Suasana di dalam apartemen Leah terasa begitu mencekam, seperti udara yang dipenuhi oleh awan gelap sebelum badai. Leah duduk di sofa, tubuhnya membungkuk, kedua tangannya mencengkram rambutnya dengan erat.Kepalanya menunduk, wajahnya dipenuhi oleh frustasi yang tak terbendung. Seharusnya, dalam waktu dekat ini, dia sudah bisa mendapatkan apa yang dia incar selama bertahun-tahun. Tapi sekali lagi, Luna yang sudah hampir ada di genggamannya lepas begitu saja."Jacob sialan!" teriak Leah tiba-tiba, suaranya memecah keheningan ruangan. Tangannya meninju meja di depannya, membuat gelas yang ada di atasnya bergetar. "Ini semua gara-gara dia!"Eric yang baru saja muncul dari kamar, langsung terdiam di tempatnya. Matanya memperhatikan Leah yang sejak kemarin terlihat seperti orang yang kehilangan akal sehat. Wajahnya yang biasanya dingin dan penuh perhitungan, kini berubah menjadi liar, penuh emosi yang tak terkendali."Kau terlalu sembrono, Leah," ucap Eric dengan suara datar, meski ada sed
Last Updated : 2025-02-14 Read more