Semua Bab Diam-Diam Menikmati : Bab 81 - Bab 90

153 Bab

Bab 81 Kehangatan

Mobil hitam Jacob berhenti di pinggir jalan, tapi bukan di depan apartemen seperti yang Luna kira. Supir membuka pintu, membiarkan Jacob dan Luna turun, sebelum melajukan mobil kembali ke tengah keramaian kota. Luna mengernyitkan dahi, kebingungan.“Ada apa? Kita belum sampai rumah,” tanya Luna, menatap Jacob dengan pandangan ingin tahu.Jacob hanya tersenyum tipis, menggenggam tangan Luna dengan lembut. “Aku memang tidak berniat langsung pulang. Aku ingin kita menikmati malam ini lebih lama. Kau tidak keberatan, kan?”Luna menatapnya sebentar, lalu bibirnya melengkung dalam senyuman kecil. “Tentu saja tidak. Tapi, apa yang kau rencanakan?”“Rahasia,” balas Jacob dengan nada menggoda, matanya berbinar penuh rahasia.Mereka berjalan menyusuri trotoar kota New York yang diterangi oleh lampu jalan dan kilauan neon gedung-gedung tinggi. Setelah beberapa menit, mereka sampai di salah satu gedung pencakar langit yang terkenal. Jacob membawa Luna naik ke puncak gedung, ke sebuah dek observas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 82 Pikiran tajam Jacob

 Setengah jam berlalu, akhirnya Luna menikmati sepiring spageti buatan Jacob. Aroma tomat segar dan taburan keju menciptakan suasana hangat di antara mereka, meski ketegangan beberapa saat lalu hampir saja membuat masakan itu batal tersaji.Mereka makan dalam keheningan, hanya suara garpu yang beradu dengan piring terdengar di ruangan. Namun, mata Luna sesekali melirik Jacob, tampak ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.“Kapan kita akan kembali ke pulau?” tanya Luna akhirnya, memecah keheningan.Jacob berhenti mengunyah, menatapnya sambil menyesap air minum. “Aku belum tahu,” jawabnya tenang. “Kau ingin kembali ke sana?”Luna mengangguk kecil. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Jacob melanjutkan, “Sayangnya, untuk seka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 83 kekhawatiran Jacob

Pintu kamar Luna terbuka perlahan tanpa suara, saat Jacob menyelinap masuk dengan hati-hati. Cahaya lampu tidur yang temaram menerangi wajah gadis itu yang terlelap dalam damai, nafasnya teratur, dan helaian rambutnya tergerai di atas bantal. Jacob berdiri di sisi ranjang, menatap Luna dengan ekspresi rumit, ada sesuatu dalam dirinya yang bergejolak.Ia masih berusaha menerima kenyataan bahwa Luna mungkin saja anak dari Russel Calderon. Jika benar begitu, maka ini bukan sekadar kejutan, melainkan ancaman besar.Jacob mengepalkan tangan di sisinya, pikirannya penuh dengan pertanyaan yang belum terjawab. Jika darah Russel benar-benar mengalir dalam tubuh Luna, maka itu berarti gadis ini terikat pada masa lalu kelam yang selama ini coba ia hindari."Semoga saja aku salah… Aku hanya berharap kau bukan anaknya, Luna." Batin Jacob, menatap gadis itu dengan perasaan bercampur aduk.Ditatapnya wajah Luna lebih lama dari yang seharusnya, seolah mencari jawaban di sana. Hatinya berbisik untuk m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 84 Kecurigaan Russel

Sudah satu minggu semenjak Russel mengira Keith adalah putrinya, ia sengaja menyuruh seseorang untuk mengawasi gadis itu secara diam-diam. Dan selama satu minggu ini, tidak ada kejanggalan yang terjadi atau sesuatu yang mencurigakan. Tapi Russel masih belum tenang. Ia menoleh ke arah anak buahnya yang berdiri tegap di hadapannya. "Sudah keluar hasilnya?" tanyanya, suaranya dalam dan penuh kewaspadaan. Pria itu mengangguk, lalu mengeluarkan amplop berlogo rumah sakit, hasil tes DNA antara dirinya dan Keith. Namun sebelum amplop itu sempat dibuka, ketukan terdengar di pintu. Russel mengernyit. Belum sempat mempersilahkan siapapun masuk, sosok yang paling tak ingin dilihatnya muncul begitu saja, Leah Hamilton. Russel menatapnya tajam, wajahnya langsung mengeras. "Apa yang kau lakukan di sini?" Anak buahnya langsung undur diri, meninggalkan mereka berdua dalam ketegangan yang menggantung di udara. Leah hanya menyeringai, tidak terlihat sedikit pun rasa takut di wajahnya. "Tentu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 85 Mata-mata

Sesuai dugaannya, Leah tidak akan menyerahkan Luna dengan mudah. Jika wanita itu hanya menginginkan uang, seharusnya sejak dulu ia sudah memberikan Luna kepadanya. Tapi kenyataannya, Leah terus menyembunyikan putrinya, dan Russel harus mencari tahu alasannya.Satu hal yang pasti, Leah mengetahui keberadaan Luna yang asli. Sekarang, Russel hanya perlu membongkar rahasia itu.Dengan rahang mengeras dan ekspresi geram, Russel melangkah keluar dari apartemen tempat Keith dijemput paksa. Langkahnya tegas menuju perusahaan, di mana asistennya sudah menunggunya dengan ekspresi serius."Sudah sejauh mana penyelidikanmu? Apa ada titik terang alasan Leah berusaha menyembunyikan Luna dariku?" tanyanya tanpa basa-basi.Asistennya menggeleng pelan. "Maaf, Tuan. Saya belum mendapatkan informasi dari tim di lapangan. Tapi... saya baru saja menerima laporan yang mungkin berkaitan dengan masalah ini."Ia menyerahkan sebuah iPad. Dengan cepat, Russel mengambilnya dan membaca isi laporan yang tertera di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 86 Liburan

Yacht melaju dengan tenang, membelah perairan biru yang berkilauan di bawah cahaya matahari sore. Angin laut membelai wajah Luna, sementara matanya tak lepas dari sosok Jacob yang begitu terampil mengemudikan kapal. Setiap gerakannya penuh percaya diri, seakan laut ini adalah rumah keduanya.Luna menghela nafas pelan, dalam hati bertanya-tanya mengenai apa sebenarnya yang tidak bisa Jacob lakukan? Pria ini sudah membuktikan kepiawaiannya dalam mengendarai mobil, menerbangkan helikopter, dan kini, mengendalikan yacht dengan begitu mudah."Kita akan pergi dua malam, bagaimana dengan persediaan kita selama perjalanan?" tanyanya, sedikit khawatir.Jacob menoleh, lalu mengaktifkan mode kendali otomatis sebelum menghampiri Luna. Dengan gerakan santai, ia menggenggam tangannya dan membawanya ke sebuah ruangan di dalam kapal."Ayo, aku tunjukkan sesuatu."Saat Luna melangkah masuk, ia melihat rak-rak yang penuh dengan makanan instan dan minuman. Tidak ada peralatan memasak rumit, hanya microwa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 87 Berbagi kenikmatan

Di dalam yacht yang bergoyang lembut mengikuti irama ombak, hanya ada satu kamar tidur yang tersedia. Udara malam yang sejuk merayap masuk melalui jendela kecil, menciptakan suasana yang tenang dan intim. Lampu kamar temaram, mewarnai ruangan dengan kilauan keemasan yang samar.Jacob dan Luna berbaring bersebelahan di ranjang yang tidak terlalu luas. Keheningan melingkupi mereka, hanya terdengar suara nafas yang bersahutan, seolah berbicara dalam bahasa yang tak terlihat. Jacob menutup matanya sejenak, menarik nafas panjang sebelum akhirnya memecah keheningan."Luna," suaranya rendah, hampir seperti bisikan. "Apa kau tidak penasaran… siapa ayahmu sebenarnya?"Luna tidak langsung menjawab. Ia menoleh sekilas ke arah Jacob sebelum kembali menatap langit-langit kamar."Tentu saja aku penasaran," katanya pelan. "Tapi selama dua puluh tahun aku hidup, aku hanya dua kali bertemu dengannya. Dan itu pun… aku bahkan tidak ingat seperti apa wajahnya."Jacob mengamati ekspresi Luna di bawah cahay
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 88 Ketenangan yang singkat 

Kulit tubuh mereka saling bersentuhan, angin berhembus menjadi saksi cumbuan Jacob yang semakin dalam, bibirnya menjelajah dengan penuh penguasaan, meninggalkan jejak gairah di sepanjang kulit Luna. Tangannya dengan lembut menelusuri lekuk tubuh gadis itu, seolah ingin menghafal setiap inci dirinya.Namun, di tengah kenikmatan yang menggelitik indranya, Luna menyadari satu hal bahwa mereka masih berada di dek belakang, di ruang terbuka, di bawah langit luas tanpa penghalang.“Tuan… kita ada di luar,” bisiknya, suaranya bergetar antara kesadaran dan godaan yang menariknya kembali ke pelukan Jacob.Jacob mengangkat wajahnya, menatap Luna dengan mata yang menggelap oleh hasrat. “Dan?” tanyanya, suaranya rendah dan menggoda.Luna menelan ludah, mengedarkan pandangan dengan gelisah. “Bagaimana kalau ada yang melihat?”Jacob tersenyum, ia mencium bibir gadis itu sekilas. "Tak ada yang melihat, hanya ada kita berdua." jawabnya.Sejenak, Luna masih ragu, tapi Jacob tahu bagaimana membuatnya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 89 Di culik

Perlahan kedua kelopak mata Luna mulai terbuka, kepalanya sedikit berdenyut efek dari obat bius yang sempat membuatnya tidak sadarkan diri beberapa saat lalu. Ketika ia sadar, matanya langsung melihat langit-langit kamar yang asing.Ini bukan tempat tinggal Jacob.Jantung Luna berdetak kencang. Tubuhnya refleks bangkit dari tempat tidur, dan dengan nafas memburu, ia segera berlari ke arah pintu. Tangannya bergetar saat memutar knop pintu, namun harapannya runtuh dalam sekejap, pintu itu terkunci.“Tidak... tidak, tidak!” bisiknya panik. Jemarinya berulang kali menarik dan mendorong gagang pintu, namun tetap tak membuahkan hasil. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Dimana dirinya sekarang? Siapa yang membawanya ke sini?Tiba-tiba, sebuah suara yang dingin dan penuh ancaman bergema di belakangnya."Pada akhirnya kau tidak bisa melarikan diri dariku terus-menerus, Luna."Darah Luna seakan berhenti mengalir. Tubuhnya membeku di tempat. Ia tidak perlu berbalik untuk tahu siapa pemil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 90 Niat terselubung

Luna tahu dia terjebak. Melarikan diri dari Leah bukanlah perkara mudah, terlebih wanita itu sudah mengetahui tentang hubungannya dengan Jacob dan Hazel. Rasa takutnya semakin bertambah, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang dekat dengannya. Jika Leah tahu lebih banyak, bukan tidak mungkin Jacob dan Hazel akan ikut terseret dalam masalah ini.Untuk saat ini, Luna hanya bisa bertahan. Berusaha menekan keinginannya untuk kabur, meskipun setiap nalurinya berteriak untuk segera melarikan diri.Namun, ada satu hal yang masih membuatnya sulit percaya.Selama ini, ia selalu bertanya-tanya. Mengapa Leah tetap mempertahankannya saat tahu bahwa bayi yang dikandungnya adalah seorang perempuan? Mengapa ia tidak langsung membuangnya seperti sampah sejak awal, jika memang tak pernah menginginkannya?Jawabannya kini begitu jelas dan begitu mengerikan.Refleks, Luna menyentuh dadanya. Di balik tulang rusuknya, di balik kulit dan dagingnya, tersembunyi satu-satunya hal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status