Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Penakluk Sihir Iblis : Chapter 131 - Chapter 140

173 Chapters

Bukan Pedang Pembunuh

Xú Wén memicingkan mata menatap Yāo Yu. Meski dalam hierarki akademi ia adalah senior, bakat dan tingkat kultivasi mereka setara. Usia mereka pun hanya terpaut satu atau dua tahun.“Yāo Gūniang, mohon untuk tidak sungkan,” sapanya dengan lembut dan sopan, sembari menggenggam gagang pedangnya dengan santai.“Oh, tentu saja. Aku tidak akan sungkan, Qianbei.” Yāo Yu tersenyum manis, namun matanya menyiratkan kesungguhan.Tanpa menunggu lebih lama, pedangnya berkelebat dengan cepat. Begitu mata pedangnya berkilat, aroma harum herbal segera menguar, membungkus arena dengan keharuman yang lembut tetapi menusuk. Udara di sekeliling bergetar, seolah merespons energi yang ia lepaskan.Xú Wén menyipitkan mata, lalu tersenyum tipis. Ia mengangkat Shuāng Huá Jiàn—Pedang Bunga Salju—dan dalam sekejap, hawa dingin menyeruak liar, menjalar hingga ke tribun penonton dan tribun kehormatan. Angin dingin menusuk kulit, membuat banyak orang tanpa sadar merapatkan jub
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Tidak Hanya Menonton Saja Bukan?

Pertarungan antara Yāo Yu dan Xu Wen akhirnya berakhir dengan kemenangan Xu Wen. Lawannya selanjutnya adalah Qing Héng Zhì.Sejak awal, pertarungan mereka berlangsung sengit. Keduanya sama-sama kuat, memiliki kecepatan dan teknik yang sulit ditandingi. Namun, seperti halnya di pertarungan sebelumnya, Qing Héng Zhì tetap tidak menggunakan pedangnya.Xu Wen menyipitkan mata, tatapannya menyiratkan sedikit rasa meremehkan. “Qing Gōngzǐ, pedangmu pun sama seperti Tiān Xiāng Jiàn milik Yāo Gūniang,” ucapnya, nada suaranya menyiratkan tantangan.Qing Héng Zhì tersenyum tipis, ekspresinya santai seolah tak terganggu. “Itu bukan masalah untukku, Xu Qiánbèi.”Xu Wen mendengus. “Iya tentu saja, Qing Gōngzǐ. Tanganmu itu lebih kuat dari pedang mana pun di Kekaisaran Bìxiāo.”Tanpa membuang waktu, Xu Wen menebaskan pedangnya, menghunuskan hawa dingin yang langsung menyergap Qing Héng Zhì. Udara di sekitar mereka bergetar, menimbulkan kabut tipis akib
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Siapa Yang Akan Menang?

"Yāo Gōngzǐ," sapa Qing Héng Zhì dengan sedikit canggung.Dia tidak pernah membayangkan akan berhadapan dengan Yāo Ming. Apalagi Jian bersaudara, Yuè Tiānyin, atau bahkan sang kakak, Qing Yǔjiā. Namun, ini adalah turnamen. Tidak peduli siapa lawannya, dia harus siap bertarung."Santai saja, Qing Xiōng. Anggap saja ini latihan biasa," ujar Yāo Ming sambil tersenyum dan mengedipkan mata.Qing Héng Zhì tersenyum kecut. Latihan biasa? Baginya, menghadapi Yāo Ming dalam duel terbuka adalah tekanan besar. Tapi mau bagaimana lagi? Turnamen ini menempatkan mereka sebagai lawan, meskipun di luar arena mereka tetap bersahabat."Baiklah, Yāo Gōngzǐ! Ayo kita mulai!" serunya dengan semangat membara.Yāo Ming tersenyum menanggapi. Di tribun kehormatan, Jìng Jūnlán Wángyé memperhatikan pertarungan dengan mata berbinar. Perkembangan Qing Héng Zhì sungguh luar biasa. Dulu sepupunya itu pemalu dan ragu-ragu, kini ia berdiri tegap dengan percaya diri.
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Kekacauan Di Arena

Qing Héng Zhì kembali mengayunkan pedangnya. Cahaya dingin melesat di antara deru angin, memaksa Yāo Ming mundur beberapa langkah. Pemuda itu segera melemparkan rantai putih dari gagang pedangnya, berharap bisa menahan laju serangan. Namun, di saat itulah sesuatu yang aneh mulai terasa. Selapis kabut hitam tipis menyelimuti tubuh Qing Héng Zhì."Qing Xiōng!" seru Yāo Ming, suaranya menggema di arena. Sorot matanya membelalak panik saat menyadari ada yang tidak beres dengan lawannya.Di tribun peserta, Qing Yǔjiā yang mengamati dari kejauhan juga tersentak. Tatapannya segera beralih ke Huànyǐng dan Tiānyin."Qing Gūniang, apa yang terjadi pada Qing Héng Zhì?" tanya Yāo Yu dengan bingung."Aku tidak tahu..." Qing Yǔjiā menjawab lirih, kegelisahan tampak di wajahnya. Ia menoleh ke arah Yuè Tiānyin yang berdiri tak jauh darinya. "Yuè Èr Gōngzǐ, apakah mungkin ini..."Tiānyin menatapnya da
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Heibing Hùfú Terbangun

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Qing Xiōng?" gumam Yāo Ming, alisnya berkerut dalam.Tatapannya terpaku pada arena, di mana pertempuran semakin memanas. Kilatan petir berkelebat liar dari pedang milik Jìng Zhenjun Wángyé, menerangi langit dengan cahaya menyilaukan. Di sisi lain, sinar kebiruan bergemuruh setiap kali Tiānyin memetik senar guqin-nya. Namun, serangan mereka hanya mampu menahan Qing Héng Zhì untuk sesaat.Di antara hiruk-pikuk itu, Lei melirik ke samping, menatap adiknya, Huànyǐng, yang berdiri terpaku."Huànyǐng, apa yang harus kita lakukan?" tanyanya, suara tegasnya mengandung sedikit kekhawatiran.Huànyǐng, yang biasanya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk ikut campur dalam kekacauan, kini hanya diam. Wajahnya tampak pucat. Lei mengulurkan tangan, menepuk bahu adiknya."Ugh, Lei! Dadaku sakit!" keluh Huànyǐng tiba-tiba.Tubuhnya membungkuk, ta
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Lagi-lagi Kacau

"Huànyǐng!" Lei berteriak memanggilnya.Di udara yang dingin, Huànyǐng menoleh cepat, rambut dan jubahnya berkibar diterpa angin. Dengan suara tegas, ia membalas, "Aku akan mencoba menghentikan Qing Xiōng, Lei!""Berhati-hatilah! Aku akan menjagamu dari sini!" Lei kembali berseru. Meskipun cemas, ia tetap percaya pada adiknya.Huànyǐng mengangguk, lalu melayangkan beberapa kertas mantra ke arah Qing Héng Zhì. Cahaya kehijauan berpendar dari jari-jarinya saat ia merapal segel. "Chénxī, blokir dia dengan irama guqinmu!" serunya pada Tiānyin.Tiānyin, yang melayang tenang di udara bersama guqin-nya, mengangguk tanpa sepatah kata. Jari-jarinya kembali menyentuh senar, menciptakan nada-nada yang bergetar lembut di angin malam. Namun, di balik kelembutan itu, terselip kekuatan besar yang menekan dan mengunci pergerakan Qing Héng Zhì."Wángyé, persiapkan petirmu!" Huànyǐng berteriak pada Jìng Zhenjun Wángyé, yang sedari tadi hanya mengamati.
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Rindu A Niang

Huànyǐng terbangun dengan perlahan, kelopak matanya terasa berat saat mencoba membuka mata. Cahaya keemasan yang menerobos jendela adalah hal pertama yang menyambutnya. Sinar itu lembut, namun tetap menyilaukan setelah sekian lama ia terlelap. Angin semilir berembus dari celah jendela, membawa hawa dingin yang menggigit. Namun, terasa menenangkan setelah sekian lama tubuhnya dirundung panas."Huànyǐng! Kau sudah bangun!" Suara yang familiar menyapanya dengan nada penuh kelegaan. Ia mencoba bangkit dari tempat tidur, namun tubuhnya terasa begitu lemah. Gerakan kecil saja membuatnya meringis, dan sebelum ia sempat berusaha lebih jauh, seseorang dengan sigap membantunya bersandar pada bantal."Da Jiě," gumamnya lirih.Jian Xia tersenyum lega. Dengan lembut, ia merapikan posisi punggung Huànyǐng agar adiknya merasa lebih nyaman."Bagaimana perasaanmu?" tanyanya dengan suara lembut. Namun, matanya masih menyiratkan kekhawatiran yang belum sur
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Apakah Waktu Itu Aku Terlihat Mengerikan?

Huànyǐng duduk di tepi tempat tidurnya, menatap Yuè Tiānyin yang tak jauh darinya. Pemuda itu dengan tenang memetik senar guqin, menciptakan alunan melodi yang lembut. Cahaya matahari menyelinap melalui celah jendela, menerangi ruangan dengan sinar keemasan yang hangat. Udara di dalam kamar terasa sejuk, membawa keheningan yang menyelimuti keduanya.Baihe Cheng dan ketiga putrinya sengaja meninggalkan mereka berdua saja. Selain agar Tiānyin bisa bermain guqin tanpa gangguan, juga supaya mereka dapat berbincang-bincang lebih leluasa."Chénxī, apa yang terjadi padaku?" suara Huànyǐng terdengar pelan, nyaris tenggelam dalam denting senar guqin.Tiānyin tetap tenang, jemarinya tak berhenti menari di atas senar. "Sepertinya ada yang memprovokasi Heibing Hùfú untuk muncul," jawabnya datar, tanpa sedikit pun perubahan dalam nada suaranya.Huànyǐng mengerutkan kening, mencerna kata-kata itu. "Begitukah? Lalu bagaimana dengan Qing Xiōng?" tanyanya, masih d
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Beban Sang Pangeran Mahkota

Di ruang yang diterangi cahaya lentera lembut, Jìng Jūnlán Wángyé duduk dengan punggung tegang. Sorot matanya tajam. Namun, di balik ketenangan wajahnya, terselip kegelisahan yang sulit disembunyikan. Kedua saudara sepupunya, Qing Yǔjiā dan Qing Héng Zhì, berdiri di hadapannya, menundukkan kepala seolah keberadaan mereka sendiri terasa menyesakkan di bawah tatapan Putra Mahkota Kekaisaran Bìxiāo."Tángmèi, Tángdì! Apa ada yang ingin kalian sampaikan padaku?" Jìng Jūnlán bertanya. Suaranya lembut tetapi berisi tekanan yang tak terelakkan.Qing Yǔjiā menggigit bibir, menundukkan kepalanya semakin dalam. Bayangan dari insiden turnamen kemarin masih membayangi pikirannya, membuatnya tak sanggup menatap langsung saudara sepupunya yang berkedudukan tinggi itu."Xiōng Wáng, jangan terlalu keras. Tángdì baru saja pulih!" tegur sebuah suara yang baru saja memasuki ruangan.Jìng Zhenjun, Pangeran keempat Kekaisaran Bìxiāo, melangkah masuk dengan sikap san
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Keluarga Jian

Turnamen Bì Xiāo Guāng Huì berakhir dengan kekacauan, jauh dari apa yang diharapkan banyak pihak. Namun, bagi Huànyǐng dan kawan-kawannya, itu adalah akhir yang tetap membawa arti. Mereka telah membuktikan kemampuan mereka. Kini secara resmi dapat menerima misi bersama para kultivator senior lainnya. Dengan berakhirnya turnamen, masing-masing murid kembali ke sekte asal mereka untuk melanjutkan latihan seperti biasa, membawa pengalaman dan pelajaran berharga dari pertarungan yang telah mereka lalui. Saat ini di Bì Hǎi Wān, angin laut bertiup lembut, membawa aroma garam yang khas. Ombak bergulung tenang, memecah di bebatuan yang berjajar di sepanjang pantai. Langit membentang biru jernih, seolah ikut merayakan kepulangan mereka. "Aiyo! Senangnya bisa kembali ke sini!" seru Huànyǐng riang begitu menjejakkan kaki di pelataran. Belum sempat menikmati kebebasannya lebih lama, sebuah tangan be
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status