All Chapters of Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61

Emily bangkit dari tempat tidur sambil menahan nyeri di pinggangnya. Seperti biasanya, setiap kali William melakukan hubungan intim dengannya kakinya bahkan sampai gemetaran. “Ck! Orang buta ini benar-benar tidak punya perasaan,” gumam Emily. Hanya bisa menuju ke kamar mandi dengan langkahnya yang kesulitan, pasrah dengan perlakuan William yang bagikan binatang buas. Melihat itu, William pun hanya bisa menahan senyumnya agat tidak timbul. Mengguyur tubuhnya dengan air hangat menggunakan shower, Emily berharap itu dapat membuat tubuhnya rileks. Namun, tiba-tiba saja dia mulai berpikir tidak jelas. “Kalau William bisa segila ini dalam melakukan hubungan badan, kenapa Hendrick selalu menolaknya dulu?” Emily menyipitkan matanya. “Bahkan, setiap kali aku coba menggodanya yang ada dia memintaku untuk menunggu sampai menikah. Hendrick itu sangat menghargai ku, atau dia tida
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 62

Emily kembali menatap layar ponselnya dengan perasaan tak karuan. Tubuhnya membeku, dan napasnya tersengal saat video yang terhubung dengan Azura mulai menunjukkan sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya. “Ya ampun... ngeri sekali, ya??” gumam Emily. Pria itu kembali mendekat dan memeluk Hendrick dengan akrab, bahkan mengecup bibirnya berkali-kali dengan santai, seolah itu adalah hal yang biasa mereka lakukan. Hendrick, bukannya menolak, malah membalas ciuman itu dengan penuh kelembutan, membuat Emily makin tercekat di tempatnya. Mereka saling menatap dengan tatapan yang begitu dalam, dan Hendrick dengan lembut mengusap wajah pria itu sambil tersenyum. Adegan itu, yang seharusnya menjadi momen manis bagi mereka, malah membuat Emily dan Azura tambah merinding hingga ke tulang. “Ini… tidak mungkin mereka sampai sejauh itu, kan?,” gumam lagi Emily dengan suara parau. Ia mencoba mencari alasan
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 63

Emily duduk di depan laptopnya dengan wajah serius, hanya diterangi cahaya layar yang memantulkan bayangannya di dinding kamar. Tangannya sibuk mengetik sesuatu di akun anonim dengan hati-hati. Seperti sebelumnya, akun itu dilengkapi dengan perlindungan ekstra agar identitasnya tetap tersembunyi.Ditambah lagi diam-diam William juga selalu melindungi aktivitas Emily di media sosial. Dia mengambil napas panjang, menatap video pendek di layar, rekaman Hendrick dengan pacar laki-lakinya siap untuk diekspos. Emily merasa gugup, namun entah mengapa dia juga merasa puas. Dengan sekali ‘klik’, video itu pun diunggah ke platform media sosial, disertai keterangan singkat tanpa menyebutkan nama tokohnya. “Mereka benar-benar pasangan panas tahun ini! Bisakah kalian berikan selamat juga?” Beberapa menit pertama berlalu dengan tenang dan hening. Emily menatap layar, jantungnya berdegup kencang.
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 64

Di ruang keluarga mewah milik keluarga Sebastian, ketegangan tengah memuncak. Kelly berdiri dengan wajah merah padam, sementara Sebastian, dengan tatapan penuh amarah, berjalan mondar-mandir sambil menggenggam ponselnya yang masih memutar video singkat itu. “Bagaimana ini bisa terjadi?!” Sebastian menggebrak meja kayu mahal yang berada di depannya. Gelas kristal yang berada di atas meja berguncang seolah ikut merasakan kemarahan sang kepala keluarga tersebut. “Apa yang sebenarnya kau lakukan selama ini, Kelly?! Kau bilang kau dekat dengan Hendrick, tapi kau bahkan tidak tahu anak kita… memiliki kelainan menjijikan seperti ini!” Kelly mendengus tajam. “Kelainan katamu, hah? Jadi sekarang kau menyebut itu kelainan? Hendrick adalah anakmu juga, Sebastian! Kau tidak pernah meluangkan waktu untuknya. Kau sibuk dengan perusahaan, pesta-pesta, dan... wanita-wanitamu!” Kelly mendekat ke meja dan menatap Sebastian dengan tajam. “Ini bukan salahku sepenuhnya!”
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 65

Hendrick duduk di dalam ruang kerjanya yang megah, namun malam itu terasa seperti penjara baginya. Ia memandangi layar ponselnya yang terus berbunyi, telepon dari Kelly, pesan dari Sebastian, dan bahkan email dari dewan direksi. Semua orang menuntut penjelasan. Semua ingin tahu apakah benar pria yang ada di dalam video itu adalah dia.“Sial!!! kenapa sih mereka tidak membuatku tenang sama sekali?!” kesalnya. Tangan Hendrick gemetar, dia melempar ponselnya ke meja hingga terdengar bunyi keras.Brak!! Wajahnya memerah karena amarah, rasa malu, dan frustrasi bercampur menjadi satu. Dia memijit pelipisnya, mencoba mengatur napas. Hendrick tahu dia tidak bisa menyangkal kebenaran itu. Sejak remaja, dia memang memiliki ketertarikan kepada sesama pria. Itu adalah kenyataan yang selama ini ia simpan rapat-rapat. Bukan karena dia malu pada dirinya sendiri, tapi karena dia tahu duni
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 66

Malam itu, suasana di kediaman Hendrick begitu tegang. Ia berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, sementara koper besar sudah tergeletak di sudut ruangan. Hendrick tahu ia harus pergi, harus menghilang sementara waktu. Publikasi video skandalnya semakin menjadi-jadi, dan ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ia tetap berada di kota ini. Dengan topi, masker, dan jaket panjang yang telah disiapkan, Hendrick berniat menyelinap keluar tanpa ada yang tahu. Namun, Emily dengan akun anonimnya, ia menyebarkan rumor bahwa Hendrick akan meninggalkan rumahnya malam itu untuk melarikan diri dari skandal yang sedang menimpanya.Pesan-pesan itu sengaja dikirim ke sejumlah jurnalis yang terkenal haus berita panas. Emily tahu, Hendrick pasti akan panik begitu menyadari apa yang terjadi.“Hihihi... Hendrick, rasakan dan nikmati ini. Aku tidak akan melepaskan mu!” gumam Emily. “Aku tidak akan me
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 67

William melangkah masuk ke kamar. Emily yang duduk di tepi tempat tidur segera bangkit, berniat membantunya. Namun, tidak seperti biasanya, Emily tidak berkata apa-apa. Wajahnya terlihat muram, seolah pikirannya sedang dipenuhi oleh sesuatu yang berat. “Aku pikir kau sudah tidur,” ujar William. “Belum kok. Kau pulang agak terlambat malam ini, ya?” ucap Emily. William duduk di sofa dekat jendela, melepas dasinya dengan gerakan yang perlahan. Tatapannya mengarah pada Emily secara diam-diam yang berdiri di sudut ruangan, menatap kosong ke lantai. “Emily,” panggil William akhirnya, suaranya datar namun juga tegas. “Ada apa? Nada bicaramu tidak seperti biasanya yang bersemangat.” Emily terdiam sesaat, menggigit bibirnya sebelum mengangkat wajah. “Tidak ada apa-apa,” jawabnya singkat, tapi jelas nada suaranya tidak meyakinkan. William mengernyit. “Kau benar-benar buruk dalam menyembunyik
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 68

Pembicara William dengan Nyonya besar tidak berakhir baik. William jelas tidak tertarik dengan permainan Nyonya besar.“Bantulah Hendrick, setelah ini Nenek akan pastikan dia tidak membuat ulah,” ucap Neneknya William.“Aku tidak mau. Nenek dan Kakek bebas membantunya saat kalian berdua mau. Membantu Hendrick sama artinya melepas ikatan anjing gila yang rabies,” balas William. Karena tidak menemui jalan keluar, Nyonya dan Tuan besar pun memilih meninggalkan rumah William. Mereka jelas akan tetap membantu Hendrick, demi nama baik keluarga mereka. Setelah sarapan bersama Emily, William pun pergi ke kantor. Tinggal Emily di dalam kamarnya, merenungkan banyak hal setelah pertemuannya dengan Tuan dan Nyonya besar. Walaupun Nyonya besar tidak mengatakan apapun, tatapan matanya yang tajam itu mengusik Emily. Pada akhirnya, ia pun mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Tuan Xavier. “Paman X
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 69

Pagi itu di ruang rapat besar yang megah, suasana begitu tegang. Para petinggi perusahaan, para investor, dan tim eksekutif duduk di kursi mereka dengan ekspresi yang nampak kaku. Biasanya, Hendrick gemar menjadi sosok yang paling dominan dalam pertemuan seperti ini, tapi kini tidak terlihat di sana. Sebaliknya, Sebastian dan Kelly berdiri di depan ruangan, mencoba yang terbaik untuk menenangkan kerumunan yang semakin gelisah. “Semua yang anda sekalian lihat di media hanyalah rumor yang belum tentu benar,” Sebastian berkata dengan nada tegas, meskipun jelas ada ketegangan di suaranya. “Perusahaan ini tetap solid, dan kami memiliki rencana untuk memastikan kelangsungan bisnis kita bersama untuk sekarang dan kedepannya.” Namun, seorang pria tua dengan rambut beruban di sudut meja menggeleng tak percaya. “Rumor atau bukan, nama baik perusahaan ini telah tercoreng. Kami sudah menerima laporan bahwa tender dengan grup Red Crescent
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 70

Malam itu, Emily menggeliat dengan gelisah di tempat tidurnya. Emily berkeringat meskipun udara di kamar begitu dingin akibat hujan deras yang mengguyur di luar. Suara petir yang menggelegar seolah menjadi latar bagi mimpinya yang semakin terasa aneh seakan nyata. Dalam mimpinya, Emily berdiri di sebuah taman yang asing. Hujan turun deras, membasahi tubuhnya hingga menggigil. Di kejauhan, ada seorang wanita berambut panjang yang mengenakan dress merah terang, berjalan mendekat perlahan. Payung berwarna hitam ada di tangan wanita itu. Wanita itu tersenyum, tapi senyumnya bukanlah senyum ramah. Itu adalah senyum yang dipenuhi kebencian dan kejahatan. Di samping wanita itu, berdiri seorang anak kecil laki-laki, wajahnya tak jelas karena terhalang bayangan. Anak itu memeluk seekor anjing kecil yang tubuhnya kotor dan penuh luka, terkapar tak bergerak di tanah yang basah. Namun, ada ser
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status