Emily masih kembali ke masa kecilnya. Kenangan demi kenangan bermunculan, seolah ingin memberitahunya sesuatu yang selama ini tersembunyi di sudut pikirannya. Begitu banyak hal yang tidak ia duga. Dia melihat dirinya yang masih kecil, duduk di sudut ruangan sambil menangis. Masih di rumah William yang dulu. Di depan Emily kecil, Hendrick berdiri dengan wajah dingin, tangannya masih menggenggam sebuah mainan yang baru saja dia patahkan. “Jangan cengeng, Emily. Mainan itu hanya sampah,” kata Hendrick dengan nada acuh. Tak terlihat bersalah. Emily kecil memeluk lututnya erat, air matanya terus mengalir. Hendrick pun mendekat, dan sebelum Emily sempat bereaksi, tangan Hendrick mengayun lantang, mendarat di lengannya dengan kasar. Plak!“Diam, jangan menangis, berisik sekali!” desis Hendrick. Tapi sebelum Hendrick bisa melakukan lebih jauh, sebuah suara tenang namun tegas menghentikannya. “Hentikan, Hendric
Last Updated : 2025-02-03 Read more