Home / Fantasi / JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR / Bab 35. Teknik Pedang yang Tersegel

Share

Bab 35. Teknik Pedang yang Tersegel

Author: Aray Fu
last update Last Updated: 2024-12-30 16:33:26

Di tengah keheningan perpustakaan besar Gunung Langit, Mo Tian membalik halaman sebuah buku tua dengan hati-hati. Setiap lembarannya dipenuhi dengan tulisan kuno yang tergores dengan tinta hitam.

Harapannya melambung tinggi, berharap menemukan petunjuk tentang cara mengendalikan pedang Langit Membara, pedang legendaris yang kini berada di tangannya.

Namun, setelah membaca beberapa paragraf, ekspresi wajah Mo Tian berubah. Ia menatap tulisan yang tertera di buku itu dengan dahi berkerut. “Semua teknik pedang tingkat tinggi yang tercatat di dunia ini telah disegel di dalam Buku Kematian,” demikian tertulis di halaman terakhir buku tersebut.

"Buku Kematian?" gumamnya pelan, seolah tidak percaya. Ingatan tentang pertemuannya dengan Tabib Langit muncul kembali di benaknya. Tabib itu pernah memberitahu bahwa Yan Wuxi, pemimpin Sekte Langit Berdarah, sedang mati-matian mencari Buku Kematian. Pencarian itu diduga menjadi penyebab serangkaian bencana di dunia persilatan, termasuk kehancuran be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 36. Kehilangan Petunjuk

    Dalam hiruk-pikuk pertempuran, Mo Tian dan Liu Qingxue dikelilingi oleh anggota Sekte Langit Berdarah yang terus menyerang tanpa henti. Keduanya berusaha keras untuk bertahan. Pedang Langit Membara di tangan Mo Tian bersinar terang, tetapi kekuatannya sulit dikendalikan. Sementara itu, Liu Qingxue dengan gigih menghalau serangan yang datang dari berbagai arah, meskipun luka di lengannya membuat gerakannya terbatas."Mo Tian, kita tidak bisa terus seperti ini!" seru Liu Qingxue, napasnya memburu.Mo Tian menggertakkan giginya. "Kita harus bertahan. Jika mereka menang, tidak ada yang bisa menghentikan Yan Wuxi!"Tiba-tiba, suara gemuruh yang menggetarkan bumi terdengar dari kejauhan. Langit yang sebelumnya cerah mendadak menjadi gelap. Angin dingin berhembus kencang, membawa serta aura yang menggetarkan jiwa. Semua orang, baik Mo Tian, Liu Qingxue, maupun anggota Sekte Langit Berdarah, berhenti bergerak dan memandang ke arah sumber suara.Dari balik awan hitam yang bergulung, muncul ses

    Last Updated : 2024-12-30
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 37. Janji Didalam Hati

    Langit di Gunung Langit berangsur-angsur cerah setelah Li Xiao, naga penjaga yang legendaris, menghilang di balik awan. Angin yang tadinya menderu kini mereda, meninggalkan keheningan yang berat. Liu Qingxue dan Mo Tian berdiri diam di tempat mereka, menatap tanah kosong dimana perpustakaan besar sebelumnya berdiri. Perasaan kehilangan dan kebingungan menyelimuti keduanya.Liu Qingxue akhirnya memecah keheningan. Suaranya lembut, tapi penuh tekad. "Mo Tian, kita harus turun dari Gunung Langit."Mo Tian menoleh, jelas terkejut dengan pernyataannya. "Turun? Tapi... Buku Kematian! Kita belum menemukannya, dan tanpa petunjuk dari perpustakaan ini, kita tidak tahu harus mencari ke mana."Liu Qingxue menghela napas panjang, menundukkan kepala sejenak sebelum menatap Mo Tian dengan mata yang penuh kelelahan. "Aku tahu. Tapi lihatlah keadaan kita. Tubuh kita terlalu lelah. Kita terus bertarung tanpa henti sejak awal perjalanan ini. Meskipun racun kendali itu sudah hilang, dampaknya masih tera

    Last Updated : 2024-12-31
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 38. Kecurigaan

    Mo Tian dan Liu Qingxue akhirnya tiba di pintu gerbang Sekte Awan Putih setelah perjalanan panjang selama enam bulan. Perjalanan itu penuh dengan rintangan—serangan dari bandit, jebakan oleh kelompok pengikut Sekte Langit Berdarah, hingga menghadapi binatang buas di tengah hutan lebat. Namun, mereka berhasil bertahan, berkat kerja sama dan tekad yang kuat.Saat mereka memasuki gerbang sekte, para murid yang sedang berlatih segera berhenti dan menatap ke arah Liu Qingxue dengan sorot mata kagum. Liu Qingxue, dengan pakaiannya yang meskipun lusuh tapi masih menunjukkan wibawa, adalah tokoh yang dihormati di sekte itu. Salah satu murid segera berlari ke arah aula utama untuk melaporkan kedatangan mereka kepada Ketua Sekte, Hu Tian.Tidak lama kemudian, Hu Tian, muncul di depan aula utama bersama beberapa tetua sekte. Ketika dia melihat Liu Qingxue, matanya berbinar, dan senyum lebar menghiasi wajahnya."Kak Qingxue! Kau akhirnya kembali!" seru Hu Tian dengan penuh antusias, berjalan ce

    Last Updated : 2025-01-01
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 39. Diburu Yan Wuxi dan Bai Zhen

    Hari itu, suasana di Paviliun Bambu terasa hening. Angin sore yang sejuk bertiup lembut, membawa aroma bambu yang menenangkan. Namun, Mo Tian tidak sedang menikmati ketenangan itu. Di lapangan kecil di belakang paviliun, dia sedang berlatih menggunakan pedangnya. Setiap ayunan pedangnya membawa kilatan energi yang tajam, meskipun gerakannya tampak kurang terkoordinasi.Mo Tian menghentikan gerakannya sejenak, menatap pedang di tangannya dengan pandangan serius. Pedang itu, terasa semakin sulit dikendalikan. Meski ia telah berlatih selama berbulan-bulan, energi pedang itu terkadang meluap tanpa kendali, seolah-olah memiliki kehendak sendiri.“Bagaimana aku bisa menguasaimu sepenuhnya?” gumam Mo Tian pelan, matanya menatap kilauan gelap di bilah pedang itu.Tiba-tiba, ia merasakan kehadiran seseorang. Mo Tian mengangkat kepalanya dan melihat Ketua Sekte Awan Putih, Hu Tian, berdiri di tepi lapangan, mengamati dengan tenang.“Ketua Hu,” Mo Tian menyimpan pedangnya dan membungkuk hormat.

    Last Updated : 2025-01-02
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 40. Meninggalkan Sekte

    Selama dua bulan, Mo Tian dan Liu Qingxue tinggal di Sekte Awan Putih, memulihkan diri dari luka fisik dan mental yang mereka alami dalam perjalanan sebelumnya. Kehangatan sekte, perhatian dari para tabib, dan latihan rutin yang mereka jalani membantu mereka kembali ke kondisi terbaik. Namun, bayangan ancaman Yan Wuxi selalu mengintai dalam pikiran mereka.Mo Tian duduk di teras Paviliun Bambu, menatap langit biru dengan pandangan penuh pertimbangan. Liu Qingxue mendekat.“Kau tampak gelisah, Mo Tian,” kata Liu Qingxue.“Aku mendengar kabar dari murid-murid sekte. Yan Wuxi akan datang ke sini.”Liu Qingxue tertegun. “Kau yakin?”Mo Tian mengangguk pelan. “Dia tidak akan berhenti sampai menemukan kita, Liu Qingxue. Dan aku tidak ingin Sekte Awan Putih menjadi korban dari pengejarannya.”Kata-kata Mo Tian membuatnya resah, tetapi ia tahu dia benar. Yan Wuxi bukanlah seseorang yang memiliki belas kasihan. Jika dia datang, Sekte Awan Putih akan kembali menghadapi bahaya besar.“Apa yang k

    Last Updated : 2025-01-03
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 41. Gunung Jiwa

    Hutan malam itu dipenuhi suara samar jangkrik dan angin yang menggoyangkan dedaunan. Mo Tian dan Liu Qingxue tetap duduk di dekat api unggun yang kecil, mencoba menghangatkan diri di udara dingin.Namun, kewaspadaan mereka belum sepenuhnya surut. Mo Tian terus memegang gagang pedangnya erat-erat, sementara Liu Qingxue menatap gelapnya malam dengan sorot mata penuh kehati-hatian.Setelah beberapa saat berlalu tanpa tanda-tanda bahaya, Mo Tian menghela nafas panjang. Ia meletakkan pedangnya di sisinya dan berkata, “Mungkin itu hanya binatang hutan yang berkeliaran.”Liu Qingxue melonggarkan genggaman pedangnya dan mengangguk. “Mungkin saja. Tapi tetap saja, kita harus berhati-hati. Kita tidak bisa mengambil risiko.”Mo Tian hanya tersenyum tipis. “Benar. Tapi aku rasa, malam ini kita bisa sedikit tenang.”Mereka kembali duduk bersisian, membiarkan api unggun kecil itu memancarkan cahaya hangat ke wajah mereka. Hening melingkupi, hanya ditemani oleh suara hutan yang mengalun seperti melo

    Last Updated : 2025-01-03
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 42. Jangan Mudah Percaya Pada Orang Asing

    Kakek tua itu menghilang dari pandangan, langkahnya ringan seolah angin membawanya pergi. Mo Tian menatap ke arah kepergian sang kakek dengan alis berkerut. Sesuatu dalam cerita itu mengusik pikirannya. Namun, sebelum ia sempat melangkah untuk mengejar kakek tua tersebut, Liu Qingxue meraih pergelangan tangannya.“Jangan, Mo Tian,” kata Liu Qingxue pelan namun tegas. Sorot matanya memperingatkan.Mo Tian menoleh ke arah Liu Qingxue dengan ekspresi bingung. “Kenapa? Kita perlu lebih banyak informasi. Jika dia tahu sesuatu tentang Buku Kematian, kita tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja.”Liu Qingxue menghela nafas, lalu menatapnya tajam. “Aku tahu kau ingin mencari jawaban, tapi kita tidak bisa sembarangan mempercayai orang asing. Bagaimana jika ini adalah jebakan dari Yan Wuxi? Bukankah terlalu aneh kalau dia muncul di sini, di tengah perjalanan kita?”Mo Tian terdiam, merenungkan kata-kata Liu Qingxue. Ia tahu ada kebenaran dalam ucapan itu. Yan Wuxi dan orang-orangnya dikenal

    Last Updated : 2025-01-04
  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 43. Orang yang Tidak Bersalah Jadi Korban

    Langit malam membentang gelap di atas kuil kecil yang tersembunyi di tengah hutan. Mo Tian dan Liu Qingxue duduk di dekat perapian yang redup di dalam kuil, menikmati ketenangan yang langka. Setelah perjalanan panjang penuh bahaya, tempat itu memberikan mereka kesempatan untuk bernafas sejenak.“Kita bisa beristirahat beberapa hari di sini,” ujar Liu Qingxue, suaranya lembut tapi mantap. “Yan Wuxi tidak akan menyangka kita ada di tempat seperti ini.”Mo Tian mengangguk setuju. “Tapi jangan terlalu lengah. Kita harus tetap waspada.”Mereka berdua memutuskan untuk berbagi jaga malam itu, memastikan tidak ada yang datang tanpa mereka sadari. Namun, kelelahan akhirnya menguasai mereka. Ketika Mo Tian mengambil giliran pertama, ia tanpa sadar tertidur lebih awal dari yang direncanakan.Di luar kuil, bayang-bayang gelap bergerak diam-diam. Anggota Sekte Langit Berdarah telah menemukan persembunyian mereka. Dengan senyap, mereka mengepung kuil, memastikan tidak ada jalan keluar bagi target m

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 92. Kehancuran Buku Kematian

    Bayangan Mo Tian berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh kesombongan. Mata merahnya berkilau, memperlihatkan aura yang sangat kuat dan jahat. Di sekeliling mereka, angin berputar kencang, menciptakan pusaran energi yang membatasi arena pertarungan.Fang Zhi mengepalkan tinjunya, sementara Liu Qingxue menatap Mo Tian dengan cemas.“Kami tidak bisa membantu?” Liu Qingxue bertanya dengan suara penuh kekhawatiran.Penjaga Kuil Jiwa Terakhir menggeleng. “Ini adalah ujian Mo Tian. Jika kalian ikut campur, maka pertarungan ini dianggap tidak sah, dan Mo Tian akan langsung kalah.”Fang Zhi menggertakkan giginya. Ia ingin sekali menghunus pedangnya dan menyerang bayangan Mo Tian itu, tetapi ia tahu bahwa hal itu hanya akan membuat segalanya semakin buruk.Mo Tian menarik napas dalam-dalam. Tangannya meraih gagang pedangnya dengan erat. “Baiklah. Aku akan mengalahkanmu.”Bayangannya tertawa dingin. “Kau? Mengalahkanku?” Ia mengangkat tangannya, dan tiba-tiba pedang hitam pekat muncul di geng

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 91. Tempat yang Salah

    Fang Zhi menggertakkan giginya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan lelaki tua itu. Tatapan matanya kepada Mo Tian seolah mengandung maksud tersembunyi, seperti seseorang yang menunggu sesuatu terjadi.“Kita harus pergi,” katanya tegas, berusaha mengabaikan perasaan tidak nyaman yang terus menghantuinya.Mo Tian mengangguk pelan, tubuhnya masih lemah. Liu Qingxue tampak ragu, tapi ia tahu Fang Zhi tidak akan bertindak gegabah tanpa alasan.Lelaki tua itu hanya tersenyum tipis melihat mereka bersiap pergi. “Kalian boleh mencoba pergi, tapi ingatlah kata-kataku. Pada akhirnya, hanya ada satu jalan untuk menghancurkan Buku Kematian…”Fang Zhi menatapnya tajam sebelum menarik lengan Mo Tian, membantunya berjalan. “Kita tidak akan mempercayaimu begitu saja.”Lelaki tua itu terkekeh. “Kita lihat saja nanti.”Tanpa menunggu lebih lama, mereka segera meninggalkan tempat itu.Langit malam mulai menyelimuti perjalanan mereka. Angin dingin berhembus perlahan, menambah ketegangan di antara mereka

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 90. Menjadi Dewa Kematian

    ShaaatMo Tian hanya bisa menghela napas berat saat Buku Kematian tiba-tiba melayang dan tersedot ke dalam Pedang Langit Membara, seolah-olah pedang itu memiliki kekuatan alami untuk menyegel keberadaan buku tersebut. Cahaya redup berkedip dari pedang, lalu segalanya kembali tenang.Fang Zhi dan Liu Qingxue saling berpandangan, masih mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Lelaki tua berjubah abu-abu itu tetap diam, matanya menatap tajam ke arah pedang suci yang kini kembali menjadi wadah segel bagi buku terkutuk itu."Sepertinya kita tidak perlu menyegel Mo Tian..." kata Fang Zhi, mencoba mencairkan ketegangan.Namun, lelaki tua itu justru tertawa pelan, suaranya menggema di ruangan yang sunyi. "Jangan terlalu cepat bernafas lega. Kalian sudah mengetahui keberadaan Buku Kematian… dan yang lebih buruk lagi, buku itu telah mengenali pemiliknya."Mo Tian menoleh dengan ekspresi dingin. "Apa maksudmu?"Lelaki tua itu melangkah maju, tatapannya penuh makna. "Kau pasti menyadarinya. B

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 89. Buku Kematian Harus Ada Pemilik

    Mo Tian merasakan tubuhnya melemah seiring dengan hisapan kekuatan yang dilakukan oleh Buku Kematian. Wajahnya memucat, tangannya gemetar, dan matanya mulai kehilangan fokus. Sebuah perasaan kosong merayapi pikirannya—seakan ada bagian dari dirinya yang terenggut dan tak akan pernah kembali.Fang Zhi yang sejak awal memperhatikan perubahan pada Mo Tian segera bertindak.“Berhenti!” serunya, matanya melebar saat menyadari sesuatu yang mengerikan.Buku Kematian bukan hanya menyerap jiwa yang mereka korbankan, tapi juga terus menarik jiwa Mo Tian!Namun, sebelum mereka sempat bereaksi lebih jauh, aura hitam pekat meledak dari buku itu, menyebar ke seluruh ruangan seperti kabut neraka. Buku itu bergetar hebat, seolah ada kekuatan yang terbangun di dalamnya.Mo Tian tak mampu bertahan lebih lama. Tubuhnya jatuh ke lantai dengan suara berdebum keras.“Mo Tian!” Liu Qingxue berlari mendekat, wajahnya penuh kepanikan.Fang Zhi, tanpa berpikir panjang, segera mengalirkan kekuatan spiritualnya

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 88. Darah atau Jiwa?

    “Tunggu!” teriak Liu Qingxue.“Gunakan cara yang lain! Dan aku yakin kita bisa menggunakan cara lain,” sambungnya sambil menggeleng dan airmata yang telah jatuh di wajahnya.Mo Tian menatap Liu Qingxue. “Aku tidak apa-apa.”“Bagaimana dengan aku? Bagaimana dengan kami?” tanya Liu Qingxue.Lelaki berjubah itu mendesah dan kembali bersuara. "Jika kau ingin aku membaca buku ini, kau harus memilih... darah atau jiwa. Jika kau memilih darah, maka pemiliknya harus mengorbankan darahnya sendiri untuk membuka tiap halaman. Tapi darah manusia terbatas. Membuka seluruh isi buku ini dengan darahnya... hanya akan membuatnya mati kehabisan darah sebelum semua terungkap. Tidak bisa dengan darah orang lain.”Mo Tian menggenggam buku itu semakin erat.“Jika jiwa orang lain? Disini banyak jiwa yang terperangkap, gunakan mereka," tanya Liu Qingxue."Jiwa seseorang akan dikorbankan untuk membuka halaman buku. Jiwa itu akan musnah, tidak bisa bereinkarnasi, tidak bisa kembali. Jiwa itu akan menjadi bagi

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 87. Gunung Jiwa Abadi

    Buku Kematian yang kini berada di tangan Mo Tian kembali terlihat kosong. Huruf-huruf yang sebelumnya muncul saat terkena darahnya telah lenyap, menyisakan halaman-halaman kosong yang seakan menyimpan misteri yang lebih dalam.Mo Tian menghela nafas panjang. Jika satu tetes darah saja dapat menampakkan huruf-huruf itu, maka butuh seluruh darahnya untuk membaca keseluruhannya. Itu bukan pilihan yang bisa diambil begitu saja.Perjalanan mereka menuju Gunung Jiwa Abadi terasa lebih mudah dari yang mereka bayangkan. Tidak ada rintangan berarti, tidak ada serangan dari iblis atau makhluk penjaga. Ini terlalu aneh. Gunung Jiwa Abadi seharusnya menjadi tempat yang paling sulit dijangkau, namun mereka berjalan tanpa hambatan."Aku tidak suka ini," gumam Liu Qingxue sambil menatap sekeliling dengan waspada."Aku juga," timpal Fang Zhi. "Biasanya tempat seperti ini penuh dengan jebakan atau makhluk penjaga. Ini terlalu sepi."Mo Tian tidak banyak bicara, tetapi dia bisa merasakan hawa dingin ya

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 86. Pemilik Jiwa

    “Kau adalah aku, Mo Tian!”Namun, sebelum tangannya bisa menyentuhnya, sebuah energi gelap meledak dari buku itu!DORR!!!Mo Tian, pria itu, Liu Qingxue, dan Fang Zhi semuanya terpental ke belakang akibat kekuatan yang tiba-tiba muncul. Angin kencang berputar di sekitar mereka, menciptakan pusaran bayangan yang menelan cahaya di sekitarnya.Pria yang mengaku sebagai Dewa Kematian tergelincir di tanah, namun dengan cepat ia kembali berdiri, matanya bersinar tajam."Tampaknya buku itu sudah memilih pemiliknya yang baru..." katanya dengan nada tajam. "Tapi itu bukan berarti kau bisa mengendalikannya tanpa aku, Mo Tian."Mo Tian merasa dadanya sesak, tangannya masih erat menggenggam buku itu.Dari dalam buku, suara berbisik mulai terdengar."Kau adalah pemilikku, karena kau adalah aku... Kau adalah penguasa kematian... Terimalah takdirmu, Mo Tian..."Mo Tian menggigit bibirnya, mencoba menenangkan diri. Namun, suara dari buku itu semakin kuat. Gambaran aneh muncul di pikirannya—bayangan h

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 85. Dewa Kematian

    Langit mulai memerah saat Mo Tian, Liu Qingxue, dan Fang Zhi melangkah keluar dari Kuil Seribu Bayangan. Udara dingin menerpa wajah mereka, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan embusan angin pegunungan. Mereka tidak punya waktu untuk beristirahat lebih lama. Gunung Jiwa Abadi menunggu mereka."Kita harus segera berangkat," kata Fang Zhi, suaranya tegas meskipun ada sedikit nada kelelahan di dalamnya. "Semakin lama kita menunda, semakin besar risiko Mo Tian kehilangan kendali."Mo Tian mengangguk meskipun tubuhnya masih terasa lemah. Sejak insiden di kuil, dia terus merasakan getaran aneh dalam tubuhnya—seolah ada sesuatu yang mencoba keluar dari dalam dirinya.Liu Qingxue menatapnya dengan cemas."Apa kau yakin bisa melanjutkan perjalanan?" tanyanya. "Kita bisa istirahat sebentar jika kau butuh waktu."Mo Tian menyeringai tipis."Jika kita berhenti sekarang, aku takut aku tidak akan bangun lagi."Fang Zhi memandangnya dalam-dalam, lalu akhirnya mengangguk."Baiklah. Kita pe

  • JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR   Bab 84. Buku Kematian Begitu Dekat

    Langkah kaki mereka bergema di lorong-lorong gelap Kuil Seribu Bayangan.Mo Tian, Liu Qingxue, dan Fang Zhi bergerak dengan hati-hati, menyusuri jalan setapak yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno di dinding. Meski mereka sudah berhasil mengambil Buku Kematian, perasaan tidak nyaman masih menyelimuti mereka.Mo Tian menatap buku itu dengan waspada. Meski terlihat seperti buku kosong dimata Liu Qingxue dan Fang Zhi, bahkan untuknya saat ini. Tapi dia yakin kalau itu memanglah buku kematian yang mereka cari. Dan siapa yang menyangka, perjalanan yang mereka tempuh sudah begitu banyak, buku itu ternyata selalu membersamainya, buku itu bersemayam di dalam pedang Langit Membawa milik Mo Tian.Mo Tian menggenggam erat buku itu, matanya tajam menatap ke depan. Liu Qingxue dan Fang Zhi berjalan di sisinya, mengawasi setiap gerak-geriknya.Fang Zhi meliriknya sekilas sebelum berkata dengan nada serius,"Mo Tian, kau harus tetap fokus. Jangan biarkan suara-suara itu mengendalikanmu."Mo Tian mengerut

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status