Home / Fantasi / JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR: Chapter 31 - Chapter 40

49 Chapters

Bab 31. Perpustakaan yang Sesungguhnya

Lorong panjang itu terasa seperti tak berujung. Langkah kaki Mo Tian dan Liu Qingxue bergema di antara dinding-dinding batu yang lembab. Cahaya tipis yang menjadi satu-satunya petunjuk mereka tampak seperti mengolok-olok, terus menjauh setiap kali mereka mendekat.“Berapa lama kita sudah berjalan?” tanya Liu Qingxue, mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya.Mo Tian menggeleng, pandangannya terpaku pada jalan di depan mereka. “Aku tidak tahu. Rasanya seperti sudah berhari-hari.”Mereka sama sekali tidak bisa menentukan waktu. Tidak ada perbedaan antara siang dan malam, hanya kegelapan yang temaram dengan suara tetesan air dari dinding-dinding batu. Kelelahan mulai menggerogoti mereka, tapi tekad untuk menemukan jawaban membuat mereka terus melangkah.“Jika ini ujian dari penjaga, dia pasti sengaja membuat kita melewati ini,” gumam Mo Tian.Liu Qingxue mengangguk pelan, meski tubuhnya sudah nyaris tak mampu. “Kita tidak boleh menyerah. Pasti ada akhir dari perjalanan ini.”Setelah
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 32. Pedang Langit Membara

Disaat keduanya begitu sibuk dengan beberapa buku, tiba-tiba pintu sebuah ruangan terbuka. Ruangan besar itu dipenuhi aroma makanan yang menggoda. Meja panjang di tengah ruangan dipenuhi berbagai hidangan lezat—roti yang masih hangat, daging panggang yang terlihat berair, buah-buahan segar, dan sup yang mengepul.Perut Mo Tian dan Liu Qingxue yang sudah berhari-hari tidak mendapatkan makanan layak mulai meronta, memprotes kekosongannya.Mo Tian menelan ludah, matanya terpaku pada sepiring roti yang tampak empuk dan beraroma harum. “Kita sudah terlalu lama kelaparan. Mungkin ini... hadiah atas perjuangan kita sampai ke sini?” tanyanya ragu, melangkah perlahan ke meja.Namun, sebelum tangannya sempat menyentuh roti, Liu Qingxue menahan pergelangan tangannya dengan tegas. “Jangan, Mo Tian. Ini bukan hadiah. Ini pasti ujian lain.”Mo Tian menoleh padanya, bingung. “Apa maksudmu? Tidak ada tanda-tanda bahaya di sini. Makanan ini...”“Justru karena terlalu sempurna,” potong Liu Qingxue. “Ki
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 33. Jawaban Tanda Hitam

Ruangan perpustakaan yang besar dan sunyi menjadi saksi bisu kegelisahan Mo Tian dan Liu Qingxue. Setelah membaca buku besar yang mengungkap sebagian rahasia Pedang Langit Membara, rasa penasaran mereka justru semakin dalam.Mo Tian mencoba membuka kembali buku itu, namun anehnya, tulisan-tulisan di dalamnya kini menjadi kabur, seperti tertutup kabut yang tak terlihat.“Aku tidak bisa membacanya lagi,” gumam Mo Tian, menutup buku itu dengan frustasi.Liu Qingxue mendekat, mencoba melihat apa yang terjadi. “Mungkin buku ini hanya ingin kita mengetahui sampai di titik tertentu,” ujarnya. “Seperti ada batasan yang tidak bisa kita langgar.”Mo Tian mengangguk pelan, meski hatinya tidak puas. Masih banyak pertanyaan yang menggantung di benaknya tentang pedangnya dan perannya dalam melawan Bai Zhen. Namun, ia tahu tidak ada gunanya memaksakan sesuatu yang tidak bisa diungkap saat ini.Saat Mo Tian melangkah menjauh, matanya tiba-tiba tertarik pada sebuah buku kecil di rak yang rendah. Sampu
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 34. Langit yang Memilih

Meskipun Mo Tian mengatakan akan melawannya, tapi dia tetap saja kepikiran tentang tanda hitam itu.Liu Qingxue berusaha meyakinkannya, namun Mo Tian merasa dialah penyebab Sekte Liu Qingxue diserang oleh Sekte Langit Berdarah hingga menyebabkan guru Liu Qingxue meninggal.“Semua bukan salahmu,” ujar Liu Qingxue.“Tapi, itu terjadi karena kau dekat denganku.”Blep!Tiba-tiba semua lentera di dalam Perpustakaan itu mati.Mo Tian dan Liu Qingxue terdiam dalam kegelapan yang tiba-tiba menyelimuti perpustakaan besar itu. Aroma menyengat menyeruak, seperti bau sulfur bercampur dengan tanah lembab yang membusuk.“Liu Qingxue, kau di sana?” Mo Tian memanggil dengan suara yang waspada, mencoba memastikan rekannya masih berada di dekatnya.“Aku di sini,” jawab Liu Qingxue, suaranya terdengar lebih tenang dari yang diharapkan. Namun, ia segera menggenggam lengan Mo Tian, menyalurkan rasa percaya dirinya ke dalam sentuhan itu. “Apa yang terjadi? Apa ini bagian dari perpustakaan, atau ada yang la
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 35. Teknik Pedang yang Tersegel

Di tengah keheningan perpustakaan besar Gunung Langit, Mo Tian membalik halaman sebuah buku tua dengan hati-hati. Setiap lembarannya dipenuhi dengan tulisan kuno yang tergores dengan tinta hitam.Harapannya melambung tinggi, berharap menemukan petunjuk tentang cara mengendalikan pedang Langit Membara, pedang legendaris yang kini berada di tangannya.Namun, setelah membaca beberapa paragraf, ekspresi wajah Mo Tian berubah. Ia menatap tulisan yang tertera di buku itu dengan dahi berkerut. “Semua teknik pedang tingkat tinggi yang tercatat di dunia ini telah disegel di dalam Buku Kematian,” demikian tertulis di halaman terakhir buku tersebut."Buku Kematian?" gumamnya pelan, seolah tidak percaya. Ingatan tentang pertemuannya dengan Tabib Langit muncul kembali di benaknya. Tabib itu pernah memberitahu bahwa Yan Wuxi, pemimpin Sekte Langit Berdarah, sedang mati-matian mencari Buku Kematian. Pencarian itu diduga menjadi penyebab serangkaian bencana di dunia persilatan, termasuk kehancuran be
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 36. Kehilangan Petunjuk

Dalam hiruk-pikuk pertempuran, Mo Tian dan Liu Qingxue dikelilingi oleh anggota Sekte Langit Berdarah yang terus menyerang tanpa henti. Keduanya berusaha keras untuk bertahan. Pedang Langit Membara di tangan Mo Tian bersinar terang, tetapi kekuatannya sulit dikendalikan. Sementara itu, Liu Qingxue dengan gigih menghalau serangan yang datang dari berbagai arah, meskipun luka di lengannya membuat gerakannya terbatas."Mo Tian, kita tidak bisa terus seperti ini!" seru Liu Qingxue, napasnya memburu.Mo Tian menggertakkan giginya. "Kita harus bertahan. Jika mereka menang, tidak ada yang bisa menghentikan Yan Wuxi!"Tiba-tiba, suara gemuruh yang menggetarkan bumi terdengar dari kejauhan. Langit yang sebelumnya cerah mendadak menjadi gelap. Angin dingin berhembus kencang, membawa serta aura yang menggetarkan jiwa. Semua orang, baik Mo Tian, Liu Qingxue, maupun anggota Sekte Langit Berdarah, berhenti bergerak dan memandang ke arah sumber suara.Dari balik awan hitam yang bergulung, muncul ses
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 37. Janji Didalam Hati

Langit di Gunung Langit berangsur-angsur cerah setelah Li Xiao, naga penjaga yang legendaris, menghilang di balik awan. Angin yang tadinya menderu kini mereda, meninggalkan keheningan yang berat. Liu Qingxue dan Mo Tian berdiri diam di tempat mereka, menatap tanah kosong dimana perpustakaan besar sebelumnya berdiri. Perasaan kehilangan dan kebingungan menyelimuti keduanya.Liu Qingxue akhirnya memecah keheningan. Suaranya lembut, tapi penuh tekad. "Mo Tian, kita harus turun dari Gunung Langit."Mo Tian menoleh, jelas terkejut dengan pernyataannya. "Turun? Tapi... Buku Kematian! Kita belum menemukannya, dan tanpa petunjuk dari perpustakaan ini, kita tidak tahu harus mencari ke mana."Liu Qingxue menghela napas panjang, menundukkan kepala sejenak sebelum menatap Mo Tian dengan mata yang penuh kelelahan. "Aku tahu. Tapi lihatlah keadaan kita. Tubuh kita terlalu lelah. Kita terus bertarung tanpa henti sejak awal perjalanan ini. Meskipun racun kendali itu sudah hilang, dampaknya masih tera
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 38. Kecurigaan

Mo Tian dan Liu Qingxue akhirnya tiba di pintu gerbang Sekte Awan Putih setelah perjalanan panjang selama enam bulan. Perjalanan itu penuh dengan rintangan—serangan dari bandit, jebakan oleh kelompok pengikut Sekte Langit Berdarah, hingga menghadapi binatang buas di tengah hutan lebat. Namun, mereka berhasil bertahan, berkat kerja sama dan tekad yang kuat.Saat mereka memasuki gerbang sekte, para murid yang sedang berlatih segera berhenti dan menatap ke arah Liu Qingxue dengan sorot mata kagum. Liu Qingxue, dengan pakaiannya yang meskipun lusuh tapi masih menunjukkan wibawa, adalah tokoh yang dihormati di sekte itu. Salah satu murid segera berlari ke arah aula utama untuk melaporkan kedatangan mereka kepada Ketua Sekte, Hu Tian.Tidak lama kemudian, Hu Tian, muncul di depan aula utama bersama beberapa tetua sekte. Ketika dia melihat Liu Qingxue, matanya berbinar, dan senyum lebar menghiasi wajahnya."Kak Qingxue! Kau akhirnya kembali!" seru Hu Tian dengan penuh antusias, berjalan ce
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 39. Diburu Yan Wuxi dan Bai Zhen

Hari itu, suasana di Paviliun Bambu terasa hening. Angin sore yang sejuk bertiup lembut, membawa aroma bambu yang menenangkan. Namun, Mo Tian tidak sedang menikmati ketenangan itu. Di lapangan kecil di belakang paviliun, dia sedang berlatih menggunakan pedangnya. Setiap ayunan pedangnya membawa kilatan energi yang tajam, meskipun gerakannya tampak kurang terkoordinasi.Mo Tian menghentikan gerakannya sejenak, menatap pedang di tangannya dengan pandangan serius. Pedang itu, terasa semakin sulit dikendalikan. Meski ia telah berlatih selama berbulan-bulan, energi pedang itu terkadang meluap tanpa kendali, seolah-olah memiliki kehendak sendiri.“Bagaimana aku bisa menguasaimu sepenuhnya?” gumam Mo Tian pelan, matanya menatap kilauan gelap di bilah pedang itu.Tiba-tiba, ia merasakan kehadiran seseorang. Mo Tian mengangkat kepalanya dan melihat Ketua Sekte Awan Putih, Hu Tian, berdiri di tepi lapangan, mengamati dengan tenang.“Ketua Hu,” Mo Tian menyimpan pedangnya dan membungkuk hormat.
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 40. Meninggalkan Sekte

Selama dua bulan, Mo Tian dan Liu Qingxue tinggal di Sekte Awan Putih, memulihkan diri dari luka fisik dan mental yang mereka alami dalam perjalanan sebelumnya. Kehangatan sekte, perhatian dari para tabib, dan latihan rutin yang mereka jalani membantu mereka kembali ke kondisi terbaik. Namun, bayangan ancaman Yan Wuxi selalu mengintai dalam pikiran mereka.Mo Tian duduk di teras Paviliun Bambu, menatap langit biru dengan pandangan penuh pertimbangan. Liu Qingxue mendekat.“Kau tampak gelisah, Mo Tian,” kata Liu Qingxue.“Aku mendengar kabar dari murid-murid sekte. Yan Wuxi akan datang ke sini.”Liu Qingxue tertegun. “Kau yakin?”Mo Tian mengangguk pelan. “Dia tidak akan berhenti sampai menemukan kita, Liu Qingxue. Dan aku tidak ingin Sekte Awan Putih menjadi korban dari pengejarannya.”Kata-kata Mo Tian membuatnya resah, tetapi ia tahu dia benar. Yan Wuxi bukanlah seseorang yang memiliki belas kasihan. Jika dia datang, Sekte Awan Putih akan kembali menghadapi bahaya besar.“Apa yang k
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status