Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Penakluk Sihir Iblis : Chapter 141 - Chapter 150

173 Chapters

Aku Harus Mengawasimu, Yīn Xuán

Bì Fēng Jū, kediaman Puncak Zamrud, berdiri megah di puncak tertinggi kompleks Lán Tiān Gōng, Istana Langit Biru. Dikelilingi oleh lautan awan, bangunan ini seolah menggantung di langit, menawarkan ketenangan yang tak dapat dijangkau oleh sembarang orang. Hanya segelintir individu yang diizinkan melangkah di tempat ini, dan malam itu, salah satu dari mereka berdiri di hadapan Kaisar Jìng Yǔhàn.“Heibing Hùfú...” gumam sang kaisar pelan. Matanya menatap arak dalam cangkir giok kemala yang ia putar perlahan di tangannya. Cahaya lentera yang redup memantulkan kilauan hijau keemasan pada ukiran cangkir itu. “Jadi, artefak legendaris itu memang ada dan bukan sekadar mitos?” tanyanya. Suaranya terdengar ringan namun mengandung makna mendalam.Pemuda yang berdiri tegak di hadapannya tersenyum tipis. "Bìxià, itu benar adanya. Tak diragukan lagi, Heibing Hùfú dimiliki Jian Wu Gōngzǐ," sahutnya santai.Pemuda itu adalah Yīn Xuán. Seorang kultivator muda yang asal-us
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Kegelisahan Yuè Tiānyin

Gemuruh air terjun menggema di udara, menciptakan kabut tipis yang menari di atas permukaan sungai. Di tengah derasnya aliran air, Yuè Tiānyin berdiri tegak, membiarkan percikan air membasahi jubah putihnya yang menjuntai. Matanya menatap langit biru yang bersih, tetapi pandangannya kosong. Sejak fajar tadi, dia tetap di sana, bergeming. Seakan-akan hanya raganya yang tertinggal di tempat ini, sementara jiwanya mengembara entah ke mana. "Heibing Hùfú," gumamnya lirih. Semenjak kembali dari Tiānyá Shān, pikirannya dipenuhi oleh artefak legendaris itu. Tak terhitung berapa malam yang ia habiskan dalam keheningan perpustakaan Zǐténg Jū, menelusuri naskah-naskah kuno yang dipenuhi debu dan tinta yang mulai pudar. Semua demi mencari jawaban tentang Heibing Hùfú, yang berada di dalam tubuh Jian Huànyǐng. Namun, pencariannya tak membuahkan hasil yang memuaskan. "Belum ada metode pemurnian yang benar-benar menjamin keberhasilannya," bisiknya pela
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Misi Pertama

Huànyǐng berlari menelusuri koridor menuju Lán Bō Diàn. "Huànyǐng, tunggu!" Jian Lei berseru dari belakang, suaranya sedikit terengah. "Cepatlah, Lei!" Huànyǐng tertawa riang, menoleh sekilas ke arah sahabatnya sebelum melesat lebih cepat. Mereka berdua berlari bersisian, sesekali saling menyenggol bahu dengan canda. Angin laut yang bertiup dari kejauhan mengibaskan rambut panjang mereka, membawa aroma garam yang berpadu dengan wangi bunga liar yang tumbuh di sepanjang koridor berbatu. Matahari musim gugur menggantung rendah di langit. Cahayanya keemasan tetapi tak lagi terasa terik di atas Bì Hǎi Wān. Saat mereka tiba di aula Lán Bō Diàn, Huànyǐng langsung berteriak, "A Tie!" suaranya menggema. Membuat beberapa orang yang tengah berbincang di dalam aula tersentak kaget. "Bocah nakal!" salah seorang senior yang berdiri di dekat tiang langsung melayangkan pukulan ringan ke kepala Huànyǐng. "Kau hampir membuat jantungku copot
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Munculnya Penghisap Jiwa

Yín Hé Chéng, kota yang bersinar seperti aliran sungai perak, terletak di dalam Hán Gǔ, Lembah Dingin. Meski musim terus berganti, suhu di lembah ini tetap menggigit. Lembah ini berada di antara Kota Lanyin dan Linghun, tersembunyi di cekungan yang mempertemukan kaki pegunungan Lingxiao dengan Hēi Hu.Malam telah larut, namun lampu-lampu lentera masih menerangi jalanan berbatu kota, berpendar lembut di atas permukaan sungai yang mengalir di sepanjang tepian rumah-rumah kayu. Angin tipis berembus dari arah pegunungan, membawa hawa dingin yang menggigit hingga ke dalam penginapan tempat para tamu beristirahat.Tiānyin duduk di dekat jendela, jari-jarinya melingkari cangkir teh yang masih mengepul. Uap hangat berputar pelan, menyatu dengan aroma samar melati yang memenuhi ruangan. Keheningan mendominasi. Hanya suara samar dari bara api di tungku dan sesekali lolongan hewan malam di kejauhan. Suara langkah kaki bergema di koridor sebelum akhirnya pintu terbuka.
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Ayo! Ayo! Chénxī! Jalan-jalan!

Jiù Dào Jū, Rumah Jalan Lama, adalah sebuah penginapan sederhana yang terletak di jalur kuno kota Yín Hé Chéng. Meski berada di tengah kota yang ramai, suasananya tenang dan nyaman, seolah menawarkan tempat peristirahatan bagi mereka yang lelah setelah perjalanan panjang. Udara musim gugur yang sejuk mengalir lembut ke dalam ruangan, membawa aroma teh hangat yang baru diseduh. Namun, begitu mereka melangkah ke dalam, kehangatan menyambut dari balik dinding kayu tua yang dipelihara dengan baik. Ruangan utama penginapan tidak terlalu luas, tetapi tertata rapi. Aroma teh yang baru diseduh bercampur dengan wangi kayu hangat, menciptakan suasana yang menenangkan.Begitulah kesan pertama yang ditangkap Huànyǐng saat ia melangkah masuk bersama ketiga saudaranya dan rombongan dari Sekte Pemecah Langit."Tidak kusangka di tengah kota yang ramai seperti ini ada penginapan yang begitu tenang dan nyaman," komentar Jian Wei, suaranya terdengar ringan.Seorang
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Desa Cuì Lù, Misteri Penghisap Jiwa 1

Desa Cuì Lù, desa embun hijau, terselip bagaikan permata hijau yang tersembunyi di pinggiran kota Yín Hé Chéng. Namun belakangan ini, kedamaian desa kecil itu terusik oleh bisikan-bisikan mencekam. Penduduk desa yang biasanya dengan tenang keluar masuk Qīng Qiū, Bukit Hijau, untuk sekadar mencari kayu bakar, jamur, sayuran liar, atau herbal kini diliputi ketakutan. Ke tempat itulah Huànyǐng melangkahkan kakinya saat ini. Bersama Yuè Tiānyin dan Ling Qingyu, mereka tengah singgah di sebuah kedai teh yang dipenuhi aroma daun teh hijau yang menguar lembut."Jadi sudah banyak korbannya?" tanya Ling Qingyu dengan raut wajah serius. Bersama Tiānyin dan Huànyǐng, pemuda itu harus menyelesaikan misi menyelidiki kasus yang menimpa Desa Cuì Lù. Ini bukan sesuatu yang disukainya. Jika boleh memilih, dia akan lebih senang jika harus diminta untuk menyelesaikan lukisannya terbengkalai, tak terselesaikan. Kuas dan tinta jauh lebih menyenangkan baginya daripada harus b
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Desa Cuì Lù, Misteri Penghisap Jiwa 2

Huànyǐng dan Tiānyin berjalan santai menyusuri jalan setapak yang berlapis tanah kerikil, langkah mereka terayun ringan di bawah naungan pepohonan yang mulai meranggas. Ling Qingyu berjalan di samping mereka, tangannya erat berpegangan pada lengan Huànyǐng. Dia masih merasa gelisah setelah semalam melihat langsung seorang pria malang yang hampir kehilangan nyawanya setelah bertemu Xī Hún Yāo."Huànyǐng Xiōng," bisiknya pelan. Pandangannya melirik ke arah Tiānyin yang terus melangkah tanpa ragu, seakan tidak terpengaruh oleh cerita mengerikan itu."Jangan takut," sahut Huànyǐng dengan nada tenang. Dia menepuk lembut lengan Qingyu, memberi sedikit rasa nyaman.Pagi ini, setelah semalam menginap di sebuah penginapan kecil di desa Cuì Lú, mereka bertiga memutuskan untuk memulai penyelidikan. Sepanjang pagi, mereka berkeliling desa, bertanya kepada para penduduk. Namun, jawaban yang mereka dapatkan hampir selalu sama. Tidak ada yang pernah melihat dengan jelas
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Desa Cuì Lù, Misteri Penghisap Jiwa 3

Huànyǐng dan Tiānyin saling berpandangan, seakan membaca pikiran satu sama lain tanpa perlu kata-kata. Sementara itu, Ling Qingyu masih bersembunyi di belakang Huànyǐng, menggenggam erat lengan pemuda itu dengan jari-jari yang sedikit gemetar. Namun, cengkeramannya segera terlepas saat tatapan dingin dan tajam dari Yuè Tiānyin menyapunya. "Yuè Èr Gōngzǐ..." gumamnya lirih, menelan ludah sebelum dengan canggung bergegas berdiri di sisi Huànyǐng. "Chénxī, kita masuk saja," ujar Huànyǐng tanpa ragu. Tiānyin mengangguk dan melangkah lebih dulu tanpa banyak bicara. "Huànyǐng Xiōng, bagaimana jika di dalam sana ada Xī Hún Yāo?" tanya Ling Qingyu dengan suara sedikit bergetar. Ia bergidik ngeri dan kembali merapatkan dirinya pada Huànyǐng. "Mana mungkin! Bukankah kau sendiri mendengar ucapan para pencari kayu bakar tadi? Mereka hanya menyebutkan batu yang dipuja penduduk sekitar kuil," sahut Huànyǐng santai, menoleh sekilas ke ara
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Roh Batu Dalam Kuil

Suara gemuruh menggelegar di dalam kuil, menggema di antara pilar-pilar batu yang telah berlumut. Debu halus beterbangan dari langit-langit, berputar dalam bias cahaya senja yang masuk dari celah dinding. Batu besar yang terletak di altar pemujaan perlahan bergerak, seakan menggeliat bangun dari tidur panjangnya. Retakan-retakan halus mulai muncul di permukaannya."Batu itu bergerak!" seru para murid yunior Akademi Bìxiāo serempak. Suara mereka penuh ketakutan. Beberapa mundur dengan tergesa-gesa, sementara yang lain hampir tersandung oleh batu-batu kecil di lantai kuil. Panik melanda mereka, membuat api unggun yang baru saja dinyalakan hampir padam tertiup angin yang berhembus masuk dari pintu kuil yang terbuka."Yuè Èr Gōngzǐ, bagaimana ini? Bagaimana dengan Huànyǐng Xiōng?" Ling Qingyu bertanya dengan suara bergetar. Matanya memantulkan kecemasan saat ia menoleh ke arah pemuda berjubah putih yang berdiri di hadapannya."Lindungi jiwa
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Nada Pemusnah Roh dan Tarian Kipas Api & Es

Tiānyin dan Huànyǐng menatap batu yang kini terus bergerak, seakan memiliki nyawa sendiri. Ia bergetar, menggeram dalam diam, merasakan kehadiran jiwa-jiwa di sekitarnya. "Hampir malam," ucap Tiānyin, pemuda berjubah putih itu mendongakkan kepala, menatap langit yang mulai dipenuhi semburat jingga. Senja perlahan merambat, membawa serta kegelapan yang akan segera menyelimuti. Dalam kondisi seperti ini, situasi bisa menjadi semakin sulit, terutama bagi murid-murid yunior yang belum berpengalaman menghadapi bahaya semacam ini. "Kalian! Nyalakan sinyal!" Huànyǐng berseru kepada para murid Akademi Bìxiāo. Suaranya tajam menembus udara dingin, "Tetapi, Qianbei… tidak ada senior kami di sekitar tempat ini," sahut seorang murid dengan ragu. "Tidak masalah! Di kota Yin Hen Chéng ada kultivator dari Sekte Musik Abadi, Pemecah Langit, dan Aliran Roh Suci. Mereka pasti memahami maksud sinyal kalian," Huànyǐng menjawab
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status