di tempat, kedua tangannya mengepal erat, kukunya nyaris melukai telapak tangannya sendiri. Langkahnya gontai menuju sofa, tubuhnya terasa begitu berat, seakan bumi menariknya ke bawah. Ia pun terjatuh ke sofa, mencoba menenangkan diri, namun dadanya terasa sesak, seperti ada beban yang tak terlihat menindihnya.Ia tahu, Jacob pasti kecewa. Ekspresi kaget dan sedih di wajahnya saat ia menolak ajakannya masih
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 94 Ketahuan

Lima hari telah berlalu sejak Keith menghilang tanpa kabar. Leah yang biasanya tenang dan penuh kendali, mulai kehilangan kesabarannya. Setiap kali ia mencoba menghubungi Keith, yang ia dapat hanyalah nada sambung yang tak kunjung diangkat. Gadis itu seolah lenyap ditelan bumi, meninggalkan Leah tanpa petunjuk apa pun.Saat Leah sibuk menekan-nekan ponselnya, mencoba sekali lagi untuk menghubungi Keith, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan kasar. Eric muncul dengan wajah yang dipenuhi kekesalan, berdiri di ambang pintu."Kau sudah bisa menghubunginya?" tanyanya, suaranya kasar dan penuh desakan.Leah menoleh, matanya menyipit. "Putrimu tampaknya lupa bahwa dia harus berpura-pura. Sekarang dia mengabaikan panggilan dariku," ujarnya dengan nada kesal. "Sebelum Keith tidak bisa dihubungi seperti sekarang, anak buahku melihatnya berbelanja barang mewah. Dia mungkin sedang asyik menghabiskan uang Russel."Eric berkacak pinggang, nafasnya berat seperti sedang menahan amarah. "Bagaimana ka
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 95 Memperebutkan Luna

Suasana terasa lebih tegang dari apa yang Leah bayangkan, Russel sudah menjemput Luna? Itu artinya Russel sudah tau Luna yang asli, dan ini sangat berbahaya baginya karena jika Russel berhasil membawa Luna, maka kesempatan untuk proses transplantasi jantung antara ia dan perempuan itu bisa saja gagal.Leah menatap Russel dengan serius, kemudian terkekeh sekedar untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa pria itu hanya menggertaknya, meski sebenarnya kekhawatiran mulai menggerogoti pikirannya."Menjemput Luna? Kau pikir kau tahu di mana gadis itu sekarang? Aku takkan pernah menyerahkannya padamu," ujarnya, suaranya tegas namun terdengar sedikit cemas.Di sisi lain, Russel tampak tenang. Matanya melirik ke arah Nico, yang langsung mengangguk paham. Nico kemudian menoleh ke salah satu anak buahnya yang sedang memegangi Keith. "Bawa perempuan ini kembali ke tempat semula," perintahnya dingin.Keith memberontak, wajahnya memerah karena marah dan ketakutan. "Lepaskan aku! Aku tidak tahu apa-apa
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 96 Menjauhkan Luna

Saat matahari mulai merangkak turun, langit berubah menjadi kanvas jingga keemasan yang memancarkan kehangatan terakhir sebelum malam tiba. Maci berdiri di ambang pintu, matanya tertuju pada Luna yang sedang asyik di halaman belakang. Gadis itu tampak sibuk mengamati para kelinci yang jumlahnya semakin banyak sejak ia pergi beberapa bulan lalu. Suara tawa kecil Luna sesekali terdengar, seperti lonceng kecil yang berdering di tengah keheningan pulau.Maci menghela nafas, lalu berbalik menghampiri Jacob yang sedang sibuk mengisi bahan bakar helikopternya. Pria itu terlihat fokus, tapi Maci tahu, inilah saat yang tepat untuk bertanya."Tuan Muda, bisakah kita bicara sebentar?" tanyanya, suaranya lembut namun penuh ketegasan.Jacob menoleh, matanya yang biasanya dingin kini terlihat lebih santai. Ia mengangguk, lalu mengajak Maci ke sudut yang lebih sepi, jauh dari jangkauan telinga yang tak diinginkan. Maci berdiri tegak, menarik nafas panjang sebelum memberanikan diri menatap Jacob."Aku
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 97 Hak milik

Malam telah merangkul pulau itu dengan selimut kegelapan, hanya diterangi oleh cahaya bulan purnama yang memantul lembut di antara dedaunan pohon-pohon tinggi. Suasana sepi, hanya dipecahkan oleh suara gemericik air terjun kecil yang mengalir ke kolam alami di tengah hutan.Tempat ini adalah salah satu spot favorit Luna, terutama saat musim panas. Tapi malam ini, kolam itu menyimpan kenangan lain, kenangan yang membuat Jacob tersenyum kecil saat bayangan pertama kali ia tak sengaja melihat Luna tanpa busana terpantul di air jernih itu."Kau ingin berenang?" tanya Luna, suaranya lembut, memecah keheningan.Jacob menoleh, matanya menatap Luna dengan senyum tipis. Ia meletakkan ponselnya di atas batu besar di tepi kolam. "Sudah lama aku tidak berenang di sini," ujarnya, sambil melepaskan bajunya perlahan. "Dan besok aku harus kembali ke kota. Jadi, tidak ada alasan untuk menyia-nyiakan kesempatan."Luna mengerutkan kening, "Tapi, sekarang masih cukup dingin." Jacob hanya tersenyum, tak p
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 98 Kelinci kecil Jacob

Hari mulai merangkak pagi, cahaya lembut menyelinap melalui celah tirai, menyapu perlahan suasana kamar Jacob yang sunyi. Hening. Hanya dua tubuh yang saling berpelukan, membagi kehangatan yang seolah melawan dinginnya pagi. Udara terasa diam, seakan ikut menahan nafas, menyaksikan momen intim yang terjalin antara mereka.Luna sudah bangun lebih awal. Matanya yang teduh namun penuh perasaan menatap wajah Jacob yang masih terlelap. Nafasnya pria itu teratur, tenang, seakan dunia di luar tak mampu mengusik ketenangannya.Jacob mungkin lelah setelah mengurus segala masalah Luna yang belum ada ujungnya, tapi pria ini tetap setia di sisinya. Meski lelah menyelimuti pikirannya, Jacob tak pernah berhenti menjadi sandaran bagi Luna. Kesetiaannya seperti angin sepoi-sepoi yang selalu menemani, meski tak terlihat, namun terasa.Cahaya pagi menyinari ujung hidung mancung Jacob, dan tanpa sadar, jari-jari Luna meraihnya, menyentuh lembut. Sentuhan itu seperti mengukir kenangan, mengingatkan Luna b
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 99 Leah berulah

Helikopter baru saja mendarat dengan suara mesin yang menderu perlahan, baling-balingnya berputar pelan sebelum akhirnya berhenti. Jacob bahkan belum sempat benar-benar turun dari kabin saat matanya menangkap sosok Hazel yang sudah berdiri di pintu masuk, wajahnya tegang dan penuh dengan kecemasan. Tanpa berpikir panjang, Jacob segera menyerahkan kendali helikopter pada anak buahnya dan setengah berlari menghampiri adiknya itu."Bagaimana kau tahu aku tiba?" tanya Jacob, suaranya penuh rasa penasaran, tapi juga ada sedikit kekhawatiran yang terselip di balik nada bicaranya.Hazel tak langsung menjawab. Alih-alih, ia langsung menyerahkan iPad ke tangan Jacob. Wajahnya serius, seolah tak ada waktu untuk basa-basi."Leah membuat masalah," ucap Hazel dengan suara datar namun tegas. "Dia mencuri data perusahaan tanpa kita ketahui. Sekarang, perusahaan kita dalam masalah besar jika file yang dia curi itu sampai jatuh ke tangan orang yang salah."Jacob tertegun sejenak, matanya membesar. Tan
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 100 Jadi rebutan

Perkelahian berlangsung sengit, tinju dan tendangan saling berhamburan di udara yang tegang. Jacob dengan sigap, berusaha melindungi Hazel dari serangan yang datang bertubi-tubi. Beberapa kali dia terkena pukulan, tapi dia tak peduli.Tubuhnya bergerak lincah, menghalau serangan demi serangan, meski nafasnya mulai terengah-engah. Di sisi lain, Hazel tak kalah tangguh. Dengan gerakan yang terlatih, dia berhasil menjatuhkan satu lawan dengan tendangan yang tepat sasaran.Setelah pertarungan yang melelahkan, akhirnya ketiga penyerang itu tumbang. Mereka terkapar di tanah, mengerang kesakitan sebelum akhirnya memutuskan untuk melarikan diri, meninggalkan Jacob dan Hazel yang masih berdiri dengan nafas tersengal-sengal."Kau tidak terluka, kan?" tanya Jacob, matanya penuh kekhawatiran saat melihat Hazel.Hazel menggeleng, sambil menerima tasnya kembali yang diambilkan Jacob. "Aku baik-baik saja. Tapi menurutmu, apa mereka suruhan Leah?"Jacob menghela nafas, matanya masih waspada memindai s
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status