Home / Fantasi / JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of JEJAK HITAM SANG PENGUASA AKHIR: Chapter 21 - Chapter 30

49 Chapters

Bab 21. Kehilangan sang Nenek

Pagi itu, saat matahari mulai menyelinap masuk melalui celah-celah gua, Mo Tian dan Liu Qingxue bangun dengan rasa tenang yang jarang mereka rasakan. Selama beberapa hari terakhir, mereka menemukan harapan baru setelah bertemu dengan nenek tua yang bijaksana dan penuh teka-teki. Namun, keraguan masih menggelayuti hati mereka.“Kau yakin kita bisa mempercayainya?” tanya Liu Qingxue, sambil mengikat rambutnya dengan tali sutra. “Bagaimanapun juga, kita pernah dibodohi Bai Zhen. Bagaimana jika ini hanya perangkap lain?”Mo Tian, yang sedang memeriksa pedangnya, mengangguk pelan. “Aku juga berpikir demikian. Dunia persilatan penuh dengan tipu muslihat. Tapi, dia menyelamatkan kita dan memberikan kita kesempatan untuk melawan racun ini.”Ketika mereka sedang berbicara, suara tawa lembut nenek itu terdengar dari sudut gua. Mereka terkejut, tak menyadari bahwa nenek itu sudah berdiri di sana dengan tatapan penuh arti.“Kalian berdua masih terlalu muda dalam memahami dunia ini,” katanya sambi
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 22. Ilusi

Ketika Mo Tian dan Liu Qingxue melangkah maju, suasana di sekeliling mereka semakin berubah mendadak. Udara yang sebelumnya dingin mendadak terasa berat, seperti menekan dada mereka. Kabut yang menutupi puncak Gunung Langit perlahan berubah menjadi bayangan-bayangan yang bergerak, membentuk wujud-wujud yang tak asing bagi mereka.“Ini… apa yang terjadi?” tanya Liu Qingxue, matanya berkilat penuh kewaspadaan.Mo Tian menggenggam pedangnya lebih erat, mencoba melawan rasa cemas yang merayap di dalam hatinya. “Aku tidak tahu, tapi kita harus tetap fokus.”Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, bayangan di hadapan mereka mulai membentuk sosok-sosok yang sangat dikenali.Mo Tian melihat dirinya berdiri di tengah desa kecil, tempat ia dibesarkan. Orang-orang desa itu memandangnya dengan tatapan penuh kebencian.“Kau pembawa sial!” teriak seorang pria tua sambil menunjuk ke arahnya. “Sejak kau lahir, desa ini dilanda kemalangan!”Seorang wanita yang pernah ia anggap sebagai ibu ang
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 23. Tidak Mudah Mendapatkan Akar Langit Abadi

Keduanya kembali melangkah maju, mereka yakin bisa mendapatkan Akar Langit Abadi dan mereka juga bisa masuk ke Perpustakaan Besar Gunung Langit.Di bawah sinar bulan yang memancar lembut, ladang kecil dengan tanaman bercahaya redup tampak seperti oasis di tengah kerasnya perjalanan mereka. Tanaman-tanaman itu, dengan akar yang berkilauan seperti kristal biru, adalah Akar Langit Abadi. Cahaya lembutnya terasa hangat, seolah-olah menjanjikan harapan di tengah segala penderitaan yang telah mereka alami.Jika mereka pikir sudah berhasil, itu salah. Ujian belum sepenuhnya berakhir, mendapatkan akar Langit Abadi tidak hanya dengan mengalahkan pikiran. Sudah pasti, mereka akan menemukan ujian lainnya.“Akhirnya,” ujar Liu Qingxue, napasnya berat, tapi penuh rasa syukur.Mo Tian hanya mengangguk, matanya terpaku pada tanaman itu. Namun, sebelum mereka sempat melangkah lebih dekat, udara di sekitar mereka berubah drastis. Angin dingin bertiup kencang, membawa serta suara gemuruh yang menakutka
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 24. Harus Menunggu

“Jadi, apakah sekarang kami bisa memetik Akar Langit Abadi?” tanya Mo Tian.Saat pertanyaan Mo Tian menggema di udara, naga penjaga Gunung Langit itu mengangguk sambil tertawa pelan, membuat tanah di bawah mereka sedikit bergetar. “Tentu saja kalian boleh memetik Akar Langit Abadi. Sebanyak yang kalian butuhkan.”Kata-kata itu membawa kelegaan sesaat bagi Mo Tian dan Liu Qingxue. Namun, kegembiraan mereka segera berubah menjadi kebingungan. Saat mereka menoleh ke arah ladang kecil tempat Akar Langit Abadi sebelumnya bercahaya lembut di bawah sinar bulan, ladang itu kini telah lenyap. Tidak ada tanaman bercahaya, tidak ada akar yang bersinar seperti kristal biru. Hanya ada hamparan tanah kosong yang gersang dan tandus.“Apa yang terjadi?” tanya Liu Qingxue dengan nada cemas.Naga itu tersenyum misterius dan mengibaskan ekornya ke arah mereka. “Ikuti aku,” katanya, sebelum membuka pintu besar yang tampak tiba-tiba muncul di sisi tebing. Pintu itu bersinar dengan cahaya emas redup, meman
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 25. Lonceng Jiwa Gelap

Di markasnya yang tersembunyi di tengah lembah yang gelap dan dipenuhi kabut tebal, Bai Zhen berjalan mondar-mandir dengan wajah murka. Anak buahnya melaporkan bahwa Mo Tian dan Liu Qingxue telah mencapai Gunung Langit, tempat yang selama ini menjadi tabu bagi banyak pendekar, termasuk dirinya. Bai Zhen tahu persis bahwa Gunung Langit bukan tempat sembarangan—energinya terlalu murni dan kuat, bahkan dirinya yang telah mempelajari seni gelap tidak mampu bertahan lama di sana.“Aku tidak pernah bisa melewati penjaga Gunung Langit,” desisnya dengan suara tajam, menggertakkan giginya. “Namun, jika aku tidak bisa masuk, itu tidak berarti aku tidak bisa menyentuh mereka.”Matanya yang tajam menatap sekeliling ruangan. Ia merogoh ke dalam jubah hitamnya dan mengeluarkan sebuah benda kecil—sebuah lonceng berwarna hitam dengan ukiran rumit di permukaannya. Lonceng itu memancarkan aura dingin yang menyesakkan udara di sekitarnya."Dengan ini, kalian tidak akan pernah bisa melarikan diri dariku,
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Bab 26. Pengaruh Bai Zhen

Li Xiao, naga penjaga Gunung Langit, berdiri gagah di depan Mo Tian dan Liu Qingxue yang tergeletak lemah. Mata merahnya yang besar menyala dengan kehangatan yang berbeda dari sebelumnya.Dengan nafas dalam yang berat, Li Xiao mengerahkan energi dalamnya. Cahaya biru berpendar dari tubuh naga itu, membungkus tubuh Mo Tian dan Liu Qingxue seperti kabut lembut yang menenangkan.“Tenanglah,” ujar Li Xiao dengan suara yang menggema lembut. “Racun ini kuat, tetapi tidak mustahil untuk ditekan. Aku akan melindungi kalian selama kalian berada di sini.”Mo Tian, yang masih berusaha membuka matanya, merasakan tekanan di kepalanya mulai berkurang. Perlahan, nyeri yang menusuk tubuhnya mulai mereda. Liu Qingxue, yang semula terengah-engah, kini bisa bernapas lebih lega.“Bagaimana bisa…” gumam Mo Tian dengan suara serak.“Racun Bai Zhen memang kuat,” jawab Li Xiao. “Tapi selama aku ada, pengaruh racun itu tidak akan mendominasi pikiran kalian. Namun, kalian harus berhati-hati. Racun ini akan ter
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 27. Energi Akar Langit Abadi

Di kediaman Li Xiao, Mo Tian dan Liu Qingxue duduk bersila di ruang meditasi yang tenang. Cahaya biru samar dari kristal alami di dinding gua memberikan suasana damai, sementara akar Langit Abadi yang mereka petik sebelumnya diletakkan di depan mereka.“Mulailah,” kata Li Xiao dengan suara tenang. “Fokuskan energi kalian. Akar Langit Abadi akan membantu menghilangkan racun kendali, tetapi ini membutuhkan tenaga dalam yang besar. Kalian harus sepenuhnya berkonsentrasi.”Mo Tian dan Liu Qingxue mengangguk tanpa sepatah kata. Mereka memejamkan mata, menarik napas dalam, dan mulai mengalirkan energi mereka untuk menyerap kekuatan dari akar suci itu. Begitu energi dari akar Langit Abadi memasuki tubuh mereka, sebuah sensasi hangat menjalar ke seluruh tubuh. Rasa nyeri dan tekanan yang selama ini mereka rasakan perlahan mulai mereda.Namun, seperti yang telah diperingatkan Li Xiao, proses ini tidaklah mudah. Energi dari akar Langit Abadi sangat murni dan kuat, dan tubuh mereka yang telah la
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Bab 29. Mencari Jawaban

Setelah beberapa hari memulihkan diri dan mengasah kekuatan mereka di bawah bimbingan Li Xiao, Mo Tian dan Liu Qingxue akhirnya siap melanjutkan perjalanan. Dengan rasa hormat yang mendalam, mereka berpamitan kepada sang penjaga Gunung Langit, yang telah menjadi sekutu penting dalam perjuangan mereka.Li Xiao berdiri di depan pintu gua, sosoknya yang besar dan tegas tampak kokoh seperti gunung itu sendiri. “Aku tidak bisa menemani kalian,” ujarnya, suaranya tenang namun penuh wibawa. “Tugas menjaga Gunung Langit tidak bisa kutinggalkan. Namun, aku yakin kalian cukup kuat untuk melanjutkan perjalanan ini. Ingatlah, Gunung Langit akan selalu melindungi kalian selama kalian memegang niat yang benar.”Mo Tian membungkuk hormat. “Terima kasih atas segalanya, Li Xiao. Tanpa bantuanmu, kami mungkin sudah hancur di bawah kendali Bai Zhen.”Liu Qingxue menambahkan, “Kami tidak akan melupakan kebaikanmu. Jika suatu hari kau membutuhkan bantuan, kami akan kembali.”Li Xiao mengangguk dengan seny
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 29. Tersesat

Mo Tian dan Liu Qingxue duduk bersandar di dinding gua kecil itu, napas mereka tersengal-sengal setelah perjalanan panjang yang tak berujung. Mereka tidak menyangka bahwa jalan menuju Perpustakaan Besar Gunung Langit akan menjadi labirin tanpa petunjuk, penuh dengan rintangan dan jebakan.Tangan Liu Qingxue gemetar saat membersihkan luka-luka kecil di lengannya. Tumbuhan berduri yang mereka lewati sebelumnya telah meninggalkan bekas-bekas goresan merah yang pedih. Mo Tian pun tidak lebih baik; bahunya memar akibat tergelincir di jalur curam.“Kita... kembali lagi ke sini,” ujar Liu Qingxue dengan suara serak. Matanya memandang ke sekeliling gua, merasa putus asa karena mereka kembali ke titik awal setelah berjalan berhari-hari.Mo Tian hanya mengangguk, rahangnya mengeras. “Entah bagaimana, kita selalu tersesat. Seperti ada sesuatu yang membuat kita terus berputar di tempat yang sama.”Liu Qingxue menarik napas dalam-dalam, lalu menggeleng pelan. “Kita harus istirahat. Tubuh kita suda
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 30. Mimpi yang Menemukan Jalan

Mo Tian menatap bangunan megah itu dengan tekad. “Mungkin kita tidak akan pernah tahu. Tapi yang jelas, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.”Mo Tian dan Liu Qingxue hanya bisa terdiam, menatap bangunan megah di depan mereka. Perpustakaan Besar Gunung Langit menjulang dengan keanggunan yang sulit dilukiskan. Pilar-pilarnya berkilauan keemasan di bawah sinar matahari pagi, dan atapnya yang melengkung dihiasi ukiran naga yang tampak hidup. Halaman di sekitar perpustakaan penuh dengan pohon sakura yang bunganya berguguran pelan, menciptakan suasana yang tenang dan sakral."Ini... ini nyata, kan?" tanya Liu Qingxue dengan suara lirih, masih setengah tidak percaya.Mo Tian mengangguk perlahan, meskipun ia sendiri merasa seperti berada dalam mimpi. "Aku tidak tahu bagaimana kita sampai di sini. Tapi ini pasti tempat yang kita cari."Mereka berdua berdiri sejenak, memandang bangunan itu dengan kagum sekaligus kewaspadaan. Ada sesuatu yang berbeda di udara—suatu energi yang terasa
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status