Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Penakluk Sihir Iblis : Chapter 151 - Chapter 160

173 Chapters

Selalu Mesra

Héxié Zhìzūn masih menatap pemandangan di depannya. Meski langit mulai gelap, cahaya lentera yang dibawa beberapa kultivator menerangi sekitar bukit. Tarian Kipas Huànyǐng tampak begitu jelas, memukau setiap pasang mata yang menyaksikan. Gerakannya anggun, mengalir seperti ombak yang menari di bawah bulan. Setiap ayunan kipasnya seakan melukiskan jejak cahaya di udara, sementara denting guqin dari Tiānyin mengiringi dengan melodi yang menggetarkan jiwa. Siluet mereka berdua berpadu dalam harmoni, bak lukisan para dewa yang hidup dalam kegelapan malam.“Ling Xiōng! Saatnya menyegel roh!” suara Yuè Lǜ Shén Jūn memecah keheningan, menyerukan pada Ling Qingyu.Pria itu, meski sempat terpukau oleh keindahan tarian Huànyǐng dan Tiānyin, tetap waspada terhadap situasi di sekelilingnya. Tanpa perlu penjelasan, dia memahami urgensi keadaan. Suasana di sekitar semakin dipenuhi energi spiritual yang liar, pertanda roh yang mereka hadapi masih belum sepenuhnya dikendalikan.
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

A Tie Ingin Melihatmu Bahagia

"Chénxī! Jangan tarik lenganku!" Huànyǐng masih memprotes hingga mereka berada di dalam kamar.Tiānyin tidak menanggapinya, diam tanpa sepatah kata. Gerakannya tetap tenang saat ia mendudukkan Huànyǐng di atas tempat tidur, lalu tanpa ragu, menarik lengan hanfu hitam pemuda itu untuk memeriksa nadinya."Chénxī, aku baik-baik saja," ucap Huànyǐng lirih.Namun, kini ia mengerti alasan Tiānyin membawanya ke kamar tanpa membuang waktu. Pemuda tanpa ekspresi itu rupanya mengkhawatirkannya."Bukankah Qingyu Xiōng telah melindungi jiwaku dengan mantra Wú Gòu Hù Hún Jué?" Huànyǐng kembali berucap, suaranya terdengar samar.Tatapannya jatuh pada pemuda bermata biru di hadapannya, yang tengah menyalurkan energi murninya tanpa menanggapi pertanyaannya. Tiānyin tampak sepenuhnya fokus, seolah tidak ingin melewatkan sedikit pun detail dari kondisi tubuhnya."Istirahat," ujar Tiānyin akhirnya. Singkat dan dingin, setelah memastikan keadaan Huà
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Kepentingan Yang Sama

Chén Xiāng Fǔ, Istana Harum Pagi—kediaman resmi Jìng Jūnlán Wángyé.Jian Wei berdiri diam, membiarkan tatapannya menyapu pemandangan di hadapannya. Angin musim gugur berembus lembut, menggugurkan daun-daun merah kecoklatan yang berputar di udara sebelum perlahan jatuh melapisi tanah seperti hamparan permadani alami. Bunga krisan dan camelia bermekaran di sela-sela bebatuan taman, menyebarkan aroma lembut yang samar namun menenangkan."Bi Hai Wan juga indah di musim gugur, Tiānyù Jiànzhàn."Suara tenang itu membuyarkan lamunannya. Jian Wei menoleh dan mendapati Jìng Jūnlán Wángyé berjalan mendekat. Senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Kehadiran sang pangeran di saat seperti ini terasa sedikit mengusik hatinya. Dulu, mereka jarang berjumpa seperti sekarang."Selamat atas kelahiran putra sulungmu, Taizi," ucap Jian Wei tulus, disertai rasa hormat yang tidak berlebihan."Terima kasih, Tiānyù Jiànzhàn." Nada suara Jìng Jūnlán Wángyé tetap te
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Mulai Berlatih Bersama

Beberapa hari kemudian, mereka kembali berkumpul di Jiù Dào Jū. Penginapan itu terletak di tengah kota. Namun, suasananya tetap tenang, seolah terpisah dari hiruk-pikuk dunia luar. Di gazebo taman yang dikelilingi pepohonan hijau dan aroma teh yang menguar lembut dari meja batu, Héxié Zhìzūn, Jian Wei, Jian Xue, Mo Chén, dan Jìng Zhenjun Wángyé duduk mengitari meja bundar, berbincang santai di bawah sinar matahari yang menghangatkan udara."Jadi... Apa rencana kalian selanjutnya?" Jìng Zhenjun Wángyé bertanya. Suaranya terdengar tenang tetapi ada ketajaman tersembunyi di baliknya."Yang terpenting menghindari kecurigaan kaisar dan para tetua," Jian Wei menanggapi dengan santai, sembari menuangkan teh ke dalam cawan porselen putihnya. Asap tipis mengepul dari permukaan teh yang baru diseduh."Itu benar," Jìng Zhenjun Wángyé mengangguk pelan. Lalu melanjutkan, "Lalu, apakah ada yang bisa dilakukan untuk memurnikan Heibing Hùfú?""Berlatih Tiān Jí Ti
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Resonansi Energi Di Bawah Langit

Setelah susunan array pelindung terpasang dengan sempurna, Yīnlǜ Shengzhe melangkah ke tengah lingkaran, lalu dengan gerakan tenang dan pasti, ia kembali membentuk formasi yang lebih kecil. Hawa energi mengalir lembut di sekelilingnya, menciptakan getaran halus di udara."Kalian duduklah saling berhadapan!" perintahnya dengan ketegasan yang tak bisa dibantah.Tanpa banyak kata, Tiānyin dan Huànyǐng segera menurut. Mereka duduk bersila, berhadapan dalam formasi lingkaran dengan jarak sekitar dua meter.Dengan gerakan ringan, Yīnlǜ Shengzhe mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong pundi dimensi miliknya. Kilauan samar terpancar saat empat buah Líng Jīng—kristal energi murni yang langka—berpendar dalam genggamannya. Ia meletakkan masing-masing kristal itu di empat titik terkuat dalam formasi, menciptakan keseimbangan sempurna bagi aliran energi dua pemuda di hadapannya. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah jimat tipis berukiran pola kuno dan meletakkannya di antar
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Denting Tiānyin Guqin di Yín Hé

"Tiānyin! Hentikan aliran energimu! Lalu mainkan Tiáo Hé Qǔ!" seru Yīnlǜ Shengzhe lantang pada putranya.Pemuda bermata biru itu segera menenangkan aliran energi dalam tubuhnya, lalu mengeluarkan guqin dari kantong dimensi di pinggangnya. Jari-jarinya dengan cekatan menyusuri senar, menciptakan alunan Tiáo Hé Qǔ—melodi yang menyeimbangkan harmoni. Nada-nadanya mengalun lembut, merambat ke udara seperti riak kecil yang menyentuh permukaan Sungai Perak.Suara guqin meredam kegaduhan energi dalam tubuh Huànyǐng. Perlahan, napas pemuda itu yang tadinya memburu mulai teratur, ketegangan dalam tubuhnya surut, dan pikirannya terasa lebih jernih. Yīnlǜ Shengzhe mendekat, jemarinya yang berpengalaman menyentuh pergelangan tangan Huànyǐng, memeriksa aliran nadinya. Sementara itu, Tiānyin tetap memainkan Tiáo Hé Qǔ, memastikan keseimbangan tidak goyah."Jian Wu Gōngzǐ, bagaimana perasaanmu?" Yīnlǜ Shengzhe bertanya dengan nada lembut."Tubuhku serasa mau mel
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Berlatih Bersama Lagi

Beberapa hari berlalu, Huànyǐng terus mengasah teknik Róu Fēng Hū Xī Fǎ di bawah bimbingan Yīnlǜ Shengzhe. Teknik pernapasan ini menuntut ritme yang selaras dengan aliran energi angin, bertujuan untuk menstabilkan ketidakseimbangan antara api dan es dalam tubuhnya. Setiap ada waktu luang di sela-sela misinya, Huànyǐng tanpa lelah berlatih, hingga akhirnya Yīnlǜ Shengzhe menyatakan bahwa dia sudah menguasainya tanpa perlu lagi bimbingan langsung."Kalau begitu, apakah aku sudah bisa berlatih bersama Chénxī lagi?" tanyanya pada suatu pagi, suaranya penuh antusiasme.Mereka saat itu berada di halaman sebuah penginapan, mempersiapkan diri untuk Perburuan Roh yang akan berlangsung bulan depan di Shén Wù Gǔ—sebuah lembah yang selalu diselimuti kabut misterius, penuh bahaya dan rahasia yang belum terungkap."Tentu saja," sahut Yīnlǜ Shengzhe dengan santai. "Tapi kali ini kalian tidak hanya berlatih denganku, Ling Èr Gōngzǐ juga akan menemani."Mata Huàny
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Tiba Di Shén Wù Gǔ

Siang itu, Shén Wù Gǔ—Lembah Kabut Ilahi—tampak lebih ramai dari biasanya. Lembah yang tersembunyi di kaki Pegunungan Lingxiao ini menjadi lokasi Perburuan Roh Musim Gugur tahun ini. Biasanya, tempat ini sunyi, hanya diselimuti kabut abadi yang menghalangi pandangan dan menciptakan suasana yang mencekam. Namun, hari ini, derap kaki kuda, suara langkah para kultivator, serta dengungan diskusi memenuhi udara lembah yang dingin."Kabutnya tebal sekali," gumam Jian Xue, mempererat genggaman pada tali kekangnya. Butiran embun yang menggantung di udara mengendap di jubahnya, meninggalkan jejak lembap.Di sebelahnya, Jian Wei hanya tersenyum tipis, lalu mengibaskan tangannya seakan hendak mengusir kabut. "Sesuai namanya, bukan?" ujarnya ringan.Dari barisan di belakang, Lei yang menunggangi kudanya di sebelah Huànyǐng dan Jian Xia, Huànyǐng bertanya, "Da Gē, mengapa Perburuan Roh kali ini diselenggarakan di tempat ini?"Jian Wei menoleh sekilas sebelum m
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Kabut Spiritual di Wu Cheng

Gerbang batu hitam itu perlahan terbuka, mengeluarkan suara berat yang menggema di tengah keheningan. Udara dingin menyeruak dari celahnya, membawa serta aroma lembab bebatuan tua. Begitu pintu gerbang terbuka sepenuhnya, tampaklah jalan utama Kota Wu Cheng—jalur lebar berlapis batu licin yang memantulkan cahaya redup dari kabut yang bergelayut di udara. Sekilas, jalan itu tampak seperti terapung di atas awan, menciptakan pemandangan yang nyaris magis.Di sepanjang jalan, bergelantungan Líng Dēng, lentera spiritual yang berpendar dalam cahaya biru keperakan. Nyala api kecil di dalamnya bergetar perlahan, memberikan penerangan lembut bagi para pendatang yang menavigasi jalanan kota yang sepi dan berselimut kabut.“Indahnya,” bisik Jian Xia, matanya berbinar kagum saat menatap keindahan yang terbentang di hadapannya.“Indah, tetapi juga berbahaya,” sahut Jian Wei dengan suara rendah, matanya tetap awas mengamati sekitar.Mereka mengendarai kuda deng
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Dewa Musik Lanyin Tiba Di Hé Yún Gé

Senja turun perlahan di Kota Wu Chéng, membawa serta perubahan halus yang mengubah suasana kota. Kabut tipis yang tadinya putih berpendar menjadi ungu keemasan, membias cahaya lentera yang melayang mengikuti arus angin. Seperti lautan bintang yang menari di atas jalanan berbatu, cahaya-cahaya itu menciptakan ilusi magis, seolah kota ini bukan lagi milik dunia fana.Di tengah keindahan yang sedikit mistis itu, rombongan Sekte Musik Abadi tiba di Hé Yún Gé. Dari lantai dua penginapan, Huànyǐng memandang keluar jendela, matanya berbinar saat melihat sosok-sosok yang ia kenali. Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari menuju tangga."Huànyǐng, jangan berlarian di lorong!" suara Jian Xia terdengar mengingatkan.Namun, Huànyǐng tak menggubrisnya. Langkah kakinya berderap cepat di sepanjang lorong, lalu menuruni anak tangga dengan riang. Bunyi sepatu boot-nya menggema, mengejutkan ketiga kakaknya yang sedang menikmati teh di ruang utama."Huànyǐng, hati
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status